PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
KLINIK ANNAFISA HUSADA
DENGAN
PUSKESMAS BANJARAN DTP
TENTANG
Pada ini hari ........ tanggal ............ bulan ........... tahun ............ kami yang bertandatangan di bawah ini:
dr. Hj Nieke Resmiati S,MARS selaku penanggung jawab Klinik Annafisa Husada yang berkedudukan di
Jalan Raya Banjaran No 672 dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas untuk atas nama
serta sah mewakili Klinik Annafisa Husada.
Penanggung jawab Klinik tersebut dalam perjanjian kerjasama ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA
....................................... selaku kepala Puskesmas Banjaran DTP, yang berkedudukan di Jalan Raya
Banjaran No 596 dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas untuk atas nama serta sah
mewakili Puskesmas Banjaran DTP, Kepala Pukesmas tersebut dalam perjanjian kerjasama ini disebut
sebagai PIHAK KEDUA.
Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama - sama disebut “PARA PIHAK” dan
secara sendiri – sendiri disebut “PIHAK”. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengadakan perjanjian
kerjasama (selanjutnya disebut “PERJANJIAN”) dengan ketentuan – ketentuan sebagaimana diatur lebih
lanjut dalam perjanjian ini.
Pasal 1
PENUNJUKAN
PIHAK PERTAMA maupun PIHAK KEDUA memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi seluruh
Masyarakat yang berada diwilayah kerja Klinik Annafisa Husada dibawah tanggung jawab yang
bersangkutan berdasarkan PERMENKES nomor 75 tahun 2014 BAB I pasal 1 ayat 6 dan 9, BAB II
Prinsip Penyelenggaraan, Tugas, Fungsi, dan Wewenang dan PIHAK KEDUA menerima penunjukan
tersebut.
Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud dari perjanjian ini adalah sebagai dasar pelaksaan PARA PIHAK dalam memberikan
pelayanan Kesehatan dasar diwilayah Kerja Klinik Annafisa Husada
2. Tujuan perjanjian ini adalah untuk membuat perjanjian kerjasama dengan Sistem Jejaring
dengan tenaga dan fasilitas kesehatan.
Pasal 3
RUANG LINGKUP PELAYANAN TENAGA DAN FASILITAS JEJARING
1. Sistem Rujukan
2. Penatalaksaan tindakan Pra Rujukan
3. Pelayanan Dokter Umum
4. Pelayanan Dokter Gigi
5. Pelayanan Farmasi
6. Pelayanan KB
Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
(1) Kesepakatan ini berlaku sejak tanggal ............. bulan ............... tahun .............. selambat –
lambatnya (...) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian kerjasama ini, PARA PIHAK
sepakat saling memberitahukan maksudnya apabila hendak memperpanjang kesepakatan ini.
(2) Apabila selambat – lambatnya sampai dengan 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu
perjanjian ini dan jika tidak ada surat pemberitahuan dari PIHAK PERTAMA untuk
memperpanjang waktu perjanjian, maka perjanjian ini berakhir dengan sendirinya.
Pasal 7
FORCE MAJEURE
Pasal 8
PENYESESAIAN PERSELISIHAN
(1) Apabila dikemudian hari terdapat perselisihan dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini,
PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah dan mufakat.
(2) Apabila upaya penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak membawa
hasil yang diharapkan, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan secara mediasi, dimana
masing-masing pihak menunjuk seorang wakilnya dan seorang Mediator yang ditunjuk bersama
oleh PARA PIHAK.
(3) Keputusan mediasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan keputusan yang final dan
bersifat mengikat (final and binding) terhadap PARA PIHAK.
Pasal 9
LAIN-LAIN
(1) Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini tidak terpengaruh dengan terjadinya pergantian
kepemimpinan dari PARA PIHAK
(2) Perjanjian Kerjasama ini disiapkan dengan melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan meliputi
: Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, BPJS, IDI dan IBI
Pasal 10
PENUTUP
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini; akan diatur oleh PARA PIHAK
berdasarkan kesepakatan yang dituangkan dalam Perjanjian Tambahan (Addendum) sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama ini.
Demikian Perjanjian Kerjasama ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK di Bandung pada hari,
tanggal, bulan, dan tahun tersebut diatas dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup, masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama
.
PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,
1. Dalam melaksanakan rujukan, Klinik Annafisa Husada dan fasilitas kesehatan dasar lainnya
harus melakukan penapisan kasus untuk menentukan tujuan rujukan horizontal ke Puskesmas
DTP dan Puskesmas mampu PONED., dan rujukan vertikal ke rumah sakit
2. Untuk efesiensi, efektivitas dan pemerataan pelayanan rujukan antar fasilitas kesehatan, maka
dilakukan pengelompokan (regionalisasi) rujukan sebagai berikut:
Rujukan dari failitas kesehatan tingkat pertama Klinik Annafisa Husada adalah:
1) Puskesmas DTP Banjaran dan mampu PONED,
2) Puskesmas Pameungpeuk
3) Rumah Sakit Al Ihsan Bandung
4) Rumah Sakit Soreang kab Bandung
5) Rumah Sakit Bina Sehat
3. Regionalis rujukan horizontal ini dapat diabaikan apabila diketahui bahwa puskesmas dalam
regionalisasi tidak dapat menangani kasus rujukan spesialistik dan kegawatdaruratan dari Klinik
Annafisa Husada dan fasilitas kesehatan dasar berizin lainnya karena alasan keterbatasan,
sarana dan prasarana klinis.
Lampiran 2
A. HIRARKI RUJUKAN
(PEM/SWASTA) (PEM/SWASTA)
MAMPU PONED
DOKTER KLINIK
ANNAFISA HUSADA
PRAKTEK SWASTA
BIDAN PUSTU/
JEJARING POSKESDES
MASYARAKAT/
POSYANDU
Alur Rujukan
PEMBIAYAAN RUJUKAN
(1) Pembiayaan pelayanan kasus dilaksanakan sesuai ketentuan tarif regional biaya pelayanan
kesehatan yang berlaku di Kabupaten Bandung dan mengikuti tata cara yang ditetapkan pada
asuransi kesehatan atau jaminan kesehatan.
(2) Pembiayaan pelayanan kasus rujukan bagi pasien yang bukan peserta asuransi kesehatan atau
jaminan kesehatan menjadi tanggung jawab pasien dan/atau keluarganya.
(3) Biaya transportasi rujukan merupakan bagian dari tarif yang menjadi tanggung jawab pasien
atau pihak penjamin (BPJS kesehatan dan Asuransi lain) sesuai dengan ketentuan yang berlaku
(4) Bagi masyarakat miskin yang belum mempunyai jaminan kesehatan dan memenuhi persyaratan,
pebiayaan dapat menggunakan mekanisme SKTM yang berlaku di Kabupaten Bandung (di 3
RSUD Kabupaten Bandung).
Lampiran 5
1. Pembinaan ilmu keterampilan klinis dilakukan agar semua pemberi layanan rujukan dapat
memberikan pelayanan prima sesuai dengan kewenangannya, sehingga rujukan kegawatdaruratan
dapat berjalan dengan efektif, efesien, dan berkeadilan.
4. Apabila PIHAK KEDUA membutuhkan pembinaan tambahan kepada fasilitas kesehatan dalam
jejaringnya pembiayaan dibebankan pada PIHAK KEDUA
Lampiran 7
RT/RW/DESA/KEC
-Laporan berjenjang:
Kematian Ibu/BBL
------------
dimasyarakat RT-RW-Desa-Kec dan atau
1. Laporan kematian 3x24 jam dari semua pihak (Poskes Desa sampai dengan Rumah Sakit ke
Sekertariatan AMP Dinas Kesehatan)
2. Otopsi verbal oleh Badan Koordinator/petugas yang ditunjuk dan dikirim ke Sekretariat AMP
Dinas Kesehatan dalam 2x7 hari
3. Fasilitas pemberi layanan mengisi Rekam Medis/ Rekam Medis Perantara setelah melakukan
audit fasilitasnya serta mengirim secara rahasia ke sekretariat AMP dalam 2x7 hari
4. Sekretariat melakukan registrasi, menganonimkan, dan mengirim ke Tim Pengkaji AMP (SK tim
AMP)
5. Pengkajian melakukan audit/analisis mendalam, mengisi Format Pengkaji dan Format Ringkasan
Pengkaji
6. Pertemuan Tim Pengkaji membahas hasil audit/ analisis dan rekomendasi terarah target sasaran
kelompok pembelajaran secara berkesinambungan (bias bulanan tergantung banyaknya kasus)
7. Rekomendasi pembelajaran diarahkan ketempat sasaran kelompok pelayanan, yaitu :
- Kelompok pemberi layanan (bidan/perawat/dokter umum/ dokter spesialis
- Kelompok kepala fasilitas (Klinik Annafisa Husada, rumah sakit, klinik, dll)
- Kelompok masyarakat/FMM
- Kelompok pembuat kebijakan
Banjaran , Desember 2019
Kepada:
Di
Tempat
SURAT PENGANTAR
Nomor :………………………………
Yang Menerima
Nama:……………………………..