Anda di halaman 1dari 29

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian

Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak berupa

kelumpuhan saraf (deficit neurologis) akan terhambatnya aliran darah ke otak.

(Junaidi Iskandar, 2011)

Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit

neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak.

(Amin Huda.2016)

Stroke adalah kelainan fungsi otak yng timbul mendadak yang

disebabkan karena adanya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada

siapa saja. (Muttaqin Arif, 2012)

Stroke (Cerebrovasculer Accident/(CVA) merupakan penyakit

menyerang siapapun dengan kejadian sangat mendadak dan merupakan salah

satu penyebab kematian dan kecacatan neurologi utama di Indonesia selain

penyakit jantung dan kanker. (Tarwoto, 2013)

Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif

cepat, berupa deficit neurologis fokal atau global, yang berlangsung dalam 24

jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata

disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatic. (Rendi Clevo

dan Margareth, 2012)

2.1 Konsep Keluarga


2.2.1 Pengertian keluarga

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga

adalah bagian dari masyarakat yang perannya sangat penting untuk membentuk

kebudayaan yang sehat, dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai, dari

keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun

suatu kebudayaan seseorang dimulai dari keluarga.(Padila, 2012)

2.1.2 Tujuan dasar keluarga

Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat.Unit dasar ini memiliki

pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan individu-individu yang dapat

menentukan keberhasilan kehidupan individu, yakni mewujudkan semua harapan dan

kewajiban masyarakat dengan memenuhi kebutuhan disetiaap anggota keluarga serta

menyiapkan peran dari anggotanya dalam menerima peran di dalam masyarakat.

Keluarga juga merupakan sistem terbuka sehingga dipengaruhi oleh

lingkungannya, lingkungnnya disini adalah masyarakat dan sebaliknya sebagai

subsistem dari lingkungan (masyarakat). Oleh karena itu betapa pentingnya peran dan

fungsi keluarga untuk membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat

biopsikososial spiritual. Hal itu tidak terlepas bahwa setiap anggota keluarga memiliki

kebutuhan baik yang menyangkut kebutuhan fisik, psikologis maupun sosial. Sebuah

keluarga diharapkan dapat bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan anggotanya

yang beraneka ragam, pada saat yang bersamaan masyarakat mengharapkan setiap

anggota memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai anggota masyarakat. Saat ini banyak

kelompok yang memiliki fungsi perantara, namun keluarga tetap menjadi yang paling

penting, karena anggota keluarga yang memperhatikan secara total segi-segi kehidupan
anggotanya dan prioritas tertinggi yang menjadi perhatian keluarga adalah kesejahteraan

anggotanya, kelompok lain seperti teman kerja, teman sekolah, majelis, dan LSM tidak

menaruh perhatian secara keseluruhan hidup individu, mereka sebatas satu segi seperti

kerjasama, persahabatan, keterlibatan dalam urusan sekolah atau pengajian atau

produktivitas dan prestasi di sekolah. (Padila, 2012)

2.1.3 Struktur keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi

keluarga di masyarakat. Ada beberapa strktur keluarga yang ada di indonesia

yang terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah:

a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.

b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu

c. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu

d. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ayah.

e. Keluarga kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan kluarga, dan

beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya

hubungan dengan suami atau istri.


Menurut (Witin,2006) struktur keluarga terdiri dari:

1. Pola komunikasi keluarga

2. Struktur kekuatan keluarga

3. Strktur peran

4. Nilai dan norma budaya

a. Ciri-ciri struktur keluarga

1) Terorganisasi: saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota

keluarga.

2) Ada keterbatasan: setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga

mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-

masing.

3) Ada perbedaan dan kekhususan: setiap anggota keluarga mempunyai peranan

dan fungsinya masing-masing.

Gambar 1

b. Struktur peran (role)

Peran menunjukkan pada beberapa set perilaku yang bersifat homogen dalam

situasi sosial. Peran biasanya lahir dari hasil interaksi sosial, peran biasanya

menyangkut posisi dsn posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang

dalam suatu system sosial tertentu.


Gambar 2: Perkembangan perilaku peran (friedman, 1998)

1) Peran-peran formal keluarga

Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatife dari seorang dalam

situasi social tertentu agar dapat memenuhi harapan. Peran keluarga adalah

tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga.

Jadi peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari

keluarga, kelompok dan masyarakat.

 Peran parental dan perkawinan

Terdapat enam peran dasar yang membentuk posisi social sebagai suami

(ayah) dan istri (ibu), yakni peran:

- Sebagai provider (penyedia)

- Sebagai pengatur rumah tangga

- Perawatan anak

- Rekreasi

- Persaudaraan (kinship)

- Terapetik (memenuhi kebutuhan efektif pasangan)

- Seksual

 Peran-peran dalam keluarga


pada saat ini peran dalam keluarga banyak mengalami perubahan seiring

dengan adanya emansipasi. Wanita saat ini tidak lagi semata-mata

sebagai ibu rumah tangga atau pengasuh anak, melainkan mereka juga

bekerja atau mencari nafkah, hal yang sama juga terjadi pada pria.

 Peran seksual perkawinan

2.1.4 Fungsi keluarga

Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi keluarga

berperan sebagai matriks bagi anggotanya, disisi lain keluarga harus memenuhi

tuntutan dan harapna masyarakat, maka selanjutnya akan di bahas tentang fungsi

keluarga sebagai berikut:

Friedman (1998) mengidentifikasikan lima fungsi dasar keluarga, yakni:

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan

basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan

kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga

yang bahagia. Anggota keluarga mengembangkan konsep diri yang positif ,

rasa di miliki dan memiliki, rasa berarti serta merupakan sumber kasih

sayang. Reinforcement dan support dipelajari dan dikembangkan melalui

interaksi dalam keluarga.

Komponen yang perlu di penuhi oleh keluarga untuk memenuhi fungsi

afektif adalah:

1. Saling mengasuh, cinta, kasih, kehangatan, saling menerima dan

mendukung. Setiap anggota keluarga yang mendapat kasih sayang dan


dukungan, maka kemampuannya untuk memberi akan meningkat

sehingga tercipta hubungan yang hangat dan mendukung. Hubungan

yang baik dalam keluarga tersebut akan menjadi dasar dalam membina

hubungan dengan orang lain di luar keluarga.

2. Saling menghargai, dengan mempertahankan ilkim yang positif dimana

setiap anggota keluarga baik orang tua maupun anak di akui dan di

hargai keberadaan dan haknya.

3. Ikaatan dan identifikasi, ikatan ini mulai sejenak pasangan sepakat hidup

baru. Kemudian di kembangkan dan di sesuaikan dengan berbagai aspek

kehidupan dan keinginan yang tidak dapat dicapai sendiri, misalnya

mempunyai anak. Hubungan selanjutnya akan dikembangkan menjadi

hubungan orang tua anak dan antar anak melalui proses identifikasi.

Proses identifikasi merupakan inti ikatan kasih sayang, oleh karena itu

perlu diciptakan proees identifikasi yang positif dimana anak meniru

perilaku orang tua melalui hubungan interaksi mereka.

Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan

keluarga. Sering penceraian, kenalan anak atau masalah keluarga lainnya

timbul akibat fungsi afektif keluarga yang tidak terpenuhi.

b. Fungsi sosialisasi

Tugas keluarga

Ciri-ciri keluarga
Tipe keluarga

Stress dan koping keluarga dengan benar

2.2 Asuhan Keperawatan

1.3.1 Pengkajian

A. Data keluarga

Tabel 2.2 contoh format pengisian identitas

Nama Puskesmas No. Register


Nama Perawat Tanggal Pengkajian
 Nama puskesmas

Isi dengan nama pusksmas atau rumah sakit terdekat

Contohnya: Puskesmas Bina Bangsa

 Nama perawat

Diisi dengan nama perawat yang melakukan pengakajian atau nama perawat yang

bertanggung jawab

Contohnya: Perawat Vanessa

 No. Register

Contohnya: 01. 01. 19. 119(sesuai dengan rumah sakit / puskesmas)

 Tanggal pegakajian

Diisi dengan tanggal, bulan, tahun dilakukannya pengkajian

Contoh : 01-01-2019

DATA KELUARGA

Nama Kepala Bahasa sehari-hari

Keluarga
Alamat Rumah & Yankes terdekat,
Telp Jarak
Pekerjaan Alat transportasi
Agama & Suku Status Kelas Sosial
 Nama kepala keluarga

Di isi dengan nama kepala keluarga sesuai dengan kartu keluarga yang ditulis

dengan nama inisial dan diikuti dengan lebel status klien.

Contohnya: Ny. (Nyonya), Tn (Tuan), An. (Anak-anak), Sdr. (Saudara), Sdri.

(Saudari), Alm. (Almarhum)

 Alamat Rumah & Telp

Diisi dengan alamat rumah lengkap dengan no RT/RW dan nomer telpon klien

Contohnya: Jalan. Mangunsarkoro no. 16 RT/RW 02/03 (Telp. 082543657960)

 Pekerjaan

Diisi dengan pekerjaan, profesi, status, atau sesuai dengan pekerjaan klien

Contohnya: dokter/perawat/wiraswasta/PNS

 Agama & Suku

Agama = Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik

Suku = Jawa, Madura, Batak, dan lain-lain /WNI,WNA

Contohnya: Islam, Jawa/WNI

 Bahasa Sehari-hari.

Di isi bahasa sehari hari individu di keluarga tersebut.

Contoh : Madura, Indonesia, Inggris, Jawa

 Alat Transportasi

Di isi dengan alat transportasi sehari-hari keluarga tersebut

Contoh: Mobil, Sepeda Motor, Sepeda


 Status Kelas Sosial

Diisi dengan keadaan status sosial klien

Contohnya: Menengah kebawah/ menengah keatas

DATA ANGGOTA KELUARGA

Pendid Status
Hub Pekerjaa Status Gizi TTV
N Umu J ikan Imunis
Nama denga Suku n Saat (TB, BB, (TD, N, S,
o r K Terakh asi
n KK Ini BMI) P)
ir Dasar
1. Tn. A Suami 55 L Jawa SMA PNS TB: 170 Cm TD: 160/90 Lengka

Tahu BB: 80 Kg mmHg p

n BMI: 27.7 N: 87 x/mnt


S: 36,7 0C

P: 20

x/menit
2. Ny. Y Istri 43 P Jawa SMA Ibu TB: 160 Cm TD: 100/80 Lengka

Tahu rumah BB: 50 Kg mmHg p

n tangga BMI: 19.5 N: 90

x/menit

S: 37 0C

P: 24

x/menit
3. An. N Anak 10 P Jawa SD Siswi TB: 120 Cm TD: 120/80

Tahu BB: 30 Kg mmHg

n BMI: 20.8 N: 94

x/menit

S: 36,5 0C

P: 22

x/menit
LANJUTAN
N Nama Alat Bantu/ Protesa Status Kesehatan Saat ini Riwayat

o Penyakit/Alergi
1 Tn. A Tidak ada Hipertensi Tidak ada
2 Ny. Y Tidak ada Sehat Tidak ada
3 An. N Tidak ada Sehat Tidak ada

 Nama

Diisi dengan nama anggota keluarga

 Hubungan dengan kepala keluarga


Diisi dengan hbungan anggota keluatga dengan kepala keluarga

Contohnya: istri, anak, kakak, mertua, orang tua, dll

 Umur

Diisi dengan umur setiap aggota keluarga dalam tahun

Contohnya : 55 tahun

 Jk

Di isi dengan jenis kelamin

Contohnya: Laki Laki (L), Perempuan (P)

 Suku

Contohnya: Madura, Jawa, Batak, dan lain-lain

 Pendidikan Terakhir

Contohnya: SD, SMP, SMA, dan lain-lain

 Pekerjaan Saat Ini

Di isi sesuai dengan pekerjaan anggota keluarga saat ini

Contohnya: Siswa, Mahasiswa, PNS, Wiraswasta, Petani, Buruh Tani, dan lain-lain

 Status Gizi (TB, BB, BMI)

Diisi sesuai dengan TB, BB, BMI masing-masing anggota keluarga

Contoh:

Rumus Menghitung BMI menurut WHO

BMI = Berat Badan (Kg)

(Tinggi Badan)2 (Cm)

BMI Status Berat Badan


Kurang dari 18.5 Kekurangan berat badan
18.5 – 24.9 Normal (Ideal)
25.0 – 29.9 Kelebihan berat badan
30.0 atau lebih Kegemukan (Obesitas)
 TTV (TD, S, N, RR)

Diisi sesuai dengan TTV masing-masing anggota keluarga

Contoh:

 Status Imunisasi Dasar

Diisi dengan imunisasi apa yang sudah di berikan (BCG/Polio/DPT/HB/Campak)

Contoh : BCG/Polio/DPT/HB/Campak

 Alat Bantu

Di isi dengan alat bantu apa pun dalam menunjang ke seharian setiap individu di

keluarga tersebut.

Contoh : Tn. A menggunakan alat bantu pendengaran

Analisis Masalah Kesehatan Individu : __________________________________

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Contoh : Keluarga Tn. A dalam tahap perkembangan yaitu pada tahap IV yaitu keluarga

dengan anak usia sekolah

Tahap ini dimulai dari sejak anak berusia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada

fase ini pada umumnya keluarga mencapai fase jumlah anggota keluarga yang

maksimal.

Tugas perkembangannya adalah:

1 Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan

hubungan dengan teman sebaya yang sehat;


2 Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;

3 Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

Tahap Perkembangan Saat Ini

Dari semua tugas perkembangan yang diatas belum ada yang terenuhi

Riwayat Kesehatan Sebelumnya

Menjelaskan penyakit yang diderita dalam keluarga sebelumnya

Contoh :

Tn. A sebagai KK menderita Hipertensi sejak 3 tahun yang lalu mengeluh pusing.

Tekanan darah naik apabila mengkonsumsi makanan jenis daging-dagingan Tekanan

darah saat diperiksa 160/100 mmHg.

Ny. Y sebagai istri dan ibu rumah tangga jarang sakit, tidak mempunyai masalah

dengan istirahat, makan, maupun kebutuhan dasar lainnya. Tidak mempunyai penyakit

menurun (Hipertensi) dan penyakit menular (TBC, Kusta)

An. N sebagai anak tidak mempunyai masalah dengan makan, istirahat, maupun

kebutuhan dasar lainnya saat ini.

Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998)

a) Keluarga Baru Menikah Atau Pemula

Tugas perkembangannya adalah:


1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan;

2. Membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial;

3. Mendiskusikan rencana memiliki anak.

b) Tahap Perkembangan Keluarga Yang Kedua Adalah Keluarga Dengan Anak

Baru Lahir.

Tugas perkembangannya adalah:

1. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap mengintegrasikan

bayi yang baru lahir ke dalam keluarga;

2. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan

anggota keluarga;

3. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;

4. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran

orang tua dan kakek nenek.

c) Keluarga Dengan Anak Usia Pra Sekolah

Tugas perkembangannya adalah:

1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang bermain, privasi,

dan keamanan;

2. Mensosialisasikan anak;

3. Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan anak

yang lain;

4. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di luar keluarga.


d) Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah

Tugas perkembangannya adalah:

1 Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan

hubungan dengan teman sebaya yang sehat;

2 Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;

3 Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

e) Keluarga Dengan Anak Remaja

Tugas perkembangannya adalah:

1. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi

dewasa dan semakin mandiri;

2. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan;

3. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.

f) Keluarga Melepas Anak Usia Dewasa Muda

Tugas perkembangannya adalah:

1. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang

didapatkan melalui perkawinan anak-anak;

2. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan

perkawinan;

3. Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri.
g) Keluarga Dengan Usia Pertengahan

Tugas perkembangannya adalah:

1. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan;

2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang

tua lansia dan anak-anak;

3. Memperkokoh hubungan perkawinan.

h) Keluarga dengan usia lanjut

Tugas perkembangannya adalah:

1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan;

2. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun;

3. Mempertahankan hubungan perkawinan;

4. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan;

5. Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi;

6. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan hidup).

A. STRUKTUR KELUARGA

Pola Komunikasi : Baik Disfungsional

*centang yang sesuai dengan keadaan saat ini

Peran Dalam Keluarga : Tidak Ada Masalah Ada Masalah

*centang yang sesuai dengan keadaan saat ini


Nilai/Norma Keluarga : Tidak ada konflik nilai Ada Konflik

*centang yang sesuai dengan keadaan saat ini

Pengambilan keputusan dalam keluarga : di isi dengan bagaimana cara keluarga dalam

mengambil keputusan untuk memecahkan masalah. Apakah dengan musyawarah atau

keputusan kepala keluarga atau sepihak.

A. FUNGSI KELUARGA

Fungsi Afektif : Berfungsi Tidak Berfungsi

*centang yang sesuai dengan keadaan saat ini

Fungsi Sosial : Berfungsi Tidak Berfungsi

*centang yang sesuai dengan keadaan saat ini

Fungsi Ekonomi : Baik Kurang Baik

*centang yang sesuai dengan keadaan saat ini

B. POLA KOPING KELUARGA

Mekanisme Koping : Efektif Tidak Efektif

*centang yang sesuai dengan keadaan saat ini

Stressor yg dihadapi keluarga : Tidak ada

DATA PENUNJANG KELUARGA


Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga

 Kondisi Rumah  Jika ada ibu nifas, Persalinan

Type rumah : permanen/semi permanen ditolong oleh tenaga kesehatan :

Ya/Tidak

Coret yang salah atau yang tidak Coret (Tidak) apabila persalinan di

sesuai dengan kodisi rumah bawa ketenaga kesehatan

 Ventilasi :  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif

Cukup/kurang Ya/Tidak

Coret yang salah atau yang tidak Coret (Tidak) apabila asi diberikan

sesuai ekslusif

 Jika ada balita, Menimbang balita

 Pencahayaan Rumah : tiap bulan:

Baik/ Tidak Ya/Tidak

Coret (Tidak) apabila balita selalu

Coret yang tidak sesuai atau salah timbang tiap bulan

 Menggunakan air bersih untuk

 Saluran Buang Limbah : makan & minum:

Baik/cukup/kurang Ya/Tidak

Coret yang tidak sesuai atau yang Coret (Tidak) jika minum dengan

salah air bersih.


 Menggunakan air bersih untuk

kebersihan diri:

 Air Bersih : Ya/Tidak

Sumber air bersih: Coret (Tidak) jika menggunakan air

sumur/PAM/sungai/lain-lain bersih untuk kebersihan diri

Coret yang salah dan sebutan sumber

air besih yang di gunakan  Mencuci tangan dengan air bersih &

sabun :

 Jamban Memenuhi Syarat : Ya/Tidak

Ya/tidak Coret (Tidak) apabila mencuci

Coret yang salah atau tidak sesuai tangan dengan air bersih dan sabun

dengan keadaan rumah keluarga

tersebut  Melakukan pembuangan sampah

pada tempatnya :

 Tempat Sampah: Ya/Tidak

Ya/Tidak Coret (Tidak) Apabila Membuang

Jenis : Tertutup/Terbuka Sampah Pada Tempatnya

Coret yang tidak sesuai dengan

keadaan di rumah tersebut  Menjaga lingkungan rumah tampak

bersih

 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Ya/Tidak

Jumlah Anggota Keluarga (8m2/orang) Coret (Tidak) jika selalu menjaga


Ya/Tidak lingkunga tetap bersih

Coret yang tidak sesuai dengan

keadaan rumah tersebut.dan sebutkan  Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap

berapa meter persegi/orang di rumah hari :

keluarga Ya/Tidak

Coret (Tidak) jika selalu memakan

lauk pauk tiap hari

 Menggunakan jamban sehat :

Ya/Tidak

Coret (Tidak) apabila selalu

menggunakan jamban sehat

 Memberantas jentik di rumah sekali

seminggu :

Ya/Tidak

Coret (Tidak) apabila di rumah

tersebut membrantas jentik di

rumah sekali seminggu

 Makan buah dan sayur setiap hari :

Ya/Tidak

Coret (Ya) apabila selalu makan


buah dan sayur setiap hari

 Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Ya/Tidak

Coret (Tidak) apabila tidak

melakukan aktivitas fisik setiap hari

 Tidak merokok di dalam rumah  :

Ya/Tidak

Coret (Ya) apabila merokok di

dalam rumah

KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN

KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA

1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:

 Ada , √ Tidak, karena Ny. Y di sibukkan oleh pekerjaan sehingga kurang

perhatian kepada suaminya yang sakit

2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam

keluarganya :  Ya √ Tidak

3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota

dalam keluarganya:

√ Ya Tidak
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami

anggota dalam keluarganya :

√ Ya  Tidak

5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota

dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat :

 Ya √ Tidak

6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang

dialami anggota keluarganya:

 Keluarga √ Tetangga, Kader  Tenaga kesehatan,

7) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang

dialami yang dialami anggota keluarganya :

√ Ya  Tidak

8) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan

masalah kesehatan yang dialaminya:

√ Ya  Tidak

9) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami

anggota keluarganya:

√ Ya  Tidak

10) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang

mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :

 Ya √ Tidak

11) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat

untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya:


√ Ya  Tidak

1.3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Kesiapan Meningkatkan Proses Keluarga

a. Definisi (Nanda 2018-2020)


Suatu pola fungsi keluarga untuk mendukung kesejahteraan anggota keluarga dan

dapat ditingkatkan.

b. Batasan Karakteristik

a. Mengungkapkan keingina untuk meningkatkan keseimbangan antara otonomi


dan persatuan

b. Mengungkapkan keinginan meningkatkan pola komunikasi


c. Mengungkapkan keinginan meningkatkan level energi keluarga untuk
mendukung aktivitas sehari-hari
d. Mengungkapkan keinginan meningkatkan adaptasi keluarga terhadap perubahan

Mengungkapkan keinginan

e. meningkatkan dinamika keluarga

f. Mengungkapkan keinginan meningkatkan kebahagiaan keluarga


g. Mengungkapkan keinginan meningkatkan pertumbuhan anggota keluarga
h. Mengungkapkan keinginan meningkatkansaling ketergantungan dengan
komunitas
i. Mengungkapkan keinginan meningkatkan batasan antar-anggota keluarga
j. Mengungkapkan keinginan meningkatkanrespek pada anggota keluarga

k. Mengungkapkan keinginan meningkatkan keselamatan anggota keluarga


INTERVENSI KEPERAWATAN DI DALAM KEPERAWATAN KELUARGA AKTUAL
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA RASIONAL
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN HASIL
Kesiapan Peningkatan Integritas Keluarga
Meningkatkan Definisi : Peningkatan persatuan dan kesatuan
Proses Keluarga keluarga

Health Education : -
Nursing Treatmeant :
1. Bina hubungan saling percaya dengan anggota
keluarga
2. Bantu keluarga dalam mengatasi konflik
3. Sediakan privasi bagi keluarga
4. Fasilitasi suasana kebersamaan diantara anggota
keluarga
5. Fasilitasi komunikasi yang terbuka antar anggota
keluarga
6. Fasilitasi kunjungan keluarga
Observasi :
1. Monitor hubungan keluarga saat ini
Peningkatan Integritas Keluarga
Definisi : Peningkatan persatuan dan kesatuan
keluarga

Health Education : -
Nursing Treatmeant :
7. Bina hubungan saling percaya dengan anggota
keluarga
8. Bantu keluarga dalam mengatasi konflik
9. Sediakan privasi bagi keluarga
10. Fasilitasi suasana kebersamaan diantara anggota
keluarga
11. Fasilitasi komunikasi yang terbuka antar anggota
keluarga
12. Fasilitasi kunjungan keluarga
Observasi :
2. Monitor hubungan keluarga saat ini
Kolaborasi :
1. Kolaboraasikan dengan keluarga dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
2. Rujuk keluarga ke dukungan kelompok dengan
keluaarga lainnya yang memiliki masalah yang
sama
Rujuk pada terapis keluarga, sesuai indikasi

Anda mungkin juga menyukai