Anda di halaman 1dari 10

INTERFERENSI MORFOLOGI DALAM BAHASA KESEHARIAN

SISWA DI SEKOLAH DASAR

Baiq Azam Aspariah


Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,Universitas
Hamzanwadi Jalan Cut Nyak Dien No. 85, Pancor, Selong, Lombok Timur

Abstrak

Karya tulis yang berjudul interferensi morfologi dalam bahasa keseharian siswa di
sekolah dasar ini bertujuan untuk mengetahui interferensi morfologi yang terjadi di dalam
keseharian siswa di sekolah dasar baik itu saat proses pembelajaran maupun saat
interaksinya dengan guru maupun sesama siswa. Interferensi morfologi sendiri
merupakan. Interferensi morfologi yang banyak ditemukan terjadi diantaranya adalah
pada proses afiksasi dan reduplikasi. Menurut Ramlan (1983 dalam Ardhanariswari et al.,
2018), bahwasanya afiksasi merupakan proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik
berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata. Sedangkan
reduplikasi adalah proses morfologis yang mengubah sebuah leksem menjadi kata setelah
mengalami proses morfologis reduplikasi (Arifin dan Junaiyah, 2009 dalam
Ardhanariswari et al., 2018)Berdasarkan hasil analisis studi kepustakaan terhadap buku,
artikel dan jurnal seringkali terjadi interferensi morfologi dalam keseharian siswa di
sekolah dasar terutama dari segi aspek afiksasi. Interferensi morfologi ini sendiri
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar
serta siswa yang terbiasa menggunakan bahasa daerah dalam kesehariannya.

Kata Kunci: interferensi morfologi, bahasa keseharian siswa sekolah dasar


_________________________________________________________________________

PENDAHULUAN pulau. Bahkan Indonesia merupakan


salah satu negara kepulauan terbesar
Bangsa Indonesia dikenal di dunia. Negara Indonesia yang
sebagai negara kepulauan karena merupakan negara kepulauan ini
negaranya yang terdiri dari pulau- tentu saja memiliki berbagai macam
ras, suku, budaya, kepercayaan, Anak-anak akan memperoleh
agama dan bahasa. Karena hal itulah bahasa keduanya yaitu bahasa
penduduk negara Indonesia sangatlah Indonesia melalui lingkungan
beragam. sekolahnya. Bahasa Indonesia
diajarkan oleh guru pada saat anak-
Berbicara keberagaman yang
anak memasuki lingkungan sekolah
ada di Indonesia maka kita tidak bisa
dasar (Kurnia et al., 2018). Meskipun
terlepas dari pembahasan tentang
bahasa Indonesia merupakan bahasa
keberagaman bahasa yang dimiliki
resmi di Indonesia, tidak selamanya
oleh bangsa Indonesia. Bahkan data
bahasa Indonesia menjadi bahasa ibu
dari petabahasa.kemendikbud.go.id
untuk pemakai bahasa Indonesia,
disebutkan bahwa bangsa Indonesia
adakalanya bahasa Indonesia
memiliki 718 bahasa daerah yang
menjadi bahasa kedua sehingga
menjadikan Indonesia berada di
masyarakat Indonesia dikenal
posisi kedua sebagai negara dengan
sebagai masyarakat bilingual.
bahasa terbanyak setelah Papua
Sehingga tidak jarang dalam
Nugini di posisi pertama.
kesehariannya anak-anak lebih
Keragaman bahasa yang banyak menggunakan bahasa daerah,
dimiliki oleh bangsa Indonesia inilah sedangkan saat di lingkungan
yang menyebabkan bangsa Indonesia sekolah anak-anak menggunakan
membutuhkan bahasa persatuan bahasa Indonesia. Namun tidak
untuk mempersatukan keberagaman jarang terjadi kontak bahasa di dalam
bahasa yang dimiliki oleh bangsa penerapannya sehingga unsur bahasa
Indonesia. Sehingga pada tanggal 28 yang pertama bercampur dengan
Oktober 1928 atau dikenal sebagai unsur bahasa yang kedua begitupun
Hari Sumpah Pemuda Bahasa sebaliknya.
Indonesia ditetapkan sebagai bahasa
Bahasa selalu mengalami
persatuan negara Indonesia.
perkembangan dan perubahan.
Bahasa daerah yang ada di Perkembangan dan perubahan itu
Indonesia sebagian besar merupakan terjadi karena adanya perubahan
bahasa ibu atau bahasa pertama bagi sosial, ekonomi, dan budaya. Saling
anak-anak di Indonesia sebelum pengaruh antarbahasa pasti terjadi,
memasuki dunia pendidikan dan misalnya kosakata bahasa yang
diperkenalkan bahasa Indonesia yang bersangkutan, mengingat kosakata
salah satu fungsinya adalah sebagai itu memiliki sifat terbuka (Wungo et
bahasa negara yang digunakan al., 2014).
sebagai bahasa pengantar dalam
Namun, pengguna bahasa yang
dunia pendidikan (Hastuti, 2015).
baik sudah semestinya berusaha
untuk mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Bahasa yang daerah, begitu pula sebaliknya.
benar dapat dianggap menjadi tidak Sebagai contoh, di masyarakat
baik apabila digunakan tidak sesuai penutur bahasa Tidore maka,
dengan situasi penggunaannya. penggunaan bahasa Indonesia akan
Bahasa yang baik tidak selamanya dipengaruhi oleh unsur-unsur bahasa
sama dengan bahasa yang benar. Tidore(Muhamad, 2017).
Bahasa yang tepat sasaran tidak
Interferensi dapat dikatakan
harus beragam baku. Berbahasa
sebagai salah satu akibat dari
dengan baik berarti harus mampu
penggunaan lebih dari satu bahasa
menyesuaikan diri dengan situasi.
dalam keseharian. Berdasarkan pada
Bahasa yang digunakan di
penelitian yang dilakukan oleh
lingkungan pendidikan tentu berbeda
Pramono (2020) terhadap tiga siswa
dengan bahasa yang digunakan di
SD menunjukkan bahwa siswa
pasar. Penggunaan bahasa
merupakan seorang dwibahasawan,
semestinya harus dapat disesuaikan
dapat dikatakan dwibahasaan
dengan tempat si penutur bahasa
dikarenakan siswa tersebut
tersebut. Memang tidak dapat
berinteraksi dengan bahasa Jawa dan
dipungkiri bahwa hampir seluruh
bahasa indonesia secara bergantian
penduduk Indonesia merupakan
pada kondisi tertentu.
dwibahasawan bahkan
multibahasawan. (Johan, 2018) Interferensi bahasa ini banyak
ditemui pada anak-anak jenjang
Jika diperhatikan keterkaitan
sekolah dasar baik dalam berbahasa
antara Indonesia yang memiliki
lisan maupun bahasa tulisan. Dan ini
berbagai macam bahasa daerah
bisa disebabkan oleh beberapa faktor
sebagai bahasa ibu, bahasa Indonesia
penyebab diantaranya adalah karena
sebagai bahasa pendidikan, serta
ketidaktahuan siswa, terjadinya
bahasa yang selalu mengalami
kekeliruan, dan kesalahan dalam
perkembangan dan perubahan maka
pemilihan kata (Marhamah, 2021).
dapat kita Tarik benang kesimpulan
bahwa di dalamnya terjadi kontak Interferensi ini dapat terjadi
bahasa yang dapat menyebabkan dalam berbagai aspek kebahasaan
terjadinya perubahan dalam seperti fonologi, morfologi, sintaksis
berbahasa. dan semantik. Sehingga tidak jarang
interferensi dalam bahasa dianggap
Kontak bahasa yang terjadi
sebagai suatu kesalahan dalam
dapat menyebabkan terjadinya
berbahasa dikarenakan beberapa hal
interferensi bahasa. Di Indonesia,
(Pramono & Nugraheni, 2020).
kontak bahasa mengakibatkan
Namun berdasarkan pada beberapa
penggunaan bahasa Indonesia yang
hasil penelitian yang telah penulis
dipengaruhi oleh elemen bahasa
baca, interferensi bahasa sangat
sering terjadi pada aspek morfologi Istilah interferensi berasal
bahasa. Hal ini diperkuat dengan bahasa Inggris yang disebut
hasil penelitian yang dilakukan oleh interference “gangguan”. Istilah
Dewi Sri Rezeki, Cucu Sutarsyah interferensi digunakan pertama kali
dan Nurlaksana Eko Rusminto dalam sosiolinguistik oleh Weinreich
(2014) dengan judul penelitian (1970) yang mengatakan bahwa
“Interferensi Morfologi Bahasa Ogan interferensi bahasa adalah suatu
Dalam Pemakaian Bahasa Indonesia bentuk penyimpangan dalam
Murid Sekolah Dasar”. Hasil penggunaan bahasa dari norma-
penelitian menunjukkan bahwa norma yang ada sebagai akibat
adanya interferensi morfologi yang adanya kontak bahasa atau
terjadi di dalam pemakaian bahasa pengenalan lebih dari satu bahasa
Indonesia siswa sekolah dasar dan digunakan secara bergantian oleh
meliputi interferensi morfologi pada penuturnya. Selanjutnya, Weinreich
tuturan bahasa, interferensi menekankan interferensi adalah
morfologi berupa infiks, interferensi pemindahan unsur-unsur bahasa ke
morfologi berupa sufiks, interferensi dalam bahasa lain dan penyimpangan
morfologi berupa konfiks dan penggunaan kaidah dan norma-
interferensi lainnya meliputi norma bahasa. (Susilowati, 2017)
penghilangan fonem, perubahan
Interferensi secara umum
fonem, interferensi kata dasar,
dapat diartikan sebagai percampuran
interferensi kata sapaan kekerabatan
dalam bidang bahasa. Interferensi
dan interferensi frasa.
merupakan gejala penyusupan sistem
Berdasarkan permasalahan suatu bahasa ke dalam bahasa yang
yang telah dijabarkan di atas, penulis lain (Wungo et al., 2014).
memutuskan untuk memfokuskan Interferensi merupakan kekeliruan
pembahasan pada interferensi bahasa yang disebabkan oleh adanya
yang terjadi ditinjau dari segi kecenderungan membiasakan
morfologi dalam keseharian siswa di pengucapan (ujaran) suatu bahasa
sekolah dasar. terhadap bahasa lain (Susilowati,
2017).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Denes (1994 dalam Hastuti,
Pada bagian ini akan 2015) menyatakan bahwa
disampaikan hasil analisis Interferensi adalah penyusupan
kepustakaan terhadap buku, artikel unsur-unsur tertentu dalam suatu
maupun jurnal yang telah penulis bahasa kepada bahasa lain, yang
lakukan terkait dengan interferensi dianggap sebagai suatu
morfologi dalam bahasa keseharian kecenderungan membiasakan
siswa sekolah dasar. pengucapan (ujaran) suatu bahasa
terhadap bahasa lain mencakupi proses morfemis yang lazimnya
pengucapan bunyi, tata bahasa, dan digunakan dalam berbahasa
kosakata. diantaranya adalah afiksasi
(pembubuhan afiks), reduplikasi
Bullock dan Toribio (2009
(pengulangan), abrevasi
dalam Kuniawan et al., 2017)
(pemenggalan) dan komposisi
membedakan interferensi menjadi
(pemajemukan). Dan umumnya
dua, yaitu interferensi dinamis dan
proses morfemis dan kontak bahasa
interferensi statis. Interferensi
menjadi salah satu penyebab
dinamis adalah interferensi yang
terjadinya interferensi dalam aspek
bersifat sementara sebagai akibat
morfologi.
kesalahan produksi ujaran ketika
unsur bahasa secara tidak sengaja Interferensi morfologi sendiri
muncul di dalam rangkaian bahasa terbentuk dari dua kata yakni
lain. Sementara itu, interferensi statis interferensi dan morfologi yang
adalah interferensi yang telah keduanya sudah dijabarkan
menjadi bagian tata bahasa seorang pengertiannya sebelumnya. Jadi
bilingual. interferensi morfologi merupakan
proses afiksasi yang terbentuk pada
Sementara itu morfologi
kata yang berasal dari bentuk dasar
adalah cabang linguistik yang
bahasa Indonesia ditambah dengan
mengidentifikasikan satuan-satuan
afiks bahasa daerah (Susilowati,
dasar bahasa sebagai satuan
2017). Interferensi morfologi dapat
gramatikal (Siminto, 2013).
terjadi apabila dalam penggunaan
Morfologi merupakan cabang
bahasa Indonesia menyerap unsur
linguistik yang menelaah bentuk kata
bahasa daerah atau afiks bahasa
dan proses pembentukan kata
daerah, dalam hal ini terjadinya
(Arnawa, 2008). Morfologi
penggunaan kosa kata bahasa daerah
mempelajari struktur internal kata-
ke dalam pembentukan kata atau
kata (Kuntarto, 2017). Kridalaksana
kalimat bahasa Indonesia.
(1993 dalam Arnawa, 2008)
Persentuhan unsur kedua bahasa
mengatakan morfologi adalah bidang
tersebut dapat menyebabkan
linguistik yang mempelajari morfem
perubahan sistem bahasa yang
dan kombinasi-kombinasinya.
bersangkutan. Misalnya kata yang
Dalam morfologi terdapat berafiks bahasa daerah dan berkata
istilah yang dikenal dengan proses dasar bahasa Indonesia dan
morfemis. Proses morfemis ialah sebaliknya, namun struktur morfemis
pembentukan kata dengan mengikuti proses morfologi bahasa
menghubungkan morfem yang satu Indonesia atau sebaliknya.
dengan morfem yang lain (Rumilah (Muhamad, 2017)
& Cahyani, 2020). Ada beberapa
Interferensi morfologi ini bisa bahkan media yang memiliki
terjadi dalam berbahasa baik secara frekuensi yang rapat sehingga
lisan maupun tulisan. Pada kosakata dalam komunikasi lebih
umumnya interferensi morfologi luas dan beragam (Wulandari et al.,
terjadi di kalangan anak-anak 2018).
dikarenakan anak-anak yang baru
Interferensi morfologi yang
belajar bahasa Indonesia dan masih
terjadi dalam keseharian siswa di
lekat dengan bahasa ibu mereka,
sekolah dasar mencakup semua
terutama ketika keseharian mereka di
kegiatan siswa ketika berada di
sekolah. Namun tidak jarang juga
sekolah baik interaksi antar siswa
terjadi pada orang dewasa. Akan
dengan guru, interaksi antar siswa
tetapi penulis akan fokus pada
dengan siswa, proses pembelajaran,
interferensi morfologi yang terjadi
penugasan dan sebagainya.
dalam keseharian siswa di sekolah
dasar. Interferensi morfologi yang
banyak ditemukan terjadi
Interferensi bahasa yang
diantaranya adalah pada proses
terjadi pada siswa di sekolah dasar
afiksasi dan reduplikasi. Menurut
disebabkan oleh berbagai faktor
Ramlan (1983 dalam Ardhanariswari
seperti ketidakpahaman siswa
et al., 2018), bahwasanya afiksasi
sekolah dasar atas bahasa Indonesia
merupakan proses pembubuhan afiks
yang baik dan benar. Bahasa yang
pada suatu satuan, baik berupa
digunakan dalam sehari-hari yaitu
bentuk tunggal maupun bentuk
bahasa daerah sehingga terjadinya
kompleks, untuk membentuk kata.
sebuah interferensi bahasa. Adapun
Sedangkan reduplikasi adalah proses
faktor lainnya yaitu lingkungan
morfologis yang mengubah sebuah
masyarakat berpengaruh terhadap
leksem menjadi kata setelah
bahasa yang digunakan. Misalnya
mengalami proses morfologis
orang tersebut berbahasa Sunda,
reduplikasi (Arifin dan Junaiyah,
ketika dilingkungan yang
2009 dalam Ardhanariswari et al.,
mayoritasnya berbahasa Indonesia
2018)
orang tersebut akan terbawa dengan
bahasa yang digunakan oleh Contohnya pada kesalahan
sekitarnya. Namun, penggunaan berbahasa Indonesia secara
bahasa Indonesia akan terpengaruh morfologis yang ditemukan oleh Gio
dengan bahasa daerah yang pertama Mohammad Johan (2013) dalam
kali dikuasainya. Pengaruh pengguna proses diskusi siswa VI SDN 1
dan penggunaan tuturan atau bahasa Galagamba terdiri atas kesalahan
dalam komunikasi disebabkan penggunaan afiks yang tidak tepat
banyak hal, tidak hanya lingkungan, dan penghilangan afiks. Kesalahan
orang tua, teman sepermainan penggunaan afiks yang tidak tepat
meliputi kesalahan-kesalahan Selain itu juga, interferensi
penggunaan prefiks ter- yang morfologi sering terjadi pada
tergantikan prefiks ke-, kesalahan percakapan keseharian siswa seperti
penggunaan sufiks –nya, kesalahan penggunaan bentuk bentuk
penggunaan konfiks mem–kan, kekecilan, ketabrak, kemahalan dan
kesalahan penggunaan prefiks nge-, sebagainya, dalam bahasa Indonesia
dan kesalahan penggunaan kata-kata tersebut termasuk pada
penggunaan sufiks –kan. Kesalahan kasus interferensi morfologi karena
secara morfologis terjadi pada imbuhan yang digunakan berasal dari
kesalahan penghilangan afiks yang bahasa Jawa atau Sunda sementara
terdiri atas kesalahan penghilangan bentuk bakunya adalah terlalu kecil,
prefiks ber-, dan kesalahan tertabrak dan terlalu mahal.
penghilangan prefiks me-, mem-,
Berdasarkan penjabaran hasil
men-, meng-, yang merupakan
analisis studi kepustakaan dari buku,
alomorf dari prefiks meN-. (Zulkifli,
artikel dan jurnal tentang interferensi
2013)
morfologi yang terjadi dalam
Kemudian contoh lainnya keseharian siswa di sekolah dasar
adalah hasil penelitian yang dapat ditarik benang simpul bahwa
dilakukan oleh Sukardi Muhamad sebagian besar penutur bahasa di
(2013) yang berjudul “Interferensi Indonesia terutama tingkat anak-anak
Bahasa Tidore Terhadap Bahasa sekolah dasar masih banyak terjadi
Indonesia Pada Karangan Narasi interferensi morfologi terutama
Siswa Kelas IV SDN Kalaodi Kota dalam penggunaan afiks antara
Tidore Kepulauan”. Hasil penelitian bahasa daerah dengan bahasa
menunjukkan terjadinya interferensi Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
morfologi antara bahasa Tidore beberapa faktor seperti seperti
dengan bahasa Indonesia seperti ketidakpahaman siswa sekolah dasar
penggunaan prefiks me- dan ter- atas bahasa Indonesia yang baik dan
yang merupakan bahasa Tidore ke benar serta kebiasaan menggunakan
dalam kata dasar bahasa Indonesia. bahasa daerah dalam kehidupan
Kemudian penggunaan prefiks me- sehari-hari.
bahasa Indonesia ke dalam kata dasar
KESIMPULAN
bahasa Tidore, penambahan sufiks –
ng pada kata dasar bahasa Indonesia, Interferensi morfologi dapat
penambahan sufiks –g pada kata dikatakan sebagai proses afiksasi
dasar yang bermakna kerja (verba) yang terbentuk pada kata yang
dan pertukaran prefiks be- dalam berasal dari bentuk dasar bahasa
bahasa Tidore sebagai pengganti ter Indonesia ditambah dengan afiks
dalam bahasa Indonesia. bahasa daerah. Interferensi morfologi
disebabkan oleh beberapa faktor Hastuti, -. (2015). Pengaruh Bahasa
seperti kurangnya pemahaman siswa Pertama Terhadap Bahasa
tentang bahasa Indonesia yang baik Kedua Dalam Karangan Siswa
Kelas V Sd. Mimbar Sekolah
dan benar serta para siswa yang
Dasar, 2(2), 189–198.
sudah terbiasa menggunakan bahasa https://doi.org/10.17509/mimbar
daerah dalam kesehariannya -sd.v2i2.1329
sehingga bahasa daerah menjadi
sangat lekat dengan siswa. Johan, G. M. (2018). Profil
Interferensi morfologi banyak terjadi kedwibahasaan siswa sekolah
dasar kelas vi sdn 1 miri
di kalangan anak-anak dalam
kabupaten ponorogo. Tunas
kesehariannya di sekolah baik itu Bangsa, 5(1), 12–20.
saat proses pembelajaran maupun https://ejournal.bbg.ac.id/tunasb
dalam interaksinya dengan guru angsa/article/view/649/607
maupun sesama siswa.
Kuniawan, A., Ngalim, A., &
Diharapkan dengan adanya Prayitno, joko harun. (2017).
karya tulis ini, mampu membantu Interferensi Bahasa Jawa Ke
untuk meningkatkan kesadaran dan Bahasa Indonesia Sebagai
mengembangkan kemampuan di Strategi Reaita Kesatuan
Berbahasa. Edukasi, 9(2), 27–
dalam berbahasa Indonesia yang baik
34.
dan benar ke depannya.
Kuntarto, E. (2017). Telaah
DAFTAR PUSTAKA
linguistik. 1–40.
https://repository.unja.ac.id/590
Ardhanariswari, P. D., Darma 8/1/BUKU TELAAH
Laksana, I. K., & Widarsini, N. LINGUISTIK.pdf
P. N. (2018). Karakteristik
Bahasa Anak Sekolah Dasar Kurnia, Z., Samingin, F. X., &
Muhammadiyah II Denpasar: Asmara, R. (2018). Interferensi
Kajian Morfologi. Humanis, 22, Bahasa Jawa ke dalam
1072. Pemakaian Bahasa Indonesia
https://doi.org/10.24843/jh.2018 Siswa Sekolah Dasar
.v22.i04.p33 Kecamatan Tlogomulyo,
Kabupaten Temanggung.
Arnawa, N. (2008). Wawasan Jurnal Repetisi: Riset
Linguistik & Pengajaran Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Bahasa. Indonesia, 1(2), 77–88.
http://jom.untidar.ac.id/index.ph
p/repetisi/article/view/785

Marhamah, S. H. (2021). Analisis


Kesalahan Penggunaan Ejaan
Pada Karangan Narasi Siswa
Kelas V di Sekolah Dasar. 177.
Muhamad, S. (2017). Interferensi Parole (Jurnal Pendidikan
Bahasa Tidore Terhadap Bahasa Bahasa Dan Sastra Indonesia),
Indonesia Pada Karangan 1(6), 963–970.
Narasi Siswa Kelas Iv Sdn
Kalaodi Kota Tidore Wungo, P. K., I Made Sutama, & I
Kepulauan. Journal of Nyoman Sudiana. (2014).
Chemical Information and Interferensi Bahasa Wewewa
Modeling, 53(9), 1689–1699. Dalam Bahasa Indonesia Tulis
Murid Kelas V Sd Inpres
Pramono, A. K., & Nugraheni, A. S. Waiwagha Kecamatan Wewewa
(2020). Interferensi Bahasa Selatan Kabupaten Sumba Barat
Jawa Terhadap Bahasa Daya. Pendidikan Bahasa
Indonesia Dalam Karangan Inggris, 2(1), 68–77.
Deskripsi Siswa Sd Pada Tema
Morfologi. Jurnal Literasi, 4(2), Zulkifli, O. (2013). Belajar Bahasa
82–85. Secara Holistik : Apakah
Pandangan Murid? Jurnal
Rumilah, S., & Cahyani, I. (2020). Pendidikan Bahasa Dan Sastra,
STRUKTUR BAHASA; 13(2), 102–117.
Pembentukan Kata dan Morfem https://doi.org/10.17509/bs
sebagai Proses Morfemis dan
Morfofonemik dalam Bahasa
Indonesia. Jurnal Pendidikan
Bahasa Indonesia, 8(1), 70.
https://doi.org/10.30659/j.8.1.70
-87

Siminto. (2013). Pengantar


Linguistik. Cipta Prima
Nusantara Semarang, CV, 118. PROFIL SINGKAT
http://lib.unnes.ac.id/39139/1/Pe
ngantar Linguistik.pdf Baiq Azam Aspariah, lahir di
Susilowati, D. (2017). Aktualisasi Sakra pada 11 Oktober 2001
Interferensi Bahasa Daerah
sekarang menetap di Sakra.
Dalam Bertutur Kata Pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia Menyelesaikan pendidikan dasar di
Di Sekolah. Jurnal Ilmiah
MI NW Sakra pada tahun 2013 lalu
Edunomika, 1(02), 64–65.
https://doi.org/10.29040/jie.v1i0 melanjutkan di tahun yang sama di
2.149
MTs NW Sakra dan lulus pada
Wulandari, S., Apriliani, V., & tahun 2016 kemudian melanjutkan di
Wikanengsih, W. (2018).
Interferensi Bahasa Sunda Ke MA NW Sakra dan lulus pada tahun
Dalam Bahasa Indonesia Pada 2019. Sejak 2019 sampai sekarang
Anak Sekolah Dasar Kelas 4-6.
tengah menempuh studi strata satu Pengalaman organisasi sebagai
semester enam di Universitas anggota pimpinan cabang Ikatan
Hamzanwadi Fakultas Ilmu Pelajar Nahdlatul Wathan Diniyah
Pendidikan Program Studi Islamiyah Sakra Pusat.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Anda mungkin juga menyukai