PENDAHULUAN
Toxic anterior segment syndrome (TASS) merupakan peradangan intraokular
akut yang berat ditandai dengan edema kornea menyeluruh yang terjadi dalam
waktu 1 hingga 2 hari setelah operasi segmen anterior dan paling sering dikaitkan
dengan operasi katarak. TASS merupakan inflamasi yang terjadi dalam keadaan
yang steril, atau disebut endoftalmitis noninfeksius yang dapat dijumpai keluhan
nyeri atau tanpa nyeri, penurunan visus, edema kornea menyeluruh yang meluas
dari limbus ke limbus, fotofobia dan inflamasi berat pada segmen anterior. TASS
dimulai pada waktu 12 hingga 24 jam setelah operasi, sedangkan endoftalmitis
infektif terjadi dalam waktu 2 hingga 7 hari setelah pembedahan. Pada kebanyakan
kasus, TASS responsif dengan pemberian steroid topikal.1
Data tentang kejadian TASS masih sangat kurang. Kejadian berkisar
beberapa kasus hingga 20 kasus disetiap tahunnya. Pada tahun 2005 pada
pertemuan tahunan American Academy of Ophtalmology, 52% peserta telah melihat
1 kasus TASS dan 7% peserta telah melihat lebih dari 5 kasus TASS. TASS dapat
menyebabkan kerusakan endotel kornea yang permanen, selain itu juga dapat
menyebabkan kerusakan trabecular meshwork sehingga dapat menyebabkan
gangguan penglihatan. Visus akhir tergantung pada jenis toksin dan lama waktu
serangan, visus dapat 20/20 tanpa adanya gangguan persepsi cahaya. Pasien
mungkin memerlukan tindakan intraokular lanjut seperti keratoplasti penetrasi atau
operasi filtering glaukoma untuk mengembalikan fungsi penglihatan.2
TASS merupakan suatu komplikasi yang mungkin tidak dapat dihindari pada
tindakan operasi segmen anterior. Karena itu diperlukan pengenalan dari gejala,
agar diagnosa TASS dapat segera ditegakkan dan pasien bisa segara mendapatkan
terapi yang tepat untuk mencegah terjadinya kerusakan yang ireversibel pada fungsi
penglihatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi2
Toxic anterior segment syndrome (TASS) merupakan reaksi peradangan akut
post operatif yang disebabkan oleh substansi non infeksius yang memasuki segmen
anterior dan menyebabkan kerusakan pada jaringan intraokular. Sebagian besar
kasus terjadi setelah operasi katarak yang berjalan lancar dan post implantasi
intraocular lens (IOL). Sebelumnya, TASS dikenal juga dengan endoftalmitis steril
atau uveitis post operatif yang tidak diketahui penyebabnya.
2.2 Epidemiologi2
Data tentang kejadian TASS masih sangat kurang. Kejadian berkisar
beberapa kasus hingga 20 kasus disetiap tahunnya. Pada tahun 2005 pada
pertemuan tahunan American Academy of Ophtalmology, 52% peserta telah melihat
1 kasus TASS dan 7% peserta telah melihat lebih dari 5 kasus TASS. Belum
diketahui adanya hubungan antara kejadian TASS dengan ras, umur dan jenis
kelamin.
2.3 Etiologi1,3
Etiologi dari TASS dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mungkin
berpotensi menjadi penyebab TASS, yaitu:
a. Endotoksin bakteri atau kontaminasi partikel pada larutan normal salin.
b. Larutan irigasi intraokular dengan pH, osmolaritas atau komposisi ion yang
tidak normal.
c. Ophthalmic Viscosurgical Devices (OVD) terdenaturasi.
d. Pemberian obat-obatan intraokular (antibiotik pada larutan irigasi atau
antibiotik intrakamera).
e. Salep topikal.
f. Sterilisasi instrumen bedah yang tidak adekuat.
g. Pembilasan yang tidak adekuat yang menyebabkan terjadinya penumpukan
Ophthalmic Viscosurgical Devices (OVD).
h. Bahan pengawet dan endapan logam.
2.4 Patofisiologi2,4
TASS dimulai dengan masuknya zat toksin yang tidak disengaja ke dalam
segmen anterior yang menyebabkan reaksi inflamasi dengan intensitas yang
bervariasi tergantung pada jenis toksin dan durasi serangan. Pada pemeriksaan
histopatologi TASS dijumpai kerusakan toksik segmen anterior. Dapat dijumpai
nekrosis sel dan apoptosis serta kerusakan jaringan ekstraselular, yang
mengakibatkan respon inflamasi akut yang berat.
Zat toksin menginduksi kerusakan yang akut pada endotel yang menyebabkan
hilangnya fungsi barrier. Hal ini menyebabkan sel endotel yang masih tersisa
bermigrasi dan tersebar pada daerah yang rusak untuk upaya mempertahankan
sistem pompa endotel. Jika terjadi kerusakan yang signifikan, sel endotel yang
tersisa tidak dapat mengkompensasi sehingga terjadi edema kornea permanen.
Kerusakan trabecular meshwork juga dapat terjadi, sehingga terjadi
penurunan drainase, adanya jaringan parut dan terbentuknya sinekia anterior perifer
yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan intraokular.
Pemeriksaan Fisik
Diperlukan pemeriksaan yang menyeluruh, yaitu penilaian visus, ukuran dan
reaksi pupil, pemeriksaan slit lamp, tekanan intraokuli dan pemeriksaan fundus.
Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai edema kornea difus limbus ke limbus, pupil
ireguler atau dilatasi, peningkatan tekanan intraokuli dan hipopion.
Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien dengan reaksi segmen anterior yang cukup berat, penilaian
segmen posterior mungkin akan sulit dilakukan dengan slit lamp atau pemeriksaan
fundus. Pada situasi ini, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa
ultrasonografi orbita untuk menyingkirkan adanya vitritis. Pewarnaan gram,
pemeriksaan kultur bakteri aerob dan anaerob serta kultur jamur dapat dilakukan
untuk menyingkirkan diagnosa banding.
2.8 Penatalaksanaan2,3,5
Pasien harus ditatalaksana sebagai endoftalmitis infektif jika pada masa awal
didapatkan gambaran klinis yang kurang jelas, sampai terbukti penyebab yang pasti
dari inflamasi. Setelah TASS dikonfirmasi, pasien harus diberikan steroid topikal.
Biasanya steroid diberikan 1 tetes setiap 30-60 menit pada 3 hari pertama dengan
tapering bertahap.
Respon biasanya cepat setelah dimulai terapi steroid topikal. Penilaian pada
pasien harus dilakukan kembali pada hari yang sama atau pada hari berikutnya
untuk membantu konfirmasi serta untuk membedakan TASS dengan endoftalmitis
infektif, yang jika dengan pemberian steroid saja akan memperburuk kondisi. Jika
kondisi pasien tidak mengalami perbaikan mungkin dapat dipertimbangkan untuk
pemberian steroid oral.
Penilaian serta penatalaksanaan yang tepat untuk peningkatan tekanan
intraokular juga penting untuk mencegah kerusakan saraf optik. Anti inflamasi non
steroid dapat membantu perbaikan pada sebagian kasus.
Tidak ditemukan adanya manfaat yang jelas untuk washout segmen anterior
pada TASS. Pada kasus inflamasi yang diduga disebabkan oleh IOL yang tidak
respon terhadap terapi, dapat dilakukan penggantian lensa. Jika edema kornea
menetap lebih dari 6 minggu walaupun dengan terapi, kemungkinan telah terjadi
dekompensasi kornea permanen yang membutuhkan transplantasi kornea. Pasien
dengan kerusakan trabecular meshwork yang berkembang menjadi glaukoma yang
resisten terhadap terapi, mungkin diperlukan tatalaksana pembedahan berupa
trabekulektomi.
2.9 Pencegahan1,6
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kejadian
TASS adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan larutan normal salin dengan pH, osmolaritas dan komposisi
ion yang tepat.
b. Filtrasi yang baik dari pabrik normal salin untuk mengeliminasi endotoksin
dan partikel kontaminan.
c. Menghindari penggunaan larutan yang mengandung pengawet, pemberian
obat intrakamera atau cairan irigasi.
d. Penggunaan ophthalmic viscosurgical devices (OVD) yang baru.
e. Sterilisasi instrumen yang adekuat sesuai dengan protokol pabrik.
f. Standar dan prosedur operasi serta pengolahan instrumen yang sesuai SOP.
2.10 Komplikasi1
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami TASS
adalah :
a. Inflamasi lanjut.
b. Penurunan visus.
c. Atrofi iris, dilatasi pupil atau pupil yang ireguler.
d. Kerusakan endotel kornea dengan edema kornea.
e. Kerusakan trabecular meshwork yang dapat menyebabkan glaukoma
sekunder.
2.11 Prognosis1
Pada sebagian besar kasus, TASS berhasil diterapi dengan steroid topikal atau
dengan anti inflamasi non steroid. Reaksi inflamasi yang berat dapat menyebabkan
kerusakan yang serius pada jaringan intraokular termasuk endotel kornea, atrofi iris,
kerusakan trabecular meshwork dengan kemungkinan glaukoma sekunder. Dimana
kerusakan jaringan ini dapat mengakibatkan gangguan penglihatan yang
ireversibel.
BAB III
LAPORAN KASUS
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri pada mata kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada mata kiri yang dirasakan sejak dua
hari sebelum masuk rumah sakit. Saat ini nyeri dirasakan pada mata kiri
hingga ke kepala sebelah kiri. Pasien juga mengalami mata kiri yang merah,
pandangan yang kabur dan silau saat melihat cahaya. Sebelumnya pasien
menjalani operasi katarak mata kiri pada tanggal 26 Oktober 2016. Kedua
mata pasien mengalami katarak yang diketahui sejak 1 tahun yang lalu saat
pasien mulai sekolah. Saat itu pasien mengalami kesulitan dalam belajar
karena pandangan kedua mata yang kabur. Sebelumnya pasien tidak pernah
ada keluhan dengan matanya dan menurut ibu pada masa kanak-kanak, pasien
bermain dengan teman sebayanya tanpa ada keterbatasan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menderita katarak yang diketahui sejak satu tahun yang lalu. Keluhan
seperti ini sebelumnya tidak pernah dialami pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan seperti pasien.
Riwayat Penggunaan Obat
Pasien baru pertama kali berobat untuk keluhan yang dialaminya.
Riwayat Kebiasaan Sosial
Pasien merupakan seorang pelajar, aktivitas pasien sebagai pelajar
mengalami keterbatasan karena katarak yang dialami pasien.
Status Oftalmologis
OD OS
5/60 Visus 1/300
Orthophoria Kedudukan Orthophoria
bola mata
Edema (-), hiperemis (-), Palpebra Edema (-), hiperemis (-),
blefarospasme (-) blefarospasme (+)
Injeksi konjungtiva (-), Konjungtiva Injeksi konjungtiva (-),
injeksi siliar (-) injeksi siliar (+)
Jernih Kornea Edema (+)
Cukup COA Dangkal
Warna cokelat, kripta (+), Iris Warna cokelat, kripta tidak
sinekia (-) jelas, sinekia (-)
Bulat, 3 mm, RCL + Pupil Bulat, 3 mm, RCL
Agak keruh Lensa IOL (+)
3.7 Prognosis
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam
1. Stelzner SK, Alpa SP, Brad HF, Douglas MS. Toxic anterior segment
syndrome. American Academy of Ophtalmology. 2015 [cited 1 November
2016]. Available from:
http://eyewiki.aao.org/Toxic_anterior_segment_syndrome
2. Al-Ghoul AR, Puwat C, Deepinder KD. Toxic anterior segment syndrome.
Medscape. 2014 [cited 1 November 2016]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1190343
3. Sabbagh OM. Update on Toxic anterior segment syndrome. Review of
Ophtalmology. 2007 [cited 1 November 2016]. Available from:
https://www.reviewofophthalmology.com/article/update-on-toxic-anterior-
segment-syndrome
4. Luiz FAA, Marcelo JK, Tiago B, Bruno FF, Demian TE. Toxic anterior
segment syndrome. Revista Brasileira de Oftalmologia. 2013 [cited 1
November 2016]. Available from:
http://www.scielo.br/scielo.php?pid=S0034-
72802013000100007&script=sci_arttext&tlng=en
5. Caceres V. A diagnosis and treatment primer for TASS. 2006. [Cited 1
November 2016]. Available from:
http://www.eyeworld.org/article.php?sid=3255
6. Cohen AW, Thomas AO. Toxic anterior segment syndrome (TASS) A
system’s based view of a day in the life of a canula. University of Iowa Health
Care. 2008 [Cited 1 November 2016]. Available from:
http://webeye.ophth.uiowa.edu/eyeforum/cases/85-Toxic-Anterior-Segment-
Syndrome-TASS-Systems-Based.htm