PENDAHULUAN
Berdasarkan kamus, pedigree artinya silsilah atau asal-usul. Sedangkan analysis berarti
pemeriksaan yang teliti. Jadi kalau diartikan secara harfiah (kata demi kata), pedigree analysis
berarti pemeriksaan yang teliti terhadap silsilah atau asal usul (Laras, 2013). Mempelahari genetika
bukan merupakan hal yang mudah, karena meskipun manusia di seluruh muka bumi ini sangat
banyak, namun jumlah anggota tiap keluarga umumnya sedikit. Selain itu jangka waktu antara
generasi cukup lama dan adanya faktor agama, moral, kode etik, yang tidak memungkinkan untuk
membuat suatu persilangan atau perkawinan yang dikontrol seperti yang dilakukan Mendel pada
kecang ercis (Agus dan Sjafaraenan, 2013).
Bila kita dapat menunggu generasi-generasi berikutnya untuk mempelajari suatu sifat
menurun pada manusia, maka kita harus melihat ke belakang, pada generasi sebelumnya, yaitu
dengan jalan mengumpulakn sebanyak mungkin informasi tengtang sifat tersebut pada seluruh
anggota keluarga, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, kemudian
menggambarkannya dalam satu silsilah keluarga (pedigree).
Kebanyakan analisis pedigree digunakan untuk mempelajari karakter yang ditentukan oleh
sepasang gen. Melalui analisi pedigree kita dapat menurunkan pola penurunan suatu sifat (Agus,
dan Sjafaraenan, 2013).
Ciri yang paling nyata dalam kehidupan adalah kemampuan organisme mereproduksi
jenisnya. Sejenis menghasikan sejenis dan organisme menurunkan organisme yang sama.
Keturunan yang dihasilkan akan lebih menyerupai orangtuanya daripada individu lain. Walaupun
memiliki hubungan kekerabatan, setiap manusia memiliki sifat dan karakter yang berbeda.
Seseorang yang kembar sekalipun pasti memiliki perbedaan sifat genetis. Sifat dan karakter yang
ada di diri manusia merupakan hasil keturunan dari orang tua atau generasi sebelumnya. Sifat yang
diwariskan tersebut merupakan kombinasi dari versi alternatif gen induk. Pewarisan sifat dari
generasi ke generasi inilah yang disebut hereditas. Pemahaman mengenai hereditas sangat perlu
kita kuasai mengingat setiap manusia akan terus bereproduksi dan menghasilkan generasi-generasi
penerus. Dengan mempelajari genetika, kita dapat memahami prinsip-prinsip hereditas, penurunan
sifat dalam suatu keluarga, proses komposisi gen dalam tubuh serta mengetahui probabilitas
seseorang menderita kelainan atau penyakit genetis tertentu. Apabila kita telah memahami
genetika ini, kita dapat mengembangkan teknologi untuk mengurangi dan menanggulangi
kelainan-kelainan genetika yang ada dalam masyarakat.
1.2 Tujuan
1. untuk mengetahui frekuensi genotip pada panjang jari telunjuk dan pedigree panjang jari
telunjuk
BAB II
METODE PENELITIAN
Alat
1. Alat Tulis
2. Kamera
3. Kalkulator
Bahan
1. Jari telunjuk
2. Jari manis
Frekuensi genotip
1. Mengamati jari telunjuk masing-masing mahasiswa Genetika Biologi
2. Menghitung frekuensi gen dominan dan resesif
o Gen T (p) menentukan fenotip jari telunjuk lebih pendek dari jari manis
o Gen t (q) menentukan fenotip jari teunjuk lebih panjang dari jari manis
o Frekuensi alel dihitung dengan rumus p+q = 1
o Frekuensi genotip dihitung dengan rumus p2 + 2pq + q2 = 1
F (TT) : p2
F (Tt) : 2pq
f (tt) : q2
q2 = f (tt) = jumlah individu yang memunyai sifat resesif dibagi jumlah total
individu
q = f(t) = √f(tt)
p = f(T) = 1- q
3. Untuk menentukan apakah dalam suatu populasi sesuai dengan hokum Hardy
Weinberg, maka menggunakan test chi-square
(0−𝑒)2
X2 = Σ 𝐸
Pedigree
1. Mengamati jari telunjuk masing-masing
2. Mengamati atau menanyakan jari telunjuk orang tua (Bapak dan Ibu)
3. Mengamati atau menanyakan jari telunjuk saudara Kandung (adik, kakak) sebagai
data pendukung
4. Buat pedigree untuk pewarisan panjang jari telunjuk
5. Sertakan fenotip dan kemungkinan genotipnya
BAB III
3.1 HASIL
Fenotip Kemungkinan
Nomor Nama Sex
Telunjuk Genotip
1. Elisa S.H Putra L Pendek TT
2. Sinar Amir P Pendek TT
3. Afifah Atamimi P Pendek TT
4. Clementina S. P Pendek TT
5. Marthenci Wanggai P Pendek TT
6. Alda Busran P Pendek TT
7. Orellya Budiman P Pendek TT
8. Rani D Kayoi P Pendek TT
9. Rista P Pendek TT
10. Dewarti Ibori P Pendek TT
11. Nano Dimara P Pendek TT
12. Suriati Onu P Pendek TT
13. Cindy F Sari P Pendek TT
14. Sindi K Solsepa P Panjang Tt/tt
15. Dina Urus P Pendek TT
16. Annabela Rumsaro P Pendek TT
17. Maria Ifenia P Pendek TT
18. Karmelia Milka P Pendek TT
19. Rahmat Lamadi L Pendek TT
20. Riska P Pendek TT
21. Syamma Aritonang P Panjang Tt/tt
22. Rina Ayal P Pendek TT
23 Yeslin Nahuwai P Pendek TT
24 Stefani Haurissa P Pendek TT
Keterangan :
(0−𝑒)2
X2 = Σ 𝐸
Oi = Hasil percobaan
p (0.72) q (0.28)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 ×𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
ei = p (0.72) 0.5184 0.2016
100
p (0.28) 0.2016 0.0784
(0.5184+0.2016)(0.5184+0.2016)
e1 = = 0.0824
100
(0.2016+0.5184)(0.2016+0.0784)
e2 = = 0.0022
100
(0.2016+0.5184)(0.2016+0.0784)
e3 = = 0.0022
100
(0.2016+0.0784)(0.2016+0.0784)
e4 = = 0.0013
100
Gen yang terletak pada autosom akan diwariskan pada keturunan laki-laki (jantan)maupun
perempuan (betina), tetapi gen dengan sifat-sifat tertentu dalam keadaanheterozigot, ekspresinya
hanya tampak pada salah satu jenis kelamin. Gen-gentersebut antara lain gen yang menyebabkan
jari telunjuk panjang atau pendek.
Sebagaimana yang telah dilakukan pada praktikum ini, apabila kitameletakkan tangan pada
suatu alas dimana terdapat sebuah garis mendatardemikian rupa sehingga ujung jari manis
menyentuh garis tersebut maka dapatkita ketahui apakah jari telunjuk kita akan lebih panjang
ataukah lebih pendekdaripada jari manis. Sebagian besar manusia ujung jari telunjuk tidak
akanmencapai garis itu, berarti bahwa jari telunjuk lebih pendek daripada jari manis.
Setelah pengamatan dilakukan maka hasil yang didapatkan adalah 24 mahasiswa yang
mengontrak matakuliah Genetika dengan memiliki genotip jari telunjuk yang berbeda beda.
Genotip TT menandakan gen dominan dan tt menandakan gen resesif. Dari data 24 mahasiswa
yang diambil terdapat dua mahasiswa yang memiliki gen resesif yaitu Sindi Solsepa dan Syamma.
Data yang telah di kumpulkan akan dianalisis menggunakan hokum H. Weinberg. Setelah
dianalisis maka jumlah individu yang memiliki gen resesif di bagi dengan total individu adalah
0,083 kemudian yang dominan adalah 2,8 kemudian yang carrier adalah 0,72 lalu setelah itu di
jumlahkan semuanya berdasarkan rumus p2 + 2pq + q2 = 1 dan terbukti hasilnya sama dengan 1.
Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa Elisa
memiliki jari telunjuk pendek sehingga kemungkinan genotipnya adalah TT. Dari hasil
pengamatan terhadap ayah juga memiliki jari telujuk pendek kemudian ibu juga memiliki jari
telunjuk yang pendek . Dengan demikian kemungkinan genotip yang dimiliki ayah Elisa adalah
TT begitu juga dengan ibunya
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
1. Jumlah mahasiswa yang memngontrak mata kuliah genetika ada 24 dan yang memiliki jari
telunjuk dengan gen dominan TT (memiliki jari telunjuk yang pendek) sebenyak 22 orang
sedangkan mahasiswa dengan jari telujuk dengan gen resesif tt (memiliki jari telunjuk yang
panjang) sebanyak 2 orang
2. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwafenotip pada jari
telunjuk baik yang pendek maupun panjang merupakan ekspresigen autosom yang
ditentukan oleh jenis kelamin. Elisa memiliki jari telunjuk yang pendek dan seteah di lihat
dari kedua orang tua didapatkan bahwa kedua orang tua juga memiliki jari telunjuk yang
pendek (gen TT)
4.2 Saran
Sebaiknya asisten menerangkan kepada praktikan lebih jelas agar tidak terjadi
kebingungan dan kesalahn yang dilakukan oleh praktikan
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah R. 2015. Laporan Praktikum Genetika Ekspresi Gen yang Ditentukan Oleh Kelamin.
Jurusan Pendidikan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Selviani. 2013. Laporan Praktikum Genetika Percobaan VI Analisis Pedigree (Menggulung dan
Melipat Lidah). Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Hassanudin. Makassar.