Anda di halaman 1dari 21

Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia dalam Penggunaan Bahasa

Inggris pada Abstrak Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik


Universitas Gadjah Mada

Nida Hamas Ghaziyah


18/434464/PSA/08441

Dikumpulkan sebagai Ujian Akhir Semester


kelas Linguisitik Umum II
Yogyakarta, 28 Juni 2019
LINGUISTIK UMUM II

Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia dalam Penggunaan Bahasa


Inggris pada Abstrak Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Nida Hamas Ghaziyah*
Universitas Gadjah Mada, Indonesia

*Email: nidahg99@gmail.com

I N T I S A R I
Bahasa Inggris yang banyak digunakan di segala aspek kehidupan termasuk di dalam
menulis laporan oleh mahasiswa menunjukkan posisi penting di masyarakat. Akan
tetapi tidak semua penutur bahasa Inggris adalah penutur aslinya. Termasuk para
penutur bahasa Indonesia yang mempelajari bahasa Inggris. Bahasa Indonesia yang
merupakan bahasa ibu masyarakat Indonesia secara sengaja atau tidak memberikan
interferensi terhadap bahasa yang sedang dipelajari. Penelitian ini bertujuan untuk
meneliti interferensi bahasa Indonesia dalam bahasa Inggris. Sumber data diambil
dari lima abstrak skripsi mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Metode penyediaan data yang dilakukan adalah dengan metode simak bebas libat
cakap dengan teknik simak, rekam, catat. Sedangkan metode analisis datanya adalah
dengan metode padan intralingual. Klasifikasi interferensi gramatikal menggunakan
kerangka yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya oleh Hilda Mutia Sari
(2017), di mana batasan interferensi yang diteliti berupa addition, omission,
disordering, dan misinformation. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 80
data yang ditemukan, kesalahan omission paling banyak dilakukan dengan presentase
50% sebanyak 40 penemuan. Masih banyaknya kesalahan gramatikal dalam bahasa
target yaitu bahasa Inggris menunjukkan interferensi bahasa ibu yaitu bahasa
Indonesia.

Keywords: interferensi, gramatikal, bahasa Indonesia, bahasa Inggris.

PENDAHULUAN
Bahasa Inggris merupakan bahasa dengan penutur terbanyak ketiga di dunia. Menurut
CNN Indonesia, bahasa Inggris dituturkan oleh penutur aslinya yang berjumlah sekitar 360
juta penutur. Sementara penutur bahasa Inggris sebagai bahasa kedua dituturkan oleh kurang
lebih 500 juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa yang
memiliki signifikansi dalam kehidupan bermasyarkat di dunia ini. Penggunaan bahasa Inggris
di Indonesia merupakan hal yang sangat wajar dan dapat ditemukan di dunia pendidikan,
bisnis, dan wisata. Bahasa Inggris menjadi sebuah kebutuhan pokok terutama bagi mereka
yang memiliki kegiatan atau pekerjaan yang mengharuskan mereka untuk bekerja dan
berinteraksi dengan warga negara asing yang tidak dapat berbahasa Indonesia. Selain itu di
dunia pendidikan bahasa Inggris bahkan sudah dikenalkan sejak di taman kanak-kanak atau
taman bermain. Baik itu berupa nyanyian atau permainan-permainan. Sementara pada tingkat
perguruan tinggi, mahasiswa dituntut memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik.
Universitas Gadjah Mada (UGM) misalnya, memiliki slogan “Locally rooted globally

1
2 | Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia dalam Penggunaan Bahasa Inggris pada
Abstrak Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
respected” yang berbahasa Inggris. Artinya, mahasiswa UGM dituntut untuk diakui dikancah
internasional, dan salah satu faktor yang dapat menjadi penunjang adalah kemampuan bahasa
Inggris yang dimiliki. Oleh karena itu di dalam publikasi karya, skripsi misalnya, abstrak atau
intisari dari skripsi tersebut ditulis dalam bahasa Inggris sehingga masyarkat dunia dapat
membaca dan memahami penelitian yang dihasilkan oleh mahasiswa UGM.

Urgensi memiliki kemampuan berbahasa lebih dari satu, dalam hal ini contohnya adalah
bahasa Indonesia sebagai bahasa penutur asli dan bahasa Inggris sebagai bahasa yang
dipelajari, terlihat dari bagaimana komunikasi lintas bahasa dan budaya saat ini sudah sering
terjadi. Bahasa memang merupakan suatu alat yang sangat penting yang dibutuhkan oleh
manusia untuk berkomunikasi. Akan tetapi terkadang orang akan mengalami kesulitan saat
mempelajari bahasa asing, baik itu dalam hal tata bahasa, kosa kata, atau bahkan cara
pelafalannya. Oleh karenanya ada kemungkinan seseorang penutur asli bahasa Indonesia
yang sedang belajar bahasa Inggris dapat terpengaruh oleh bahasa aslinya yaitu Indonesia di
dalam mempelajari bahasa asing yaitu Inggris. Di dalam ilmu bahasa, kejadian ini disebut
dengan interferensi.

Penelitian dalam makalah ini akan membahas mengenai interferensi bahasa Indonesia
pada abstrak berbahasa Inggris skripsi mahasiswa Fakultas Teknik UGM. Sumber data dalam
penelitian ini dibatasi pada lima abstrak skripsi berjudul Analisis Usabilitas, Presence, dan
Cybersickness pada Virtual Kampus Tour (Studi Kasus di Program Studi Teknik Industri
Universitas Gadjah Mada) oleh Bimo Astin Pradana, Pemetaan Geologi Teknik untuk
Menetukan Lokasi Material Urugan pada Bendungan Bendo di Kecamatan Sawoo
Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur oleh M. Arsa Iskaq Ichsan, Evaluasi Penggunaan
Energi dan Analisis Peluang Konservasi Energi di Gedung B Politeknik Akademi Kimia
Analisis Bogor oleh Muhammad Yusron Aziz, Pemetaan Geologi Teknik dan Penentuan
Kualitas Massa Batuan di Terowongan Ijo Baru, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah
oleh Bella Agus Sasmita, dan Karakteristik Geologi Teknik Desa Sidomulyo, Kecamatan
Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta oleh Try Andrian.

Alasan dari pemilihan sumber data tersebut karena kelimanya merupakan skripsi
dengan penayangan paling baru dalam repositori UGM dan dipublikasikan pada tahun 2019.
Selain itu topik mengenai teknologi merupakan salah satu bidang studi atau topik penelitian
yang berkembang begitu pesat di bagian manapun di dunia ini. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya penulisan karya ilmiah dalam bahasa Inggris mengenai bidang teknologi dengan
Nida Hamas Ghaziyah| 3

penulisan yang tepat karena topik penelitian ini menjadi referensi penelitian yang dapat
dipahami para peneliti di bidang tersebut.

KAJIAN TEORI
Weinreich mengenalkan istilah interferensi pertama kali pada tahun 1953 untuk
menjelaskan mengenai perubahan dalam bahasa secara sistematik karena adanya kontak
bahasa antara bahasa satu dan bahasa lain yang dibuat oleh penutur dwibahasa (bilingual).
Sementara itu Robert Lado menyatakan bahwa bilingualisme merupakan kemampuan
seseorang untuk menggunakan dua bahasa pada semua tingkatan (Chaer dan Agustina, 2004).
Berdasarkan Hartman dan Stonk, Alwasilah (1985) mendefinisikan interferensi sebagai
sebuah kesalahan yang disebabkan oleh kecenderungan pada kebiasaan pelafalan bahasa
sumber dalam pelafalan bahasa target yang dapat berupa bunyi, struktur, dan kosa kata. Hal
ini juga diperkuat oleh Valdman (1966) yang mengatakan bahwa interferensi merupakan
sebuah rintangan karena kebiasaan penuturnya dalam bahasa ibunya saat mempelajari bahasa
keduanya. Sehingga menjadi hal yang wajar ada pengaruh-pengaruh yang negatif (yang tidak
sesuai dengan bahasa kedua) dari bahasa ibu ke bahasa target.

Definisi dari interferensi tersebut menunjukkan bahwa penyebab utama dari terjadinya
interferensi adalah karena adanya perbedaan antara bahasa sumber dan target.
Perbedaan tersebut tidak hanya terletak pada struktur bahasa tetapi juga variasi kosa kata
(Yusuf, 1994). Selain itu Jendra (1991) juga mengungkapkan bahwa interferensi merupakan
sistem penyisipaan suatu bahasa ke bahasa lain. Interferensi ini juga muncul karena
penerapan sistem bunyi pada bahasa pertama ke bahasa kedua oleh penutur bilingual. Hal ini
kemudian menyebabkan kekacauan atau ketidakteraturan pada sistem fonemik bahasa target.

Interferensi gramatikal terdiri dari interferensi leksikal, sintaksis dan morfologi


(Syarif, 2014). Interferensi sintaksis terjadi ketika suatu struktur bahasa diserap oleh bahasa
lain (Suwito, 1983). Hal ini dapat dilihat pada tingkatan kata, frasa, dan klausa dalam suatu
kalimat (Chaer dan Agustina, 2004). Contohnya ketika dalam bahasa Indonesia ada kalimat
yang bisa diterima berupa Aku sangat merindukannya oleh karena interferensi struktur asli
bahasa Indonesia bisa terjadi dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi I very miss him.
Akan tetapi di dalam bahasa Inggris I very miss him tidak dapat diterima karena very
digunakan untuk menjelaskan adjective atau kata sifat, contohnya very big, very small, very
tall. Sementara miss merupakan adverb dan very tidak dapat digunakan untuk memberikan
keterangan pada verb.
4 | Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia dalam Penggunaan Bahasa Inggris pada
Abstrak Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Sedangkan interferensi morflogi menurut Suwito (1983), terjadi penyerapan aturan
afiks bahasa ibu saat pembentukan kata dalam bahasa target. Afiks sendiri terdiri dari prefiks,
sufiks, infiks, konfiks, dan kombinasi afiks. Contohnya di dalam bahasa Indonesia tidak ada
penambahan sufiks -s jika suatu kata kerja dilakukan oleh subjek singular tetapi dalam
bahasa Inggris sudah ada aturannya. Contohnya dalam kalimat She give me an apple
seharusnya She gives me an apple.

PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah penelitian Hilda Mutia Sari pada
tahun 2017. Judul dari penelitian ini adalah A Grammatical Interference from Indonesian in
English Translation. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui jenis kesalahan
dan frekuensi kesalahan gramatikal dari terjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa
Inggris. Kesalahan tersebut dibagi ke dalam 4 jenis kesalahan yaitu penambahan (addition),
pengurangan (omission), kesalahan penyusunan (disordering), dan kesalahan penggunaan
dalam terjemahan (misinformation). Penelitian tersebut menemukan dua faktor penyebab
kesalahan dalam penerjemahan yang terdiri dari faktor dalam aturan bahasa Indonesia dan
faktor penggunaan target bahasa yang berupa overgeneralisasi, pengabaian aturan, dan
pemahaman yang salah terhadap hipotesis.

Penelitain terkait topik interferensi juga dilakukan oleh Endang Fauzati pada tahun
2016 yang berjudul Interferensi Grammatikal Bahasa Indonesia dalam Bahasa Inggris:
Kasus pada Buku LKS Bahasa Inggris untuk SLTP di Surakarta. Tujuan dari penelitian
tersebut adalah untuk memberikan penjelasan tentang penemuan interferensi tata bahasa pada
buku lembar kerja siswa. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan ada tujuh jenis
interferensi gramatikal berupa mismatching, penggunaan preposisi, ekspresi yang berlebihan,
konstruksi pararel, konstruksi pasif, penggunaan konjungsi, dan penggunaan kata keterangan.
Dari 10 sumber data buku, interferensi tidak ditemukan dalam satu buku yaitu buku lembar
kerja siswa oleh MGMP. Penyebab terjadinya interferensi tersebut karena kemampuan
dwibahasa penulis dan transfer perilaku berbahasa yang cenderung dilakukan oleh penulis
dari bahasa ibu ke bahasa target, serta kendala penulis terhadap aturan tata bahasa dari bahasa
Inggris.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang berjudul Factors Causing Indonesian


Grammatical Interferences on English Use: A Case of Undergraduate Students’ Expository
Writing in Padang, Indonesia oleh Hermawati Syarif yang ditulis pada tahun 2014. Penelitian
Nida Hamas Ghaziyah| 5

tersebut berusaha mencari tahu penyebab terjadinya interferensi gramatikal bahasa Indonesia
dalam bahasa Inggris dengan sumber data berupa tulisan dari dua mahasiswa Universitas
Padang. Dua faktor yang mempengaruhi interferensi gramatikal tersebut adalah faktor
linguistik dan non-linguistik. Faktor linguistik yang mempengaruhi adalah kemampuan
bahasa Inggris dan pengetahuan kosakata yang kurang. Keterbatasan kosakata memiliki
kecenderungan terjadinya interferensi gramatikal karena ketidaktepatan penggunaan kosakata
pada konteksnya. Sementara faktor non-linguistik berupa pengaruh psikologi, internalisasi
kebudayaan, dan status sosial.

Penelitian pada makalah ini berbeda dari ketiga penelitian terdahulu tersebut. Penelitian
ini membahasa interferensi gramatikal pada jenis kesalahan yaitu penambahan (addition),
pengurangan (omission), kesalahan penyusunan (disordering), dan kesalahan penggunaan
dalam terjemahan (misinformation) yang bersumber data dari abstrak skripsi mahasiswa FT
UGM dalam bahasa Inggris dan tidak mengaitkan dengan penyebab di luar bahasa dalam
analisisnya.

METODE
Metode simak dengan teknik catat merupakan metode pengumpulan data dalam
penelitian ini. Data tersebut dikumpulkan dengan beberapa langkah: 1) Mengamati,
membaca, dan memahami kelima abstrak berbahasa Inggris mahasiswa FT UGM yang
termasuk ke dalam sumber data. 2) Mencatat data-data yang ditemukan yang berupa
kesalahan dalam gramatikal bahasa Inggris. Metode ini sejajar dengan pengamatan atau
observasi yang berupa penyimakan penggunaan bahasa (Mahsun, 2012). Selanjutnya
diberikan teknik lanjutan berupa teknik catat, pencatatan dilakukan pada catatan yang
terdapat dalam komputer. Setelah itu untuk memvalidasi data, peneliti menunjukkan abstrak
dalam bahasa Inggris para mahasiswa dan kesalahan yang ditemukan kepada penutur asli
bahasa Inggris untuk diverifikasi. Penutur asli tersebut bernama Sarah Fitzgerald yang saat
ini bekerja sebagai asisten peneliti di Universitas Alabama Amerika Serikat dan juga seorang
pustakawan. Verifikasi perlu dilakukan karena peneliti sebagai penutur bahasa Indonesia asli
bisa mengalami interferensi dalam pengamatan. Data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa kesalahan gramatikal dalam bahasa Inggris.

Metode analisis data dilakukan dengan menuliskan kesalahan gramatikal yang


ditemukan kemudian menghitung total semuanya. Setelah itu data tersebut diklasifikasikan
berdasarkan jenis interferensi gramatikalnya. Metode yang digunakan dalam analisis
6 | Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia dalam Penggunaan Bahasa Inggris pada
Abstrak Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
penelitian ini adalah metode padan intralingual dengan teknik hubung banding membedakan
(HBB) (Mahsun, 2012). Metode padan intralingual karena analisisnya berupa apa yang ada di
dalam unsur bahasa. Sementara ekstralingual merupakan analisi bahasa yang dikaitkan antara
penggunaan bahasa dengan faktor di luar bahasa (Mahsun, 2012). Penyajian data pada
penelitian ini menggunakan metode penyajian informal dan formal karena perumusannya
penggabungan antara narasi kata-kata biasa, dengan simbol, kode dan tabel
(Sudaryanto, 2015).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penemuan interferensi

Berdasarkan hasil penyediaan data, ditemukan total 80 interferensi yang terdiri dari
penambahan (addition), pengurangan (omission), kesalahan penyusunan (disordering), dan
kesalahan penggunaan dalam terjemahan (misinformation). Tabel ini menyingkat addition
dengan add, omission dengan om, disordering dengan dis, dan misinformation dengan mis.

Tabel 1 menunjukkan frekuensi interferensi gramatikal

Sampel Add (%) Om (%) Dis (%) Mis (%) Total

1 7 8,75 22 27,5 - 11 13,75 40

2 2 2,5 1 1,25 1 1,25 6 7,5 10

3 - 6 7,5 2 2,5 4 5 12

4 1 1,25 4 5 4 5 - 8

5 1 1,25 7 8,75 - 1 1,25 9

Total 11 13,75 40 50 7 8,75 22 27,5 80

Berdasarkan tabel di atas, total keseleruhan interferensi gramatikal yang ditemukan


adalah 80 kesalahan. Sampel pertama merupakan representasi dari abstrak yang berjudul
Analisis Usabilitas, Presence, dan Cybersickness pada Virtual Kampus Tour, sampel kedua
abstrak dengan judul Evaluasi Penggunaan Energi dan Analisis Peluang Konservasi Energi
di Gedung B Politeknik Akademi Kimia Analisis Bogor, sampel ketiga berjudul Karakteristik
Geologi Teknik Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, sampel
keempat abstrak dengan judul Pemetaan Geologi Teknik dan Penentuan Kualitas Massa
Batuan di Terowongan Ijo Baru, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, kelima
merupakan abstrak dengan judul Pemetaan Geologi Teknik untuk Menetukan Lokasi Material
Nida Hamas Ghaziyah| 7

Urugan pada Bendungan Bendo di Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa
Timur merupakan abstrak dengan judul Jenis interferensi yang paling banyak ditemukan
adalah omission atau kesalahan dalam bentuk kekurangan sejumlah 40 penemuan yang
ditemukan paling banyak pada sampel abstrak 1 yang berjudul Analisis Usabilitas, Presence,
dan Cybersickness pada Virtual Kampus Tour dengan presentase total 50% dan 27,5%
darinya merupakan kesalahan berupa omission. Interferensi terbanyak kedua adalah
misinformation pada abstrak pertama dengan judul yang sama dengan 12 penemuan.
Sedangkan abstrak dengan interferensi yang paling sedikit adalah abstrak 4 dengan judul
Pemetaan Geologi Teknik dan Penentuan Kualitas Massa Batuan di Terowongan Ijo Baru,
Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah dengan presentase interferensi sebanyak delapan
penemuan.

Kesalahan penambahan (addition)

Kesalahan penambahan (addition) merupakan kesalahan yang terjadi karena adanya


penambahan yang seharusnya tidak terjadi dalam kalimat yang memiliki struktur yang benar.
Kode angka di bawah ini menandakan nomor urut data, sementara huruf menandakan kode
abstrak. (a) berarti abstrak pertama, (b) merepresentasikan abstrak kedua, (c) abstrak ketiga,
(d) abstrak keempat, dan (e) abstrak kelima. Di dalam penelitian ini ditemukan 11 kesalahan
berupa penambahan yaitu:

(1a,2a,3a,4a) This research aims to analyze impacts of the variable object type (360
videos and 360 photos) and media's interface (immersive and non-immersive) of virtual
reality that is predicted can affect the value of presence usability and cybersickness.

(5a,6a) This research also shows that screen monitor has greater usability value than
HMD as media interface even in general, all of the group of experiment has proper
value in usability perspective.

(7a) Otherwise, HMD has greater presence value than screen monitor. 360 photo and
HMD has greater cybersickness impact than 360 videos and screen monitor.

(8b,9b) This problem causes an evaluation of the use of energy is important to do.

(10d) The results showed that the study area consisted of one geomorphological unit,
that is homoclinic hills unit.
8 | Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia dalam Penggunaan Bahasa Inggris pada
Abstrak Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
(11e) The results of engineering geological research can be divided into five units,
namely high weathered sandstone, medium weathered volcanic breccia, high weathered
andesite, sandstone clay deposits, and gravel deposites.

Penemuan kesalahan berupa addition dalam penelitian ini terdapat 11 penemuan.


Kesalahan dalam sebelas kalimat di atas merupakan kesalahan karena adanya penambahan
yang seharusnya tidak terjadi. Pada kalimat (1a,2a,3a,4a) di dalam bahasa Inggris
penggunaan kata atau frasa seperti di atas merupakan penambahan kata yang tidak perlu.
Apabila kata yang digarisbawahi dihilangkan maka makna kalimat tersebut dapat diterima
dengan baik. Hal itu karena kata yang digarisbawahi merupakan informasi yang berlebihan
yang tidak perlu ditulis karena hal itu telah dibicarakan sebelumnya. Kesalahan tersebut
terjadi karena tidak menerjemahkan secara keselurahan kalimat tetapi menerjemahkan secara
satu per satu kata yang hal tersebut dapat mengacaukan makna dan struktur kalimat tersebut
dalam bahasa Inggris. Sementara penemuan (5a, 6a) penggunaan even dan of juga tidak perlu
ditambahkan karena penggunaan kata even membuat rancu makna dalam kalimat tersebut,
sementara penggunaan of tidak mengandung arti, justru penghilangan of membentuk klausa
yang tepat yaitu all of the group experiment. Kalimat (7a) juga seharusnya tidak perlu
menambahkan kata otherwise karena makna dari kata tersebut tidak memiliki hubungan
dengan kalimat sebelumnya. Penemuan kesalahan nomor 8 dan 9 ditemukan pada sampel
abstrak kedua (b) berupa penggunaan is dan to do yang tidak perlu ditambahkan dan
membuat makna kalimat tersebut rancu. Sementara kesalahan (10d) menunjukkan
kesalalahan karena ketidaktepatan penggunaan tense dalam kalimat tersebut yang seharusnya
ditulis dalam bentuk present tetapi ditulis dalam bentuk past sehingga -ed perlu dihilangkan
pada kata yang digarisbawahi. Sementara kalimat 11e menunjukkan kata yang digarisbawahi
seharusnya menghilangkan huruf e yang kedua karena deposites tidak memiliki makna dalam
bahasa Inggris, seharusnya kata tersebut adalah deposits. Berdasarkan kesalahan yang
ditemukan di atas, dapat kita simpulkan kesalahan gramatikal yang terjadi dalam sampel
abstrak dapat dibagi menjadi 1) redundancy (penggunaan berlebihan), 2) penambahan sufiks
-ed, dan 3) penambahan huruf yang menyebabkan kata kehilangan maknanya. Penemuan
berupa kesalahan ini menunjukkan kesalahpahaman dalam hal struktur kata dan kalimat di
dalam bahasa target.

Kesalahan pengurangan (omission)

Kesalahan pengurangan merupakan kesalahan yang terjadi karena kurangnya satu hal
atau lebih yang seharunya ada dalam membentuk kalimat dengan struktur gramatikal yang
Nida Hamas Ghaziyah| 9

baik. Kesalahan dalam bentuk pengurangan pada penelitian ini ditemukan sejumlah 40
penemuan yang merupakan penemuan dengan kesalahan terbanyak. Penemuan tersebut
adalah sebagai berikut. Penggunaan garis bawah digunakan untuk memperjelas bentuk
pengurangan yang seharusnya ditambahkan di dalam kalimat.

(12a,13a) Virtual Reality (VR) is an interactive technology that lets the user interact
with an artificial environment simulated by a computer.

(14a,15a,16a) This technology has already been applied to several fields including
education, medical, and the most popular field that has been developed with this
technology is entertainment (games and virtual tours).

(17a,18a) This research analyzes usability, presence, and cybersickness on a virtual


tour which is a campus virtual tour in the Laboratory of the Industrial Engineering
Study Program of Universitas Gadjah Mada.

(19a,20a) This research aims to analyze the impacts of the variable object type (360
videos and 360 photos) and the media's interface (immersive and non-immersive) of
virtual reality that is predicted can affect the value of presence usability and
cybersickness.

(21a) The Igroup Presence Questionnaire was used to analyze presence, at the same
time the Simulator Sickness Questionnaire was used to analyze the impacts of
cybersickness.

(22a, 23a) This group were differed by object types and media interfaces.

(24a,25a) The first group used 360 videos as its objects and the screen monitor as its
media interface.

(26a,27a) The first group used 360 photos as its objects and the screen monitor as its
media interface.

(28a,29a,30a,31a) This research also shows that the screen monitor has greater
usability value than HMD as a media interface even in general, all of the groups of
experiment has proper values in usability perspective.

(32a,33a) Otherwise, HMD has greater presence value than the screen monitor. 360
photo and HMD has greater cybersickness impact than 360 videos and the screen
monitor.
10 | Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia dalam Penggunaan Bahasa Inggris pada
Abstrak Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
(34b) National energy needs are increasing, in line with the increasing of infrastructure
development followed by the growth of the Indonesian economy.

(35c,36c) The development of a settlement in Sidomulyo Village must consider the


capability of engineering geology for ensuring the continuity of settlement construction
and preventing loses.

(37c,38c,39c,40c) There are three engineering geological units in Sidomulyo Village;


the andesite-breccia unit (average rock strength 5,86 MPa, rock density 2,07 - 2,46
gr/cm3, plasticity index 15,90% - 16,81%, group symbol MH, soil name sandy elastic
silt), the limestone unit (average rock strength 1,64 MPa, rock density 1,23 - 1,90
gr/cm3, the plasticity index 17,76% - 28,65%, group symbol MH, soil name sandy
elastic silt), and the sandy silt unit (plasticity index 22,24% - 23,98%, group symbol
MH, soil name sandy elastic silt).

(41d) This study aims to carry out engineering geological mapping surface and
determine the quality of rock masses in the tunnel tract

(42d) The results showed that the study area consisted of one geomorphological unit,
that is the homoclinic hills unit.

(43d,44d) The quality of rock mass in the tunnel tract is poor rock (RMR value 0-20)
with a total length of 185.394 meters and fair rock (value of RMR 21-40) with a total
length of 396 meters which is divided into 7 zones.

(45e) The results of the analysis of the characteristics of soil materials indicate that
there are some soil materials that do not meet the requirements of Dam material but by
blending the soil material with coarse material is obtained material that meets the
requirements.

(46e,47e,48e,49e,50e,51e) Based on the results of the analysis of soil material


characteristics, it can be concluded that soil material can be taken at the borrowing
area of the sandy clay deposit and weathered volcanic breccia in the watertight zone,at
the quarry for use in the filter zone, which is the quarry for andesite and quarry of
gravel deposits.

Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data, ditemukan total 40 kesalahan


gramatikal dalam bentuk omitting. Omitting tersebut paling banyak terjadi pada sampel
abstrak nomor 1 dengan 13 penemuan. Kesalahan gramatikal yang ditemukan dalam bentuk
Nida Hamas Ghaziyah| 11

kurang penambahan artikel a, an, atau the, kurang penambahan sufiks -s untuk objek dalam
bentuk plural, bentuk present perfect yang kurang penambahan been setelah have atau has
yang menunjukkan hal yang telah selesai, bentuk kalimat paralel, bentuk verba yang diawali
nomina berbentuk tunggal, bentuk gerund, relative pronoun, preposisi, dan bentuk kalimat
pasif.

Kurangnya penambahan artikel a, an, atau the ditemukan pada kesalahan 13a, 17a, 18a,
19a, 20a, 21a, 25a, 27a, 28a, 29a, 32a, 33a, 34b, 35c, 36c, 37c, 38c, 39c, 40c, 41d, 42d, 43d,
45e, dan 49e. A, an, dan the merupakan artikel yang menerangkan kata dalam bentuk definite
dan indefinite. Definite yaitu kata yang referensinya sudah jelas dan pasti, bisanya sudah ada
keterangan pada kalimat sebelumnya atau yang sudah dibicarakan pada bagian sebelumnya
dan untuk mendeskripsikan kata definite perlu ditambahkan dengan artikel the. Sementara
indefinite dijelaskan dengan a atau an. A untuk mendeskripsikan noun yang berawalan
dengan konsonan dan an untuk mendeskripsikan dengan noun yang berawalan dengan vokal.
Contohnya pada kesalahan 28a dan 29a di bawah ini:

(28a,29a,30a,31a) This research also shows that the screen monitor has greater
usability value than HMD as a media interface even in general, all of the groups of
experiment has proper values in usability perspective.

The diatas menunjukkan screen monitor yang dibicarkan dalam penelitian tersebut
spesifik yang digunakan dalam eksperimen. Sementara di depan media seharusnya
ditambahkan dengan artikel a karena menerangkan media interface secara umum (in
general). Kesalahan tersebut sering terjadi dalam sampel abstrak yang ditemukan karena di
dalam bahasa Indonesia tidak ada penanda yang hukumnya wajib dan harus selalu
disematkan untuk menerangkan definit atau tidak definitnya suata frasa nomina.

Selain kesalahan omitting dalam bentuk artikel a, an, dan the, juga ditemukan
pengurangan sufiks -s pada kata benda yang berbentuk jamak. Ini terlihat dari data dengan
kode 15a, 16a, 22a, 23a, 24a, 26a, 30a, dan 31a. Di dalam bahasa Indonesia tidak ada
penambahan sufiks ketika suata kata benda bermakna plural, berbeda dengan kaidah
gramatikal bahasa Inggris yang menambahkan -s atau -es di belakang kata benda yang
bermakna jamak. Contohnya dalam penemuan data 30a dan 31a di bawah ini.

(28a,29a,30a,31a) This research also shows that the screen monitor has greater
usability value than HMD as a media interface even in general, all of the groups of
experiment has proper values in usability perspective.
12 | Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia dalam Penggunaan Bahasa Inggris pada
Abstrak Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Bentuk all of the group di atas dalam bahasa Inggris seharusnyad ditambahkan dengan
sufiks -s tetapi, penulis abstrak tidak menambahkannya, padahal group (kelompok) yang
dibicarakan dalam kalimat tersebut lebih dari satu. Jika di dalam bahasa Indonesia bentuk
yang lazim kita dengar adalah semua kelompok dan tidak perlu ada penanda jamak. Begitu
juga yang ada pada kesalahan 31a yang dimaksud dengan nilai di atas juga lebih dari satu,
sehingga mendapatkan penambahan sufiks -s.

Selain itu juga terdapat kesalahan gramatikal dalam bentuk tense di dalam bahasa
Indonesia, keterangan sesuatu yang telah selesai dilakukan tidak akan mengubah bentuk verb,
sementara dalam bahasa Inggris, waktu terjadinya suatu kejadian sangat mempengaruhi
bentuk kata kerja. Sesuatu hal yang telah selesai dilakukan menggunakan bentuk kata kerja
ketiga dan diawali dengan has/have. Tetapi kesalahan tersebut terjadi dalam penulisan abstrak
di atas karena kurang menambahkan bentuk ketiga dari kata kerja yang digunakan. Seperti
contoh di bawah ini yang terlihat pada kesalahan nomor 14a.

(14a,15a,16a) This technology has already been applied to several fields including
education, medical, and the most popular field that has been developed with this
technology is entertainment (games and virtual tours).

Bentuk kesalahan selanjutnya adalah kesalahan verba yang bentuknya tidak paralel
dengan verba yang lainnya. Aturan gramatikal yang berbeda antara bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris akan mengakibatkan pengaruh kebiasaan yang dapat mempengaruhi
penggunaan bahasa target seperti di bawah ini.

(35c,36c) The development of a settlement in Sidomulyo Village must consider the


capability of engineering geology for ensuring the continuity of settlement construction
and preventing loses.

Kesalahan di atas terjadi karena setelah for di dalam bahasa Inggris diikuti dengan
bentuk ving, akan tetapi contoh di atas prevent yang parallel dengan ensuring tidak
mendapatkan tambahkan sufiks -ing.

(12a,13a) Virtual Reality (VR) is an interactive technology that lets the user interact
with an artificial environment simulated by a computer.

Kesalahan pada nomor 12a diatas merupakan kesalahan yang terjadi karena verba pada
kalimat tersebut tidak menambahkan sukfiks -s padahal dalam bahasa Inggris terdapat aturan
gramtikal yang mempengaruhi bentuk verba tergantung pada subjeknya. Sementara di dalam
Nida Hamas Ghaziyah| 13

bahasa Indonesia, apabila subjek singular atau plural tidak akan mempengaruhi bentuk
verbanya.

Sementara contoh di bawah ini adalah kesalahan yang terjadi dalam bentuk gerund.
Gerund merupakan kata kerja yang dibendakan dan bentuknya adalah menambahkan -ing
pada verba tersebut. Kesalahan yang ditemukan, mahasiswa ingin membentuk frasa nomina
yang menarangkan “area yang dipinjam” dalam bahasa Inggris, namun di dalam bahasa
Indonesia tidak ada aturan tersebut sehingga terjadi kesalahan di bawah ini yang terlihat pada
kesalahan nomor 46e.

(46e,47e,48e,49e,50e,51e) Based on the results of the analysis of soil material


characteristics, it can be concluded that soil material can be taken at the borrowing
area of the sandy clay deposit and weathered volcanic breccia in the watertight zone, at
the quarry for use in the filter zone, which is the quarry for andesite and quarry of
gravel deposits.

Pada kesalahan yang ditemukan di atas juga terdapat kesalahan lain berupa kurangnya
penggunaan relative pronoun pada kesalahan nomor 49e. Relative pronoun merupakan kata
ganti yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang menerangkan noun
(English First, 2019). Selain itu juga ditemukan kesalah pengurangan preposisi seperti pada
51e. Penambahan for perlu dilakukan karena for berguna untuk menerangkan fungsi dari
andesite pada kalimat tersebut.

Kesalahan pengurangan terakhir yang ditemukan adalah dalam bentuk kalimat pasif. Di
dalam bahasa Inggris, struktur bentuk kalimat berubah dari S+V menjadi S+to be+ V2.
Contohnya pada kesalahan di bawah ini yang terletak pada nomor 44d.

(43d,44d) The quality of rock mass in the tunnel tract is poor rock (RMR value 0-20)
with a total length of 185.394 meters and fair rock (value of RMR 21-40) with a total
length of 396 meters which is divided into 7 zones.

Kesalah di atas terjadi karena kalimat tersebut adalah kalimat berbentuk pasif namun
terjadi penguran to be pada struktur kalimatnya.

Kesalahan penyusunan (disordering)

Disordering merupakan kesalahan gramatikal yang terjadi karena susunan di dalam


kalimat yang tidak tepat. Di dalam penelitian ini ditemukan 7 data kesalahan disordering.
Kesalahan tersebut:
14 | Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia dalam Penggunaan Bahasa Inggris pada
Abstrak Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
(52b) Recommendations on the opportunities for energy conservation by replacing
existing lamps with LED type lamps and by replacing R-22 refrigerants to MC-22 in air
conditioners can save energy up to 19%.

(53c,54c) The method of the study is engineering geological characteristics, including


basic engineering geology, slope, hydrogeology, and geological hazards.

(55d) This study aims to carry out engineering geological mapping surface and
determine the quality of rock masses in tunnel tract.

(56d,57d) The engineering geological mapping is based on the engineering geology


characteristics with aspects such as geomorphological conditions, rock and soil
conditions, geological structure conditions, and hydrogeological conditions.

(58d) The research method is engineering geological mapping with scale 1: 25000 to
determine the engineering geology characteristics and the Rock Mass Rating (RMR)
method to determine the quality of the tunnel rock mass.

Bentuk kalimat (52b) yang seharusnya sesuai penyusunannya menjadi seperti di bawah
ini.

 Recommendations on the opportunities for energy conservation by replacing


existing lamps with LED type lamps and by replacing R-22 refrigerants with
MC-22 in air conditioners can save up to 19% of the energy currently used.

Mahasiswa tersebut menuliskan can save energy up. Sementara di dalam bahasa Inggris
tidak ada frasa verba yang di dalamnya disisipkan kata benda. Sehingga seharusnya frasa
verba tersebut menjadi save up dan menjelaskan nomina energi dibelakanya dengan artikel of.

Kesalahan kedua dan ketiga (53c,54c) dalam bentuk disordering selain karena ada
penggunaan nomina yang tidak perlu seperti method of the study yang sebetulnya bisa hanya
dengan menuliskan study saja karena memiliki makna yang sama. Kesalahan disordering
terletak pada frasa nomina engineering geological dan basic engineering geology. Di dalam
negara berpenutur bahasa Inggris asli tidak akan ditemukan struktur frasa nomina dalam
bentuk engineering geological maupun basic engineering geology. Hal tersebut karena di
dalam bahasa Indonesia kata tersebut diartikan sebagai teknik geologi. Sementara dalam
bahasa Inggris, geological merupakan bentuk kata sifat yang letaknya selalu ada di depan
kata benda (engineering). Begitu juga pada basic engineering geology. Selain karena
Nida Hamas Ghaziyah| 15

redundancy juga karena geology sebagai kata benda diikuti dengan basic yang merupakan
kata sifat. Bentuk yang tepat seperti di bawah ini.

 The study employs geological engineering, including basic geology, slope,


hydrogeology, and geological hazards.

Kesalahan berikutnya dalam hal disordering adalah 55d, 56d, 57d, 58d. Kesalahan
tersebut sama dengan kesalahan mengenai urutan frasa nomina yang terdiri dari adjective
dan noun. Di dalam bahasa Inggri adjective selalu ada di depan noun sementara kesalahan
disordering tersebut terjadi kesalahan penyusunan di mana adjective pada frasa nomina ada
di belakang noun. Berdasarkan penemuan kesalahan dalam hal penyusunan. Kesalahan yang
ditemukan adalah kesalahan dalam penyusunan frasa nomina, di mana, dalam bahasa
Inggris dalam suatu frasa nomina yang terdiri dari adjective dan noun, adjective selalu
menjadi head modifier yang head tersebut berupa nominanya.

Kesalahan penggunaan dalam terjemahan (misinformation)

Kesalahan berikutnya adalah kesalahan dalam terjemahan. Kesalahan tersebut dapat


terjadi apabila seseorang menerjemahkan kata per kata dalam bahasa Inggris tanpa membaca
maksud dari kalimat tersebut. Sehingga kesalahan gramatikal dapat terjadi karena tidak
memperhatikan perbedaan aturan gramatikal antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.
Berikut ini kesalahan yang ditemukan dalam misinformation sebanyak 22 penemuan.

(59a) Development in technology grows rapidly during this era.

(60a) Innovations arise since the beginning of this trend.

(61a) This technology has already applied to several fields including education,
medical, and the most popular field that has been developed with this technology is
entertainment (game and virtual tour).

(62a, 63a) This research took 60 people as its respondents which were divided into 4
groups of the experiment.

(64a) This group were differed by object type and media interface.

(65a) This research also shows that screen monitor has greater usability value than
HMD as media interface even in general, all of the group of experiment has proper
value in usability perspective.
16 | Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia dalam Penggunaan Bahasa Inggris pada
Abstrak Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
(66a) The first group used 360 videos as its object and Head Mounted Display (HMD)
as its media interface.

(67a) The second group used 360 photos as its object and Head Mounted Display
(HMD) as its media interface.

(68a) The first group used 360 videos as its object and screen monitor as its media
interface.

(69a) The second group used 360 photos as its object and screen monitor as its media
interface.

(70b,71b) Meanwhile, national energy supply is currently so limited because the


primary electricity fuels is still obtained from fossils.

(72b) The increase in national energy needs must also have an impact on increasing
greenhouse gas emissions that lead to global warming and climate change.

(73b) Energy audits are conducted to determine the level of energy consumption and
identify energy conservation opportunities that can be applied on the lighting system
and air system in the B Building of Bogor Chemistry Analysis Polytechnic (AKA).

(74b) Based on the obtained results, the IKE value of B Building of AKA Bogor
Polytechnic classified on very efficient category.

(75b) However, the lighting system and air system in the B Building of AKA Bogor
Polytechnic are still not on optimal condition.

(76d) One way for trains to cross the hill is to build tunnels.

(77d) The results showed that the study area consisted of one geomorphological unit,
that is homoclinic hills unit.

(78d) The rock and soil of the study area showed lithology types that is carbonate
sandstones with good rock mass, especially in areas where excavation was poor (poor
rock), in areas with thick soil layers and geological structures.

(79d) The results of the engineering geological mapping show the conditions on the
surface there are 3 engineering geology units, that is not weathered sandstone units,
medium weathered sandstone units and further weathered sandstone units with unit
distribution dominated by further weathered sandstone units.
Nida Hamas Ghaziyah| 17

(80e) Based on a review conducted by PT. Indra Karya, Bendo Dam was found to be an
obstacle in the form of a lack of material to be used as construction material.

Kesalahan penggunaan (59a) karena penggunaan tenses yang tidak tepat. Seharusnya di
dalam konteks kalimat tersebut grows bukan dalam bentuk present karena kejadian tersebut
masih berlangsung selama ini. Di dalaam bahasa Inggris hal tersebut dideskripsikan dalam
bentuk present continuous yang verbanya dalam bentuk tobe (is, am, are) + Ving.

Since the beginning pada nomor (60a) menunjukkan bahwa kejadian kalimat itu telah
terjadi sejak masa lampau. Oleh karena itu, pengguna tense yang tepat dalam kalimat tersebut
adalah present perfect dengan begitu verba dari kalimat tersebut menjadi have arisen.

Medical dalam bahasa Inggris pada nomor (61a) memiliki arti kata sifat yang
menerangkan suatu kegiatan praktek dalam bidang kedokteran. Sementara penggunaan kata
medical tersebut tidak tepat karena apabila diparalelkan dengan kelas kata sebelumnya
seharusnya kelas kata yang benar berupa kata kerja yang berupa medicine.

Kesalahan selanjutnya berupa kesalahan penerjemahan yang literal. Makna kata took
tidak tepat digunakan dalam kalimat (62a). Apabila dalam bahasa Indonesia kalimat tersebut
diartikan “Penelitian ini mengambil 60 orang sebagai responden…” maka kosa kata yang
benar dalam bahasa Inggris seharusnya incorporated yang mana penggunaan kata kerja took
lebih tepat digunakan untuk mengambil barang sementara dalam hali ini bekerja sama dengan
manusia. Hal itu juga menyebabkan permasalahan dalam kesalahan berikutnya (63a) yang
mana penggunaan klausa relatif yang tidak tepat. Seharusnya which were diubah menjadi
who were karena menerang keenampuluh orang yang merupakan manusia bukan benda.

Penggunaan this pada nomor 64a dan 65a tidak tepat karena this menerangkan sesuatu
yang tidak spesifik (kecuali melihat sendiri) sementara dalam konteks kalimat tersebut sudah
spesifik dalam penelitian di abstrak tersebut sehingga this perlu diganti dengan the. Begitu
juga pada penemuan nomor 76d dari the menjadi a karena dalam abstrak tersebut kata hill
tidak diidentifikasi secara spesifik tetapi secara umum. Begitu juga dengan penggunaan
relative pronoun pada nomor 77d, karena one geomorphological unit di situ merupakan hal
yang positif. Maka, that is yang menerangkan sesuatu yang sangat umum dapat diperbaiki
denga which is yang menerangkan sesuatu yang lebih spesifik. Sementara kesalahan 78d dan
79d diubah dari that is menjadi which are karena didahului oleh subjek jamak.

Perbedaan penggunaan preposisi antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris


menyebabkan interferensi dalam penggunaan bahasa target. Contohnya adalah dalam
18 | Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia dalam Penggunaan Bahasa Inggris pada
Abstrak Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
kesalahan 65a, 73b, 74b, 75b. Pengunaan preposisi dalam hal waktu at digunakan untuk
menerangkan waktu yang spesifik on untuk hari dan tanggal, dan in untuk penanda hari,
bulan, dan waktu yang panjang. Sementara untuk preposisi tempat, penggunaan in untuk
penanda tempat yang umum, on untuk penanda tempat yang lebih spesifik seperti nama jalan,
nama daerah, dan penggunaan at untuk nama tempat yang sangat spesifik seperti alamat
rumah. Pengganti yang tepat untuk nomor 65a in menjadi from, 73b adalah on menjadi to,
74b on menjadi in the, 75b on menjadi in.

Kesalahan pada 66a, 67a, 68a, dan 69a dengan menggunakan used dan bukan had
menunjukkan interferensi gramatikal dalam bentuk pemilihan kata. Di dalam bahasa
Indonesia makna dari use adalah menggunakan, sementara dalam bahasa Inggris hal tersebut
diekspresikan lebih baik dengan have yang maknanya menggunakan dalam artian telah.
Begitu juga dengan data 80e penggunaan to be tidak tepat dan perlu diubah menjadi to have.
Penggunaan kata yang kurang tepat juga terjadi pada kesalahan nomor 70b yang seharunya
very limited karena salah satu perbedaan penggunaan antara very dan so, apabila very
digunakan diikuti dengan kata benda seperti 70b. Selain itu kesalahan pada 71b adalah karena
penggunaan bentuk to be yang tidak tepat. Seharusnya fuels dalam bentuk jamak diikuti oleh
are. Sementara kesalahan pada data kode 72b karena penggunaan modal yang tidak tepat.
Konteks dari kalimat tersebut adalah hal yang akan terjadi maka pengganti kata yang tepat
untuk must adalah will.

Berdasarkan analisis di atas dalam kesalahan penerjemahan, interferensi gramatikal


yang ditemukan adalah dalam bentuk 1) tenses bahasa Inggris yang tidak ada di dalam bahasa
Indonesia, 2) bentuk preposisi yang berbeda antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, 3)
penggunaan relative clause, 4) dan pemilihan kata yang tepat dalam bahasa Inggris.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tujuan dari penelitian adalah untuk
mengetahui bentuk interferensi gramatikal yang terjadi pada kelima sampel abstrak
mahasiswa FT UGM. Hasil analisis menunjukkan bahwa interferensi gramatikal terbanyak
ditemukan pada sampel abstrak pertama dengan 40 penemuan dan interferensi paling sedikit
dengan 8 penemuan pada abstrak yang ketiga. Dominasi bentuk interferensi yang paling
banyak berupa omission yaitu kesalahan gramatikal karena pengurangan unsur dengan
penemuan terbanyak sejumlah 40 atau 50% dari data. Hal tersebut menunjukkan interferensi
di gramatikal bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris yang dilakukan oleh mahasiswa.
Nida Hamas Ghaziyah| 19

Bentuk interferensi tersebut berupa aturan tenses seperti penambahan sufiks bagi verba yang
menerangkan subjek tunggal, penggunaan klausa relatif yang tepat tergantung menerangkan
hal apa, penambahan sufiks -s setelah kata benda yang berbentuk jamak, dan penggunaan
artikel a, an, dan the yang sering tidak disematkan ataupun terbalik dalam penggunaanya.
Sehingga dapat disimpulkan interferensi yang paling banyak ditemukan dalam sampel kelima
abstrak tersebut adalah kesalahan pengurangan denga 40 penemuan dari 80 data interferensi
yang ditemukan.

REFERENSI
Alwasilah, A Chaedar. Beberapa Madhab dan dikotomi Teori Linguistik. Bandung: Angkasa.
1985.
Andrian, T. Karakteristik Geologi Teknik Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta. 2019.
Aziz, M. Y. Evaluasi Penggunaan Energi dan Analisis Peluang Konservasi Energi di Gedung
B Politeknik Akademi Kimia Analisis Bogor. Yogyakarta. 2019.
“Bahasa Paling Banyak dituturkan di Dunia” CNN Indonesia, Tanggal akses: 25 Mei 2019.
https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20170213110755-445-193094/10-bahasa-
paling-banyak-dituturkan-di-dunia
Chaer, Abdul & Leonie Agustina. Sosiolingistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
2004.
“Relative Pronouns (Kata Ganti Penghubung)” English First, Tanggal akses: 25 Mei 2019.
https://www.ef.co.id/englishfirst/englishstudy/relative-pronouns-(kata-ganti-
penghubung).aspx
Fauzati, Endang. Interferensi Grammatikal Bahasa Indonesia dalam Bahasa Inggris: Kasus
pada Buku LKS Bahasa Inggris untuk SLTP di Surakarta. Jurnal Penelitian
Humaniora. 17(2):96-109. 2016.
Iskaq, M. A. Pemetaan Geologi Teknik untuk Menetukan Lokasi Material Urugan pada
Bendungan Bendo di Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur.
Yogyakarta. 2019.
Jendra.I Wayan. Dasar-Dasar Sosiolinguistik. Denpasar: Ikayana. 1991.
Mahsun. Metode Penelitian Bahasa. Rajawali Pers. 2012.
Perdana, B. A. Analisis Usabilitas, Presence, dan Cybersickness pada Virtual Kampus Tour
(Studi Kasus di Program Studi Teknik Industri Universitas Gadjah Mada). Yogyakarta.
2019.
Sari, Hilda Mutia. A Grammatical Interference from Indonesian into English Translation.
Padang. 2017.
Sasmita, B. A. Pemetaan Geologi Teknik dan Penentuan Kualitas Massa Batuan di
Terowongan Ijo Baru, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Yogyakarta. 2019.
Sudaryanto. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana
Kebudayaan secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. 2015.
Suwito. Pengantar Awal Sosiolinguistik Teori dan Praktik. Surakarta: Henary Offset. 1983.
20 | Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia dalam Penggunaan Bahasa Inggris pada
Abstrak Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Syarif, Hermawati. Factors Causing Indonesian Grammatical Interferences on English Use: A
Case of Undergraduate Students’ Expository Writing in Padang, Indonesia. The
Proceedings of International Seminar on English Language and Teaching. 2: 188-194.
2014.
Valdman, Albert. Trends in language teaching. New York: McGraw-Hill Book Company.
1966.
Weinreich, Uriel. Languages in Contact, Findings and Problems. New York: Linguistic
Circle of New York. 1953.
Yusuf, Suhendra. Teori Terjemah: Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik dan
Sosiolinguistik. Bandung: Mandar Maju. 1994.

Anda mungkin juga menyukai