Anda di halaman 1dari 59

AVALOKITESVARA BODHISATTVA

PENDAHULUAN

Di dalam agama Buddha banyak terdapat Bodhisattva,dan yang paling


terkenal serta banyak di puja umat adalah Avalokiesvara Bodhisattva.Di Cina
Avalokitesvara Bodhisattva dikenal juga dengan nama Guan Yin Pu Sa..
Ajaran dari Guan Yin Pu Sa ini sangat berpengaruh dalam tradisi masyarakat
Tionghoa.Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya kisah-kisah sastra klasik
Cina yang mengambarkan Guan Yin Pu Sa.Seperti yang terdapat dalam novel
sastra klasik cina yang berjudul Perjalanan Ke Barat (See Yu / Shi Yu Chi)
yang dikarang oleh Wu Ceng Eng(629-645).Selain novel sastra klasik masih
banyak kisah-kisah lain yang menceritakan mukjijat dari mantra yang
diajarkan oleh tokoh yang welas asih ini.Tetapi saat ini banyak umat yang
kurang mengenal serta mengetahui siapa sebenarnya Avalokitesvara
Bodhisattva serta ajaran-Nya.Karena itu marilah kita kenal lebih jauh
Avalokiesvara Bodhisattva agar kita dapat ikut serta mempraktekan ajaran-
Nya,sehingga kita dapat membuat karma baik dan memperoleh berkah dari
perbuatan baik kita.
BAB I

MAKNA AVALOKITESVARA BODHISATTVA

Avalokitesvara Bodhisattva adalah salah satu Bodhisttva yang paling masyur.


Dua alasan utama kenapa ke-masyuran Avalokitesvara dapat begitu
besar,yaitu:
1. Avalokiesvara Bodhisattva disebut-sebut sebagi Bodhisatvva yang
berkuasa antara masa Parinirvana Buddha Sakyamuni dan kedatangan
Buddha Maitreya.
2. Avalokitesvara Bodhisattva diyakini akan menjawab doa dari para
umat yang mempunyai jenis kesulitan apapun.
Kata Avalokitesvara berasal dari bahasa Sanskrit yang menurut penjabarannya
dapat di kategorikan menjadi 2 macam.Adapun penjabaran tersebut adalah:
1. Avalokita +Isvara yang berarti Raja Yang Mengamati.
2. Avalokite+Svara yang artinya Yang Mendengar/Menjawab doa.
Dalam perkembangannya nama Avalokitesvara diterjemahkan ke dalam
bahasa daerah para pemujanya.Di Cina nama Avalokitesvara diterjemahkan
secara harafiah menjadi Guan Zi Zai yang artinya Hyang Raja Yang
Menjawab,dan lengkapnya adalah Da Ci Da Bei Jiu Ku Guan Shi Yin Tzi
Cang Wang Pu Sa yang artinya Hyang Maha Pengasih,Hyang Maha
Penyayang,Penyelamat Yang Terlahir Sendiri,Hyang Bodhisattva Yang
Menjawab Jerit Tangis Dunia.Sementara itu di Jepang yang mengadaptasi
nama Avalokitesvara dari Cina mengubah nama tersebut menjadi Kannon
atau Kwannon,tetapi nama Kannon lebih umum digunakan.Di Tibet dikenal
sebagi Spyan-Ras_Gzigs yang artinya Dengan Pandangan Yang Mengasihi.Di
Mongolia di sebut sebagai Niduher Ujegci yang artinya Beliau Yang Melihat
Dengan Mata.Di Srilangka dikenal sebagi Nathadeva dan disingkat sebagai
Nata yang artinya Raja atau Pelindung,dan nma lengkapnya adalah
Lokesvaranatha yang artinya Hyang Raja Yang Melindungi Dunia.Sementara
di daerah Thailand dan Kamboja disebut sebagai Lokesvara yang artinya Raja
Dunia.
BAB I I

AVALOKITESVARA

Banyak umat yang tidak mengetahui siapakah sesungguhnya Avalokitesvara


Bodhisattva.Cerita mengenai Avalokitesvara Bodhisattva ada dalm Kitab Suci
Tripitaka.Berikut ini ringkasan tersebut :

AVALOKITESVARA BODHISATTVA DALAM SUTRA SAHASRABHUJA


SAHASRANETRA MAHASAMPURNA PRATISAMVIDA MAHA
KARUNA DHARANI(SERIBU TANGAN-SERIBU MATA DARI
BODHISATTVA AVALOKITESVARA).

Pada suatu hari di Gunung Potaloka di wilayah Malakuta,tepatnya di


Vihara Avalokitesvara,Hyang Buddha Sakyamuni sedang membabarkan
Dharma yang sangat penting.Pada saat itu hadirlah para Bodhisattva,para
Arahat,Dewa dari berbagi
Sorga,Naga,Yaksa,Gandharva,Asura,Garuda,Kinnara,Mahoraga,Manusia,Non
Manusia,Dewi-Dewi dari berbagi Sorga,Malaikat,dsb.Dalam kesempatan itu
tiba-tiba dari tubuh seorang Bodhisattva memancarlah seberkas cahaya yang
demikian terang hingga menerangi 10 penjuru semesta serta menggetarkan
dunia.Nama Bodhisattva tersebut adalah Avalokitesvara.Melihat kejadian
tersebut Bodhisattva Dharaniraja bangkit dari tempat duduknya,kemudian
bersikap Anjali dan memohon kepada Hyang Buddha agar sudi menjelaskan
apa yang telah terjadi,dan dari manakah asalnya,serta sipakah yang telah
mencapai ‘pembebasan.
Kemudian Hyang Buddha menjelaskan bahwa di dalam ruangan
tersebut ada seorang Bodhisattva Mahasattva yang bernama Arya
Avalokitesvara yang berkalpa-kalpa masa kehidupannya yang lampau telah
mencapai Anuttara Samyaksambodhi dan bertekad menjalankan Dharma
Maitri Karuna yaitu menaruh belas kasihan kepada siapapun tanpa
pengecualian.Hyang Buddha juga menjelaskan bahwa Bodhisattva
Avalokitesvara juga mempunyai ribuan Dharani/mantra penting.Hyang
Buddha juga menjelaskan bahwa peristiwa yang terjadi adalah karena
Avalokitesvara sengaja mengaluarkan tenaga gaib-Nya untuk melindungi
semua mahluk.
Setelah Hyang Buddha selesai menerangkan hal tersebut,Arya
avalokitesvara menghentikan pancaran sinar gaib-Nya,kemudian bangkit dari
duduk-Nya dan ber-anjali pada Hyang Buddha.Arya avalokitesvara
membenarkan bahwa beliau mempunyai banyak mantra penting dan mantra
yang terpenting adalah Maha Karuna Dharani(Ta Pei sen Chou),beliau juga
bertekad untuk menyebarkan mantra ini kepada para uamt agar mereka dapat
mengatasi berbagai penderitaan,mengembangkan Dharma sejati,memupuk
akar kebijakan,agar dapat melepaskan diri dari rasa takut dan kegelisahan
sehingga mereka dapat mewujudkan apa yang mereka cita-citakan
Kemudian Arya Avalokitesvara juga menceritakan bahwa ber-kalpa-
kalpa masa yang lampau munculah seorang Buddha di dunia ini yang
bernama Sahasraprabharaja Sthitika Tathagata,beliau mengajarkan mantra
Maha Karuna Dharani.Dan pada masa itu Arya Avalokitesvara
adalahmerupakan salah seorang murid Sahasraprabharaja Sthitika
Tathagata.Setelah Arya avalokitesvarahafal mantra tersebut
Sahasraprabharaja Sthitika Tathagata menyentuh kepala Arya Avalokitesvara
serta berkata pada Arya Avalokitesvara agar menghayati dan membaca
mantra tersebut agar membangkitkan rasa cinta kasih dan belas
kasihan(Maitri Karuna) kepada semua mahluk yang sedang mengalami 5
kesengsaraan agar mereka bebas dari penderitaannya hingga dapat terlahir di
alam Sorga atau terlahir di negeri Buddha.Kemudian Arya Avalokitesvara
ber-ikrar akan sunggguh-sungguh,berbulat hati,dan bertekad untuk membantu
para mahluk yang tertimpa kesengsaraan sehingga mereka bisa terbebas dari
penderitaannya.Kemudian Arya Avalokitesvara memohon agar di karuniai
seribu tangan dan seribu mata(Sahasrabhuja dan Sahasranetra) di tubuh-
Nya.Dan permohonan Arya avalokitesvara dikabulkan,maka munculah seribu
tangan dan seribu mata di tubuh-Nya.Dan dengan tubuh baru-Nya tersebut
Arya Avalokitesvara mengunjungi negeri-negeri Buddha di sepuluh penjuru
semesta untuk mendalami mantra-mantra lain.
Kemudian arya Avalokitesvara melanjutkan cerita-Nya bahwa setelah
ber-kalpa-kalpa lama-Nya beliau ber-tinumbal lahir akhirnya beliau tidak
dilahirkan dari rahim seorang ibu, melainkan dari sekuntum bunga teratai
raksasa.Beliau berkata barang siapa mau membangkitkan perasaan cinta
kasihnya(Maitri-Karuna) kepada semua mahluk dan membantu mereka yang
sedang sengsara akan dikaruniai pahala yang berlimpah serta tak terhitung
jumlahnya.
Kemudian beliau membacakan mantra Maha Karuna Dharani dan
menjelaskan manfaatnya.Beliau juga menjelaskan bahwa inti dari mantra
tersebut adalah umat harus memiliki perasaan cinta kasih dan welas asih,tidak
membeda-bedakan,bersikap jujur apa adanya.memiliki perasaan dan pikiran
bersih,terbuka pikirannya,menghormati pihak lain,rendah hati,berpikir tenang
dan teratur,tidak serakah,mengembangkan pikiran
suci/bijaksana(Bodhicita)yang luhur.Selain itu umat juga harus rajin
menjalankan sila dan peraturan lainnya.Kemudian beliau melanjutkan
penjelasan manfaat dari mantra tersebut.
Setelah penjelasaan dari Arya Avalokitesvara selasai,Arya Ananda
bertanya pada Hyang Buddha bagaimana menjalankan ajaran dari Arya Ava
okitesvara.Kemudian Hyang Buddha menjelaskan bahwa bentuk dari sutra
tersebut dan ajaran beliau harus di jalankan dengan rajin dan
seksama.Kemudian Hyang Buddha menghimbau agar para hadirin
memanjatkan penghormatan dan memuliakan nama beliau:”NAMO
AVALOKITESVARA BODHISATTVA.

SADDHARMA PUNDARIKA SUTRA(AVALOKITESVARA SEBAGAI


PENDENGAR SUARA DUNIA)

Pada Suatu saat di sebuah pasamuan Agung ,Bodhisattva Akshayamati


berdiri,lalu ber-Anjali dan bertanya pada Hyang Buddha Sakyamuni karana
apakah Avalokitesvara Bodhisattva disebut sebagai pendengar suara duniawi.
Kemudian Hyang Buddha menjawab jika terdapat ratusan ribu koti
mahluk hidup yang menderita karena kesakitan dan kesengsaraan,maka
mereka yang mendengar serta sepenuh hati menyebut nama-Nya maka dengan
segera Avalokitesvara Bodhisattva akan memperhatikan jeritan dan
membebaskan mereka semua dari segala penderitaan mereka.
Kemudian Bodhisattva Akshayamati bertanya lagi kepada Hyang
Buddha bagaimanaBodhisattva Avalokitesvara berkelana di alam semesta
serta bagaimana cara beliau mengkotbahkan Dharma-Nya pada semua mahluk
dan bagaimana ciri kebijaksanaan-Nya.
Hyang Buddha menjawab bahwa jika terdapat mahluk hidup yang
berada di dunia manapun yang harus diselamatkan maka beliau akan muncul
dalam wujud yang sama dengan mahluk tersebut dan kemudian mengajarkan
Dharma kepada mereka.Dan Hyang Buddha menghimbau agar di berbagai
dunia untuk menyelamatkan mahluk hidup yang berada dalam kecemasan dan
ketakutan.
Kemudian Bodhisattva Akshayamati memberikan persembahan sebuah
kalung mutiara kepada Bodhisattva Avalokitesvara.Tetapi Bodhisattva
Avalokitesvara menolaknnya.Lalu Hyang Buddha berkata pada Bodhisattvaa
Avalokitesvara agar menerima persembahan dari Bodhisattva
Akshayamati..Dan Bodhisattva Avalokitesvara mau menerima persembahan
kalung tersabut,dan kemudian beliau membagi kalung tersebut menjadi 2
bagian.Bagian pertama beliau persembahkan kepada Hyang Buddha dan
bagian ke dua beliau persembahkan pada stupa dari Buddha Praburtaatna.
Kemudian Bodhisattva Akshayamati kembali bertanya pada Hyang
Buddha mengapa Putra Buddha tersebut di beri nama Avalokitesvara.
Hyang Buddha menjawab bahwa Arya Avalokitesvara memiliki jasa-
jasa yang sangat baik dalam menanggapi setiap kawasan,prasetya-Nya begitu
dalam seperti lautan yang tidak dapat dibayangkan dan telah melayani ribuan
koti para Buddha.Dan prasetya-Nya begitu agung.Lalu Hyang Buddha
menjelaskan secara terperinci prasetya dari Arya avalokitesvara.
Setelah selesai penjelasan dari Hyang Buddha,Bodhisattva
Dharanindhara bangkit dari duduknya lalu berjalan menghadap Hyang
Buddha dan berkata bahwa jika ada mahluk hidup mendengar tentang
perbuatan luhur serta kekuatan gaib yang telah diuraikan tadi maka jasa orang
tersebut tidaklah sedikit.
Dan pada saat Hyang Buddaha mengkotbahkan sutra ini ada 84000
makhluk hidup yang hadir dalam pasamuan itu bertekad untuk mencapai
penerangan sempurna.

AVALOKKITESVARA BODHISATTVA SEBAGAI GUAN YIN PU SA


DALAM MITOLOGI CINA.

Di Cina legenda tentang Guan yin Pu Sa yang banyak dikenal adalah catatan
Guan Yin Pu Sa sebagai Miao San.Legenda ini berasal dari tahun 11 masa jin
Tian(Surga Emas) yaitu 2587S.M.Dan inilah ringkasan dari cerita tersebut:
Pada jaman itu hiduplah seorang raja bernama Miao To Huang atau di
kenal juga dengan nama Miao Chung yang berkuasa di Xin Lin.Beliau
mempunyai tiga orang putri yaitu Miao Jing,Miao Ying dan Miao Shan.Tetapi
beliau tidak mempunyaiseorang putra.Dan menurut legenda pada waktu Ratu
Po Ta mengandung putrid Miao Shan,beliau bermimpi ada mutiara surga yang
berubah menjadi matahari yang membara,lalu jatuh di depan kaki beliau.
Karena tidak memiliki seorang putra maka raja mencarikan
jodoh/suami bagi para putrinya agar kelak beliau dapat memiliki pewaris
tahta.Akan tetapi Miao Shan putrid bungsunya menolak untuk menikah,karena
beliau lebih senang mengabdikan hidupnya untuk mencapai ke-Budha-
an.Beliau mengasingkan diri di Vihara Burung Pipit Putih.Kemudian raja
memakai segala macam cara untuk merubah pendirian putrinya itu dan bahkan
dengan ancaman.Setelah semua usahanya tidak berhasil raja marah dan
mendongkol,kemudian beliau memerintahkan agar anggota tubuh Viharawati
Miao Shan.akan tetapi terjadilah keajaiban setelah anggota tubuh Viharawati
Miao Shan yang dipotong akan tumbuh kembali.Karena itu kemurkanaan raja
bertambah dan beliau memerintahkan agar Vihara Burung Pipit Putih dibakar
sampai rata dengan tanah.Akan tetapi pada saat di baker secara tiba-tiba
turunlah hujan yang memadamkan kobaran api tersebut.Hal itu manambah
kemurkaan raja sehingga beliau memutuskan untuk memenggal Viharawati
Miao Shan.Tetapi pada saat algojo melaksanakan tugasnya untuk memenggal
Viharawati Miao Shan terjadilah keajaiban,golok yang dipakai algojo untuk
memenggal viharawati Miao Shan pecah berkeping-keping pada saat
menyentuh leher Viharawati Miao Shan.Lalu dalam marahnya raja
memerintahkan agar Viharawati Miao Shan di jerat dengan tali sutra.Pada saat
pelaksanaan tiba-tiba munculah agin topan yang menggelapkan langit dan
tiba-tiba munculah seberkas cahaya mengelilinginya.Luau munculah seekor
harimau yang merupakan perwujudan dari Dewa Bumi setempat dari dlam
hutan dan membawa pergi Viharawati Miao Shan ke pulau Pu Tuo Shan. .
Kemudian Viharawati Miao Shan bertapa di goa Xuan-Ai di pulau
tersebut selama 9 tahun.Di akhir pertapaan-Nya beliau mencapai pencerahan
dan mendapatkan seorang murid laki-laki bernama Huan Shan Cai(Si Anak
Emas) sebagai pembantu pertyama.Dan kemudian pad suatu hari Miao Shan
dengan mata dewa yang di milik-Nya melihat beberapa orang nelayan secara
tidak sengaja menangkap putra ke-3 Raja Naga Penguasa Lautan yang sedang
bermain di laut dalam bentuk seekor ikan.Lalu dengan segera Miao Shan
mengutus Shan Cai pengikut-Nya untuk membeli ikan tersebut di pasar lalu
melepaskannya kembali ke lautan.Sang Raja Naga sangat berterima kasih atas
usaha pembaebasan puterannya tersebut,lalu Raja Naga memerintahkan cucu
perempuannya yang bernama Long Nu uantuk mengirimkan sebuah Kristal
yang memancarkan cahaya pada Miao shan.Dengan Kristal tersebut Miao
shan dapat membaca kitab suci walaupun dad lam kegelapan.Pada waktu
melihat Miao Shan,Long Nu cucu Raja Naga merasa amat terkesan pada Miao
Shan dan kemudian Long Nu memohan pada Miao Shan agar bias menjadi
pendamping Miao Shan.Dan permohonan Long Nu dikabulkan oleh Miao
shan,lalu Long Nu menjadi pengikut kedua dari Miao Shan.Karena itu seriang
dijumpai gambar Guab Yin didampingi oleh Long Nu dan Shan Cai.
Menurut legenda sering berjalannya wktu Miao Shan berhasil
mengubah kedua orang tuannya menjadi umat Buddha yang taat.Bahkan miao
shan menangguhkan Nirvana-Nya sendiri untuk terus menolang mahluk lain.
Pada Versi ayng lain diceritakan bahwa raja mendertia penyakit yang
mengerikan sebagai karma buruk akibat perbuatannya membakar vihara.Dan
menurut ahli pengobatan pada jaman itu hanya bias disembuhkan dengan
ramuan yang terbuat dari tangan dan mata seorang Pu Tian Jen(orang yang
tidak pernah marah).Mendengar hal tersebut Miao Shan mengorbankan tangan
dan matanya untuk menyembuhkan ayahnya.Setelah sembuh raja amat
terguncang dan menyesan karena mengetahui pengorbanan puterinya.Lalu
raja memutuskan untuk menganut Buddha Dharma.
Ada juga versi lain yang menyatkan bahwa ayah Miao Shan adalah
seorang raja India yang buta. Agar mengubah ayahnya ke jalan yang benar
Miao Shan mengubah wujudnya menjadi seorang asing dan memberitahu raja
jika beliau ingin sembuh pengelihatannya maka beliau harus menelan mata
salah seorang puterinya.Tetapi tidak ada seorang putrinya selain Miao shan
yang mau memberikan matanya.Setelah menelan mata Miao Shan
pengelihatan raja pulih, lalu Miao shan memberitahu tentang kefanaan dan
kesombongan duniawi di mana anak-anaknya sendiri pun tidak mau menolong
raja.Kemudian raja sadar akan hal tersebut dan menjadi penganut Buddha
Dharma.
Ada juga versi yang menceritaka bahwa Miao Shan meninggal pada
saat dijerat dengan kain sutera,dan kemudian dilahirkan kembali di
neraka.Dan karena kemurnian dan kasih saying-Nya maka dapat
membebaskan semua mahluk di neraka dari penderitaannya.Kejadian ini
membuat khawatir Sang Pencatat hidup dan mati,karena tanpa neraka tidak
akan ada keadilan di dunia.Hal tersebut dapat mengakibatkan orang-orang
jahat bias berkeliaran dengan bebas tanpa ada yang menghukum.Maka Sang
Pencatat Hidup dan Mati melaporkan hal tersebut kepada Raja Neraka.dan
dengan segera Raja Neraka memerintahkan Miao Shan kembali ke alam
manusia.Pada saat kembali ke alam manusia tiba-tiba muncullah Buddha
Amitabha di atas segumpal awan di hadapan Miao Shan.buddha Amitabha
memerintahkan Miao Shan untuk menyepi di pulau Pu To Shan yang jauhnya
sekitar 300 mil dari tempatnya sekarang.Buddha Amitabha juga memberi buah
persik surga yang khasiatnnya mampu menyokong hidup selama setahun
tanpa makan dan minim serta juga memberikan hidup abadi pada Miao
Shan.Lalu Miao Shan bertapa di pulau Pu To Shan hingga mencapai
pencerahan,dan berikrar akan membebaskan semua mahluk dari derita dengan
kemurnian dan kasih sayang-Nya.
BAB III

AVALOKITESVARA

DALAM SASTRA CINA

Di Cina Avalokitesvara dikenal dengan nama Guan Yin. Dalam


perkembangannya Guan Yin sangat berpengaruh pada kebudayan Cina
termasuk dalam bidang sastra. Karya sastra yang paling masyur yang memuat
Guan Yin adalah novel Xi You Ji (Perjalanan Ke Barat). Dalam novel ini
peranan Guan Yin sangat penting, diceritakan Guan Yin kerap membantu Sun
Wu Kong(Si Kera Sakti) menyelesaikan pertikaiannya dengan para siluman
yang mencoba menggangu perjalan rombongan yang terdiri dari Bhiksu
Tong Sam Cong,Ti Pat Kay, Sa Wu Jing dan Sun Wu Kong untuk mengambil
Kitab Suci. Di dalam novel ini juga diceritakan bagaimana Guan Yin
mendapatkan seorang pengikut anak lelaki yang bernama Ang Hai Ji (Si
Anak Merah) yang merupakan anak dari siluman kerbau dan siluman kipas.
Pada awalnya Ang Hai Ji menggangu perjalanan rombongan Sun Wu kong
tetapi setalah di taklukkan oleh Guan Yin, Ang Hai Ji bertobat dan menjadi
pengikut Guan Yin (pada versi lain pengikut anak lelaki Guan Yin adalah
Shan Cai)
Sementara dalam Kitab Pusaka dari Xiang Shan menceritakan babad
Miao Shan.Ringkasan cerita Babad Miao Shan telah di ceritakan dalam bab
sebelumnya.
Sementara dalam Kitab Shou Shen ji(Catatan Tentang Kumpulan
Dewa) juga menceritakan Babad Miao Shan dengan sedikit perbedan,tetapi
garis besar ceritanya sama.Di sini diceritakan kalau ayah dari Miao shan
adalah seorang raja yang berbudi.
Dalam novel Feng Shen(Penganugerahn Malaikat) Guan Yin
ditampilkan dlam versi Taois dengan nama Zi Hang Dao Ren.Di sini
diceritakan Zi Hang Dao Ren membantu Jiang Zi Ya menumbangkan Kaisar
Zhou Wang yang lalim dan kejam.
Dalam Kitab Suci Burung Kakak Tua diceritakan bagaimana cara
seekor burung kakak tua menjadi pengikut Guan Yin.
Selain itu juga ada Kitab Suci Keranjan Ikan yang juga menceritakan
peranan Guan Yin dalam menolang mahluk hidup.
Selain itu ada juga drama rakyat yang popular yang menceritakan
Guan Yin,yaitu Kisah Mu Lian Menolong Ibunya Di Neraka.Diceritakan saat
Mu Lian turun ke neraka untuk menolong ibunya,Guan Yin beberapa kali
menampakan diri untuk menolong Mu Lian untuk menemukan jalan menuju
ke tempat ibunya.

BAB IV

HARI BESAR AVALOKITESVARA,

LEGENDA DAN SEJARAHNYA

Berdasrkan dari penlelusuran sejarah dan legenda hari besar avalokitesvara


antara lain jatuh pada tanggal:

1. Tanggal 29 Bulan 8 Imlek atau Tanggal 19 Bulan 2 Imlek.


Hari ini diyakini adalah hari kelahiran Guan Yin.Hal ini mengacu pad
legenda Guan Yin sebagai pelindung lautan,karena pada tanggal
tersebut adalah saat ombak yang paling besar dalam setahun.Tetapi
umat umumnya mengadakan upacara perayaan hari kelahiran Guan
Yin pada tanggal 19 Bulan 2 Imlek

2. Tanggal 19 Bulan 6 Imlek.


Hari nin diyakini oleh umat sebagai hari dimana Avlokitsvara mulai
menjalani hidup-Nya sebagai Bhiku/pendeta.

3. Tanggal 19 Bulan 9 Imlek.


Hari Avalokitesvara mencapai pencerahan.Di Cina ada legenda yang
menceritakan peristiwa yang terjadi pada hari tersebut.Di ceritakan
Dewa Bumi mengantar Miao Shan ke pulau Pu To Shan dan
menjaganya hingga mencapai pencerahan.Setelah Miao Shan
mencapai pencerahan maka ditentukanlah hari pelantikan Miao Shan
yang jatuh pada tanggal 19 bulan 2 Imlek dan Dewa Bumi bertugas
menyebarkan undangan untuk para Dewa,Buddha,dan
Bodhisattva.Pada hari yang telah ditetapkan berkumpulah para
Undangan,sedangkan Miao shan dudukdi atas singgasana bunga
teratai,dan diumumkanlah pelantikannya.Di berilah Miao Shan
wilayah kekuasaan di bumi dan langit.Dan sejak saat itu Miao shan di
namakan Guan Shi Yin(Guan Yin).Lalu para Hadirin memberi usul
agar dicarikan 2 orang pengikut untuk membantu Guan Yin.Kemudian
ditunjuklah kembali Dewa Bumi untuk mencarinya.dalam perjalannya
Dewa Bumi bertemu dengan seorang pendeta muda yang bertapa di
gunung Da Hua Shan.Pendeta muda tersebut bernama Shan Cai yang
menjadi pendeta setelah kematian kedua orang tuanya.Tetapi Shan Cai
sendiri sadar bahwa dia merasa sulit untuk mencapai kesempurnaan
tanpa ada yang membimbing.Akhirnya dengan perantaraan Dewa
Bumi Shan Cai dapat bertemu dengan Guan Yin.Akan tetapi Guan Yin
meragukan kesungguhan hatiShan Cai dan menyuruh Shan Cai
menunggu di sebuah puncak di pulau Pu To Shan dengan
alasanmenunggu Guan Yin untuk menemukan cara untuk mengatur
kesempurnaan Shan Cai.Tetapi sesungguhnya Guan yin ingin menguji
kesungguhan hati dan kesetiaan Shan Cai.Lalu Guan Yin meminta
Para Hadirin yang sedang berkumpul dalam acara pelantikan-Nya
untuk menyamar menjadi Bajak Laut dan mencobai Shan Cai.Tak
lama kemudian datanglah serombongan Bajak Laut ke pulau Pu To
Shan dan mengepung Vihara Xiang Shan,lalu Guan Yin melarikan diri
ke puncak,akan tetapi Guan Yin terpeleset dan jatuh ke dalam
jurang.Melihat hal tersebut Shan Cai tanpa keraguan meloncat terjun
ke jurang untuk menyelamatkan Guan yin.Dan sambil menagis Shan
Cai bertanya pada Guan Yin mengapa Guan Yin yang tidak
mempunyai sesuatu yang berharga merasa takut dirampok dan
memutuskan untuk terjun ke juran sehingga nywa-Nya terancam.Guan
Yin menjawab bahwa Beliau harus tunduk pada kehendak
langit(takdir).Lalu dengan hati yang pedih Shan Cai berdoa dan
memohon pada Langit(Thian)dan Bumi(Ti) agat Guan Yin di
selamatkan.GuanYin berkata pada Shan Cai bahwa tidak seharusnya
Shan Cai menolong diri-Nya dnegan penuh resiko karena Guan Yin
belum menjelmakan kembali serta mengantarkan Shan Cai menuju
kesempurnaan.Guan Yin berkata lagi pada Shan Cain bahwa Beliau
telah mengetahui Shan Cai adalah anak yang pemberani dan baik
hatinya,kemudian Guan Yin menyuruh Shan Cai melihat ke bawah dan
bertanya apa yang dilihat Shan Cai.Shan cai menjawab kalu dia
melihat mayat seseorang di dasr jurang.Lalu Guan Yin menjelaskan
kalau mayat yang Shan Cai lihat adalah tubuh kasar Shan Cai dan
Beliau menjelaskan bahwa Shan Cai telah dijelmakan
kembali,dandengan tubuh barunya Shan Cai dapt terbang dan
melambung ke angkasa sekehendak hatinya.Lalu Shan Cai
membungkukan badannya sebagai rasa terima kasih atas anugerah
yang telah diterimanya.Kemudian Guan Yin menerima Shan Cai
menjadi pengikut-Nya.

4. Tanggal 24 Bulan 2 Imlek


Di yakini umat sebagai hari kelahiran Avalokitesvara.Hal ini di
dasarkan pada hari kelahiran Guan Yin pengantar anak.Di daerah
Guang Zhou,Cina pada hari tersebut ada perayaan yang dinamakan
Shen Cai Hui(melahirkan anak).Perayaan ini dihadiri oleh kaum pria
dan wanita yang ingin memperoleh anak.Mereka berbondong-bondong
dating dan membeli sayur mentah,lalu menuju ke kolam yang telah
disediakan untuk mengambil kerang atau keong.Jika kerang yang
terambil maka dipercaya akan mendapat anak perempuan,jika keong
yang teambil maka dipercaya akan mendapat anak lelaki.Kebiasaan ini
berasal dari masa pemerintahan Kaisar Tan Wen zong(827-
840M).Diceritakan Kaisar amat gemar makan tiram,hingga suatu hari
beliau menemukan tiram yang sangat besar dan berkulit keras.Setelah
mendengar penjelasan dari ahli filsafat kerajaan Kaisar sadar dan
menjadi penganut Buddha Dharma yang tekun.Kaisar banyak
membangun Vihara untuk pemujaan kepada Guan Yin.

5. Bulan 7 Imlek
Dikenal juga sebagai Ulambana yang jatuh pada bulan 7 Imlek.Pada
bulan ini biasanya umat Buddha mengadakan upacara untuk
memberikan sesaji dengan tujuan memberi makan pada setan dan roh
yang kelaparan sebagai salah satu bentuk perbuatan baik/amal.Disini
Avalokitesvara dikenal juga sebagai Pu Du Kong,yang artinya Tuan
Yang Menolong Dalam Penyebrangan.Pu Du Kong dianggap sebagai
penolong roh-roh yang mengalami penderitaan di neraka.Disini Pu Du
Kong ditampilkan sedang memberi makan roh-roh yang kelaparan.
BAB V

SEJARAH PEMUJAAN AVALOKITESVARA

BODHISATTVA

Berdasrkan fakta dalam sejarahnaya pemujaan terhadap Avalokitesvara


Bodhisattva berasal dari aliran Mahayana.Hal ini dapat dibuktikan dengan
tercantumnya nama Avalokitesvara dlam karya-karya awal Mahayana,seperti
dalam:
 Mahavatsu(Abad 2 S.M - 4 M)
Dalam kitab ini Avalokitesvara dilihat sebagai perwujudan Karuna
Agung dari Hyang Buddha.
 Divyavadana(150-50 M)
Dalam kitab ini disinggung mantra yang terdiri dari 6 suku kata yang
mengacu pada mantra Om Mani Padme Hum.
 Sarvastivada(diterjemahkan ke dalam bahasa Cina pada tahun 308M)
Dalam kitab ini tercantum nama Mahakarunacandin yang artinya
Hyang Bulan KarunaAgung,yang mengacu pada Avalokitesvara.
Sementara pada naskah-naskah karya Mahayana akhir seperti Saddharma
Pundarika Sutra,Sukhavativyuha dan Amitayurdhyana Sutra memberikan
status yang lebih tinggi pada Avalokitesvata bodhisattva daripada Bodhisattva-
Bodhisattva lainnya.
Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa pemujaan pada
Avalokitesvara Bodhisattva dimulai sekitar abad ke-2 S.M.Hal ini
diperkirakan untuk membendung pengaruh pemujaan Dewa Brahmanis dan
kebangkitan kembali agama Hindu pada masa itu.
Dalam perkembangnnya Avalokitesvara Bodhisattva adalah satu-
satunya Bodhisattva yang berasal dari aliran Mahayana yang juga diterma
oleh aliran Theravada.Alasannya adalah karena Avalokitesvara Bodhisattva
merupakan penjelmaan dari Karuna Buddha.
Berdasarkan pada karya-karya awal Mahayana dapat ditarik
kesimpulan bahwa pencerahan Hyang Buddha membentuk 2 aspek yaitu:
 Aspek kebijaksanaan(Prajna) yaitu penyadaran dan ajaran-Nya tentang
Dharma.
 Aspek kasih sayang(Karuna) yaitu hidup dan tindakan-Nya.
Seiring dengan waktu, dalam perkembanggannya aliran Mahayana lebih
menekankan aspek karuna dalam ajarannya dan Avalokitesvara sebagai
perwujudannya serta menjadi jalan tertinggi dalam mencapai pembebasan
spiritual.
Sementara itu alitan Theravada lebih menekankan aspek manusiawi
Hyang Buddha sehingga aspek manusia dan dewata menjadi satu dan
membentuk keseimbangan spiritual yang diwujudkan dalam avalokitesvara
Bodhisattva.Dan mereka meyakini bahwa Avalokitesvara Bodhisattva
menjawab pendoa dan bahkan menampakan diri.
Hingga saat ini pemujan Avalokitesvara sangat luas terutama di Asia.Berikut
ini adalah sedikit fakta pemujaan Avalokitesvara di Asia:
1 . Cina :
Di daerah ini Avalokitesvara Bodhisattva dikenal dengan nama guan Yin
Pu Sa.Diperkirakan mulai dipuja pada abad 1 M.Dan pada abad 6 M sudah
tersebar di seluruh negeri.Pada masa Dynasti Sung (960 – 1126) terjadi
perubahan wujud Avalokitesvara yang tadinya berbentuk maskulin
berubah menjadi bentuk feminim.hal ini disebabkan karena bagi orang
Cina perwujudan kasih saying dianggap sebagai bentuk
feminism/keibuan(Yin).Akan tetapi harus kita ingat bahwa Avalokitesvara
sendiri adalah perwujudan Karuna Agung yang telah melampaui segala
jenis kelamin.

2 . Jepang :
Diduga Avaokitesvara diperkenalkan ke Jepang dari Korea,sekitar masa
kekuasaan Kaisar wanita Suiko (593 – 628).Dan arca Kannon yang tertua
yang ditemukan di Jepang berada di Horyuji,Nara yang diduga berasal
dari masa pertengahan abad ke 7 M.

3 . Tibet :
Diperkirakan mulai dipuja sebelum abad ke 7 M.Diperkirakan pada masa
pemerintahan Raja Srong-Tsan-Sgam-Po (608 – 650).Diyakini bahwa sang
raja merupakan penitisan Avalokitesvara.Sementara itu ada sebuah karya
sejarah yang diduga berasal pada masa itu yang berjudul Mani-Bkha-
Hbum yang isinya menceritakan bahwa Padmapani (Avalokitesvara)
muncul dari seberkas cahaya putih yang berasal dari mata kanan Amitabha
setelah selesai dari meditasi-Nya yang mendalam. Lalu Amitabha
memberkatinya dengan mengucapkan’OM-MANI PADME HUM”.

4 . Srilangka :
Ditemukan bukti bahwa avalokitesvara mulai dipuja sekitar abad ke 9 M
atau 10 M,dan mencapai puncaknya pada abad ke 15 M.Hal ini dapat
dilihat dari karya-karya Bhiksu Sri Rahul yang merupakan seorang Bhiksu
yang terpelajar yang merupakan pemuja setianya.Beliau berasal dari
Dusun Totagamuve yang berada dekat Hikkaduwa di kabupaten Galle
Selatan Lanka yang merupakan pusat pemujaan Natha.Bahkan di dirikan
Cetiya khusus Nata Derale yang terletak di sebelah Barat Ceitya Gigi di
Kaoy.Dalam sejarahnya Cetiya ini sangat penting karena di Ceitya ini
diadakan upacara kerajaan yang sangat penting seperti pemilihan nama
Raja dan penganugerahan pedang kerajaan.Selain itu di temukan juga arca
Natha dalam bentuk Simhala-Dvipe Arogya-Sala Loka yang artinya
Hyang Lokhanatha Penyembuh Dari Lanka.Dari arca tersebut dapat
disimpulakan bahwa masyarakat di daerah tersebut memuja
Avalokitesvara sebagai penyembuh.

5 . Vietnam :
Dipuja dan tersebar pada abad ke 9 M dan 10 M.Arcanya dapat dilihat di
Bantay Chmar,Angkor Thom, dan Nak Pan.Di Campa Avalokitesvara
digambarkan dengan satu kepala dengan tangan tidak lebih dari
delapan.Sementara di Khmer dvisualisasikan menurut aliran Tantrayana
yaitu memiliki enam belas kepala dengan lengan yang memegang
berbagai symbol Tantra.Sementara itu di Champa dan Khmer visualisasi
berdasar aliran Tantra Nampak lebih jelas.Biasanya Avalokitesvara
digambarkan dalam posisi berdiri dengan bertelanjang dada, dalam posisi
contrapposto (pinggul,bahu,dan kepala menghadap arah yang berbeda)
dan memakai dhoti pendek yang melingkar di pinggang yang juga
diperkokoh oleh ikat pinggang berhias.Serta memakai mustika di
leher,telinga,lengan dan pergelangan kaki.Rambut dijalin tinggi dengan
Mukuta(penutup kepala) dan juga terdapat mahkota bergambar Buddha
Amitabha di atasnya (dalam versi Tantra Avalokitesvara berasal dari mata
kanan Amitabha).

6 . Thailand :
Diduga dipuja pada abad ke 8 M dan 9 M yaitu pada periode kerajaan
Srivijaya(Indonesia).Hal ini dapat dilihat bahwa pengaruh Tantra yang
sangat kental pada arca-arca yang ditemukan.Ciri-ciri arca tersebut sangat
mirip dengan arca Lokesvara-nya Khmer.Di Thailand kebanyakan
peninggalan Budhis yang ditemukan adalah arca Bodhisattva terutama
Avalokitesvara.Dan bentuk yang sering ditampilkan adalah petapa atau
pangeran muda.

7 . Malaysia :
Di Malaysia tidak banyak penelitian yang dilakukan tentang kemunculan
dan pengaruh Buddha Dharma.Tapi di Perlis ditemukan lembaran tanah
liat untuk keperluan nazar bergambar Avalokitesvara,yang salah satunya
diperkirakan berasal dari abad ke 12 M.

8 . Indonesia
(a) . Mahayana :
Pada abad ke 11 M kerajaaan Srivijaya-Palembang adalah pusat
Mahayana yang di kenal hingga daerah Nepal dan Tibet.Pada tahun 755
M Maharaja Srivijaya mendirikan sebuah candi sebagai penghormatan
kepada Hyang Buddha dan Avalokitesvara dalam bentuk padmapani dan
Vajrapani.Di Candi Mendut yang terletak di Magelang,Jawa Tengah
ditemukan arca Avalokitesvara dalam bentuk maskulin sebagai
pendamping arca Hyang Buddha.Di Jawa Timur di Candi jago
ditemukan arca Avalokitesvr dalam bentuk Amoghapasa Avalokitesvara
yang berlengan delapan.
(b) . Tantra :
Di daerah Palembang,Sumatera di temukan sebuah prasasti yang berisi
doa pada Manjusri dan Avalokitesvara Bodhisattva.Di duga prasasti ini
berasal dari abad ke 7 M.Dan di tempat yang sama juga di temukan arca
Avalokitesvara yang diduga berasal dari abad ke 8 M dan 11 M.
BAB VI

PERWUJUDAN AVALOKITESVARA

Mengenali arca Buddhis adalah masalah yang sulit. Akan tetapi setidakanya
ada dua macam cara untuk mengelompokan perwujudan Avalokitesvara. Yaitu
dengan metode numerik dan historis yang diikuti oleh J.Deinker dalam
karyanya The God Of Northern Buddhism (tr.A.Getty,Tuttle 1962),serta
metode yang lebih umum yang dipakai oleh Alicia Matsunaga dalam karyanya
The Buddhist Philosophy Of Assimilation (Shophia Univ.tokyo 1962).
Sementara itu metode Sadharna(bimbingan latihan visualisasi) pertama kali
dikemukakan oleh A.Foucher dalam karyanya yang berjudul Etudes Sur
I’Iconographique Boddhique de I’Inde(1900,1905).Disini tidaklah mungkin
kita membahas secara lengkap semua perwujudan itu, akan tetapi kita akan
membahas perwujudan Avalokitesvara yang terpenting dan paling universal
saja.

 15 Perwujudan Utama (Sadhanamala)


Perwujudan Avalokitesvara yang dimaksud disini adalah berdasarkan dari
Kitab Sadhanamala yang merupakan karya kuno yang penting dalam
ikonografi Buddha.Diduga karya ini disusun antara abad ke 5 M. dan 11
M.Dalam Kitab tersebut dijelaskan mengeinai 28 Sadhana Avalokitesvara
dalam 15 perwujudan utamanya.Ke 15 perwujudan utamanya:

1. Sadaksari Lokesvara (Lokesvara Enam Suku Kata) :


Warna : Putih.
Lengan : Empat.
Murda : Anjali.
Simbol : Teratai.
Pendamping : Manidhara dan Sadaksari/Mahavidya.
Enam suku kata disini mengacu pada mantra “OM MANI PADME
HUM”.

2 .Simhanada Avalokitesvara/Lokesvara (Avalokitesvara Auman singa) :


Warna : Putih.
Kendaraan : Singa.
Murda : Menyembah/Namakhara.
Sikap Tubuh : Kerajaan (Rajalila).
Simbol : Cawan Tengkorak(Kapala):
(a). Pedang.Di Atas Teratai:
(b).Trisula Yang Dililit Oleh Seekor Ular.
Perwujudan ini diduga adalah gabungan sifat Avalokitesvara dengan
Manjusri.Di sini Avalokitesvara digambarkan dengan posisi duduk
menyamping di atas punggung seekor singa yang mengaundengan
posisi tubuh yang menunduk dan mentap Avalokitesvara.Bentuk ini
dikenal juga sebagai Lokesvara.Disini Avalokitesvara ditampilkan
dalam bentuk pangeran yang memakai mustika.Perwujudan ini banyak
ditemui di wilayah Cina dan Tibet.

3 . Khasarpana Avalokitesvara :
Warna : Putih.
Simbol : Teratai.
Mudra : Memberi.
Sikap Tubuh : Anggun (Lalita) atau Setengah Menyilang
(Ardhparyanka).
Pendamping : Tara,Sudhana Kumara,Bhrkuti,dan Hayagriva.
Avalokitesvara disini digambarkan sebagai remaja yang memakai
mahkota rambut yang terjalin (Jatamukuta) yang bergambar Buddha
Amitabha yang sedang tersenyum.Avalokitesvara digambarkan duduk
di piringan bulan yang terletak di atas teratai ganda,Lengan kanannya
membentuk mudra memberi,sedangkan lengan kirinya memegang
teratai.Dan air suci mengaalir dari tangannya,serta Sucimukha (Mulut
Suci menanti di bawahnya.Ciri yang membuat perwujudan ini mudah
dikenali adalah adanya empat pendamping di kedua sisinya.

4 . Lokanatha Avalokitesvara (Pelindung Dunia) :


Warna : Putih.
Simbol : Teratai.
Mudra : Memberi.
Sikap Tubuh : Anggun.
Dalam penggambarannya sikap tubuh wujud ini amat mirip dengan
perwujudan Khasarpana Avalokitesvara.Tetapi dalam wujud ini
terdapat figure Vajradharma (Penghancur Penyakit).

5 . Halahala Avalokitesvara (Avalokitesvara Racun) :


Warna : Putih.
Simbol : Trisula Dan Ular.,serta Cawan Tengkorak Di Atas
Teratai.
Wajah : Tiga.
Tangan : Enam.
Pendamping : Prajna.
Perwujudan ini sangat jarang dijumpai di India.Sementara bentuk yang
di temukan di Nepal,India tidak mengikut cirri yang tercantum dalam
Sadhana.Ciri khas dari perwujudan ini adalah lengan kanan
pertamanya membentuk mudra memberi,lengan ke duanya memegang
tasbih,dan lengan ke tiganya memegang panah.Sedangkan lengan kiri
pertamanya memegang busur,lengan kiri ke duanya memegang teratai
putih, dan lengan ke tiganya menyentuh dada (melambangkan aspek
Prajna/aspek kebijaksanaan feminim) yang bersandar pada pangkuan
kirinya.
Kata Halahala berasal dari cerita Mahabaratha yang artinya
racun yang juga disebut dengan nama Kalkuta.Dalam cerita tersebut
kalkuta muncul selama adukan susu menyelimuti alam dan menyala
seperti api berasap.Perwujudan ini mencerminkan filosofi Buddhis
awal yaitu intuisi alamiah dari dalamdiri manusia untuk menjaga
atmosfer dan alam agar tetap seimbang.

6.. Pavmanattesvara (Raja Teratai Penari) :


Pewujudan ini digolangkan dalam tiga bentuk,yaitu:
(a) . Berwrna putih dan memiliki delapan belas lengan yang
memegang teratai di setiaplengannya.Posisi menari dengan posisi
kaki setengah bersilang (Ardhaparyanka).
(b) . Berwarna merah dan memiliki dua lengan,serta terdapat seekor
binatang sebagaikendaraan.Dan Prajna Suci Mudra digambarkan
sedang menari di sisi kanannya.
(c) . Berwarna merah dan memiliki delapan lengan.Digambarkan
dalam posisi dudukpada piringan bulan di atas teratai ganda
sambil menari dengan posisi kaki setengah bersilang
(Ardhaparyanka).
Pada masa itu ada anggapan bahwa menari adalah cara
berkomunikasi social yang ilmiah.Seangkan tarian sendiri dapat
dianggap sebagai suatu seni atau juga drama(sendratari).Tapi Tarian
yang dimaksud di sisni adalah tariansebagi bentuk pernyataan religius
yang penting yang melibatkan gerakan,ekspresi,waktu/ritme dan
suara(meliputi musik dan lagu) yang semuannya melambangkan
lingkaran kehidupan dan alam semesta. Hampir di semua tempat
Buddha Dharma berakar,banyak terdapat tarian yang bersifat
religius,seperti tarian Kandy Perahera,tarian”Iblis” Tibet,dan lain-
lain.Sementara itu di Jepang dan Korea ada tarian untuk memohon
berkah pada Hyang Buddha.
Jadi perwujudan Avalokitesvara di sini adalh di maksud
sebagai ‘Orang Suci” pelindung para penari Buddhis.

7 . Harihariharivahana (Avalokitesvara Tiga Kendaraan Dewata) :


Warna : Putih.
Lengan : Enam.
Perwujudan ini sangat langka ditemukan.Dalam perwujudan ini di
gambarkan ada empat tingkatan,yaitu:
- Tingkat dasar : Seekor singa.
- Tingkat ke dua : Manusia setengah garuda yang menaiki singa.
- Tingkat ke tiga : Dewa Vishnu(dengan simbolnya berupa
keong,discus,tongkat kebesaran dan teratai) yang
duduk di atas garuda.
-Tingkat ke empat : Lokesvara yang ditunjang di bahu Dewa Vishnu.
Perwujudan ini melambangkan kekuatan Lokesvara terhadap
binatang (dilambangkan dengan singa),manusia(dilambangkan dengan
manusia setengah garuda).dan Dewa (dialmbangkan deng Dewa
Vishnu).

8 . Trailokyavasankara (Penakluk Tiga Alam) ;


Warna : Merah.
Mata : Tiga.
Perwujudan ini dikenal sebagai Uddiyana atau Oddiyana
Lokesvara.Bentik ini di duga sebagai bentuk moderen dari
Vajrayogini.Perwujudan ini dapat ditemui di daerah Pargara
Vikrampur,Daccadan Pakistan Timur.Dalam perwujudan ini
Avalokitesvara digambarkan dengan tubuh dibungkus dengan tanda
kebesaran kerajaan saerta memakai mahkota rambut terjalin dan duduk
di atas Teratai merah dalam kosisi kaki setengah bersilangan dan
membawa jerat dan tongkat penghalau Meterai Vajra.

9 . Rakta Lokesvata (Avalokitesvara Merah) :


Perwujudan Avalokitesvara dalam bentuk ini ada dua macam,yaitu
(a). Berwarna merah,memiliki lengan empat.Dalam ke empat
lengannya terdapt jerat,tongkat penghalau,busur,dan anak
panah.Digambarkan dalam posisi berdiri di bawah pohon Asoka
yang berbunga merah dan didampingi oleh Tara dan Bhrkuti.
(b).Berwarna merah dan memiliki lengan dua,memakai mahkota
rambut terjalin yag bergambar Buddha Amitabha.Di lengan kirinya
tedapat bunga teratai merah dan lengan kanannya sedang membuka
bunga tersebut.Perwujudan ini sangat mirip dengan perwujudan
Vajradharma.Akan tetapi yang membedakan perwujudan ini
dengan perwujudan Vajradharma adalah jika dalam
perwujudanVajradharma Avalokitesvara digambarkan mengendarai
seekor merak.
Waran merah yang di maksud di sini adalah untuk
melambangkan tenggelamnya matahari di Barat yang merupakan
waran suci-Nya Buddha Amitabha.

10 . Mayajalakrama (Avalokitesvara Yang Terbebas Dari Jaring Khayalan)


:
Warna : Biru.
Wajah : Lima.
Lengan : Dua Belas.
Sikap Tubuh : Pemanah (Pratyalidha).
Perwujudan in pada awalnya muncul di Tantra Mayajala.Perwujudan
ini merupaka salah satu bentuk murka Lokesvara yang dapat di
temukan di daerah India.Lokesvara di gambarkan berdiri dengan siakp
seorang pemanah dengan kaki kiri di depa,sedangkan kaki kanannya
berada di atas bulatan matahari.Dua wajah di sebelah kiri berwarna
jingga dan hijau,sedangkan dua wajah di sebelah kanan berwarna pitih
danmerah.Di setiap wajahnya terdapat sepasang taring yang
menyeramkan.Sementara itu lengan kanannya memegang tambur
tangan (Damaru),tombak (Khatvanga),tongkat
penghalau,jerat,Vajra,dan anak panah.Dan lengan kirinya ada jari
telunjuk yang mengacung,mangkuk tngkorak,teratai
merah,mustika,Diskus,dan busur.Lokesvara dalam perwujudan ini juga
digambarkan memakai mustika bertulang enam dengan kalung kepala
melingkari tubuhnya yan terlanjang.
Bentuk murka adlah melambangkan mereka yang menangkal
sifat jahat.Kemurkaan sendir melambangkanenergi positif yang tak
kenal henti serta tanpa kompromi terhadapkejahatan.Jadi kemurkan
yang dimaksud dalam perwujudan Lokesvara di sini adalh alat
penghancur serta pengusir kejahatan.
Sementara itu sifat buas yang terdapat dalam
perwujudan ini artinya adalah bahwa manusia perlu kebijaksanaan
intuitif yang diperoleh lewat meditasi dalam pengembaraan spiritual
untuk mencari pencerahan.

11. Nilakantha (Avalokitesvara Berkerongkongan Biru) ;


Warna : Kuning.
Simbol : Mangkuk Mustika Tengkorak.
Mudra : Samadhi.
Sikap Tubuh : Intan (Vajra Paryanka).
Pendamping : Dua Ekor Ular Kobra Berhiaskan Kepala Di Tiap
Sisinya.
Dalam perwujudan ini Avalokitesvara ditampilkan mengenakan
mahkota dari rambut terjalin dengan gambar Buddha Amitabha.Dan
juga mengenakan selendang suci dari kulit rusa yang menyelimuti
sekujur tubuhnya.Serta mengenakan kulit harimau tanpa
hiasan.Avalokitesvara digambarkan sedang duduk di atas kulit
antelope hitam yang terbentang di atas teratai merah.Dan ke dua
lengannya membentuk mudra Samadhi,sedangkan dua lengan yang
lain memegang sebuah mangkuk tengkorak yang berisikan berbagai
jenis permata.Di masinag-masing sisinya terdapat seekor ular kobra
yang sedang menatapnya.
Dan di ceritakan bahwa tanda biru gelap (kadang berwarna
abu-abu) yang terdapat pada kerongkongannya adalah di karenakan
Avalokitesvara telah meminum racun jahat dunia yang disebut juga
Kalkuta.
12 . Sugati Samdarsara (Avalokitesvara Menatap Di Surga) :
Warna : Putih.
Lengan : Enam.
Pada perwujudan ini Avalokitesvara di tamapilkan sedang menatap
dangan tatapan penuh damai ,memakai mustika dan intan permata
serta mengenakan mahkota rambut terjalindan mengenakan selendang
suci yang menutupi sekujur tubuhnya.Avalokitesvar ditampilakn dalm
posisi berdiri di piringan bulan yang terletak di atas teratai.Lengan
kananya membentuk mudra memberi dan Abhaya,dan memegang
tasbih.Sedangkan lengan kirinya memegang teratai,vas air dan trisula.

13 . Preta Samtarpita (Avalokitesvara Menghidupi Setan Kelaparan) :


Warna : Putih.
Lengan : Enam.
Avalokitesvara di sini ditampilkan berdiri dengan anggun di piringan
bulan yang terletak di atas teratai serta mengenakan mahkota rambut
terjalin dan selendang suci.Pasangan lengan pertamanya membentuk
mudra memberi.Pasangan lengan keduanya memegang buku dan
mustika.Pasangan lengan ke tiganya memegang tasbih dan trisula
(Tridandi).Perwujudanini melambangkan pertolongan spiritual
Avalokitesvara terhadap hantu kelapran.

14. Sukhavati Lokesvara :


Warna : Putih.
Lengan : Enam.
Sikap Tubuh : Anggun (Lalita).
Pendamping : Prajna.
Avalokitesvara ditampilakan dalam posisi duduk dengan anggun di
atas teratai dan di kelilingi oleh Vajratara,Visvatra,Padmatara,Dan lain-
lain.Dan ada sebuah pagoda/stupa/caitya yang muncul di atas
mereka.Lengan kanannya membentuk mudra memanh,dan dua lengan
lainnya memegang tasbih.Sedangkan lengan kirinya memegang busur
dan teratai,dan lengan yang ke tiga diletakan di atas pangkuan Tara.

15 . Vajradharma :
Warna : Putih Kemerah-Merahan.
Simbol :Teratai.
Kendaraan : Ayam Merak.
Avalokitesvara di tampilkan menggenakan mahkota lima
kebijaksanaan dan duduk pada piringan bulan di atas teratai yang
terletak pada punggung seekor Merak.Dan. tatapannya menancarkan
penuh dengan perasaan kasih saying.Lengan kirinya memegang teratai
berdaun enam belas dan lengan kanannya memekarkan teratai tersebut
di depan dadanya.
Arti dari pwerwujudan ini dalah daya tarik dan kebahagiaan
dalam Buddha Dharma.

 Avalokitesvara Enam Alam :

Pengambar wujud ini berdasarkan Kitab Zi Guan karya Guru Besar Zhi Yi
(538 – 579 M) yang merupakan pendiri aliran Tian Tai di Cina.Karya ini
menguraikan perwujudan Avalokitesvara di enam alam.Dan juga karya ini
diyakini sebagai salah satu bentuk usaha awal untuk menggolongkan
perwujudan Avalokitesvara.Kemudian karya ini dijadikan acuan bagi
penggolongan Avalokitesvara lainnya seperti tiga puluh tiga perwujudan Guan
Yin (Cina) dan juga perwujudan Avalokitesvara delapan penderitaan.Dan
perwujudan Avalokitesvara enam alam adalah:

1. Avalokitesvara Maha Pengasih (Da Bei Guan Shi Yin) – Mahluk


Penghuni Neraka.
2. Avalokitesvara Maha Penyayang (Da Ci Guan Shi Yin) – Setan
Kelaparan.
3. Avalokitevara Singa Tanpa Rasa Takut (Shi Zi Wu Wei Guan Shi yin) -
Binatang.
4. Avalokitesvara Cahaya Agung Yang Menyinari Semesta Alam (D a
Kuang Pu Zhao Guan Shi Yin) – Ashura.
5. Avalokitevara Pemimpin Para Dewa Dan manusia Yang gagah Berani
(Tian ren Zang Fu Guan Shi Yin) – Manusia.
6. Avalokitevara Brahma Agung (Da Fan Shen Yuan Guan Shi Yin) –
Dewa.
Sementara itu di Jepang ada sedikit perbedaan yaitu Kannon Maha Pengasih
tampil diantara setan kelaparan,sedangkan Kannon Maha Penyayang tampil
diantara mahluk penghuni neraka.

 Tiga Puluh Tiga Perwujudan Guan Yin (Cina) :


Di daerah Cina pada masa Dinasti Sui (581 – 618 M) dan Dinasti Tang (618 –
907 M) berkembang tiga puluh tiga prwujudan Guan Yin yang didasarkan dari
Kitab Saddharmapundarika Sutra pada bab Pintu Semesta (Samantamukha
Parivarta).Dalam bab tersebut tercantum di mana Hyang Buddha
menerangkan pada Bodhisattva Aksyamati bahwa Avalokitesvara mengajar
dan menjelma ke dalam bentuk yang sesuai dengan pendengarnya.Dan ke tiga
puluh ntiga bentuk tersebut adalah: Buddha, Prayeka Buddha, Sravaka (siswa
Hyang Buddha), Brahmana,Sakra (Indra), Isvara, Mahesvara, Jendral
Surgawi, Visravana, Raja Duniawi, Orang Kaya/Sesepuh, Perumah Tangga,
Pejabat,Brahmana, Bhiksu, Bhiksuni, Upasaka (umat awam pria), Upasika
(umat awam wanita), Wanta Kaya/Istri Sesepuh, Perumah Tangga Wanita,
Pejabat Wanita, Brahmana Wanita, Anak Lelaki, anak Gadis, Deva, Naga,
Yaksha, Gandharva, Ashura, Garuda Kimnara (Burung Dewa), Mahoraga
(Naga Raksasa), Vajra Pani/Vajradhara.
Dan ketiga puluh tiga perwujudan tersebut berkembang terus hingga
kini.Perwujudan tersebut diyakini oleh umat sebagai perwujudan Guan Yin
untuk membantu unat yang sedang mengalami kesusahan.Tiga puluh tiga
perwujudan tersebut adalah :

1. Guan Yin Yang Liu :


Dalam perwujudan ini di yakini bahwa Guan Yin bersumpah untuk
menyembuhkan penyakit.Yang Liu yang dimaksud di sini adalh Yang
Liu Merah (Tumarisk/Chi Yang).Dan arti dari Yang Liu yang
dimaksud di sini adalah kelembutan yang dilambangkan oleh
kelemasan batangnyadengan daun panjang yang terkulai dan
pengobatan yang dilambangkan oleh kulit kayu dan daunnya yang
dapat dijadikan obat untuk beberapa penyakit.Digambarkan Guan Yin
sedang duduk di bawah pohon Yang Liu.

2. Guan Yin Berkepala Naga (Long Tou Guan Yin) :


Konsep Naga di sini diturunkan dari figur Singa yang diyakini sebagai
raja dari segala binatang.Sementara di Cina Naga diyakini berdiam di
angkasa,akan tetapi di India Naga diyakini berdiam di perut bumi dan
lautan.Jadi arti dari naga di sini adalh untuk melambangkan kedalaman
spiritual dan kehidupan yang kreatif.Di gambarkan Guan Yin sedang
menaiki kepala Naga,yang melambangkan kekuatan yang luar bias
dari Guan Yin.

3. Guan Yin Pemegang Sutra (Chi Jing Guan Yin) :


Di sini Guan Yin di gambarkan sebagai seorang Sravaka (pendengar)
atau Siswa dari Hyang Buddha yang mendengar Dharma dan
mencapai pencerahan.Ciri khas dari perwujudan ini adalh Guan Yin
yang sedang memegang sutra.

4. Guan Yin Lingkaran Cahaya (Yuan Kuang Guan Yin) :


Lingkaran cahaya di sini melambangkan Maha Karuna Guan Yin.

5. Guan Yin Singa Bermain (Simhakrdita Avalokitesvara/Shi Zi You


Guan Yin):
Perwujudan ini disebut juga dengan nama Guan Yin bermain (You Xi
Guan yin).Sementara makna dari Singa bermain yang dimaksud di sini
adalah :
- Pemunculan Dharma (kebenaran Adi Duniawi).
- Kemampuan Guan Yin untuk menolong siapa pun yang
meminta pertolongan.
- Menikmati pekrejaan yang dilakukan.
Dan arti Singa bermain adlah penjinakan sifat binatang dalam diri
manusia serta menunjukan aspek kasih saying Guan Yin pada
semua mahluk.

6. Guan Yin Berjubah Putih (Bai Yi Guan Yin / Pandarvasini) :


Perwujudan ini disebut juga sebagai Ibu Avalokitesvara (Guan Yin
Mu).Digambarkan Guan Yin muncul dalam Garbhadhatu Mandala
dengan jubah putih,dalam posisi duduk di atas teratai.Dan memegang
kuncup bunga teratai di tangan kirinya.Warna pitih yang dimaksud di
sini menurut kitab Maha Vairocana Sutra (yang kadang juga
digambarkan berwarna merah muda) artinya adalah Guan Yin yang
berdiam dalam pikiran yang cerah.Bentuk ini diyakini juga sebagai
aspek kebijaksanaan feminism (Prajna) dari Buddha Amithaba.

7. Guan Yin Berbaring Di Atas Teratai (Lian Wo Guan Yin) :


Sikap tubuh berbaring adalah melambangkan Perinirvana Buddha
Sakyamuni.Akan tetapi saat ini Avalokitesvara di yakini melanjutkan
karya Buddha Sakyamuni hingga Buddha Maitreya (Buddha yang
akan datang) tiba.

8. Guan Yin Menatap Air Terjun (Long Jian Guan Yin) :


Dalam perwujudan ini guan Yin di gambarkan duduk di atas batu
sambil menatap ari terjun.Arti dari menatap air terjun di sini adalh
merenung.Sedangkan air terjun melambangkan aliran kesadaran akan
ketidak kekalan.

9. Guan Yin Penyembuh (Shi Yao Guan Yin) :


Makna dari perwujudan ini adalah Guan Yin sebagai penyembuh
semua penderitaan baik jasmani maupun rohani.

10. Guan Yin Keranjang Ikan (Yu Lan Guan Yin) :


Perwujudan ini di ambil berdasarkan legenda yang berasal dari
Cina.Dalam leganda tersebut menceritakan tentang Chan dan Ling
Cho,anak gadisnya,yang ternyata merupakan perwujudan dari Guan
Yin.Ikan yang di gambarkan di sini di ceritakan akan dilepas kembali
ke lautan.Arti dari perwujudan ini adalah menyayangi semua mahluk
hidup.

11. Gaun Yin Raja Kebaikan (De wang Guan Yin) :


Dalam prewujudan ini Guan Yin di tampilkan dalam bentuk seorang
Brahmana.Arti perwujudan ini adalh raja kebajikan.

12. Guan Yin Bulan Di Air (Shui Yue Guan Yin) :


Dalam perwujudan ini Guan Yin digambarkan sedang
menatap/merenung bayangan bulan di air.Arti piringan bulan yang di
maksud di sini adalah pikiran yang terkonsentrasi.Sedangkan baying
bulan di air sedri melambangkan hakikat khayalan dari keberadaan
duniawi.Jadi arti dari perwujudan ini adalah perenungan akan
khayalan dari keberadaan duniawi yang semuanya semu (bayangan).

13. Guan Yin Satu Daun (Yi Ye Guan Yin) :


Dalam perwujudan ini Guan Yin di gambarkan sedang duduk di atas
selembar daun yang mengambang di atas ari.Dalam perwujudan ini
diyakini meditasi Guan Yin melambangkan “Krisna Tanah” yang
berarti tanah dapat diwujudkan di mana saja,dan bahkan dapat
diwujudkan di air.Perwujudan ini berdasarkan pada kitab
saddharmapundarika Sutra.Arti dari perwujudan ini adalah melindungi
dan menyelamatkan orang yang jatuh dan tenggelam di lautan dalam.

14. Guan Yin Berkerongkongan Biru (Qing Jing Guan Yin / Nilakantha) :
Perwujudan Guan Yin yang dimaksud di sini sama dengan perwujudan
Nilakantha Avalokitesvara yang telah kita bahas di atas.

15. Guan Yin Kekuatan Kebajikan (Yan Ming Guan Yin ) :


Dalam perwujudan ini di yakini bahwa kebajikan Guan Yin dapat
mencapai semua mahluk.

16. Guan Yin Penyambung Kehidupan (Yan Ming Guan Yin) :


Guan Yin dalam perwujudan ini sangat banyak di jumpai dan di puja
karena diyakini dapat meenganugerahi umur yang panjang bagi para
pemujanya.

17. GuanYin Harta Tak Terbatas (Zong Bao Guan Yin) :


Perwujudan ini berasal dari kitab Saddharmapundarika Sutra.Yaitu
sumpah Avalokitesvara untuk menolong para pelaut.

18. Guan Yin Goa Batu (Yao Hu Guan Yin) :


Dalam perwujudn ini Guan Yin Digambarkan sedang duduk di atas
batu pada mulut sebuah goa.Arti dari perwujudan ini adalah Guan Yin
melindungi dari binatang berbisa.

19. Guan Yin Yang Menenangkan (Neng Jing Guan Yin) :


Arti dari perwujudan Guan Yin ini adalh Guan Yin yang menenangkan
lautan,melindungi para nelayan dan pelaut serta menyelamatkan kapal
yang karam.

20. Guan Yin Anu (A-Nou Guan Yin) :


Kata Anu disini adalah singkatan dari kata Anavatapta.Anavatapa
adalah sebuah danu yang terkenal dalam kitab suci Buddhis yang
airnya bias mensucikan seseorang dari kekotoran batinnya.Perwujudan
Guan Yin ini artinya adalah perenungan atau meditasi Guan Yin akan
kekotoran batin hingga mencapai penerangan sempurna.
21. Guan Yin Tanpa Rasa Takut (A Mati Guan Yin) :
Dalam perwujudan ini Guan Yin digambarkan memiliki tiga
mata,empat lengan dengan kedua lengan memainkan kecapi berkepala
burung Hong,dansatu kakinya berada di atas seekor singa.Guan Yin
dalam perwujudan ini diyakini muncul di antara mahluk neraka untuk
menyelamatkan mereka.

22. Guan Yin Parnasabari (Ye Ti Guan Yin) :


Dalam perwujudan ini Guan Yin diyakini melindungi dari ancaman
wabah penyakit dan menganugerahi umur panjang dan kesehatan.

23. Guan Yin Vaidurya (Liu Li Guan Yin) :


Guan Yin dalam perwujudan adalah berdasarkan dari kitab
Saddharmapundarika Sutra yang menyatakan bahwa jika seseorang
yang akan dipenggal (menjalani hukuman mati) memanggil namanya
maka ia akan selamat.

24. Guan Yin Tara (Tuo Lo Guan Yin):


Perwujudan ini merupakan pengambaran wujud cinta kasih seorang
ibu. Dalam perwujudan ini Guan Yin digambarkan dengan warna biru-
putih, memakai jubah putih dan memegang teratai di ke dua
tangannya.

25. Guan Yin Tiram (Ge Li Guan Yin) :


Perwujudan Guan Yin di sini berdasarkan kisah Kaisar Tang Wen Zong
(827 – 840 M) yang amat gemar makan tiram.Hingga pada suatu hari
beliau menemukan sebuah tiram raksasa dan ketika dibuka di alamnya
terdapat sebuah patung Guan Yin.Dan sejak saat itu beliau berhenti
makan tiram dan menjadi penganut Guan Yin.Dlam perwujudan ini
Guan Yin digambarkan duduk di atas tiram raksasa.

26. Guan Yin Eman Waktu Jaga (Liu Shi Guan Yin) :
Di India kuno satu hari dibagi menjadi enam waktu jaga yang masing-
masing empat jam.Maksud dari perwujudan ini adalah Guan Yin terus
menerus menjaga seluruh pemujanya tanpa istirahat sedikitpun.

27. Guan Yin Maha Pengasih (Pu Bei Guan Yin) :


Arti dari perwujudan Guan Yin di sini ada;h kasih saying Guan Yin tak
terbatas dan mampu menghancurkan segala rintangan dan bahkan
Mara yang terjahat sekalipun berada dalam kasih sayangnya.Hal ini
disebabkan hakikat ke-Buddha-an ada di dalam setiap mahluk.

28. Guan Yin Istri Malang (Malang Fu Guan Yin) :


Perwujudan ini berasal dari cerita jaman Dinasti Tang (sekitar 817
M).Pada jaman tersebut hiduplah seorang gadis dusun yang sangat
cantik jelita,dn banyak pemuda rupawan yang tertarik
padanya.Kemudian untuk memilih calon suami yang terbaik
menurutnya gadis tersebut mengadakan sayembara bahwa barang
siapa dapat menghafal bab Guan Yin/Pintu Semesta dari
Saddharmapundarika Sutra dalam semalam dapat menjadi calon
suaminya.Dan pada keesokan harinya dari sekian banyak peserta
hanya ada 20 orang yang mampu menghaflanya.Lalu gadis itu
mengajukan syarat baru yaitu calon suaminya haruslah orang yang
dapat menghafal Sutra Intans pada keesokan harinya.Dan pada
mkeesokan harinya hanya 10 orang yang dapat
menghafalnya.Kemudian gadis dusun tersebut kembali mengajuakn
syarat baru yaitu calon suaminya adalh orang yang dapat menhafal
seluruh Saddharmapundarika Sutra dalam tiga hari.Dan pada hari yang
telah ditentukan hanya ada seorang yang bernama Ma Lang yang
berhasil menghaflakannya.Akan tetapi pada hari pernikahannya gadis
tersebut jatuh sakit dan meninggal dunia.Tak lama setelah gadis itu
dikebumikan,datanglah seorang Bhiksu tua ke rumahnya dan meminta
agar kuburan gadis tersebut di gali.Dan setelah digali lalu pteti mati
gadis tersebut fibuka.Ttepi mereka tidak menemukan jenazah gadis
tersebut melainkan potongan tulan emas.Kemudian Bhiksu tua tersebut
menyatakan bahwa gadis yang meninggal tersebut adalah perwujudan
Guan Yin,lalu setelah berkata demikian Bhiksu tua tersebut
menghilang.Dan sejak saat itu orang-orang di wilayah tersebut
menjadi pemuja Guan Yin.
Dalam perwujudan ini Guan Yin digambarkan membawa teratai di
lengan kanannya dan sebuah tengkorak wanita di lengan kirinya.

29. Anjali Guan Yin (He Zhang Guan Yin) :


Dalam perwujudan ini Guan Yin di gambarkan dengan lengan yang
dirangkapkan di depan dada,dan dalam sikap menyembah.Sikap
menyembah ini melambangkan teratai yang merupakan symbol
ketidak melekatan.Sementara tangan yang berada di depan dada
mempunyai arti keterbukaan hati.

30. Guan Yin Manunggal (Yi Ru Guan Yin) :


Dalam perwujudan ini Guan Yin digambarkan terbang di angkasa
mengendarai awan dan menundukan Guntur.Perwujudan ini
melambangkan bahwa Guan Yin bersatu manunggal dengan alam yang
artinya adalah kebenaran alam Dharma (Dharmadhatu) itu esa.

31. Guan Yin Non Dualitas (Bu Er Guan Yin) :


Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa segala sesuatu di dunia
ini muncul dan bersifat dualitas yang semuanya merupakan konsep
pikiran.Contoh : baik-buruk,cantik-jelek,dan lain sebagainya.Hal ini
terjadi karena pikiran awam hanya menerima apa yang di sukai dan
menolak apa yang tidak disukai.Akan tetapi pikiran yang cerah melihat
semuanya sebagaimana adanya,sehingga semuanya tidak ada bedanya.
Pengambaran wujud Guan Yin di sini adalah sebagai penyatuan
Buddha Sejati (Pen Fo) dan Buddha Jelmaan (Zhi Fo).

32. Guan Yin Memegang Teratai (Chi Lian Guan Yin) :


Berdasarkan kitab Saddharmapundarika Sutra teratai yang dimaksud di
sini adalah melambangkan sumpah Guan Yin.Dan perwujudan ini juga
dikenal dengan nama Padmapani.

33. Guan Yin Memercik Air (Sas Hui Guan Yin) :


Dalam perwujudan ini memercik air (Abhiseka) adalah melambangkan
pentabhisan seorang raja untuk memasuki kehidupan spiritual yang
baru (menjalani kehidupan Buddhis).Sedangkan ,emuang air (Daksina)
melambangkan penyaluran kebajikan kepada mahluk lain.Dan air
melambangkan kesucian.

 Delapan Puluh Empat Logogram Maha Karuna Dharani :

Maha kauna Dharani atau dikenal juga dengan nama Ta Pei Shen Chou
(Cina) adalah mantra yang paling banyak di hafal oleh umat
Buddhis.Kemasyuran mantra ini membuatnya digubah menjadi logogram.
Logogram adalah karakter atau tanda yang melambangkan kata. Dan
mantra ini adalah satu-satunya mantra yang digubah ke logogram.Hal ini
menyebabkan orang yang buta huruf sekalipun dapat
melafalkannya.Berikut ini ke delapan puluh empat logogram tersebut
beserta artinya:

1.Namo Ratnatrayaya / Na Mo He La Ta Na Tuo La Ye :


Arti : Sembah sujud kepada tiga mustika.
Logo : Guan Yin berdiri di atas teratai dengan tasbih di tangan.
Ket : Seseorang harus menghafal Dharani dengan tenang, pikiran yang
terkonsentrasi dan jernih disertai keyakinan penuh.

2.Namo Arya / Na Mo A Li Ye :
Arti : Sembah sujud kepada Yang Mulia.
Logo : Ruyi Lun Pu Sa / Cintamanicakra Bodhisattva.
Ket : Tekun dalam melaksanakan Dharma dan membangkitkan kehendak
untuk mencapai pencerahan (Bodhicitta).

3.Avalokitesvaraya / Bo Lu Ciek Ti Suo Bo La Ye :


Arti : Raja yang memperhatikan derita dunia.
Logo : Chi Bo Guan Shi Yin Pu Sa (GuanYin memegang pata).

4.Bodisattvaya / Bhu Di Sa Tuo Bo Ye :


Arti : Hyang Bodhisattva.
Logo : Bu Kong Jian Suo pu Sa / Amoghapasa Bodhisattva.
Ket : Digambarkan dengan pasukan besar untuk menyelamatkan
mahluk hidup.

5.Mahasattvaya / Mo He Sa Tuo Bo Ye :
Arti : Mahluk Agung.
Logo : Pu Sa Zhang Zi Zi Aong Zhiu (Amoghapasa melafal mantra).

6.Maha Karunikaya/ Mo He Cia Lu Ni Cia Ye :


Arti : Karuna Agung.
Logo : Ma Ming Pu Sa / Bodhisttva Asvaghosa.

7.Om :
Arti : Suata mantra universal yang merupakan sumber segala suara.
Logo : Zhu Gui Shen He Zhang Ding Song Zhou.
Ket : Semua mahluk yang menderita (roh dan setan)akan mengatupkan
kedua telapk tangannya (bersikap Anjali)ketika mendengar
Dharani ini.

8.Sarvaabhayah (Sarvarabhage) / Sa Po La Fa I :
Arti ; Jangan takut.
Logo : Si Da Tian Wang / Catummaharajika.

9.Sudharadasya / Su Ta Na Ta Siek :
Arti : Melihat kebenaran mulia (kemungkinan dari kata
Saddharmadaysa).
Logo : Gui Shen (pengikut empat Raja Langit).

10.Namo Sukrtva (Sukrtemama) / Na Mo Si Ci Li Tuo I Mung A Li Ye :


Arti : Imam Arya.
Logo : Bodhisattva Nagarjuna.

11.Avalokitesvaragarbha / Bo Lu Ci Ti Se Fo La Ling Duo Bo :


Arti : Rahim atau sumber Avalokitesvara.
Logo : Yuan Man Bao Aheng Lu Shna Fo.
Ket : Merupakan perwujudan dari Vairocana.

12.Namo Nilakantha (Narakindhi) / Na Mo Na La Cin Jek :


Arti : Sembah sujud kepada Yang Berleher Biru.
Logo : Vairocana Buddha.

13.Sri Mahabhadrasramo / Si Li Mo He Bo Tuo Sa Mi:


Arti : Yang Maha Suci Yang Bergembira dalam keberuntungan.
Logo : Yang Ming Tou Sen Wang (Raja Dewa Kepala Kambing yang
merupakan kerabat Mara).

14.Sarv’arthasubham / SaBo A Da Tou Su Beng :


Arti : Semua bermanfaat dan indah.
Logo : Gan ?Lu Pu Sa (Bodhisattva Embun).

15.Ajeyam / A Se Yin :
Arti : Tak terlihat.
Logo : Raja Langit Yaksha terbang.

16.Sarvasattvaramavarga / Sa Bo Sa Tuo Na Mo Bo Sa Tuo Na Mo Bo Cia


:
Arti : Kumpulan semua mahluk.
Logo : Bhagavata (Sang Raja Perksa).

17.Mahadhatu / Mo Fa De Tuo :
Arti : Empat unsure besar.
Logo : Jun Zha Li Pu Sa / Bodhisattva Kundali.

18.Tadyatha / Ta Ce Da :
Arti : Demikianlah.
Logo : Arahat berlidah panjang.

19.Om Avaloke / Om A Bo Lu Si :
Arti : ‘Om’,Dia yang melihat ke bawah.
Logo : Guan Shi Yin pu Sa dengan telapak tangan terangkap dan
melihat dengan penuh kasih saying dan seksama.

20.Lokite / Lu Cia Ti :
Arti : Dia Yang Mengamati.
Logo : Mahabrahma Devaraja.

21.Kalate (Karate) / Cia Lo Ti :


Arti : Yang Berkepala Gundul.
Logo : Ksitigarbha (Penguasa Dewa dengan wajah tersenyum).

22.Hari / I Si Li :
Arti : Cantik mempesona.
Logo : Mahesvara Devaroja (Raja Surga Tavatimsa).

23.Mahabodhisattva / Mo He Bhu di Sa Tuo :


Arti : Bodhisattva Agung.
Logo : Shi Xin Jeng /wu /zha Luan xin Sa Tuo.
Ket : Bodhisattva adalah mahluk yang pikirannya teguh dan tidak
berkelana.

24.Sarva Sarva / Sa Bo Sa Bo :
Arti : Semua-Semua.
Logo : Bodhisattva Ratnakuta.

25.Mala Mala / Mo La Mo La :
Arti : Karangan bunga, karangan bunga.
Logo : Pandarvasini belia dengan permata berkah.

26.Masi Mahaardayam / Mosi mosi liDuo Yin :


Arti : Masi, Masi, Sang Hati (Kemungkinan dari kata Masi Masi
Hrdayam).
Logo : Amitabha berambut putih.

27.Kuru Kuru Karmam / Cu Lu Cu Lu Ciek Mong :


Arti : Kuræ¿ñN¡¥A8H,¼ë™¨8$éK¬
^·Òç¸ÑµÖ¼¸‚´/Ýà2¾ f™')ƒŒÑƒ^ƒ§ü=³ŽÖÙµ½NKk«´Gm[Ù ᄉ

{v«zwÂñ>¡0¸¿_°ÀI.«É³ï@›<Þ8^W¨Y@I®‹NðV¥x7ËÙãàæAÎ=…zm§‡t-
2Õ§ÒJJ¨@‘Š33Â

„ iÍÍ×”²Ž›rsè(»8+/ÙZ33]LÒ(êý ᄂ ÐV
豩P®@ c•uźÇ"¸– Ä€r
:óÚ´µíĶÇ;Û`

u_Zi´fé·»8Á£À
0©Ç®jk--Ökø h” ¯Q]‚ÛB 0
Ó5V𦡠U34‡ã
Ža*V9Ò±ÙÝO
h1 ᄉ Œ€€3€qý*ÔwjÇ&
Ï¿5~âÂÊKé£kµYÞF8Ù $€OãTíôñ=óZnh™A,@d"¹-°
Ã’ᄃ Á35u"—í$|

ÒpN8Ϧj•½¸óˆ¡Š2ý>ö3ÅhÅ
»xS÷·%s
rvôp8_ÇŠ &(º9#$u&¢7c «›yÁ-ÞµŒÅü¢ÅH$
œf´u•†=/N)pYÒ0"ÿ35Y’ úc4½Í™nÿ35³îü“&á°0Þyæ¬Á©4Ò¬qga
b²õ›

uX¾Ñ¨½¼’Ä / Ti Li Ni :
Arti : Penegak / penunjang.
Logo : Shi Zi Wang Bing Yan Sang Du (Raja Singa).

32.Suraya (Svaraya) / Se Fo La Ye :
Arti : Berani.
Logo : Ciu Sui Pu Sa.
Ket : Digambarkan seorang Bodhisattva memegang alu emas untuk
menundukan kerabat Mara.

33.Cala-Cala / Ce La Ce La :
Arti : Guncang-guncang.
Logo : Pi Li Pu Sa.
Ket : Digambarkan Bodhisattva Guntur memegang Roda Emas.

34.Mama Brahmara / Mo Mo Fa Mo La :
Arti : ‘Tawon Hitam’ ku.
Logo : Vajra Agung Penakluk Iblis yang memegang Roda Emas.
Ket : ‘Tawon Hitam’ adalah sebuah nama untuk lingkarandi dahi yag
merupakan symbol dari ‘Mat Ketiga’ atau ‘Mata Dewa‘.

35.Muktir / Mu Li Ti :
Arti : Yang Bebas.
Logo : Bodhisattva dari semua Buddha yang digambarkan dengan
kedua telapak tangan terangkap.

36.Ehi-Ehi / I Si I Si :
Arti : Datan! Datang!
Logo : Mahesvara Devaraja.

37.Chinda Chinda / Se Na Se Na :
Arti : Hancur! Hancur!
Logo : Jiana Mo Jiang Tian Bing (Devaraja).

38.Harsam Prachali / A La Sen Fo La Se Li :


Arti : Melebihi kebahagian (kemungkinan dari kata Harsham
Pracari).
Logo : Guan Yin Pu Sa membawa mangkuk dan anak panah.

39.Bhasa Bhasam / Fa Sa Fa Sen :


Arti : Bicara dan urikan. (kemungkinan dari kata Bhasyabasyam).
Logo : Penjaga Bumi bermata tiga yang memegang lonceng di tangan
kirinya.

40.Presaya / Fo La Se Ye :
Arti : Amitabha.
Logo : Amitabha.
Ket : Guru dari Avalokitesvara.

41.Hulu Hulu Mala / Hu Lu Hu Lu Mo La :


Arti : Hulu Hulu,karangan bunga.
Logo : Ba Bu Gui Shen Wang.
Ket : Raja dari delapan jenis mahluk spiritual yang menderita.

42.Hulu Hulu Hrih / Hu Lu Hu Lu Si Li :


Arti : _
Logo : Si Bi Zhu Tian (Dewa berlengan empat).

43.Sara Sara / Sa La Sa La :
Arti : _
Logo : Shuo Luo Shuo Luo Pu Sa / Bodhisattva Sara Sara.

44.Siri Siri / Si Li Si Li :
Arti : _
Logo : Guan Yin memegang tangkai Yang Liu.

45.Suru Suru / Su lu Su Lu :
Arti : _
Logo : Bodhaisttva di tengah daun yang berguguran.

46.Bodhiya Bodhiya / Bhu Di Ye Bhu Di Ye :


Arti : (Demi) Pencerahan,Pencerahan.
Logo : Guan Yin menolong berbagai mahluk.

47.Bodhaya Bodhaya / Bhu Duo Ye Bhu Duo Ye :


Arti : (Demi) Kebijaksanaan,Kebijaksanaan.
Logo : Ananda.

48.Mitreya / Mi Li Ti Ye :
Arti : Yang encintai.
Logo : Bodhisattva Kendaraan Agung (Buddha masa depan).
49.Nilakantha / Na LaCin jek :
Arti : Yang berleher biru.
Loga : Bodhisattva Nagarjuna.

50.Darsinina / Ti Li Se Ni na :
Arti : Pantas dilihat (kemungkinan dari kata Darsiniya).
Logo : Ratnadhvaja mengangkat garpu besi.

51.Payamara / BoYe Mo Na :
Arti : Minum (kemungkinan dari kata Bhayamana).
Logo : Bodhisattva Panji Cahaya Emas.

52.Svaha / Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : San Tou Sheng Jia Fu Ai Long (Dewa Berkepala Tiga Belas).

53.Siddhaya / Si Duo Ye :
Arti : Demi Pencapaian.
Logo : Bodhisattva Sariputra.

54.Svaha /Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Guan Yin berdiri di atas kura-kura raksasa sungai Gangga.

55.Mahasiddhaya / Mo He Si Duo Ye :
Arti : Demi Pencapian Agung.
Logo : Bodhisattva Pancaran Cahaya.

56.Svaha / Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Mahamaudgyalyayana dengan jubah dan tongkat Vihara.

57.Siddhayage / Si Duo Yi I :
Arti : Yang Dibebani Pencapian.
Logo : Bodhisattva semua Deva.

58.Svaraya / Se Bo La Ye :
Arti : Sang Raja.
Logo : Buddha Amitabha menolong para Dewa.

59.Svaha / Sa Bo He / SA Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Ashera Pu Sa memegang tinggi mangkuk.
60.Nilakantha / Na La Cin Jek :
Arti : Yang berleher biru.
Logo : Bodhisattva Gunung Lautan Kasih Sayang menolong mahluk
suci Hinayana.

61.Svaha / Sa Bo He / Sa Po He :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Bodhisattva Candana.

62.Varahananaya / Mo La Na La :
Arti : Kepada wanita berwajah cantik (kemungkinan dari akta
Varananaya) atau kendaraan berkah (kemungkinan dari kata
Varavahanaya).
Logo : Bodhisatttva Ratnamudrahasta memegang sebuah kapak emas.

63.Svaha / Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Ji Xi Lou Pu Sa.
Ket : Seorang Bodhisattva mengenakan sandal jerami sedang
berjalan di atas gelombang.

64.Simhasiramukhaya / Si La Cen A Mu Cie Ye :


Arti : Kepada Yang Berkepala dan Berwajah seperti Singa.
Logo : Bodhisattva Bhaisajyaraja.
Ket : Dia berkelana menyembuhkan mahluk hidup.

65.Svaha / Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Yuan Man Pu Sa.

66.Sarvamahasiddhaya / Sa Bo Mo He A Si Duo Ye :
Arti : Demi setiap pencapaina Agung.
Logo : Bodhisattva Bhaiajyasamudgata.
Ket : Dia berkelana menyembuhkan mahluk hidup.

67.Svaha / Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Sariputra / Bodhisattva Kebijaksanaan Agung.

68.Cakrasiddhaya / Ce Ci LaA Si Duo Ye :


Arti : Demi Pencapaian yang seperti roda.
Logo : Jendral Langit Auman Singa yang memegang kapak perang.

69.Svaha /Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Zhu Tian Mo Wang / RajaMara dari semua Surga.

70.Padmahastaya / Bu Duo Mo Cie Si Duo Ye :


Arti : Kepada Yang memegang teratai.
Logo : Ling Xiang Tian Pu Sa / Bodhisattva Surga Harum Spiritual
yang memegang kendil berkah.

71.Svaha / Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Bodhisattva menyebarkan bunga.

72.Nilakanthavikaraya / Na la Cin Jek Bo Cia La Ye :


Arti : Kepada mahluk berleher biru yang berwajah menyeramkan.
Logo : Bodhisattva Purna.

73.Svaha / Sa bo He / Sa Po Ho ;
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Bodhisattva Tara sebagai seorang gadis.

74.Maharsisankaraya (Mavarisamkaraya) / Mo Bo Li Sen Cie La Ye :


Arti : Kepada Pengelihatan yang Maha Mengawasi.
Logo : Bodhisattva Samadhidhyana.
Ket : Digambarkan duduk dengankaki bersilang seta memegang
lampu keramat di masing-masing tangannya.

75.Svaha / Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Bodhisattva Mahakasyapa dengan memegang tasbih di
tangannya.

76.Namo Ratnatrayaya / Na Mo He La Ta Na Tuo La Ye Ye :


Arti : Sembah sujud kepada tiga Mustika.
Logo : Bodhisattva Aksagarbha duduk di atas batu dan memegang
bunga.

77.Namo Arya / Na Mo a Li Ye (Sa Po Ho) :


Arti : Sembah sujud kepada Yang Mulia.
Logo : Bodhisattva Samantabhadra duduk dengan bersilangan kaki di
atas seekor gajah ‘Seratus’ yang keramat.

78.Avalokite / Bo Lo Ci Ti :
Arti : Yang Mengamati (dunia).
.Logo :Bodhisattva Manjusri duduk di punggung singa dengan tangan
kanan membentuk mudra kekosongan.
79.Svaraya / Sou Bo La Ye :
Arti : (Menjawab) suara (dunia).
Logo : Guan Yin Pu Sa.
Ket : Digambarkan sebagai Bodhisattva Teratai Emas,yang
membebaskan semua mahluk dari kemelekatan terhadap
bentuk penglihatan
.
80.Svaha/ Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Guan Yin Pu Sa.
Ket : Digambarkan sebagai Bodhisatva yang membebaskan semua
mahluk dari kemelekatan terhadap suara.

81.Om Siddhyantu / Om Si Tien Tu :


Arti : ‘Om’ semoga tercapai.
Logo : Guan Yin Pu Sa.
Ket : Digambarkan sebagai Bodhisattva yang membebaskan semua
mahluk dari kemelekatan terhadap penciuman.

82.Mantra / Man Tuo La :


Arti : Merupakan simbal suara.
Logo: Guan Yin Pu Sa.
Ket : Digambarkan sebagai Bodhisattva yang membebaskan semua
mahluk dari kemelkatan terhadap pengecapan.

83.Padaya / Pa Duo Ye :
Arti : ‘Sebaris Ayat’.
Logo : Guan Yin Pu Sa.
Ket : Digambarkan sebagai Bodhisattva yang membebaskan semua
mahluk dari kemelekatan terhadap sentuhan.

84.Svaha / Sa Bo He / Sa Po Ho :
Arti : Di sabdakan dengan baik.
Logo : Guan Yin Pu Sa.
Ket : Digambarkan sebagai Bodhisattva yang membebaskan semua
mahluk dari kemelekatan terahdap bentuk-bentuk pikiran.

Perwujudan lain Avalokitesvara :

1 . Arya Avalokitesvara / Shang Guan Yin (Cina) / Sho Kannon (Jepang) :


Perwujudan ini merupakan bentuk non Tantra yang mewujudkan sifat
Karuna dari Hyang Buddha.Sementara Arya di artikan mulia.Dalam
perwujudan ini Avalokitesvara digambarkan memiliki satu wajah,dan
dua lengan dengan sikap anjali.Posisi tubuhnya kadang digambarkan
sedang duduk atau berdiri di atas teratai.Kadang d gambarkan dengan
lengan kiri memegang teratai dan lengan kanannya membentuk mudra
memberi.Atau lengan kirinya memegang jambangan (Kamandalu) dan
lengankanannya membentuk mudra Abhya (tanpa rasa takut).

2 . Cintamanicakra Avalokitesvara / Ru Yi Lun Guan Yin (Cina) / Nyoirin


Kannon (Jepang):
(a) . Tantra :
Muncul sebagai emansi Budha Ratnasambhava dari Panca Dhyani
Buddha. Dalam aliran ini perwujudan Avalokitesvara digambarkan
sedang memegang permata berkah (Cintamani).Pada awalnya
Avalokitesvara digambarkan memiliki dua lengan,tapi pada
perkembangannya Avalokitesvara digambarkan hingga memiliki
dua belas lengan.Permata yang dimaksud di sini melambangkan
pikiran cerah,.Akan tetapi bagi orang awam permata
melambangkan berkah materi yang dapat dipakai sebagai jalan
menuju pencerhaan.Sementara di jepang Avalokitesvara
digambarkan memiliki enam lengan dan duduk dalamposisi santai
para Raja (lutu kanan diangkat,sedangkan kaki kiri dalamposisi
teratai).Kepalanya bersandar di atas lengan kanan utamadengan
siku bertumpu pada lutut kanan.Lengan kiri utamanya membentuk
mudra memberi.Lengan kanan berikutnya memegang permata
berkah di depan dadanya,sedangkan lengan kiri berikutnya
membentuk mudra mengajar dan memegang teratai
kuncup.Lengan kanan ketiganya memegang tasbih dan lengan kiri
ketiganya menyeimbangkan sebuah roda di atas jari telunjuk.
(b) . Mahayana :
Di Cina dan Jepang perwujudan Avalokitesvara dalam bentuk ini
digambarkan seperti Guan Yin Bualn Dan Air /shui Yue Guan Yin
(Cina) / Suigetsu Kannon (Jepang).Biasanya Avalokitesvara dalam
perwujudan ini digambarkan memakai jubah berkepala tinggi
dengan mustika di dahinya,bertelanjang dada dengan penutup
badan yang tergantung longer dari pinggang sampai mata
kaki.Kadang di gambarkan dengan bahu tertutup dan kepalnya
bersandar di lengan kanannya yang memegang sebuah bunga
teratai kuncup.

3. Avalokitesvara Sebelas Wajah / Ekadasamukha Avalokitesvara / Shi Yi


Mian Guan Yin (Cina) / Juichimen Kannon (Jepang) :
Perwujudan Avalokiesvara dalam wujud ini adalah berdasrkan pada
kitab Saddharmapundarika Sutra dalam bab Pintu Semesta yang dalam
perkembangannya di bahas lebih dalam lagi dalam Arya Avalokitesvara
Ekadasamukha Nama Dharani Sutra.Ciri yang paling menonjol dalam
perwujudan ini adalah adanya enam tumpukan kepala yang
melambangkan enam alam.Ke enam tupukan tersebut adalah:
(a). Wajah Utama.
(b). Di atas wajah utama terdapat tiga wajah karuna yang menatap
mahluk yang saleh dan menolong mereka.Ketigga wajah karuna
merupakan lambing alam indera.
(c). Di atas wajah karuna terdapat tiga wajah yang menyeramkan yang
menolong setan-setan seingga membutuhkan kesabaran dan
kekuatan lebih.Tiga wajah menyeramkan ini merupakan lambing
dari alam bentuk.
(d). Di atas tiga wajah menyeramkan terdapat tiga wajah bertaring yang
merupakan lambing perubahan dari sifat binatang dalamdiri manusia
menjadi sifat spiritual takkala memasuki kehidupan spiritual sebagai
umat Buddha.Tiga wajah bertaring merupakan lambing dari alam
bentuk.
(e). Di atas tiga wajah bertaring terdapat satu wajah tertawa yang artinya
melihat dunia khayal dan merubahnya menjadi realitas sejati.
(f). Di puncak terdapat wajah Buddha amitabha yang merupakan
lambing dari jalan Mahayana yang membimbing semua mahluk
mencapai pencerahan.

4 . Avalokiesvara seribu tangan / Sahasrabhuja Avalokitesvara / Qian Shou


Guan Yin ( cina) / enju Kannon (Jepang) :
Dalam perwujudan ini Avalokitesvara digambarkan memiliki wajah
hingga lima ratus di atas mahkotanya.Akan tetapi yang paling terkenal
adalah sebelas wajah,dan ada legenda yang berkenaan dengan asal-usul
sebelas wajah Avalokitesvara dalam perwujudan ini.Diceritakan saat
Avalokitesvara turun ke neraka untuk menyelamatkan dan memebebaskan
mahluk-mahluk yang sengsaran serta mengarahkannya ke surga
Sukhavati (Surga Buddha Amitabha).Namun Avalokitesvara sangat
terkejut karena untuk tiap mahluk yang diselamatkan-Nya segera saja aka
nada mahluk lain yang menggantikan tempatnya.Melihat hal tersebut
Avalokitesvara merasa sedih,serta putus asa memikirkan hal ini hingga
kepala-Nya pecah menjadi sepuluh bagian.Mengetahui hal tersebut
Buddha Amitabha turun ke neraka untuk menyelamatkan
Avalokitesvara.Dan kemudian Buddha Amitabha membuat sebuah kepala
dari masing-masing bagian yang pecah,lalu meletakannya kembali ke
tubuh Avalokitesvaradalam tiga tumpukan dengan kepala ke sepuluh
terletak di puncaknya dan gambar Buddha Amitabha sendiri pada bagian
teratas.Setalah itu Avalokitesvara mempunyai dua puluh dua pasang mata
dan sebelas otak untuk membantu meringankan derita dunia.
Perwujudan Avalokitesvara ini digambarkan dengan enam hingga
seribu lengan dan di masing-masing lengan memiliki sebuah mata.Lengan
utamanya yang berjumlah dua puluh dua membentuk mudra yang
berbeda-beda,sedangakn lengan lainnya memegang berbagai macam
simbol yang berlainan.
Arti dari perwujudan ini adalah dalam usaha berbuat baik dan
menolong mahluk lain kerap menjumpai rintangan yang tampaknya tak
mungkin di atasi,serta bahkan dapat meluluhkan kekuatan dan
harapan.Tetapi di balik semua itu terdapat berkah.

5 . Avalokitesvara Kepala Kuda / Hayagriva /avalokitesvara / Matuo Guan Yin


(Cina) / Bato Kannon (Jepang) :
Perwujudan ini merupakan salah satu bentuk yang menyeramkan dari
Avalokitesvara.Kata Hayagriva artinya berleher kuda..Kuda di yakini
sebagai salah satu bagian dari tujuh permata kerajaan dunia
(Cakravarti),kuda di yakini mampu berlri ke seluruh penjuru dunia dan
menaklukknannya,Jadi arti Hayagriva disini adalah penaklukan
kelahiran,usia tua,sakit,dan mati.Perwujudan Avalikoitesvara disini
dianggap saebagai wujud dari pelindung binatang,dan ringkikannya
diyakini dapat mengusir Mara.
Ciri khas dari perwujudan ini adalah tanda mudra Uttarabodhi
(Pencerahan Tiada tara),yaitu kedua telapak tangan dirangkap bersama
kecuali ibu jari dan telunjuk yang terentang keluar tetapi bersentuhan di
ujungnya.Mudra ini dikenal juga sebagai mudra Padma/teratai.
Berikut ini bentuk-bentuk dari Hayagriva Avalokitesvara :
(a). Perwujudan ini berdasarkan dari kitab /mahavairocana Sutra.Dalam
denganrambut terurai dan mengenakan untaian kalung tengkorak.Di
bawahnya perwujudan ini Avalokitesvara digambarkan berkepala
kuda,memakai mahkota tengkorak tergantung kulit harimau.Lengan
kanannya mengacungkan pedang dan lengan kirinya memegang jerat.
(b).Digambarkan memiliki satu kepala dan empat lengan.Pasangan lengan
pertamanya memeagang tongkat kebesaran bermahkota tengkorak dan
bunga,pasangan lengan berikutnya memegang roda/jerat dan lengan
kanannya membentuk mudra memberi.Kaki kanannya menginjak sisi
kanan tahta teratai.
(c). Digambarkan mempunyai tiga kepala,empat lengan dan empat
kaki.Pasanganlengan atasnya memegang vajra dan bunga,pasangan
lengan berikutnya membentangkan busur.Kaki kanannya menginjak
sisi kanan Mara.
(d).Digambarkan memiliki tiga kepala,enam lengan dan enam kaki.Dan
semua tangannya memegang lambing yang disebut dalam dua bentuk
sebelumnya.Dan dari rambutnya yang terurai muncul tiga kepala
kuda.Kadang digambarkan juga memiliki tiga mata,memegang sayap
Garuda,berpakaian kulit harimau dan gajah.Sementara itu pasangan
lengan atasnya memegang Vajra ganda dan pedang,pasangan lengan di
bawahnya memegang tongkat kebesaran dan tombak
(Khatvanga),lengan kiri di bawahnya memeluk Prajna biru muda
sambil memegang mangkuk tengkorak dan lengan kanannya
membentuk mudra Mistis (Abhaya).
Aspek menakutkan dari Hayagriva adalah melambangkan ketakutan
semua mahluk dalam simbol yang kongkret dan kemudian diubah menjadi
pelindung dirinya.Dan makna dari perlambang Hayagriva adalah bahwa
sesungguhnya tidak ada yang harus ditakuti selain diri sendiri.
6 . Cunda Avalokitesvara / Zhun Ti Guan Yin (Cina) / Juntei Kannon (Jepang):
Perujudan ini merupakan salah satu bentuk feminism dari
Avalokitesvara.dan diyakini oleh umat sebagai penjelmaan dari Cunda
Dharani.Cunda Dharani adalah salah satu dari dua belas Dharani yang
muncul di Nispanna Yogavali.Dalam bagian Mandala dari
Dharmadhatu.Digmabarkan memiliki dua lengan,lengan kanannya
memegang Vajra Ganda,sementara lengan kirinya memegang tasbih
berevas bunga (Kamandalu).Dalam Mandala yang lain Cunda bias
mempunyai lengan hingga dua puluh enam.Sementara di Jepang lebih
dikenal dalam lukisan mistisnya dari pada acrcanya.Di Asia Timur lebih
dikenal dengan penggambaran satu wajah yang memiliki tiga mata dan
delapan belas lengan.

7 . Amoghapasa Avaloitesvara / Bu Kong Juan Suo Guan Yin (Cina) / Taku


Kenjaku (Jepang) :
Amoghapasa berasal dari dua suku kata yaitu :
 Amoga yang berarti tidak sia-sia atau tak kunjung padam.
 Pasa yang berarti jerat/simpul/tali.
Jadi Amoghapasa disini adalah perwujudan kekuatan para Buddha untuk
menyelamatkan semua mahluk hidup tanpa kecuali.Kekuatn yang
dimaksud disini adalh empat kondisi kesejahteraan (Sangrahavatsu) yaitu :
 Kemurahan Hati.
 Ucapan Benar.
 Perbuatan Bermanfaat.
 Filosofi Kepatasan/Kesejahteraan.
Diceritakan dalam Sahasrabahu Sahasraraksa Avalokitesvara Sutra
bahwa Avalokitesvara menerima nubuat (Vyakarna) Amoghapasa
Hrdayarajani Dharani Mantra dalam akhir siklus dunia ke sembilan dari
kelahirannya yang terakhir.Dan bagi pemujanya yang melafalkan mantra
ini pada jari fi tiap bulan akan menerima dua puluh manfaat dalam
hidupnya dan delapan manfaat saat kematinnya.
Di Jepang perwujudan ini digambarkan memiliki satu kepala,tiga
mata,dan delapan lengan.Sementara itu dad juga pengambaran
Amoghapasa yang memiliki empat lengan,degan lengan kanan atas
memegang tasbih,lengan kiri atas memegang teratai,lengan kanan bawah
ememgang jerat,lengan kiri bawah.memegang kendi air.Sementara itu
pengambaran Amoghapasa berlengan enam,dengan lengan utamanya
membentuk mudra anjali.Dan dalam bentuk lain digambarkan memakai
mahkota lima kebijaksanaan dan lengan kanannya memegang tongkat
vihara.

8 . Avalokitesvara Delapan derita / Ba Nan Guan Yin (Cina) :


Perwujudan ini membentuk suatu kumpulan delapan bentuk yang masing-
masing melambangkan satu penderitaan yang terdapat dalam kotbah
pertama Hyang Buddha.Ke delapan penderitaan itu adalah :
 Kelahiran.
 Usia tua.
 Penyakit.
 Kematian.
 Berpisah dari yang dicintai.
 Berkumpul dengan yang dibenci.
 Tidak memperoleh apa yang diinginkan.
 Kekotoran batin Panca skandha.
Bagi uat Buddha perwujudan ini merupaka obyaek perenungan sehingga
dapat memperoleh kekuatan spiritual untuk menghadapi hal yang paling
buruk yang mungkain terjadi sambil tetap tenang menikmati aspek
kehidupan yang terbaik.

BAB VII

MANTRA – MANTRA

AVALOKITESVARA

Bagi umat Buddha Mantra atau yang disebut juga Keng (Cina) adalah suatu
hal yang amat penting.Pada dasarnya mantra/keng adalah doa,akan tetapi
mantra/keng juga dapat menjadi objek untuk meditasi.dengn sajak
suara/pengucapan mantra/keng orang dapat berkonsentrasi dan mengatur
nafas.Selain itu mantra/keng diyakini memiliki kemuzijatan bagi orang yang
membacanya.
Tercatat dalam Kitab Fayuan Zhu Lin yang menceritakan keajaiban
dari mantra Avalokitesvara.Diceritakan hiduplah seorang pegawai negeri
bagian urusan social yang bernama Sun Jing De yang tinggal di kota Ding
Zhou di negeri Wei.Sun Jing De sangat tekun bersembayang memuja Guan
Yin,dan bahkan dia membuat sebuat patung Guan Yin sebagai sarana
pemujaannya.Hingga pada suatu hari Sun Jin De dilibatkan dalam sebuah
kasus peristiwa perampokan oleh salah seorang pelakunya.Dan tanpa
pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut Sun Jin De dijatuhi hukuman
mati.Pada malam sebelum pelaksanaan hukuman mati dilaksanakan,Sun Jin
De bermimpi bertemu dengan seorang Bikhsu dan Bikhsu tersebut mengajari
Sun Jin De sebuah mantera/keng yang kemudian dikenal sebagai Ko Ong
Kuan Shi Yin Keng.Bikhsu tersebut juga memerintahkan agar Sun Jin De
membaca mantera tersebut sebanyak seribu kali agar dapat terbebas dari
kematian.Lalu Sun Jin De terbangun dari tidurnya dan kemudian membaca
mantera tersebut hingga waktu hukuman matinya tiba.Akan tetapi pada saat
waktunya tiba Sun Jin De hanya dapat membaca keng ini sebanyak Sembilan
ratus kali. Dan atas kemurahan hati penjaga penjara Sun Jin De dapat
menyelesaikannya. Pada saat hukuman mati dilaksanakan terjadilah sebuah
keajaiban,dimana pada saat golok yang digunakan untuk memengal kepala
Sun Jin De hancur berkeping-keping saat menyentuh lehernya.Hal ini terjadi
hingga tiga kali sehingga membuat heran para hadirin.Dan setelah diteliti pada
leher patung Guan Yin di rumah Sun Jin De terdapat tiga garis seperti bekas
terkena benda tajam.Keajaiban peristiwa ini tersiar hingga akhirnya didengar
oleh Gao Sun yang berkedudukan sebagai perdana menteri di negeri
tersebut.Lalu Gao Sun memeriksa ulang kasus Sun Jin De dan menyatakan
bahwa Sun Jin De tidak bersalah.Dan kemudian Sun Jin De dibebaskan.
Avalokitesvara adalah salah satu Bodhisattva yang masyur dan
memiliki banyak mantera untuk memujanya. Berikut ini adalah sebagian kecil
dari mantera-mantera-Nya yang umum di lafalkan para pemujanya:

 NA MO AVALOKITESVARA BODHISATTVA :
Mantera : “Na Mo Avalokitesvara Bodhisattva” atau “Na Mo Guan Shi
Yin Pu Sa”
Matra ini terdiri dari beberapa kata yaitu:
- Na Mo yang artinya terpujulah.
- Avalokitesvara yang berarti Dia Yang Mendengar jerit tangis
dunia atau dapat juga Dia Yang menjawab doa.
- Bodhisattva yang artinya Arahat atau yang suci.

 OM MANI PADME HUM :


Mantera : “Om Mani Padme Hum “.
Menurut Master Hsuan Hua mantera ini juga terdiri dari beberapa kata
yaitu :
- “Om”,bila kata ini diucapkan semua roh dan setan akan
mengatupkan kedua telapak tangan mereka (beranjali) karena
kata ini bermakan hukum kebenaran dan mereka menyadari
hal ini sehingga tidak berani menggangu.
- ‘Mani’ yang artinya kebijaksanaan akan hukum ke-sunyata-an.
- ‘Padme’ yang artinya cahaya yang bersinar terang.
- ‘Hum’ yang artinya perlindungan dan dukungan.

 MAHA CUNDI MANTERA :


Mantera : Namo Saptaram Samyaksambuddha Kotinam
Tadvata : ‘Om Cale,Cule,Cundi Svaha’.
Mantera ini adalah perwujudan Prajnaparamita dari Avalokitesvara.Dalam
perwujudan ini Avalokitesvara diyakini sebagai ibu dari 700.000 Budha di
tiga alam (Kotisri/Saptakoti Bu8dhamatri/Undidevi).

 MANTERA DARI PERWUJUDAN SAHASRABHUJA


SAHASRANETRA ARYAVALOKITESVARA
EKADASAMIKHANAMA DHARANI :
Mantera : Namo Ratnatrayaya,Namo Arya Nanasagaraya
Vairocanavyuharajaya Tathagataya,Namo Sarvatathagatebhyah
Samyaksambuddhebyah,Namo Aryavlokitesvaraya
Bodhisattvaya Mahasattvaya Mahakarunikaya.
Tadyatha :
Om Dhara Dhara Dhiri Dhiri Dhuru Dhuru Itti Vette Cale Cale
Paracale Kusume Kusume Vara Ili Mili Citi Jola Ma
Panayesvaha.
Mantera ini diyakini oleh para umat mempunyai kekuatan sebagai obat
mujarab dan dapat mencegah penyakit menular,menangkal seran dan
malapetaka,menjauhkan mimpi buruk,mencegah mati muda karena api
dan air,menawarkan racun,melindungi harta benda,keselamatan dan
kebahagiaan. Serta diyakini juga bila umat yang membaca/melafal mantra
ini pada saat kematiannya akan dilahirkan kembali di alam Sukhavati.

 CINTAMANI CAKRAVARTIN MANTERA :


Mantera : Namo Buddhaya,Namo Dharmaya,Namo Sanghaya,Namo
Aryavalokitesvara Bodhisattvaya,Mahasatvaya,Maha
Karunikaya Tadyatha Om Cakravarti Cintamani,Maha
Padma,Duru-Duru,Tistha,Sra-Arake-Saye,Hum,P’at
Svaha,Om,Padma,Cintamani-Sra Hum,Om,Varta,Padma,Hum.
Bagi para umat yang memujanya meyakini kalau umat yang melafalkan
mantera ini akan mendapatkan berkah atau mencapai penerangan
sempurna.

 ARYAVALOKITESVARA BODHISATTVA VIKURVANA


MANTERA :
Mantera : Om Mani Padme Hum
Margajnana,Cittotebhata,Citrasyana,Hdrga,Sarvatha,Puristangn
apurna,Napuridusvanna,Namah AvalokitesvaraSvaha.
Matera ini adalah mantera untuk memuliakan Avalokitesvara.Diharapkan
umat yang memujanya dapat meneladani perbuatan Avalokitesvara dengan
melakukan perbuatan separti empat kebenaran mulia dan jalan beruas
delapan.Dan arti dari kesemua itu adalah ajaran kebenaran universal yang
bermanfaat bagi seluruh mahluk hidup.

 HUT SOAT KO ONG GUAN SHI YIN KENG :


Mantera : Guan Shi Yin Pou Sat,Lam Bu Hut,Lam Bu Hwat,Lam Bu
Cing,Hut Kok Yu Yan,Hut Hwat Siang In,Siang Lok Ngo
Cing,Yu Yan Hut Hwat,Lam Bu Mo Mo Ho Puan Jia Po Lo
Biet,Si Tay Sin Ciu.
La Bu Mo ho Puan Jia Po Lo Biet,Si Tay Beng Ciu.
Lam Bu Mo Ho Puan Jia Po Lo Biet,Si Bu Siang Ciu.
Lam Bu Mo Ho Puan Jia Po Lo Biet,si Bu Teng Teng Ciu.
Lam Bu Cin Kong Pi Bi Hut.
Hwat Cong Hut,Say Cu Hong Hut,ciok yu ong Hut,Hut ko Si
Mi Ting Ong Hut,Hwat How Hut,Kim Kong Cong Say Cu Yu
Hi Hut,Poo Sin Hut,Pin Tong Hut,Yak Siu Liu Li Kong
Hut,Pou Kong Kung Tik San Ong Hut,Sian Cu Kung Tik Po
Ong Hut,Kuo Ki Ci Hut,Bi Lay Hian Kiap Cian Hut,Cian Ngo
Pek Hut,Ban Ngo Cian Hut,Ngo Pek Hwa Sin Hut,Pek Ik Kim
Kong Cong Hut,Ting Kong Hut, Liok Hong Liok Hut,Bing
Hou Tong Hong Poo Kong Guat Tian Guat Biau Cun Im Ong
Hut,La Hang Su Ken Hwa Ong Hut,See Hong Cou Ong Sin
Thong Yam Hwa Ong Hut,Pak Hong Guat Tian Ching Cin
Hut,Siang Hong Ong Sow Cing Cin Po Siu Hut,He Hong Sian
Cik Gaot Im Ong Hut,Bu Liang Cu Hut,Too Poo Hut,Sik Ka
Bow Ni Hut,mi lek Hut,O Cee Hut,O Thou Hut (O Mi Tho
Hut),Tiong Yang It Ciet Cung Sing Thay Hut,Cay Hut Si Kay
Tiong Cia,Hing Cu I Tee Siang,Kip Cay Hi Kong Tiong,Cee Yu
I It Ciet Cung Sing,Ke Ling An Wen Siu Sit,Tiu Yee Siu Ti
Sim,Siang Kiu Siung Cu Kong,Leng Bat Sing Kouw,Siau Hok
I Tok Hay,Na Mo Tay Beng Guan Shi Yin,Kaun Beng Guan Sie
Yin,Ko Beng Guan Shi Yin,Kay Beng Gaun Shi Yin,Yak Saing
Pou Sat,Bun Cu Siu Li Pou Sat,Po Hian Pou Sat,Hie Kong
Cong Pou Sat,Tee Cong Ong Pou Sat,Cing Laing Pou San It
Ban Pou Sat,Pou Kong Ong Ji Lay Hwa Sin Pou Sat,Liam
Liam Siong Cu Keng,Cit Hut Sie Cun,Cit Swat Ciu Wat,Li Po
Li Po Tee,Kiu Ho Kiu Ho Tee, Ni Ho Lo Tee,Wi Li Ni Tee,Mo
Ho ka Tee,Cin Ling Kia Tee,Sa Po Ho.
Mantera Penutup : Sip Hong Guan Shi Yin,It Ciet Cu Pou Sat,Si Guan Kiu
Cung Sing,Cing Bing Sut Kay Toat,Liok Yu Pok Hok
Cia,In kin Wi Kay Swat.
Tan Si Yu In yan,Tak Siong Kow Put Tuat.
Siong keng Buan Cian Bian,Laim Liam SinPut Cuat.
Hwee Yam Put Leng Siang,Tuo Ping Lip Cui Ciat.
Hwi Nu Sing Hwan Hi,Si Cia Pian Sing Hwat.
Bok Guan Cu Si Hi ,Cu Hut Put Bong Swat.
Ko Ong Guan Shi Yin,Ling Kiu Cu Khou At.

Arti Mantera : Terpujilah Avalokitesvara Bodhisattva,Namo


Buddhaya.Namo dharmaya,Namo Sanghaya.
Bagi siapa yang berjodoh dengan Loka Buddha,maka
Buddha Dharma akan menjdai penolongnya.
Jika senantiasa berlaku suci,itulah tandanya berjodoh
dengan Buddha Dharma.
Namo Maha Pradjnaparamita adalah mantera yang
suci,Namo Maha Pradjnaparamita adalah mantera yang
tergemilang,Namo Maha Pradjnaparamita adalah mantera
yang tidak ada bandingannya,Namo Maha Pradjnaparamita
adalah mantera yang tidak ada imbngannya.
Namo Cing Kong Pi Bi Hut,Hwat cong Hut,Say Cu Hong
Hut,Ciok Yu Ong Hut,Hut Ko Si Mi Ting Ong Hut,Hwat
How Hut,KimKong Cong Say Cu Yu Hi Hut,Poo Sin
Hut,Pin Tong Hut,Yak Su Liu Li Kong Hut,Pou kong Kung
tik San Ong Hut,Sian Cu Kung Tik Po Ong Hut,Tujuh
Buddha yang telah lampau,Ribuan Buddha dari kalpa yang
sekarang dan yamg akan datang,seribu limaratus
Buddha,Lima belas ribu Buddha,lima ratus Hao Sin
Hut,eratus juta Kim Kong Cong Hut,Ting Kong Hut,enam
Buddha dari enam penjuru;di sebelah Timur disebut Poo
Kong Guat Biau Cun Im Ong Hut,di sebelah Selatan
disebut Su Ken Hwa Ong Hut,di sebelah Barat disebut Cou
Ong Sin Thong Yam Hwa Ong Hut,di sebelah Utara disebut
Guat Tian Ching Cin Hut,di sebelah atas disebut Ong Sow
Cing Cin Po Siu Hut,di sebelah bawah disebut Sian Cik
Goat Im Ong Hut.
Selanjutnya para Buddha yang tak terhitung
banyaknya,terhitung juga Too Poa Hut,Sik Ka Bow Ni
Hut,Mi Lek Hut,O Ceee hut,O Thou Hut (O Mi To Hut),
(Demikian juga)para mahlukhidup di dunia fana ini dan
yang menitis di Loka Buddha,yang berjalan di atas bumi
dan yang terbang di angkasa.
Mahluk yang senantiasa berada dalam kesengsaraan,akan
mendapat ketentraman dan tempat peristirahatan,jikalau
siang malam dengan patuh memuja,serta di dalam hati
senantiasa melafalkan Sutra (Keng) ini.
Sutra (Keng) ini dapat memusnahkan penderitaan hidup
dan mati,dan dapat pula menghindarkan segala malapetaka
dan mara bahaya.
Namo Avalokitesvara Bodhisattva Yang Maha
Cemerlang,Avalokitesva Bodhisattva sebagai Pengawas
Yang Cemerlang,Avalokitesvara Bodhisattva sebagai
Pelindung Maha Agung Yang Cemerlang,Avalokitesvar
Bodhisatttva sebagai Pembuka Pintu Keselamatan Dan
Kebahagiaan Cemerlang.
Bodhisattva Yak Ong,Bodhisattva Yak Siang,Bodhisattva
Bu Cu Su Li,Bodhisattva Po Hian,Bodhisattva Hie Kong
Cong,Bodhisattva Tee Cong Ong,Bodhisattva Cing Liang
Poo San It Ban,Bodhisattva Pau Kong Ong Ji Lay Hwa Sin.
Apabila terus malafalkan Sutra (Keng) ini akan di lindungi
oleh tujuh Maha Buddha : Li Po Li Po Tee,Kiu Ho Kiu Ho
Tee,Too Lo Ni Tee,Ni Ho Lo Tee,Wi Li Ni Tee,Mo Ho Ka
Tee,Cin Lin Kia Tee,Sa Bo Ho.
Arti Mantera Penutup : Guan Shi Yin yang ada di sepulauh penjuru.juga
seluruh Bodhisattva-Bodhisattva berjanji untuk
menolong semua mahluk hidup.
Dengan hanya menyebut nama-Nya,terbebaslah
dari semua derita.
Jika orang yang peruntungannya bagus,tentu ia
baca tiada hentinya.
Apabila memang berjodoh dan setiap hari
malafalkannya hingga genap seribu kali dan
dalam hati selalu membacanya maka api yang
dahsyat pun tak mampu melukainya,segala senjata
tajam akan terpatahkan dengan sendirinya.
Sesuatu yang sedih/malpetaka/benci berbalik
menjadi girang/selamat/sayang.
Yang mati akan menjadi hidup bergelora.
Jangan Kira ini adalah pernyataan omong
kosong,sekalian Buddha tidak boleh berdusta.
Keterangan : Mantera ini dapat dibaca berulang-ulang hingga tiga atua
tujuh kali.Sedangkan mantera penutupnya dibaca satu kai
saja.

 GUAN SHI YIN PO SAT KIU KO CIN KENG :


Mantera : Lam Bu Kiu Kho Kiu Lan Guan shi Yin Po Sat,Pek Cia Ban Ek
Hut, Heng Ho Swa Sou Hut,Bu Liang Kong Tek Hut,Hut Ko A
Lan Gan,Cu Keng Tay Seng Leng Kiu Gak Hui,Leng Kiu Tong
Peng,Leng Kiu Chian Cay Pek Lan Kho,Jak Jin Siong Tek It
Cian Pian,It Sin li Kho Lan,Siong Tek It BanPhian;Hap Ke Li
Kho Lan,Lang Bu Hut Lek Ui,Lam Bu Hut Lek Hou,Su Jin Bu
Ou Sim,Leng Jin Sin Tek Tou,Hwi Kong Po Sat,Hwi Sian Po
Sat,A Jiok Tay Thian Ong,Ceng Tian Po Sat,Mo Kiu Mo
Kiu,Ceng Ceng Pi Kiu,Kuaan Su Tek San,Siong Su Tek
Huio,Cu Tay Po Sat,Ngo Pek A Lo Han,Kiu Hou Sian Sin……
(Nama&Shio),It Sin Li Kho Lan,Ciu Jian Gaun Shi Yin,Eng
Lok Put Si Kay,Kiu Thok Chian Ban Phian,Cay Lan Cu Jian
Tek Kay Toat,Sin Siu Hang Hong,Cek Sout Cin Gan Uat,Kim
Pho Kim Pho Tee,Kiu Ho Kiu Ho Tee,To Lo Ni Tee,Ni Ho Lo
Tee,Wi Li Ni Tee,Mo Ho Ka Tee,Cin Ling Kia Tee,Sa Po Ho.
Arti Mantera : Namo Bodhisattva Avalokitesvara Yng Maha Mulia.
Para Buddha yang berjumlah ratusan ribuan,laksaan dan
jutaan banyaknya,yaqng jumlahnya sama dengan pasir di
dalam sungai Gangga,dan Buddha-Buddha yang tak
terbatas jasa budinya.
Yang Maha Suci Sakyamuni Buddha memberi pengertian
kepada Ananda sambil bersabda:’Sutra ini sungguh
mukjijat.Dapat menolong orang yang dihukum
penjara,dapat menolong orang yang sakit keras,bahkan
dapat menolong ratusan bahkan ribuan sengsara dan
bencana’.
Apabila orang sudah membaca sebanyak seribu kali,dirinya
pasti terhindar dari segala penderitaan.
Jika sudah membaca sutra ini hingga sepuluh ribu kali seisi
rumah pasti terhindar dari segala penderitaan,terlindung di
bawah pengaruh Buddha,terlindung di bawah penjagaan
Buddha.
Dengan demikian membuat orang tidak mempunyai hati
jahat,bahkan semua umat-Nya dapaqt menyeberang ke
pantai bahagia.
Berkah dari Boddhisattva Hui Kong,Bodhisattva Hui
Sian,Maha Raja Langit A Jiok Tay Thian Ong,juga
Bodhisattva Ceng Tian,Mo Kiu Mo Kiu, dan para Bhiksu
yang suci dapat membubarkan perkara di pengadilan dan
dapat membebaskan semua persengketaan.
Semoga sekalian Maha Bodhisattva dan lima ratus Arahat
supaya dapat melindungi saya………..(nama dan shio) agar
jauh dari penderitaan.
Oh!Maha Boddhisattva Avalokitesvara Yang Termulia.
Kami berjanji dengan rajin membaca sutera ini hingga
ribuan kali agar supaya terbebas dari segala ikatan dengan
sewajarnya dan saya berjanji melakukan ketentuan-
ketentuan agama dengan patuh dan tulus ikhlas.
Sebagai akhir marih kit abaca mantera yang berbunyi:
Kim Pho Kim Pho Tee,Kiu Ho Kiu Ho Tee,To Lo Ni Tee,Ni
Ho Lo tee,Wi Li Ni Tee,Mo Ho Ka Tee,Cin Ling Kia
Tee,Sa Po Ho.
Keterangan : Mantera ini dibaca setiap pagi dan sore sebnayak tiga kali
dalam setiap waktu penbacaannya.

 GUAN SHI YIN PO SAT HSUN SENG CHIU KHU COU CE HSIN
KUI MING LI :
Mantera : Guan Yin Po Sat Ta Ci Cun,Ciu Tu Cung Sheng Wu Cin Ti.
Cuo Shou Ce Phing Kan Lu Shui,Yousou Ce Ken Yang Liu Ce.
Thou Shang Ting Cun Ju Lai Fu,Khou Cung Chang Nian a Mi
Tho.
You Ren Nian Te Guan Yin Cou,Hou Keng Hou Cou Pai Lian
Che.
Cao Nian Guan Shi Yin,Mu Nian Guan Shi Yin.
Ci Cu Lian Cung Gaun Shi Yin.
Pai He Lin Cung Gaun Shi Yin.
Ciu Khu Sun Sheng Guan Shi Yin.
Pai Chian Wan Yi Gaun Shi Yin.
Huo Cai Yung Cung Khung Li Sian.
Huo Cai Ciang Hu Lang Li Sun.
Huo Cai Yang Cian Ciu Ci Khu.
Huo Cai Yin Fu Tu Cung Sheng.
Ri Ri Shi Shi Lai Ciu khu.
Shi Shi Ciu Khu Pu Li Shen.
Wo Cin Ci Sou Pai Gaun Yin.
Wei Yuan Guan Yin Ciang Lai Lin.
Ta Ci Ta Pei Ciu Khu Nan.
Na Mo Ling Kan.
Guan Yin Po Sat Mo Ho Sat.
Arti Maantera : Bodhisattva Avalokitesvara Yang maha Suci.
Dengan Maha Meta-Karuna menolong mahluk yang
hidup di dunia.
Di tangan sebelah kiri memegang serahi air Kan Lu
Shui,tangan sebelah kanan memegang setangkai dahan
Yang Liu Ce.
Di atas kepala Beliau menjunjung mahkota Ru Lay Hut.
Di dalam mulut suara ”Amitabha” tak pernah berhenti.
Siapa saja yang sudah membaca mantera Guan Yin Chou
ini ,lautan api akan berubah menjadi kolam teratai.
Kami memiji Guan Yin Po Sat di pagi hari,kami memuji
GuanYin Po Sat di sore hari.
Guan Yin Po Sat di Rimba Bambu Ungu,Guan Yin Po Sat
di Rimba Bangau Putih.
Guan Yin Po Sat sedang menolong kesengsaraan dengan
mendengar suara,Guan Yin Po Sat berjuta-juta tak dapat
dihitung.
Beliau kadang-kadang di angkasa raya,kadang-kadang
terjun ke ombak besar sungai,di telaga.
Kadang-kadang menjelma menolong semua mahluk di
alam Barzah.
Kesibuakan Gaun Yin Po Sat muali sinag hingga
malam,sedetiktpun tidak meluputkan kebajikan.
Kini hamba bersujud dengan hormat kepada Guan Yin Po
Sat,sudilah Po Sat datang ke atas bumi untuk melindungi
hamba.
O!Guan Yin Po Sat Yng Maha Pengasih dan Maha
Penyayang memusnahkan segala malapetka dan mara
bahaya.
Na Mo Ling Kan Guan Shi Yim Po Sat,Mo Ho Sat.

 PAI YI GUAN SHI YIN PO SAT SHEN COU (DOA KEPADA


AVALOKITESVARA BERBAJU PUTIH) :
Mantera : Lam Bu Tay Cu Tay Pi,Ki kou Kiu Lan.
Ling Kam Gaun Shi Yin Po Sat Mo Ho Sat.(3X)
Lam Bu Hut,I Hut Yu In,I Hut Yu Yan,Hut Hwat
SingYan,Siang Lok Ngo Cing,Tiau Laim Gauan Shi Yin,Bow
Liam Gau Shi Yin,Liam Liam Put Li Sim,lam Bu Hut,Lam Bu
Hwat,Lam Bu Cing.
Ta Ci To,Om Ka Lo Hwat To,Ka Lu Hwat To,Ka Ho Hwat
To,Lu Ka Hwat To,Lu Ka Hwat To,Sa Po Ho.
Tian Lo Sin,Te lo Sin,Jin Li Lian,Lan Li Sin,It Ciet Cay Yang
Hwa Wi Tin.
Lam Bu Mo Ho Poan Jia Po Lo Bit.
Arti Mantera : Namo Maha-Metta-Karuna dan kesengsaran
ditolang,bencana di musnahkan.Maha Ilham,Maha Suci,O!
Bodhisattva Avalokiesvara Berpakaian Putih!(3 kali).
Terpujilah Hyang Buddha,Terpujialh Dharma,Terpujilah
Sangha!Namo Bodhisattva Avalokitesvara Yang Maha
Suci!Ta Ci To,Om Ka La Hwat To,Ka Lo Hwat To,KA Ho
Hwat To,Lo Ka Hwat To,Lo Ka Hwat To,Sa Po Ho.Tian Lo
Sin,Te Lo Sin.
Kami telah membebaskan diri dari penderitaan,penderitaan
pun lenyap dari seluruh badan.
Segala malapetaka dan marabahaya menjadi debu!
Na MO Maha Pradjna Paramita.

 PRAJNA PARAMITA HRDAYA SUTRA :


Mantera : Aryavaolikitevacra-Bodhisattvagambhira yam prajnapara-
mitayum caryam caramano vyavalokayati sma panca skandha
tamcca svabhavacunyan pacyati sma.Iha Sariputera rupam
cunyata cunyataiva rupam rupanna prithak cunyata cunyataya
na prithag rupam sa cunyata ya cunyata tad rupam.Ecam eva
vedana-samjna-samskara-vijnanani.Iha Sariputera sarva-
dharmah cunyata-laksana anut-panna aniruddha amala na
vimala nona ha paripurnah.Tasmac Sariputera cunyatayam na
rupam na vedana na samjna na samskara na vijnanani.na
caksuh-crota-grhrana-jihva-kaya-menamsi.Na rupa-cabda-
gandha-rasasparastavya-dharmah.Na caksurdhatur yavan na
mano-vijnana-dhatuh.Na vidya navidya na vidya-
kasayanavidya-kasayo yavanna jaramaranam.Najaramaranam-
ksayo na duhkha-samudaya-nirodha-marga na jnanam napraptir
apraptitvena.Bodhisattvasya prajna-paramitam acritya viharaty
acittavaranah.Cittavarana-nastitvad atrasto viparyasatikranto
nistha-nirvanah.Tryadhva-vyavasthitah sarvabuddhah prajna-
paramitam acritya-nuttaram.Samyaksambodhim
abisambuddha.Tasmajjnatavyo prajna-paramite-maha-mantro
mahavidya-mantra ’nuttara-mantro’ samasama-mantrah
sarvadhukha-pracama-nah satyam amithyatvat prajna-
paramitayam ukto mantrah.Tadyatha gate gata paragate
parasamgate bodhi svaha.Iti prajna-paramita-hrdayam
samaptam.
Arti Mantera : Yang Arya Avalokitesvara Bodhisatva sedang menjalankan
perenungan tentang kesempurnaan kebijaksanaan (Prajna-
Paramita) yang mendalam.Beliau mengamati,melihat dan
memahami bahwa inti hakekat (Svabhava) lima kelompok
kehidupan (Panca Skandha) itu kosong (Sunya).Dalam hal
ini O,Sariputra,wujud adalah kekosongan (Sunyata) dan
kekosongan itu sendiri adalah wujud (Rupa);kekosongan
tidak berbeda dari wujud dan wujud juga tidak berbeda dari
kekosongan;apapun yang merupakan wujud iut adalah
kekosongan,apapun yang merupakan kekosongan itu adalah
wujud.Begitupun halnya dengan perasaan
(Vedana),presepsi (Samjna),dorongan pikiran (Samskara)
dan kesadaran (Vijnana).Dalam hal ini O,Sariputra,semua
Dharma (Fenomena) bercirikan kekosongan,mereka tidak
muncul ataupun lenyap;tidak ternoda ataupun
murni;tidakkurang atupun lengkap.Karenanya O
,Sariputra,dimana terdapat kekosongan di sana tak ada
wujud,perasaan,presepsi,dorongan pikiran ataupun
kesadaran;tak ada mata,telinga,hidung,lidah ataupun obyek
pikiran (Manas);tak ada bentuk,suara,bebauan,rasa,obyek
yang dapat disentuh,ataupun obyek pikiran;tak ada unsure
indera pengelihatan dan sebagainya;hingga tak ada unsure
kesadaran pikiran;tak ada kebodohan,tak ada kelenyapan
kebodohan dansebaginya,hingga tak ada kelapukan dan
kematian,ataupun lenyapnya kelapukan dan kematian;tak
ada penderitaan,sebab (penderitaan),akhir (penderitaan)
ataupun jalan (yang membawa kepada akhir
penderitaan);tak ada pemahaman,tak ada pencapaina
(Napraptih) dan tak ada bukan pencapaian
(Apraptivat).Maka O,Sariputra,karena seorang Bodhisattva
tidak cenderung kepada pencapaian pribadi ataupun dank
arena telah berdasarkan pada kesempurnaan
kebijaksanaan,ia tinggal (hidup) dengan pikiran
bebas.Karena pikiran-Nya bebas (tanpa rintangan) Ia tak
pernah merasa gentar;Ia mempu mengatasi apa yang dapat
menimbulakan pandangan-pandangan keliru dan akhirnya
mapan dalam Nirvana.Karena semua Buddha yang muncul
dalam tiga periode waktu (lampau,kini dan yang akan
datang) mendasarkan pada kesempurnaan
kebijaksanaan.Merka sepenuhnya menyadari pencerahan
yang tertinggi,benar dan sempurna.Karena itu,orang
hendaknya memahami Prajna-Paramita sebagai mantera
agung,matera pengetahuan agung,matera tertinggi,matera
yang tiada bandingannya,mantera pelenyap semua
penderitaan.Ini adalah kebenaran,bukan kebalikannya.
Mantera ini dibabarkan dengan Prajna-Paramita.
Demikianlah : Gate Gate Paragate Parasamgate Bodhi
Svaha.

 MAHA KARUNA DHARANI (TA PEI SHEN CHOU) :


Mantera dan artinya (Bandingkan dengan pengertian dalam logogram):

1 Namo Ratnatrayaya
Aku berlindung kepada Tri Ratna.

2 Namo Arya Avalokitesvaraya


Aku berlindung Kepada Yang Maha Esa dan Avalokitesvara.

3 Bodhisattvaya Mahasattvaya Mahakarunikaya


Di dalam mahluk agung yang telah mencapai penerangan,di dalam
Yang penuh welas asih dan kasih sayang.

4 Om Sarva Abhayah Sudhanadasya


Om,di dalam perlindungan yang tidak merasa takut dan gentar.

5 Namo Sukrtva Avalokitesvaragarbha


Semoga aku dapat berlindung di dalam Yang Maha Esa.

6 Namo Nilakantha Sri Mahabhadrasrame


Aku berlidung kepada-Mu di dalam ke-welas asihan.

7 Sarv’Arthasubham Ajeyam Sarvasattanamavarga Mahadhatu


Yang penuh dengan pengertian dari semua cara dan jalan,Yang
suci,yang membuat semua mahluk berupaya dan mensucikan semua
alam kehidupan.

8 Tadyatha Om Avaloke Lokite Kalate


Kepada-Nya,Om,Yng Maha Esa,Yang Transcenden di dunia.

9 Hari Mahabodhisattva Sarva Sarva Mala Mala


Oh Hari Mahluk Agung Yang Terang!Semuanya semuanya dari
lingkaran bunga.

10 Masi Mahahrdayam Kuru Kuru Karmam


Inti dari dunia!Buatlah sukses,sukses!

11 Kuru Kuru Vijayati Mahavijayati


Pekik kemenangan yang sukses!Maha Besar!Pekik kemenangan!
12 Dhara Dhara Dharin Suraya
Berdirilah,berdirilah dengan tegak!Oh Indra.

13 Cala Cala Mama Bhramara Muktir


Bergeraklah!Bergeraklah!Bebaskan saya dari gangguan pikiran.

14 Ehi Ehi Chinda Harsam Parchali


Datanglah!Datanglah!Dengarlah!DengarlahSuka cita yang timbul.

15 Bhasa Bhasam Presaya Hulu Hulu Mala


Bicaralah!Bicaralah!Beri seruan!

16 Hulu Hulu Hrih Sara Sara Siri Siri Suru Suru


(Suara untuk permohonan dalam doa).

17 Bodhiya Bodhiya Bodhaya Bodhaya


Bangkit!Bangkit!Bangkit!

18 Maitreya Nilakantha Darsinina


Oh iya penuh dengan kasih!Dia yang patut didambakan.

19 Payamana Svaha Maha Siddhaya Svaha


Kepada Yang tak gentar Svaha!Kepada Yang penuh kekuatan Svaha!
Kepada Yang penuh kekuatan Yang Maha Besar Svaha!

20 Siddhayogesvaraya Svaha Nilakantha Svaha


Kepada yang penuh kekuatan dari kesatuan Svaha!Kepada Yang
Agung Svaha!

21 Varahananaya Svaha Simhasiramukhaya Svaha


Kepada yang kelihatan berwajah seram Svaha!Kepada yang
berwajah singa Svaha!

22 Sarvamahasiddhaya Svaha Cakrasiddhaya Svaha


Kepad-Nya yang memiliki semua kekuatan besar Svaha!Kepada-
Nya yang memiliki kekuatan Chakra Svaha!

23 Padmahastaya Svaha Nilakanthavikaraya Svaha


Kepad-Nya yang memegang teratai Svaha!Kepada Yang Agung
Svaha!
24 Maharsisankaraya Svaha
Kepada Yang Maha Esa DanYang Memberkati Svaha!

25 Namo Ratnatrayaya
Aku berlindung kepada Tri Ratna!
26 Namo Aryavalokitesvaraya Svaha
Aku berlindung kepada Yang Maha Esa dan Avalokitesvara Svaha!

27 Om Siddhayantu Mantrapadaya Svaha


Om!Semoga hasil dari mantera ini terlaksana Svaha!

 METTA-SUTTA (PENGEMBANGAN CINTA KASIH):


Mantera dan arti:
1 . Karaniyam-atthakusalena yan tan santan padan
abhisamecca,sakko uju ca suhuju ca,suvaco c’assa mudu anatimani.
Inilah yang harus dikerjakan oleh dia yang pandai dalam kebaikan
yang ingin mencapai ketenangan batin.Ia harus mampu jujur,sungguh
jujur,ucapan nan menyenagkan,lemah lembut dan tiada sombong.

2 .Santussako ca subharo ca,appakicco ca


sallahukavutti,sant’indriyo ca nipako ca,appagabbho kulesu
ananugiddho.
Merasa puas dan mudah dilayani,sedikit yang harus dikerjakan dan
sederhana hidupnya.Tenang indernya dan bijaksana.Rendah hati dan
tak melekat pada keluarga.

3 Na ca khuddan samacare kinci yena vinnu pare


upavadeyyun.Sukhino va khemino hontu,sabbe satta bhavantu
sukhitatta.
Tidak berbuat kesalahan sekecil apapun yang dapat ditegur oleh orang
bijaksana lainnya.Semoga mereka menjadi orang yang berbahagia dan
damai.Semoga semua mahluk berbahagia.

4 Ye keci panabhut’atthi tasa va thavara va anavasesa.Digha va


ye mahanta va majjhima rassaka anukhathula.
Mahluk hidup apapun juga,yang bergerak ataupun yang tidak bergerak
tanpa kecuali.Yang panjang atau yang besar,yang
sedang,pendek,ataupun yang kuat.

5 Dittha va yeva adittha,ye ca dure vasanti avidure.Butha va


sambhavesi va,sabbe satta Bhavantu sukhitatta.
Yang terliaht ataupun yang tak terlihat,yang jauh maupun yang
dekat.Yang telah lahir maupun yang akan lahir.Semoga semua mahluk
berbahagia.

6 Na paro paran nikubbhetha,n’atimannetha katthaci nan


kanci.Byarosana patighasanna n’annam-annassa dukkham-iccheyya.
Tidak saling menipu,tidak memandang rendah siapapun dan
dimanapun juga.Satu sama lain tidak saling mengharpkan kemalangan
siappun juga karena kemarahan dan benci.
7 Mata yatha niyan puttan ayusa ekaputtam-anurakkhe.Evam-pi
sabbabhutesu manasam bhavaye aparimanan.
Bagaikan seorang ibu yang melindungi anak tunggalnya dengan
mempertaruhkan nyawanya sendiri.Demikianlah hendaknya pikiran
yang penuh cinta kasih terpancar kepada semua mahluk tanpa batas.

8 Mettan-ca sabbalokasmin manasan bhavaye


aparimanan.Uddhan adho ca tiriyan-ca asambadhan averan asapattan.
Pikiran cinta kasih terpancar tanpa batas di seluruh alam.Di atas,di
bawah dan sekitarnya tanpa;rintangan,kebencian dan permusuhan.

9 Titthan-caran nisinno va yavat’assa vigatamiddho.Etan satin


adhittheyya brahmam-etan viharan idham-ahu.
Sewaktu berdiri,berjalan,duduk ataupun berbaring selama tidak
lengah.Biarlah dia memusatkan pikiran pada kesadaran ini,inilah yang
disebut Kediaman Luhur.

10 Ditthin-ca anupagamma silava dessanena sampanno.Kamesu


vineyya gedhan na hi jatu gabbhaseyyan punar-eti’ti.
Tidak tergelincir pada pandangan salah,bajik dengan pandangan
sempurna.Setelah melepaskan kemelekatan nafsu indera.Tidak akan
pernah kembali lagi ke dalam rahim.

Anda mungkin juga menyukai