Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TBC DAN STUNTING

OLEH:
KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI D111 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2019
DAFTAR ISI

Cover……………………………………………………………….……….I
Kata Pengantar…………………………………………………..………...ii
Daftar Isi………………………………………………………….………...iii
Satuan Acara Penyuluhan…………………………………………..……….4
Materi Satuan Acara Penyuluhan……………………………......………….7
Evaluasi………………………………………………………………….….14
Daftar Pustaka………………………………………………...………..….17

ii
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penyakit TBC dan Stunting


Sub Pokok Bahasan : Mencegah penyakit TBC dan Stunting
Sasaran :Pasien diruang Melati
Tempat : RS. Paru jember/ Ruang Melati
Waktu : Senin, 23 Desember 2019
Pemateri: : Aji Maulana Majid

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan 1 x 30 menit, Pasien dan keluarga diharapkan dapat memahami
tentang penyakit TBC dan Stunting

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta dapat :
1. Memahami pengertian dari TBC dan Stunting
2. Mengetahui faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya TBC dan Stunting
3. Mengetahui tanda dan gejala timbulnya TBC dan Stunting
4. Mengetahui cara mencegah agar tidak terjadi TBC dan Stunting
5. Mengetahui penanganan TBC dan Stunting
6. Cara pengobatan TBC dan Stunting

C. Materi
1. Pengertian dari TBC dan Stunting
2. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya TBC dan Stunting
3. Tanda dan gejala timbulnya TBC dan Stunting
4. Cara mencegah agar tidak terjadi TBC dan stunting
5. Penanganan TBC dan Stunting
6. Cara pengobatan TBC dan Stunting

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. Media
1. Leaflet

3
F. Proses Kegiatan Penyuluhan
Waktu Kegoatan
NO Tahap
(menit) Penyuluh Sasaran
1 Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Menyimak
c. Menjelaskan tujuan c. Mendengarkan
yang akan
disampaikan

2 Inti 15 menit a. Menjelaskan : 1. Menyimak materi


1. Pengertian dari yang disampaikan
TBC dan Stunting 2. Mengajukan
2. Faktor apa saja pertanyaan
yang dapat 3. Mendengarkan
menyebabkan penyuluh
terjadinya TBC 4. Menjawab pertanyaan
dan Stunting 5. Respon peserta baik,
3. Tanda dan gejala tetap memperhatikan
timbulnya TBC respon selama
dan Stunting penyuluhan
4. Cara mencegah
agar tidak terjadi
TBC dan Stunting
5. Penanganan TBC
dan stunting
6. Cara pengobatan
TBC dan stunting
b. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya
3 Penutup 10 menit 1. Menyimpulkan 1. Bertanya
2. Evaluasi 2. Menyimak
3. Mengucapkan salam 3. Menjawab salam

4
G. Sumber Bacaan
1. dewiperawat.blogspot.co.id/2013/09/satuan-acarapenyuluhan.html
2. faizun31.blogspot.co.id/2013/07/sap-satuan-acara-penyulha.html

H. Evaluasi
1. Cara : Tes Lisan
2. Bentuk : Tes lisan
3. Waktu : Setelah dilakukan penyuluhan
4. Pertanyaan :

1) Jelaskan pengertian TBC dan Stunting?


2) Sebutkan dua dari penyebab, tanda dan gejala TBC dan Stunting
3) Sebutkan pencegahan TBC dan Stunting
4) Sebutkan cara mencegah agar tidak terjadi TBC dan Stunting
5) Sebutkan penanganan TBC dan Stunting
6) Cara pengobatan TBC dan Stunting

5
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG TBC PARU

1. Pengertian TB Paru

TB Paru/ Tuberculosis Paru merupakan suatu penyakit menular yang bersifat


menahun dan adanya infeksi pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis.

a. Tanda-Tanda TB Paru

Tanda-tanda TB Paru adalah :

i. Penurunan berat-badan

ii. Penurunan kekuatan tubuh (Lemah, letih lesu)

iii. Demam lebih dari satu bulan

iv. Berkeringat malam hari walaupun tidak beraktivitas

v. Sesak nafas dan nyeri dada


a) Tidak memiliki semangat aktivitas

b) Nafsu makan berkurang

c) Pembesaran kelenjar di daerah leher yang tidak nyeri

d) Batuk :

 Batuk berdahak selama 3 minggu atau lebih

 Batuk dengan dahak mengandung darah

 Batuk - batuk ketika sedang tidur pada dini hari.

e) Batuk berdahak lebih dari 4 minggu

2. Penyebab TBC

Penyebabnya adalah bakteri microbacterium tuberculosa yang berbentuk batang /


tongkat sangat kecil. selain karena bakteri sebagai penyebab utama, faktor lingkungan
yang lembab, kurangnya sinar matahari pada suatu ruang, dan kurangnya sirkulasi udara
juga sangat berperan dalam penyebaran bakteri mikrobakterium tuberkulosa ini sehingga
sangat mudah menjangkiti bagi orang yang hidup dalam kondisi lingkungan yang tidak
sehat.

6
3. Cara-Cara Penularan TB Paru

Penularan TB Paru mudah terjadi di lingkungan yang kumuh,antar anggota keluarga,


antar tetangga dan juga diantara anak-anak sekolah.. Penularan ini dapat terjadi pada
semua orang yang dalam keadaan tubuhnya lemah, kurang gizi, kurang protein, kurang
istirahat dll dengan cara :

a. Langsung

Bila penderita batuk atau bersin berhadapan dengan orang lain,basil tuberkulosa
tersumbar dan terhisap ke dalam paru orang sehat.

b. Tak langsung

Bila penderita batuk dan meludah di tempat teduh dan lembap,ludah tersebut akan
mongering dan diterbangkan angin.Ludah yang mengandung basil ini akan terhisap
oleh orang sehat.

4. Cara-Cara Pencegahan TB Paru

Penularan TB Paru dapat dicegah dengan cara :

a) Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin

b) Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan


(lisol,savlon atau air sabun)
c) Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan

d) Menghindari udara dingin

7
e) Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat
tidur
f) Menjemur kasur,bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari.

g) Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan
tidak boleh digunakan oleh orang lain
h) Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein

5. Syarat pengobatan TB Paru

Keberhasilan pengobatan TB Paru ditentukan oleh 4 faktor diantaranya :

a) Paduan obat-obatan

b) Dosis

c) Keteraturan berobat

d) Lama pengobatan

Jenis obat yang biasa digunakan :

 Isoniazid

 Rifampisin

 Pyrazinamide

 Sterptomycin

 Ethambutol

 Vitamin

Syarat pengobatan :

1. Pada awal pengobatan (2 bulan pertaama ) obat harus diminum


setiap hari selama hingga 60 kali
2. Selama 4 bulan berikutnya obat harus diminum sebanyak 54 kali
berkala 3 kali seminggu
Setelah 6 bulan penyakitnya dinilai (dengan foto rontgent) paru-parunya.Jika belum
bersih pengobatan dilanjutkan sampai paru-parunya bersih.

8
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG STUNTING PADA ANAK

1. Pengertian stunting
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh
anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009). Stunted ditandai dengan
terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan
sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan
digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.

2. Penyebab Stunting Pada Anak


Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu proses kumulatif yang terjadi
sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses
terjadinya stunted pada anak dan peluang peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.
a. Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidaklangsung yang memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan
menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan
kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
b. Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya asupan makanan yang
memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi
nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk
mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya stunted
c. banyak kebiasaan buruk dan persepsi salah yang masih dilakukan oleh masyarakat di lingkungannya.
"Antara lain tak memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
d. Menurut UNICEF, penyebab utama gizi buruk dan stunting adalah kemiskinan.
e. Anak stunting juga dikaitkan dengan budaya dan pengetahuan masyarakat akan gizi. Namun kedua faktor
ini masih belum menjadi faktor penyebab utama kemiskinan.
f. Pemenuhan gizi yang kurang pada masyarakat dengan kemiskinan merupakan salah satu biang kerok
munculnya anak stunting. Karena pola makan seringkali seiring dengan kondisi kesejahteraan. Konsumsi
ikan laut masyarakat masih rendah, padahal protein dan omega yang dikandung sangat bermanfaat bagi
anak. Sangat ironis memang, karena Indonesia merupakan negara bahari.

3. CIRI-CIRI STUNTING PADA ANAK


a. Anak yang stunted, pada usia 8-10 tahun lebih terkekang/tertekan (lebih pendiam, tidak banyak melakukan
eye-contact) dibandingkan dengan anak non-stunted jika ditempatkan dalam situasi penuh tekanan.
b. Anak dengan kekurangan protein dan energi kronis (stunting) menampilkan performa yang buruk pada tes
perhatian dan memori belajar, tetapi masih baik dalam koordinasi dan kecepatan gerak.
c. Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun decimal

9
d. Tanda tanda pubertas terlambat (payudara, menarche, rambut pubis, rambut ketiak, panjangnya testis dan
volume testis
e. Wajah tampak lebih muda dari umurnya
f. Pertumbuhan gigi yang terlambat

4. PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS


Riwayat Antenatal, Natal dan Postnatal, adanya keterlambatan pertumbuhan dan masurasi dalam
keluarga (pendek, menarche), penyakit infeksi kongential, KMK (kecil masa kehamilan), penyakit kronis pada
organ-organ (saluran cerna, kaardiovaskular, organ pernafasan dan ginjal)

5. PENGARUH STUNTING PADA ANAK


Menurut laporan UNICEF (1998) beberapa fakta terkait stunted dan pengaruhnya adalah sebagai
berikut:
a. Anak-anak yang mengalami stunted lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan mengalami stunted
lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunted yang parah pada anak-anak akan terjadi deficit jangka
panjang dalam perkembangan fisik dan mental sehingga tidak mampu untuk belajar secara optimal di
sekolah, dibandingkan anak- anak dengan tinggi badan normal. Anak-anak dengan stunted cenderung lebih
lama masuk sekolah dan lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak-anak dengan status gizi baik.
Hal ini memberikan konsekuensi terhadap kesuksesan anak dalam kehidupannya dimasa yang akan datang.
b. Stunted akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembanangan anak. Faktor dasar yang menyebabkan
stunted dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan intelektual. Penyebab dari stunted adalah bayi
berat lahir rendah, ASI yang tidak memadai, makanan tambahan yang tidak sesuai, diare berulang, dan
infeksi pernapasan. Berdasarkan penelitian sebagian besar anak-anak dengan stunted mengkonsumsi
makanan yang berada di bawah ketentuan rekomendasi kadar gizi, berasal dari keluarga miskin dengan
jumlah keluarga banyak, bertempat tinggal di wilayah pinggiran kota dan komunitas pedesaan.
c. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan kognitif yang kurang. Anak stunted pada usia lima tahun cenderung menetapsepanjang
hidup, kegagalan pertumbuhan anak usia dini berlanjut pada masa remaja dan kemudian tumbuh menjadi
wanita dewasa yang stunted dan mempengaruhi secara langsung pada kesehatan dan produktivitas, sehingga
meningkatkan peluang melahirkan anak dengan BBLR. Stunted terutama berbahaya pada perempuan,
karena lebih cenderung menghambat dalam proses pertumbuhan dan berisiko lebih besar meninggal saat
melahirkan.

d. PENCEGAHAN
a. Pemberian ASI secara baik dan tepat disertai dengan pengawasan berat badan secara teratur dan terus
menerus
b. Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti ASI sepanjang ibu masih mampu
menghasilkan ASI, terutama pada usia dibawah empat bulan

10
c. Meningkatkan pendapatan keluarga yang dapat dilakukan dengan upaya mengikutsertakan para anggota
keluarga yang sudah cukup umur untuk bekerja dengan diimbangi dengan penggunaan uang yang terarah
dan efisien. Cara lain yang dapat ditempuh ialah pemberdayaan melalui peningkatan keterampilan dan
kewirausahaan
d. Meningkatkan intensitas komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada masyarakaat, terutama para ibu
mengenai pentingnya konsumsi zat besi yang diatur sesuai kebutuhan. Hal ini dapat dikoordinasikan dengan
kegiatan posyandu.

6. Penanggulangan
a. Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting dimulai sejak janin dalam kandungan sampai
anak berusia 2 tahun yang disebut dengan periode emas (seribu hari pertama kehidupan). Oleh karena itu
perbaikan gizi diprioritaskan pada usia seribu hari pertama kehidupan yaitu 270 hari selama kehamilannya
dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya.
b. Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan masalah kesehatan. Selain itu
asupan gizi dan masalah kesehatan merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Adapun pengaruh tidak
langsung adalah ketersediaan makanan, pola asuh dan ketersediaan air minum (bersih), sanitasi dan
pelayanan kesehatan. Seluruh faktor penyebab ini dipengaruhi oleh beberapa akar masalah yaitu
kelembagaan, politik dan ideologi, kebijakan ekonomi, dan sumberdaya, lingkungan, teknologi, serta
kependudukan.
c. Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi tersebut, maka perbaikan gizi dilakukan dengan dua pendekatan
yaitu secara langsung (kegiatan spesifik) dan secara tidak langsung (kegiatan sensitif). Kegiatan spesifik
umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti PMT ibu hamil KEK, pemberian tablet tambah darah,
pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT, pemberian vitamin A pada ibu nifas. Untuk bayi dan balita dimulai
dengan inisiasi menyusu dini (IMD), ASI eksklusif, pemberian vitamin A, pemantauan pertumbuhan,
imunisasi dasar, pemberian MP-ASI. Sedangkan kegiatan yang sensitif melibatkan sektor terkait seperti
penanggulangan kemiskinan, penyediaan pangan, penyediaan lapangan kerja, perbaikan infrastruktur
(perbaikan jalan, pasar), dll
d. Kegiatan perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Multicentre Growth Reference Study (MGRS) Tahun 2005 yang kemudian menjadi dasar
standar pertumbuhan internasional, pertumbuhan anak sangat ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi,
riwayat kesehatan, pemberian ASI dan MP-ASI. Untuk mencapai pertumbuhan optimal maka seorang anak
perlu mendapat asupan gizi yang baik dan diikuti oleh dukungan kesehatan lingkungan.
e. Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari pertama kehidupan, meliputi :
1) Pada ibu hamil
 Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam mengatasi stunting. Ibu
hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus
atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan makanan tambahan
kepada ibu hamil tersebut.
 Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama kehamilan.

11
 Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit

2) Pada saat bayi lahir


 Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir melakukan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD).
 Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif)
3) Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
 Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian ASI
terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin
A, taburia, imunisasi dasar lengkap.
 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga.

Dengan kata lain stunting dapat diketahui bila seorang balita sudah ditimbang berat badannya dan diukur
panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya berada dibawah normal. Jadi secara
fisik balita akan lebih pendek dibandingkan balita seumurnya.

I EVALUASI

Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan tepat

1. Apakah pengertian dari Diare?


2. Sebutkan faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya Diare?
3. Sebutkan tanda dan gejala timbulnya Diare?
4. Sebutkan pencegahan Diare?
5. Sebutkan apa saja penanganan yang dapat kita lakukan ketika kita Diare?
6. Cara pengobatan TBC dan Stunting ?

12
DAFTAR PUSTAKA

Depkes R.I,1993.Buku Pedoman pemberantasan Penyakit Tb Paru Jakarta.

Nadesul handrawan,1995.Penyebab,Pencegahan dan Pengobatan TBC.


Jakarta : Puspa Swara.
Price,Sylvia A,1995.Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Jakarta : EGC.
Adinda. 2014. Masalah Gizi Penyebab Stunting (pendek) Diakses pada tanggal 24
April 2016
Rizma 2016. 8,8 Juta anak Indonesia bertubuh kerdil. Diakses pada tanggal 20 maret
2016

13
14

Anda mungkin juga menyukai