1
Lumba-lumba adalah mamalia laut yang sangat cerdas, selain itu sistem
alamiah yang melengkapi tubuhnya sangat kompleks. Sehingga banyak teknologi
yang terinspirasi dari lumba-lumba. Salah satu contoh adalah kulit lumba-lumba
yang mampu memperkecil gesekan dengan air, sehingga lumba-lumba dapat
berenang dengan sedikit hambatan air. Hal ini yang digunakan para perenang untuk
merancang baju renang yang mirip kulit lumba-lumba.
Ciri-ciri lumba-lumba yaitu Punya paru-paru, memiliki satu lubang nafas,
mengambil napas setiap beberapa menit, hamil 8-14 bulan, melahirkan, 1 anak 1-3
tahun sekali, menyusui 1-1,5 tahun, bersifat sosial, pintar, menggunakan sonar
sebagai penunjuk arah, sering menolong manusia yang sedang tenggelam,
mengindikasi daerah banyak ikan, makanannya antara lain ikan, cumi2, udang,
gurita.
Taksonomi Lumba-Lumba
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Cetacea
Subordo: Odontoceti
Famili: Delphinidae
2
Fakta 2: Suara Bising
Lumba – lumba mengeluarkan suara sebagai media mereka untuk “melihat”.
mereka mengeluarkan suara lalu menggunakan pantulannya untuk mencari
makanan dan navigasi. Saat mengeluarkan suara tersebut ikan dibuat bingung.
Fakta 3: Tulang Kaki
Percaya atau tidak, jutaan tahun lalu lumba – lumba memiliki kaki. Ilmuwan
menemukan ada dua potongan tulang panggul dalam kerangkanya. Di duga bekas
tulang kaki, bahkan diduga nenek moyang lumba- lumba berjalan di darat.
Fakta 4: Gigi Runcing
Beberapa jenis lumba-lumba memiliki gigi lebih banyak dan lebih panjang
dibanding buaya. Ada jenis lumba-lumba yang memiliki gigi panjang sebanyak 250
buah. Namun lumba-lumba tidak suka menggigit manusia.
Fakta 5: Kerjasama yang Kompak
Lumba – lumba sangat suka bekerjasama. Mereka lebih suka mencari makan
dengan cara berkelompok dengan lumba – lumba lainnya.
Fakta 6: Membantu Nelayan
Lumba-lumba sering berkerumun di sekeliling kapal nelayan sembari berloncatan.
Mereka menuntun ikan masuk ke dalam jaring nelayan.
Fakta 7: Nama Panggilan
Lumba-lumba berkomunikasi dengan “peluit” dan menggunakan “nama” untuk
mengidentifikasi satu sama lain. Beberapa ilmuwan menduga bahwa lumba-lumba
memiliki tanda panggilan khusus dan menggunakan salam khusus ketika berpisah
dengan kawannya.
Fakta 8: Bidan Penolong
Ketika induk lumba-lumba hendak melahirkan, seekor lumba-lumba berperan
bagaikan “bidan”, yakni berjaga dan menolong persalinan. Setelah bayi lumba-
lumba lahir, “sang bidan” membantu mengasuh bayi lumba-lumba
2. Bio-Ekologi Lumba-Lumba
Masa bunting setiap jenis Lumba-lumba berbeda antara 10-12 bulan. Bayi
lumba-lumba yang baru lahir memiliki panjang tubuh antara 75-120 cm.
3
Makanan lumba-lumba adalah jenis-jenis ikan kecil mereka bisa memakan 6-10
kg disetiap harinya. Lumba-lumba memiliki penglihatan indra penciuman yang
buruk sehingga kurang mendukung aktifitasnya.
Sebagai gantinya, lumba-lumba memiliki sistem sonar yang berfungsi untuk
mengenal obyek dan lokasi didalam air (ekolokalisasi) menggunakan pancaran
frekwensi suara. Sasaran akan terdeteksi berdasarkan pantulan frekwensi yang
diterima bagian tertentu dibawah rahang bawah untuk diteruskan ke otak
tentunya dibantu organ melon berbentuk bulat yang terbuat dari minyak dan
berfungsi mengarahkan frekwensi yang sangat tinggi ke arah sasaran.
Ekolokalisasi yang dimiliki lumba-lumba jauh lebih baik dibandingkan
dengan pada peralatan pesawat terbang dan kapal selam bertenaga atom.
Frekwensi lumbalumba ditunjang oleh kemampuan penggunaan yang lebih luas
dari pada manusia yaitu pada frekwensi 750_300.000 getaran per-detik
a. Morfologi Lumba-Lumba
Tubuh lumba-lumba berbentuk seperti torpedo (streamline) tanpa sirip belakang.
Sirip depannya mengecil dan memiliki sebuah ekor horisontal yang kuat untuk
bergerak seperti baling-baling perahu. Lubang hidungnya (blowhole) berubah
menjadi lubang peniup pada bagian atas kepalanya. Lubang ini berguna untuk
pernapasan pada saat hewan itu berenang di permukaan air. Detail Anatomi
lumba-lumba sebagai berikut ;
Otak
Otak lumba-lumba besar (40% lebih besar dari otak manusia) dan sangat
kompleks. Kedua sisi otak lumba-lumba bekerja secara terpisah. Lumba
lumba berisitirahat dengan hanya mengaktifkan setengah dari otak mereka,
dan mata nya terbuka sebelah. Selama 8 jam, kedua sisi otak itu sadar.
Kemudian sisi yang kiri akan tidur selama 8 jam. Setelah sisi itu terbangun,
sisi yang kanan akan tidur selama 8 jam. Dengan demikian lumba-lumba
bisa tidur selama 8 jam tanpa harus berhenti secara fisik dan terus berenang.
Blowhole
Lumba-lumba bernapas melalui blowhole di atas kepala mereka. Beberapa
jenis lumba-lumba harus naik ke permukaan untuk bernafas setiap 20
sampai 30 detik.
Gigi
Beberapa spesies lumba-lumba memiliki hingga 250 gigi. Gigi lumba-
4
lumba diyakini berfungsi sebagai antena untuk menerima suara yang masuk
dan menentukan lokasi yang tepat dari sebuah objek
5
Kemampuan Khusus
Lumba-lumba dapat mentoleransi dan pulih dari cedera ekstrim, seperti
gigitan ikan hiu.
6
didalam celah urogenital yang hanya saja pada betina celah ini memanjang
hingga anusnya. Sifat seksual pada lumba lumba tandai dengan adanya organ
yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu :
a. Testis dengan pembuluhnya pada jantan
b. Ovarium dan pembuluhnya pada betina
Testis laki-laki dewasa 31,9 cm dan 11,6 cm lebar dan 3,3% dari total massa
tubuh. Ukuran relatif testis menunjukkan sistem perkawinan multimale dengan
persaingan sperma. Pria mencapai kematangan seksual pada 7 tahun dan panjang
tubuh 170-175 cm. Reproduksi betina pada lumba lumba memiliki kanton
ovarium yang mendalam, dalam ovarium mysticetes lebih terkena rongga
tubuh Janin biasanya berkembang di salah satu tanduk Ovarium . Wanita
berovulasi di kedua ovarium, meskipun ovarium kiri jatuh tempo lebih awal dari
kanan.. Wanita dewasa di usia 5-8 tahun dan panjang tubuh 164-169 cm. Siklus
reproduksi diperkirakan 2 tahun, tanpa musiman ditandai ovulasi atau waktu
kelahiran. Kehamilan sekitar 12 bulan, laju pertumbuhan janin 9 cm / bulan, dan
panjang saat lahir diperkirakan 92,2 cm
7
mereka sendiri untuk tetap dalam kawanan induknya atau meninggalkan induk
dan kawanannya.
Dewasa
Saat usia 5-13 tahun, lumba-lumba betina dewasa akan kembali ke kelompok di
mana mereka dilahirkan. Kawanan lumba-lumba juga dikenal dengan nama pod,
untuk kawanan dengan jumlah ratusan lumba-lumba di dalamnya sering disebut
dengan superpod. Lumba-lumba mencapai kematangan seksual pada usia sekitar
7-12 tahun untuk betina dan 10-15 tahun untuk jantan
8
ini akan ada darah, yang akan memancing pemangsa seperti hiu untuk mendekat.
Untuk melindungi induk lumba-lumba saat melahirkan, lumba-lumba lain dalam
kelompok akan membentuk lingkaran di sekelilingnya. Bayi lumba-lumba yang
baru lahir akan dibantu oleh sang induk dibawa ke permukaan agar bisa
menghirup udara. Lumba-lumba betina biasanya akan melahirkan sekitar setiap
4 atau 5 tahun. Mereka memilih merawat anak-anaknya terlebih dahulu hingga
cukup mandiri, sebelum mengandung anak berikutnya. Seekor lumba-lumba
mampu memiliki hingga 11 anak dalam seumur hidup mereka, dan masih dapat
kawin hingga usia di atas 40 tahun. Harapan hidup lumba-lumba jantan adalah
40 tahun, dan 50 tahun untuk betina
d. Ekologi Lumba-Lumba
Lumba-Lumba bisa hidup lautan mana aja, ada yang hidup di laut tropis,
juga ada yang hidup di laut kutub, bahkan lumba-lumba ada juga yang tinggal di
sungai, seperti lumba-lumba amazon (Inia geoffrensis). Lumba-lumba seperti
paus pembunuh (Orcinus orca) hidup di lautan seluruh dunia, lautan tropis
sampai lautan tundra, baik kutub utara atau kutub selatan. Jenis lumba-lumba
yang ada di Indonesia
a. Lumba-Lumba Belang (Stenella coeruleoalba)
9
belang merupakan salah satu lumba-lumba dengan daerah sebaran terluas.
Lumba-lumba ini ditemukan Samudera Atlantik, Pasifik, dan Hindia, dan laut
yang berdekatan, termasuk di perairan Indonesia. Hewan berukuran 2,7 meter
dengan berat mencapai 160 kg ini berstatus Least Concern.
b. Lumba-lumba Gigi Kasar (Steno bredanensis)
Nama ilmiah lumba-lumba ini adalah Steno bredanensis (G. Cuvier in Lesson,
1828).Lumba-lumba Gigi Kasar disebut juga sebagai Rough-Toothed
Dolphin.Lumba-lumba ini merupakan genus Steno ini berukuran mencapai 2,6
meter dengan berat sekitar 160 kg
Memiliki kepala kecil dengan paruh yang panjang tanpa lipatan di melon. sirip
punggung mereka relatif besar dan tinggi dan terletak di pertengahan kembali
dan mereka memiliki sirip yang relatif panjang (sirip dada). warna tubuh gelap
dengan bibir putih dan tenggorokan dan jubah dorsal gelap yang sempit antara
sirip blowhole dan punggung. Perut (ventral) permukaan memiliki bintik-bintik
tidak teratur dan bercak-bercak.
c. Lumba-lumba Hidung Botol.
10
Lumba-lumba hidung botol merupakan jenis lumba-lumba yang paling terkenal.
Dalam bahasa inggris disebut dengan berbagai nama seperti Common
Bottlenose Dolphin, Bottlenose Dolphin, Bottle-nosed Dolphin, dan Bottlenosed
Dolphin. Nama latin lumba-lumba ini adalah Tursiops truncatus (Montagu,
1821).Panjang tubuhnya sekitar 2-4 meter dengan berat antara 135-635 kg.
Warna mammalia cerdas ini mulai dari abu-abu terang sampai hitam dengan
warna yang lebih terang pada perutnya.
d. Lumba-lumba Moncong Panjang (Stenella Longirostis)
11
Jenis ini memiliki panjang tubuh dewasa antara 1,3-2,1 m dengan berat 45-
75 kg
3. Pengelolaan dan Status Perlindungan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 1999 tentang Pengawetan
Jenis Tumbuhan dan Satwa, semua jenis lumba-lumba air laut dilindungi. Status
konservasi lumba-lumba yang terdapat di Indonesia berdasarkan Lembaga
Konservasi Dunia (IUCN). Konvensi Perdagangan Internasional Satwa dan
Tumbuhan Langkah (CITES) memasukan sebagian besar jenis lumba-lumba di
Indonesia ke dalam Apendiks II yaitu dapat diperdagangkan secara internasional
namum dengan pengaturan yang ketat.
4. Sebaran Lumba-lumba di Wilayah Kerja loka PSPL Sorong
Lumba-lumba dapat ditemukan di Laut Halmahera dan Laut Seram Terutama
di bagian Tenggara Maluku dan Bagian “Kepala Burung” (Barat) dari Pulau Papua.
Lumba-lumba juga terdapat di Kepulauan Raja Ampat. Sebaran lumba-lumba dan
klorofil a kepulauan Raja Ampat dapat digambarkan pada peta dibawah ini
Lumba-lumba
Klorofil A
12
DAFTAR PUSTAKA
Baumgarther, M.F, K.D. mullin L. N may, T, D leming, 2001. Cetacean
habitats in the not hern gulf of Mexico. Fisherie Bulletin, 99: 219-
239. http://www.whoi.edu/science/B/ people/mbaugartner/fb99219.pdf.
Carwadine, M. 1995. Eye witness handbook: whales, doplhins and
porpoises, The visual guide to all world’s cataceans. Doiling kindersley ltd.
New York, NY.
Carwadine, M, E. Fordyce dan p.Gill. 1997. An Australian geographic
guide to whales, dolphins and porpoises. Australian Geographic press.
Australia.
Evans, P. G. H. 1987 The Natural history of whales and dolphins.
Chistophes helm publication. Ltd. London. Uk.
Nebridean whales & Dolphinds Trust 2000. Bottlenose Dolphins (Tursiops
truncatus). Fact file. http://whales.gn.apc.org/dolphin2.shtml juni, 2003.
Purnomo, F.S. 2001. Pola distribusi lumba lumba stenella spp. Di prairan
pantai lovina, Kab. Buleleng. Bali Utara. Sripsi IPB. Bogor.
13