PENDAHULUAN
AVALOKITESVARA
Di Cina legenda tentang Guan yin Pu Sa yang banyak dikenal adalah catatan
Guan Yin Pu Sa sebagai Miao San.Legenda ini berasal dari tahun 11 masa jin
Tian(Surga Emas) yaitu 2587S.M.Dan inilah ringkasan dari cerita tersebut:
Pada jaman itu hiduplah seorang raja bernama Miao To Huang atau di
kenal juga dengan nama Miao Chung yang berkuasa di Xin Lin.Beliau
mempunyai tiga orang putri yaitu Miao Jing,Miao Ying dan Miao Shan.Tetapi
beliau tidak mempunyaiseorang putra.Dan menurut legenda pada waktu Ratu
Po Ta mengandung putrid Miao Shan,beliau bermimpi ada mutiara surga yang
berubah menjadi matahari yang membara,lalu jatuh di depan kaki beliau.
Karena tidak memiliki seorang putra maka raja mencarikan
jodoh/suami bagi para putrinya agar kelak beliau dapat memiliki pewaris
tahta.Akan tetapi Miao Shan putrid bungsunya menolak untuk menikah,karena
beliau lebih senang mengabdikan hidupnya untuk mencapai ke-Budha-
an.Beliau mengasingkan diri di Vihara Burung Pipit Putih.Kemudian raja
memakai segala macam cara untuk merubah pendirian putrinya itu dan bahkan
dengan ancaman.Setelah semua usahanya tidak berhasil raja marah dan
mendongkol,kemudian beliau memerintahkan agar anggota tubuh Viharawati
Miao Shan.akan tetapi terjadilah keajaiban setelah anggota tubuh Viharawati
Miao Shan yang dipotong akan tumbuh kembali.Karena itu kemurkanaan raja
bertambah dan beliau memerintahkan agar Vihara Burung Pipit Putih dibakar
sampai rata dengan tanah.Akan tetapi pada saat di baker secara tiba-tiba
turunlah hujan yang memadamkan kobaran api tersebut.Hal itu manambah
kemurkaan raja sehingga beliau memutuskan untuk memenggal Viharawati
Miao Shan.Tetapi pada saat algojo melaksanakan tugasnya untuk memenggal
Viharawati Miao Shan terjadilah keajaiban,golok yang dipakai algojo untuk
memenggal viharawati Miao Shan pecah berkeping-keping pada saat
menyentuh leher Viharawati Miao Shan.Lalu dalam marahnya raja
memerintahkan agar Viharawati Miao Shan di jerat dengan tali sutra.Pada saat
pelaksanaan tiba-tiba munculah agin topan yang menggelapkan langit dan
tiba-tiba munculah seberkas cahaya mengelilinginya.Luau munculah seekor
harimau yang merupakan perwujudan dari Dewa Bumi setempat dari dlam
hutan dan membawa pergi Viharawati Miao Shan ke pulau Pu Tuo Shan. .
Kemudian Viharawati Miao Shan bertapa di goa Xuan-Ai di pulau
tersebut selama 9 tahun.Di akhir pertapaan-Nya beliau mencapai pencerahan
dan mendapatkan seorang murid laki-laki bernama Huan Shan Cai(Si Anak
Emas) sebagai pembantu pertyama.Dan kemudian pad suatu hari Miao Shan
dengan mata dewa yang di milik-Nya melihat beberapa orang nelayan secara
tidak sengaja menangkap putra ke-3 Raja Naga Penguasa Lautan yang sedang
bermain di laut dalam bentuk seekor ikan.Lalu dengan segera Miao Shan
mengutus Shan Cai pengikut-Nya untuk membeli ikan tersebut di pasar lalu
melepaskannya kembali ke lautan.Sang Raja Naga sangat berterima kasih atas
usaha pembaebasan puterannya tersebut,lalu Raja Naga memerintahkan cucu
perempuannya yang bernama Long Nu uantuk mengirimkan sebuah Kristal
yang memancarkan cahaya pada Miao shan.Dengan Kristal tersebut Miao
shan dapat membaca kitab suci walaupun dad lam kegelapan.Pada waktu
melihat Miao Shan,Long Nu cucu Raja Naga merasa amat terkesan pada Miao
Shan dan kemudian Long Nu memohan pada Miao Shan agar bias menjadi
pendamping Miao Shan.Dan permohonan Long Nu dikabulkan oleh Miao
shan,lalu Long Nu menjadi pengikut kedua dari Miao Shan.Karena itu seriang
dijumpai gambar Guab Yin didampingi oleh Long Nu dan Shan Cai.
Menurut legenda sering berjalannya wktu Miao Shan berhasil
mengubah kedua orang tuannya menjadi umat Buddha yang taat.Bahkan miao
shan menangguhkan Nirvana-Nya sendiri untuk terus menolang mahluk lain.
Pada Versi ayng lain diceritakan bahwa raja mendertia penyakit yang
mengerikan sebagai karma buruk akibat perbuatannya membakar vihara.Dan
menurut ahli pengobatan pada jaman itu hanya bias disembuhkan dengan
ramuan yang terbuat dari tangan dan mata seorang Pu Tian Jen(orang yang
tidak pernah marah).Mendengar hal tersebut Miao Shan mengorbankan tangan
dan matanya untuk menyembuhkan ayahnya.Setelah sembuh raja amat
terguncang dan menyesan karena mengetahui pengorbanan puterinya.Lalu
raja memutuskan untuk menganut Buddha Dharma.
Ada juga versi lain yang menyatkan bahwa ayah Miao Shan adalah
seorang raja India yang buta. Agar mengubah ayahnya ke jalan yang benar
Miao Shan mengubah wujudnya menjadi seorang asing dan memberitahu raja
jika beliau ingin sembuh pengelihatannya maka beliau harus menelan mata
salah seorang puterinya.Tetapi tidak ada seorang putrinya selain Miao shan
yang mau memberikan matanya.Setelah menelan mata Miao Shan
pengelihatan raja pulih, lalu Miao shan memberitahu tentang kefanaan dan
kesombongan duniawi di mana anak-anaknya sendiri pun tidak mau menolong
raja.Kemudian raja sadar akan hal tersebut dan menjadi penganut Buddha
Dharma.
Ada juga versi yang menceritaka bahwa Miao Shan meninggal pada
saat dijerat dengan kain sutera,dan kemudian dilahirkan kembali di
neraka.Dan karena kemurnian dan kasih saying-Nya maka dapat
membebaskan semua mahluk di neraka dari penderitaannya.Kejadian ini
membuat khawatir Sang Pencatat hidup dan mati,karena tanpa neraka tidak
akan ada keadilan di dunia.Hal tersebut dapat mengakibatkan orang-orang
jahat bias berkeliaran dengan bebas tanpa ada yang menghukum.Maka Sang
Pencatat Hidup dan Mati melaporkan hal tersebut kepada Raja Neraka.dan
dengan segera Raja Neraka memerintahkan Miao Shan kembali ke alam
manusia.Pada saat kembali ke alam manusia tiba-tiba muncullah Buddha
Amitabha di atas segumpal awan di hadapan Miao Shan.buddha Amitabha
memerintahkan Miao Shan untuk menyepi di pulau Pu To Shan yang jauhnya
sekitar 300 mil dari tempatnya sekarang.Buddha Amitabha juga memberi buah
persik surga yang khasiatnnya mampu menyokong hidup selama setahun
tanpa makan dan minim serta juga memberikan hidup abadi pada Miao
Shan.Lalu Miao Shan bertapa di pulau Pu To Shan hingga mencapai
pencerahan,dan berikrar akan membebaskan semua mahluk dari derita dengan
kemurnian dan kasih sayang-Nya.
BAB III
AVALOKITESVARA
BAB IV
5. Bulan 7 Imlek
Dikenal juga sebagai Ulambana yang jatuh pada bulan 7 Imlek.Pada
bulan ini biasanya umat Buddha mengadakan upacara untuk
memberikan sesaji dengan tujuan memberi makan pada setan dan roh
yang kelaparan sebagai salah satu bentuk perbuatan baik/amal.Disini
Avalokitesvara dikenal juga sebagai Pu Du Kong,yang artinya Tuan
Yang Menolong Dalam Penyebrangan.Pu Du Kong dianggap sebagai
penolong roh-roh yang mengalami penderitaan di neraka.Disini Pu Du
Kong ditampilkan sedang memberi makan roh-roh yang kelaparan.
BAB V
BODHISATTVA
2 . Jepang :
Diduga Avaokitesvara diperkenalkan ke Jepang dari Korea,sekitar masa
kekuasaan Kaisar wanita Suiko (593 – 628).Dan arca Kannon yang tertua
yang ditemukan di Jepang berada di Horyuji,Nara yang diduga berasal
dari masa pertengahan abad ke 7 M.
3 . Tibet :
Diperkirakan mulai dipuja sebelum abad ke 7 M.Diperkirakan pada masa
pemerintahan Raja Srong-Tsan-Sgam-Po (608 – 650).Diyakini bahwa sang
raja merupakan penitisan Avalokitesvara.Sementara itu ada sebuah karya
sejarah yang diduga berasal pada masa itu yang berjudul Mani-Bkha-
Hbum yang isinya menceritakan bahwa Padmapani (Avalokitesvara)
muncul dari seberkas cahaya putih yang berasal dari mata kanan Amitabha
setelah selesai dari meditasi-Nya yang mendalam. Lalu Amitabha
memberkatinya dengan mengucapkan’OM-MANI PADME HUM”.
4 . Srilangka :
Ditemukan bukti bahwa avalokitesvara mulai dipuja sekitar abad ke 9 M
atau 10 M,dan mencapai puncaknya pada abad ke 15 M.Hal ini dapat
dilihat dari karya-karya Bhiksu Sri Rahul yang merupakan seorang Bhiksu
yang terpelajar yang merupakan pemuja setianya.Beliau berasal dari
Dusun Totagamuve yang berada dekat Hikkaduwa di kabupaten Galle
Selatan Lanka yang merupakan pusat pemujaan Natha.Bahkan di dirikan
Cetiya khusus Nata Derale yang terletak di sebelah Barat Ceitya Gigi di
Kaoy.Dalam sejarahnya Cetiya ini sangat penting karena di Ceitya ini
diadakan upacara kerajaan yang sangat penting seperti pemilihan nama
Raja dan penganugerahan pedang kerajaan.Selain itu di temukan juga arca
Natha dalam bentuk Simhala-Dvipe Arogya-Sala Loka yang artinya
Hyang Lokhanatha Penyembuh Dari Lanka.Dari arca tersebut dapat
disimpulakan bahwa masyarakat di daerah tersebut memuja
Avalokitesvara sebagai penyembuh.
5 . Vietnam :
Dipuja dan tersebar pada abad ke 9 M dan 10 M.Arcanya dapat dilihat di
Bantay Chmar,Angkor Thom, dan Nak Pan.Di Campa Avalokitesvara
digambarkan dengan satu kepala dengan tangan tidak lebih dari
delapan.Sementara di Khmer dvisualisasikan menurut aliran Tantrayana
yaitu memiliki enam belas kepala dengan lengan yang memegang
berbagai symbol Tantra.Sementara itu di Champa dan Khmer visualisasi
berdasar aliran Tantra Nampak lebih jelas.Biasanya Avalokitesvara
digambarkan dalam posisi berdiri dengan bertelanjang dada, dalam posisi
contrapposto (pinggul,bahu,dan kepala menghadap arah yang berbeda)
dan memakai dhoti pendek yang melingkar di pinggang yang juga
diperkokoh oleh ikat pinggang berhias.Serta memakai mustika di
leher,telinga,lengan dan pergelangan kaki.Rambut dijalin tinggi dengan
Mukuta(penutup kepala) dan juga terdapat mahkota bergambar Buddha
Amitabha di atasnya (dalam versi Tantra Avalokitesvara berasal dari mata
kanan Amitabha).
6 . Thailand :
Diduga dipuja pada abad ke 8 M dan 9 M yaitu pada periode kerajaan
Srivijaya(Indonesia).Hal ini dapat dilihat bahwa pengaruh Tantra yang
sangat kental pada arca-arca yang ditemukan.Ciri-ciri arca tersebut sangat
mirip dengan arca Lokesvara-nya Khmer.Di Thailand kebanyakan
peninggalan Budhis yang ditemukan adalah arca Bodhisattva terutama
Avalokitesvara.Dan bentuk yang sering ditampilkan adalah petapa atau
pangeran muda.
7 . Malaysia :
Di Malaysia tidak banyak penelitian yang dilakukan tentang kemunculan
dan pengaruh Buddha Dharma.Tapi di Perlis ditemukan lembaran tanah
liat untuk keperluan nazar bergambar Avalokitesvara,yang salah satunya
diperkirakan berasal dari abad ke 12 M.
8 . Indonesia
(a) . Mahayana :
Pada abad ke 11 M kerajaaan Srivijaya-Palembang adalah pusat
Mahayana yang di kenal hingga daerah Nepal dan Tibet.Pada tahun 755
M Maharaja Srivijaya mendirikan sebuah candi sebagai penghormatan
kepada Hyang Buddha dan Avalokitesvara dalam bentuk padmapani dan
Vajrapani.Di Candi Mendut yang terletak di Magelang,Jawa Tengah
ditemukan arca Avalokitesvara dalam bentuk maskulin sebagai
pendamping arca Hyang Buddha.Di Jawa Timur di Candi jago
ditemukan arca Avalokitesvr dalam bentuk Amoghapasa Avalokitesvara
yang berlengan delapan.
(b) . Tantra :
Di daerah Palembang,Sumatera di temukan sebuah prasasti yang berisi
doa pada Manjusri dan Avalokitesvara Bodhisattva.Di duga prasasti ini
berasal dari abad ke 7 M.Dan di tempat yang sama juga di temukan arca
Avalokitesvara yang diduga berasal dari abad ke 8 M dan 11 M.
BAB VI
PERWUJUDAN AVALOKITESVARA
Mengenali arca Buddhis adalah masalah yang sulit. Akan tetapi setidakanya
ada dua macam cara untuk mengelompokan perwujudan Avalokitesvara. Yaitu
dengan metode numerik dan historis yang diikuti oleh J.Deinker dalam
karyanya The God Of Northern Buddhism (tr.A.Getty,Tuttle 1962),serta
metode yang lebih umum yang dipakai oleh Alicia Matsunaga dalam karyanya
The Buddhist Philosophy Of Assimilation (Shophia Univ.tokyo 1962).
Sementara itu metode Sadharna(bimbingan latihan visualisasi) pertama kali
dikemukakan oleh A.Foucher dalam karyanya yang berjudul Etudes Sur
I’Iconographique Boddhique de I’Inde(1900,1905).Disini tidaklah mungkin
kita membahas secara lengkap semua perwujudan itu, akan tetapi kita akan
membahas perwujudan Avalokitesvara yang terpenting dan paling universal
saja.
3 . Khasarpana Avalokitesvara :
Warna : Putih.
Simbol : Teratai.
Mudra : Memberi.
Sikap Tubuh : Anggun (Lalita) atau Setengah Menyilang
(Ardhparyanka).
Pendamping : Tara,Sudhana Kumara,Bhrkuti,dan Hayagriva.
Avalokitesvara disini digambarkan sebagai remaja yang memakai
mahkota rambut yang terjalin (Jatamukuta) yang bergambar Buddha
Amitabha yang sedang tersenyum.Avalokitesvara digambarkan duduk
di piringan bulan yang terletak di atas teratai ganda,Lengan kanannya
membentuk mudra memberi,sedangkan lengan kirinya memegang
teratai.Dan air suci mengaalir dari tangannya,serta Sucimukha (Mulut
Suci menanti di bawahnya.Ciri yang membuat perwujudan ini mudah
dikenali adalah adanya empat pendamping di kedua sisinya.
15 . Vajradharma :
Warna : Putih Kemerah-Merahan.
Simbol :Teratai.
Kendaraan : Ayam Merak.
Avalokitesvara di tampilkan menggenakan mahkota lima
kebijaksanaan dan duduk pada piringan bulan di atas teratai yang
terletak pada punggung seekor Merak.Dan. tatapannya menancarkan
penuh dengan perasaan kasih saying.Lengan kirinya memegang teratai
berdaun enam belas dan lengan kanannya memekarkan teratai tersebut
di depan dadanya.
Arti dari pwerwujudan ini dalah daya tarik dan kebahagiaan
dalam Buddha Dharma.
Pengambar wujud ini berdasarkan Kitab Zi Guan karya Guru Besar Zhi Yi
(538 – 579 M) yang merupakan pendiri aliran Tian Tai di Cina.Karya ini
menguraikan perwujudan Avalokitesvara di enam alam.Dan juga karya ini
diyakini sebagai salah satu bentuk usaha awal untuk menggolongkan
perwujudan Avalokitesvara.Kemudian karya ini dijadikan acuan bagi
penggolongan Avalokitesvara lainnya seperti tiga puluh tiga perwujudan Guan
Yin (Cina) dan juga perwujudan Avalokitesvara delapan penderitaan.Dan
perwujudan Avalokitesvara enam alam adalah:
14. Guan Yin Berkerongkongan Biru (Qing Jing Guan Yin / Nilakantha) :
Perwujudan Guan Yin yang dimaksud di sini sama dengan perwujudan
Nilakantha Avalokitesvara yang telah kita bahas di atas.
26. Guan Yin Eman Waktu Jaga (Liu Shi Guan Yin) :
Di India kuno satu hari dibagi menjadi enam waktu jaga yang masing-
masing empat jam.Maksud dari perwujudan ini adalah Guan Yin terus
menerus menjaga seluruh pemujanya tanpa istirahat sedikitpun.
Maha kauna Dharani atau dikenal juga dengan nama Ta Pei Shen Chou
(Cina) adalah mantra yang paling banyak di hafal oleh umat
Buddhis.Kemasyuran mantra ini membuatnya digubah menjadi logogram.
Logogram adalah karakter atau tanda yang melambangkan kata. Dan
mantra ini adalah satu-satunya mantra yang digubah ke logogram.Hal ini
menyebabkan orang yang buta huruf sekalipun dapat
melafalkannya.Berikut ini ke delapan puluh empat logogram tersebut
beserta artinya:
2.Namo Arya / Na Mo A Li Ye :
Arti : Sembah sujud kepada Yang Mulia.
Logo : Ruyi Lun Pu Sa / Cintamanicakra Bodhisattva.
Ket : Tekun dalam melaksanakan Dharma dan membangkitkan kehendak
untuk mencapai pencerahan (Bodhicitta).
5.Mahasattvaya / Mo He Sa Tuo Bo Ye :
Arti : Mahluk Agung.
Logo : Pu Sa Zhang Zi Zi Aong Zhiu (Amoghapasa melafal mantra).
7.Om :
Arti : Suata mantra universal yang merupakan sumber segala suara.
Logo : Zhu Gui Shen He Zhang Ding Song Zhou.
Ket : Semua mahluk yang menderita (roh dan setan)akan mengatupkan
kedua telapk tangannya (bersikap Anjali)ketika mendengar
Dharani ini.
8.Sarvaabhayah (Sarvarabhage) / Sa Po La Fa I :
Arti ; Jangan takut.
Logo : Si Da Tian Wang / Catummaharajika.
9.Sudharadasya / Su Ta Na Ta Siek :
Arti : Melihat kebenaran mulia (kemungkinan dari kata
Saddharmadaysa).
Logo : Gui Shen (pengikut empat Raja Langit).
15.Ajeyam / A Se Yin :
Arti : Tak terlihat.
Logo : Raja Langit Yaksha terbang.
17.Mahadhatu / Mo Fa De Tuo :
Arti : Empat unsure besar.
Logo : Jun Zha Li Pu Sa / Bodhisattva Kundali.
18.Tadyatha / Ta Ce Da :
Arti : Demikianlah.
Logo : Arahat berlidah panjang.
19.Om Avaloke / Om A Bo Lu Si :
Arti : ‘Om’,Dia yang melihat ke bawah.
Logo : Guan Shi Yin pu Sa dengan telapak tangan terangkap dan
melihat dengan penuh kasih saying dan seksama.
20.Lokite / Lu Cia Ti :
Arti : Dia Yang Mengamati.
Logo : Mahabrahma Devaraja.
22.Hari / I Si Li :
Arti : Cantik mempesona.
Logo : Mahesvara Devaroja (Raja Surga Tavatimsa).
24.Sarva Sarva / Sa Bo Sa Bo :
Arti : Semua-Semua.
Logo : Bodhisattva Ratnakuta.
25.Mala Mala / Mo La Mo La :
Arti : Karangan bunga, karangan bunga.
Logo : Pandarvasini belia dengan permata berkah.
{v«zwÂñ>¡0¸¿_°ÀI.«É³ï@›<Þ8^W¨Y@I®‹NðV¥x7ËÙãàæAÎ=…zm§‡t-
2Õ§ÒJJ¨@‘Š33Â
„ iÍÍ×”²Ž›rsè(»8+/ÙZ33]LÒ(êý ᄂ ÐV
豩P®@ c•uźÇ"¸– Ä€r
:óÚ´µíĶÇ;Û`
u_Zi´fé·»8Á£À
0©Ç®jk--Ökø h” ¯Q]‚ÛB 0
Ó5V𦡠U34‡ã
Ža*V9Ò±ÙÝO
h1 ᄉ Œ€€3€qý*ÔwjÇ&
Ï¿5~âÂÊKé£kµYÞF8Ù $€OãTíôñ=óZnh™A,@d"¹-°
Ã’ᄃ Á35u"—í$|
ÒpN8Ϧj•½¸óˆ¡Š2ý>ö3ÅhÅ
»xS÷·%s
rvôp8_ÇŠ &(º9#$u&¢7c «›yÁ-ÞµŒÅü¢ÅH$
œf´u•†=/N)pYÒ0"ÿ35Y’ úc4½Í™nÿ35³îü“&á°0Þyæ¬Á©4Ò¬qga
b²õ›
uX¾Ñ¨½¼’Ä / Ti Li Ni :
Arti : Penegak / penunjang.
Logo : Shi Zi Wang Bing Yan Sang Du (Raja Singa).
32.Suraya (Svaraya) / Se Fo La Ye :
Arti : Berani.
Logo : Ciu Sui Pu Sa.
Ket : Digambarkan seorang Bodhisattva memegang alu emas untuk
menundukan kerabat Mara.
33.Cala-Cala / Ce La Ce La :
Arti : Guncang-guncang.
Logo : Pi Li Pu Sa.
Ket : Digambarkan Bodhisattva Guntur memegang Roda Emas.
34.Mama Brahmara / Mo Mo Fa Mo La :
Arti : ‘Tawon Hitam’ ku.
Logo : Vajra Agung Penakluk Iblis yang memegang Roda Emas.
Ket : ‘Tawon Hitam’ adalah sebuah nama untuk lingkarandi dahi yag
merupakan symbol dari ‘Mat Ketiga’ atau ‘Mata Dewa‘.
35.Muktir / Mu Li Ti :
Arti : Yang Bebas.
Logo : Bodhisattva dari semua Buddha yang digambarkan dengan
kedua telapak tangan terangkap.
36.Ehi-Ehi / I Si I Si :
Arti : Datan! Datang!
Logo : Mahesvara Devaraja.
37.Chinda Chinda / Se Na Se Na :
Arti : Hancur! Hancur!
Logo : Jiana Mo Jiang Tian Bing (Devaraja).
40.Presaya / Fo La Se Ye :
Arti : Amitabha.
Logo : Amitabha.
Ket : Guru dari Avalokitesvara.
43.Sara Sara / Sa La Sa La :
Arti : _
Logo : Shuo Luo Shuo Luo Pu Sa / Bodhisattva Sara Sara.
44.Siri Siri / Si Li Si Li :
Arti : _
Logo : Guan Yin memegang tangkai Yang Liu.
45.Suru Suru / Su lu Su Lu :
Arti : _
Logo : Bodhaisttva di tengah daun yang berguguran.
48.Mitreya / Mi Li Ti Ye :
Arti : Yang encintai.
Logo : Bodhisattva Kendaraan Agung (Buddha masa depan).
49.Nilakantha / Na LaCin jek :
Arti : Yang berleher biru.
Loga : Bodhisattva Nagarjuna.
50.Darsinina / Ti Li Se Ni na :
Arti : Pantas dilihat (kemungkinan dari kata Darsiniya).
Logo : Ratnadhvaja mengangkat garpu besi.
51.Payamara / BoYe Mo Na :
Arti : Minum (kemungkinan dari kata Bhayamana).
Logo : Bodhisattva Panji Cahaya Emas.
52.Svaha / Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : San Tou Sheng Jia Fu Ai Long (Dewa Berkepala Tiga Belas).
53.Siddhaya / Si Duo Ye :
Arti : Demi Pencapaian.
Logo : Bodhisattva Sariputra.
54.Svaha /Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Guan Yin berdiri di atas kura-kura raksasa sungai Gangga.
55.Mahasiddhaya / Mo He Si Duo Ye :
Arti : Demi Pencapian Agung.
Logo : Bodhisattva Pancaran Cahaya.
56.Svaha / Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Mahamaudgyalyayana dengan jubah dan tongkat Vihara.
57.Siddhayage / Si Duo Yi I :
Arti : Yang Dibebani Pencapian.
Logo : Bodhisattva semua Deva.
58.Svaraya / Se Bo La Ye :
Arti : Sang Raja.
Logo : Buddha Amitabha menolong para Dewa.
59.Svaha / Sa Bo He / SA Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Ashera Pu Sa memegang tinggi mangkuk.
60.Nilakantha / Na La Cin Jek :
Arti : Yang berleher biru.
Logo : Bodhisattva Gunung Lautan Kasih Sayang menolong mahluk
suci Hinayana.
61.Svaha / Sa Bo He / Sa Po He :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Bodhisattva Candana.
62.Varahananaya / Mo La Na La :
Arti : Kepada wanita berwajah cantik (kemungkinan dari akta
Varananaya) atau kendaraan berkah (kemungkinan dari kata
Varavahanaya).
Logo : Bodhisatttva Ratnamudrahasta memegang sebuah kapak emas.
63.Svaha / Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Ji Xi Lou Pu Sa.
Ket : Seorang Bodhisattva mengenakan sandal jerami sedang
berjalan di atas gelombang.
65.Svaha / Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Yuan Man Pu Sa.
66.Sarvamahasiddhaya / Sa Bo Mo He A Si Duo Ye :
Arti : Demi setiap pencapaina Agung.
Logo : Bodhisattva Bhaiajyasamudgata.
Ket : Dia berkelana menyembuhkan mahluk hidup.
67.Svaha / Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Sariputra / Bodhisattva Kebijaksanaan Agung.
69.Svaha /Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Zhu Tian Mo Wang / RajaMara dari semua Surga.
71.Svaha / Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Bodhisattva menyebarkan bunga.
73.Svaha / Sa bo He / Sa Po Ho ;
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Bodhisattva Tara sebagai seorang gadis.
75.Svaha / Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Bodhisattva Mahakasyapa dengan memegang tasbih di
tangannya.
78.Avalokite / Bo Lo Ci Ti :
Arti : Yang Mengamati (dunia).
.Logo :Bodhisattva Manjusri duduk di punggung singa dengan tangan
kanan membentuk mudra kekosongan.
79.Svaraya / Sou Bo La Ye :
Arti : (Menjawab) suara (dunia).
Logo : Guan Yin Pu Sa.
Ket : Digambarkan sebagai Bodhisattva Teratai Emas,yang
membebaskan semua mahluk dari kemelekatan terhadap
bentuk penglihatan
.
80.Svaha/ Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Guan Yin Pu Sa.
Ket : Digambarkan sebagai Bodhisatva yang membebaskan semua
mahluk dari kemelekatan terhadap suara.
83.Padaya / Pa Duo Ye :
Arti : ‘Sebaris Ayat’.
Logo : Guan Yin Pu Sa.
Ket : Digambarkan sebagai Bodhisattva yang membebaskan semua
mahluk dari kemelekatan terhadap sentuhan.
84.Svaha / Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Guan Yin Pu Sa.
Ket : Digambarkan sebagai Bodhisattva yang membebaskan semua
mahluk dari kemelekatan terahdap bentuk-bentuk pikiran.
BAB VII
MANTRA – MANTRA
AVALOKITESVARA
Bagi umat Buddha Mantra atau yang disebut juga Keng (Cina) adalah suatu
hal yang amat penting.Pada dasarnya mantra/keng adalah doa,akan tetapi
mantra/keng juga dapat menjadi objek untuk meditasi.dengn sajak
suara/pengucapan mantra/keng orang dapat berkonsentrasi dan mengatur
nafas.Selain itu mantra/keng diyakini memiliki kemuzijatan bagi orang yang
membacanya.
Tercatat dalam Kitab Fayuan Zhu Lin yang menceritakan keajaiban
dari mantra Avalokitesvara.Diceritakan hiduplah seorang pegawai negeri
bagian urusan social yang bernama Sun Jing De yang tinggal di kota Ding
Zhou di negeri Wei.Sun Jing De sangat tekun bersembayang memuja Guan
Yin,dan bahkan dia membuat sebuat patung Guan Yin sebagai sarana
pemujaannya.Hingga pada suatu hari Sun Jin De dilibatkan dalam sebuah
kasus peristiwa perampokan oleh salah seorang pelakunya.Dan tanpa
pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut Sun Jin De dijatuhi hukuman
mati.Pada malam sebelum pelaksanaan hukuman mati dilaksanakan,Sun Jin
De bermimpi bertemu dengan seorang Bikhsu dan Bikhsu tersebut mengajari
Sun Jin De sebuah mantera/keng yang kemudian dikenal sebagai Ko Ong
Kuan Shi Yin Keng.Bikhsu tersebut juga memerintahkan agar Sun Jin De
membaca mantera tersebut sebanyak seribu kali agar dapat terbebas dari
kematian.Lalu Sun Jin De terbangun dari tidurnya dan kemudian membaca
mantera tersebut hingga waktu hukuman matinya tiba.Akan tetapi pada saat
waktunya tiba Sun Jin De hanya dapat membaca keng ini sebanyak Sembilan
ratus kali. Dan atas kemurahan hati penjaga penjara Sun Jin De dapat
menyelesaikannya. Pada saat hukuman mati dilaksanakan terjadilah sebuah
keajaiban,dimana pada saat golok yang digunakan untuk memengal kepala
Sun Jin De hancur berkeping-keping saat menyentuh lehernya.Hal ini terjadi
hingga tiga kali sehingga membuat heran para hadirin.Dan setelah diteliti pada
leher patung Guan Yin di rumah Sun Jin De terdapat tiga garis seperti bekas
terkena benda tajam.Keajaiban peristiwa ini tersiar hingga akhirnya didengar
oleh Gao Sun yang berkedudukan sebagai perdana menteri di negeri
tersebut.Lalu Gao Sun memeriksa ulang kasus Sun Jin De dan menyatakan
bahwa Sun Jin De tidak bersalah.Dan kemudian Sun Jin De dibebaskan.
Avalokitesvara adalah salah satu Bodhisattva yang masyur dan
memiliki banyak mantera untuk memujanya. Berikut ini adalah sebagian kecil
dari mantera-mantera-Nya yang umum di lafalkan para pemujanya:
NA MO AVALOKITESVARA BODHISATTVA :
Mantera : “Na Mo Avalokitesvara Bodhisattva” atau “Na Mo Guan Shi
Yin Pu Sa”
Matra ini terdiri dari beberapa kata yaitu:
- Na Mo yang artinya terpujulah.
- Avalokitesvara yang berarti Dia Yang Mendengar jerit tangis
dunia atau dapat juga Dia Yang menjawab doa.
- Bodhisattva yang artinya Arahat atau yang suci.
GUAN SHI YIN PO SAT HSUN SENG CHIU KHU COU CE HSIN
KUI MING LI :
Mantera : Guan Yin Po Sat Ta Ci Cun,Ciu Tu Cung Sheng Wu Cin Ti.
Cuo Shou Ce Phing Kan Lu Shui,Yousou Ce Ken Yang Liu Ce.
Thou Shang Ting Cun Ju Lai Fu,Khou Cung Chang Nian a Mi
Tho.
You Ren Nian Te Guan Yin Cou,Hou Keng Hou Cou Pai Lian
Che.
Cao Nian Guan Shi Yin,Mu Nian Guan Shi Yin.
Ci Cu Lian Cung Gaun Shi Yin.
Pai He Lin Cung Gaun Shi Yin.
Ciu Khu Sun Sheng Guan Shi Yin.
Pai Chian Wan Yi Gaun Shi Yin.
Huo Cai Yung Cung Khung Li Sian.
Huo Cai Ciang Hu Lang Li Sun.
Huo Cai Yang Cian Ciu Ci Khu.
Huo Cai Yin Fu Tu Cung Sheng.
Ri Ri Shi Shi Lai Ciu khu.
Shi Shi Ciu Khu Pu Li Shen.
Wo Cin Ci Sou Pai Gaun Yin.
Wei Yuan Guan Yin Ciang Lai Lin.
Ta Ci Ta Pei Ciu Khu Nan.
Na Mo Ling Kan.
Guan Yin Po Sat Mo Ho Sat.
Arti Maantera : Bodhisattva Avalokitesvara Yang maha Suci.
Dengan Maha Meta-Karuna menolong mahluk yang
hidup di dunia.
Di tangan sebelah kiri memegang serahi air Kan Lu
Shui,tangan sebelah kanan memegang setangkai dahan
Yang Liu Ce.
Di atas kepala Beliau menjunjung mahkota Ru Lay Hut.
Di dalam mulut suara ”Amitabha” tak pernah berhenti.
Siapa saja yang sudah membaca mantera Guan Yin Chou
ini ,lautan api akan berubah menjadi kolam teratai.
Kami memiji Guan Yin Po Sat di pagi hari,kami memuji
GuanYin Po Sat di sore hari.
Guan Yin Po Sat di Rimba Bambu Ungu,Guan Yin Po Sat
di Rimba Bangau Putih.
Guan Yin Po Sat sedang menolong kesengsaraan dengan
mendengar suara,Guan Yin Po Sat berjuta-juta tak dapat
dihitung.
Beliau kadang-kadang di angkasa raya,kadang-kadang
terjun ke ombak besar sungai,di telaga.
Kadang-kadang menjelma menolong semua mahluk di
alam Barzah.
Kesibuakan Gaun Yin Po Sat muali sinag hingga
malam,sedetiktpun tidak meluputkan kebajikan.
Kini hamba bersujud dengan hormat kepada Guan Yin Po
Sat,sudilah Po Sat datang ke atas bumi untuk melindungi
hamba.
O!Guan Yin Po Sat Yng Maha Pengasih dan Maha
Penyayang memusnahkan segala malapetka dan mara
bahaya.
Na Mo Ling Kan Guan Shi Yim Po Sat,Mo Ho Sat.
1 Namo Ratnatrayaya
Aku berlindung kepada Tri Ratna.
25 Namo Ratnatrayaya
Aku berlindung kepada Tri Ratna!
26 Namo Aryavalokitesvaraya Svaha
Aku berlindung kepada Yang Maha Esa dan Avalokitesvara Svaha!