Di Susun oleh:
KELOMPOK 8
Dictio Ferdianto (7)
Rahmat Apriansyah (27)
Robby Nugraha (30)
Salma Adenia (31)
KELAS 5-29
DIII AKUNTANSI
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA
STAN
2019
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pengelolaan kas yang baik dibutuhkan oleh suatu organisasi. Tidak ada perbedaan
apakah itu organisasi bisnis, nirlaba, termasuk pemerintah. Semuanya memerlukan
ketersediaan kas demi berlangsungnya aktivitas organisasi. Karena pentingnya kas bagi
organisasi, pengelolaan atau manajemen kas yang baik menjadi vital.
Pada tataran pemerintahan, manajemen kas merupakan bagian dari wewenang Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Dalam pelaksanaannya, Menteri Keuangan
menunjuk Direktorat Pengelolaan Kas Negara (PKN) sebagai Kuasa Bendahara Umum Negara
(BUN) di tingkat pusat.
Pengelolaan kas di Direktorat PKN sebagai bagian dari fungsi treasury Ditjen
Perbendaharaan telah mengalami banyak perubahan. Meski telah mengalami banyak
peningkatan, disadari masih terdapat beberapa aspek manajemen kas yang belum mencapai
tahap yang diharapkan.
Penyusunan modul ini dilaksanakan untuk memenuhi dua tujuan utama. Pertama,
modul ini disusun untuk memetakan secara lengkap proses bisnis terkini yang dijalankan
Direktorat PKN dalam menjalankan fungsinya sebagai Kuasa BUN Pusat. Hal ini dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan informasi proses bisnis yang utuh yang dapat menggambarkan
kejelasan alur kerja dan tanggung jawab. Dengan memetakan secara lengkap proses bisnis
pelaksanaan tugas Kuasa BUN Pusat diharapkan dapat diperoleh gambaran secara menyeluruh
tentang apa yang dilakukan, siapa yang bertanggung jawab, standar apa yang digunakan serta
bagaimana mengukur keberhasilan suatu proses bisnis. Pada tahap selanjutnya, pemetaan ini
bermanfaat dalam tindakan perbaikan dan business process reengineering.
Kedua, modul ini disusun sebagai bagian dari upaya penyempurnaan atas proses bisnis
yang telah dilaksanakan. Disadari terdapat beberapa titik lemah pada manajemen kas yang
perlu disempurnakan. Dalam proses perbaikan dan penyempurnaannya, ditetapkan stategi
yang sistematis, terencana dan menyentuh berbagai aspek dalam manajemen kas serta
memperhatikan skala prioritas yang perlu mendapatkan perhatian.
Konsepsi penyusunan dan penyempurnaan proses bisnis Kuasa BUN Pusat tersebut
dilandaskan pada batasan yang diberikan oleh Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007.
Peraturan Pemerintah ini memberikan kerangka tugas pokok dan fungsi Direktorat PKN
sebagai Kuasa BUN Pusat. Selanjutnya landasan teoritis yang digunakan didasarkan pada
model pengelolaan proses bisnis modern baik pada tingkat kebijakan maupun pada tingkat
operasional.
3
Penyusunan proses bisnis dilakukan dengan menggunakan seluruh informasi yang
tersedia seperti standard operating procedures (SOP), surat edaran, peraturan teknis serta
praktek yang berlangsung sehari-hari. Proses bisnis disajikan dengan menggunakan bagan arus
dokumen dan proses berdasarkan dua pendekatan, yaitu pendekatan fungsi dan kemudian
pendekatan process. Uraian dari tiap-tiap bagan disajikan untuk memberikan penjelasan arus
tersebut. Pada proses bisnis tertentu turut dijelaskan latar belakang dan informasi tambahan
terkait dengan proses tersebut.
Integrasi dan Koneksitas proses bisnis terbentuk oleh elemen-elemen proses bisnis,
terutama yang dijalankan oleh institusi/unit yang berbeda. Konsep integrasi dan koneksitas ini
setidaknya meliputi, (1) mekanisme input-output (transfer) yang digunakan dan dihasilkan
sebuah proses bisnis, termasuk di dalamnya bentuk/media dan interface, (2) keandalan dan
kesesuaian aktivitas yang berkaitan dengan pengendalian intern (internal control) di masing-
masing unit proses bisnis, (3) penentuan model koneksitas dengan proses bisnis di Satker dan
koneksitasnya dilakukan dengan memperhatikan permasalahan dari praktek pada saat ini,
mengkaji internasional best practice dan kesesuaiannya dengan landasan hukum yang ada
(Undang-Undang). Future proses bisnis yang dihasilkan dari methodology tersebut di atas
terutama diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara (SPAN). Oleh karena itu, rekomendasi untuk penyempurnaan proses bisnis
pada saat ini juga memperhatikan blue print rencana pengembangan SPAN, terutama terkait
dengan modernisasi sistem informasi dan IT.
Berkaitan dengan penyempurnaan koneksitas proses bisnis manajemen kas di Satker,
maka peran Satker dalam hal perencanaan kas sangatlah penting. Dalam Modernizing Cash
Management (Lienert, 2009), disebutkan bahwa manajemen kas yang efektif memerlukan
perencanaan arus kas jangka pendek yang akurat dan tepat waktu. Aktifitas perencanaan dan
proyeksi kas ini, diantaranya meliputi pertukaran informasi antara Kementrian Keuangan
dengan kementrian teknis di tingkat operasional. Institusi treasury idealnya dapat memperoleh
informasi dari agency (Satker) selaku entitas yang melakukan transaksi termasuk di dalamnya
perikatan/ komitmen serta proyeksi kas yang dibutuhkan untuk melunasinya (p.9).
Peran dan tanggung jawab Satker dalam manajemen kas diantaranya dipengaruhi oleh
model sistem perbendaharaan dan mekanisme pembayaran dalam rangka pelaksanaan
anggaran di suatu negara. Sedangkan mekanisme yang ditempuh institusi perbendaharaan
untuk menjamin ketersediaan kas pada saat pembayaran jatuh tempo dipengaruhi pula oleh
struktur rekening pemerintah di mana uang negara ditempatkan.
Rumusan Masalah
4
1. Bagaimana Pengelolaan Kas di Indonesia?
2. Bagaimana Pelaksanaan Treasury Single Account (TSA) di Indonesia?
3. Bagaimana Mekanisme Modul Manajemen Kas di Indonesia?
5
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
9
B. Pelaksanaan Treasury Single Account di Indonesia
1. Definisi
TSA didefinisikan sebagai suatu struktur terpadu dari berbagai rekening pemerintah yang
memberikan suatu pandangan terkonsolidasi atas sumber-sumber kas pemerintah (Pattanayak
dan Fainboim, 2011).
10
2. Tahapan Penerapan TSA di Indonesia
11
3. Keterkaitan Pengelolaan Kas dengan TSA
12
✓ Pelaporan dan akuntabilitas yang lebih baik
a. Treasury National Pooling
Treasury Notional Polling adalah sebuah mekanisme konsolidasi dari
seluruh rekening Pemerintah pada bank umum tertentu tanpa harus melakukan
pemindahbukuan.
• Mekanisme
Saldo seluruh rekening yang masuk dalam TNP dikonsolidasikan pada
akhir hari setelah proses tutup buku dan diberikan jasa giro harian oleh Bank
sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam kontrak.
13
Mekanisme Penatausahaan TNP
14
ISTILAH
• Dalam rangka pelaksanaan APBN, Dit. PKN/KPPN selaku Kuasa BUN membuka
rekening pada Bank Indonesia/Bank Umum, sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai
tata cara pembukaan dan pengelolaan rekening milik BUN.
• Data rekening milik BUN yang dibuka oleh KPPN, yang meliputi nama rekening, nomor
rekening, nama bank, alamat cabang bank, mata uang, fungsi rekening, dan nomor rekening
tujuan pelimpahan perlu disampaikan kepada Dit. PKN.
• Dit. PKN melakukan penatausahaan rekening milik BUN melalui SPAN.
b. Kegiatan penatausahaan rekening milik BUN
Kuasa BUN Pusat melakukan penatausahaan terhadap rekening milik BUN.
Penatausahaan rekening milik BUN pada aplikasi SPAN meliputi:
1. Perekaman data rekening
• Dit. PKN melakukan setup rekening atas semua rekening milik BUN pada aplikasi SPAN.
Setup rekening merupakan kegiatan:
• input kepemilikan rekening → memasukkan frasa Kementerian Keuangan selaku pemilik
rekening,
• input penggunaan rekening → menentukan fungsi rekening sebagai receivables
(penerimaan/penyetoran) atau payables (pembayaran/pengesahan),
• input informasi rekening → nama rekening pada SPAN, nama rekening pada sistem bank,
nomor rekening, mata uang, pemilik rekening, tanggal rekening aktif/nonaktif, informasi
tambahan, tipe rekening, akses rekening koran, dan nomor rekening tujuan pelimpahan
(dalam rangka penihilan),
15
• input pengendali rekening → meng-input segmen Bagan Akun Standar (BAS) untuk
setiap rekening ke database SPAN.
• BAS yang dimaksud meliputi 12 segmen sebagaimana ditunjukkan tabel di bawah ini
SEGMEN BAS
Dalam rangka penetapan segmen bank, Dit. PKN menetapkan tipe rekening.
16
2. Pemutakhiran Data rekening;
• Dit. PKN melakukan pemutakhiran/perbaikan data rekening milik BUN pada aplikasi
SPAN apabila terdapat perubahan data pada rekening milik BUN.
• Pemutakhiran tersebut adalah perubahan semua data rekening, kecuali perubahan segmen
akun dan segmen bank.
Penentuan Hubungan Antar Rekening
• Dit. PKN melakukan penentuan hubungan antar rekening milik BUN yang telah di-setup
dalam SPAN dengan menentukan rekening asal dan rekening tujuan.
• Penentuan hubungan tersebut dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang
mengatur mengenai pemindahbukuan dana antar rekening milik BUN.
3. Penentuan Hubungan antar Rekening
Terhadap rekening milik BUN yang telah direkam oleh SPAN, dilakukan penentuan
hubungan antar rekening. Penentuan hubungan antar rekening milik BUN pada aplikasi
SPAN merupakan penentuan hubungan antara rekening asal dan rekening tujuan.
Penentuan hubungan antar rekening milik BUN didasarkan atas ketentuan yang mengatur
mengenai pemindahbukuan dana antar rekening milik BUN.
4. Penutupan Rekening.
Dit. PKN melakukan penutupan rekening milik BUN dalam SPAN:
17
• Setelah melakukan penutupan rekening pada Bank Indonesia/Bank Umum/pos,
• Setelah menerima laporan penutupan rekening dari KPPN, atau
• Dalam rangka pemutakhiran/perbaikan data rekening milik BUN yang terkait perubahan
segmen akun dan/atau segmen bank, yaitu dengan menutup/menonaktifkan rekening yang
segmen akun dan/atau segmen banknya akan diubah dan melakukan setup ulang atas
rekening berkenaan dengan segmen akun dan/atau segmen bank yang telah diperbaiki.
Aplikasi SPAN secara otomatis menghasilkan laporan perencanaan kas dan laporan kebutuhan
dana yang bersumber dari data internal SPAN. Laporan perencanaan kas dimaksud berisi
18
proyeksi penerimaan dan pengeluaran negara yang dikategorisasikan sesuai dengan Kementerian
Negara/Lembaga, Bagian Anggaran, KPPN, dan Satker.
Laporan kebutuhan dana berisi kebutuhan dana per BO I Pusat, BO II, Pos Pengeluaran, dan
rekening pengeluaran BI atas SP2D yang diterbitkan oleh KPPN. Laporan kebutuhan dana per
BO I Pusat dimaksud dilakukan sesuai tahapan/periode yang diatur oleh Dirjen Perbendaharaan.
Pengeluaran Negara
Alur Pengeluaran Bank Operasional
19
Tugas Dit. PKN terkait Pengeluaran Negara
+ Menetapkan kebijakan terkait penetapan Bank Operasional I Pusat dan Bank Penyalur
Gaji (BO II)
+ Menetapkan kebijakan pengeluaran negara melalui Bank Operasional I Pusat dan Bank
Penyalur Gaji (BO II) dalam rangka penyaluran dana SP2D Belanja Pegawai dan
Belanja Non Pegawai
PENYEDIAAN KEBUTUHAN DANA
1. Semua SPPT (Surat Persetujuan Pembayaran Tagihan) yang di-approve oleh Kepala
Seksi Pencairan Dana pada hari kerja:
a. Sebelum/sampai dengan pukul 13:30:00 WIB/14:30:00 WITA/15:30:00 WIT,
PPR/penerbitan SP2D-nya diberi tanggal hari kerja berkenaan.
b. Sesudah pukul 13:30:00 WIB/14:30:00 WITA/15:30:00 WIT, PPR/penerbitan SP2D-nya
diberi tanggal hari kerja berikutnya.
2. Semua SPPT yang di-approve oleh Kepala Seksi Pencairan Dana pada hari
libur/diliburkan, PPR/penerbitan SP2D-nya diberi tanggal hari kerja berikutnya.
4. Saat ini proses batch dropping dana setiap satu jam sekali mulai pukul 08.00 sampai
dengan pukul 15.30 WIB, (kecuali pada kondisi tertentu
5. Pada Aplikasi SPAN Disetup: Staf Bank membuat PPR (Payment Proses Request)
tertanggal hari ini paling lambat pukuL 14.30 WIB
6. Kepala Seksi Bank melakukan approval PPR/Penerbitan SP2D tertanggal hari ini (H0)
paling lambat pukul 15:00:00 WIB/16:00:00 WITA/17:00:00 WIT.
b. Pengelolaan Kas Pinjaman dan Hibah
SUBDIT MANAJEMEN KAS PINJAMAN DAN HIBAH
PROSES BANK ACCOUNT TRANSFER (BAT)
20
PROSES BAT SP2D REKSUS adalah proses pemindahbukuan dana dari Reksus ke RKUN
melalui Rekening Antara dalam rangka penggantian dana atas SP2D Reksus yang diterbitkan
oleh KPPN
PROSES BAT DILAKUKAN SECARA ELEKTRONIK MELALUI SPAN
Mekanisme ini diperbaharui yaitu melalui pendebetan reksus Bank Indonesia menggunakan
SP2D langsung menggunakan paygrup reksus Bank Indonesia.
Pendebetan Reksus BI
Dalam waktu dekat akan dilaksanakan inovasi terkini dari Ditjen Perbendaharaan yaitu
pendebetan reksus Bank Indonesia menggunakan SP2D langsung menggunakan paygrup
reksus Bank Indonesia.
Karakteristik yang berbeda adalah :
1. Ada paygrup baru yaitu “RPKBUNP” Reksus Bank Indonesia dengan mata uang rupiah
2. Sumber dana berasal dari Reksus valuta asing di Bank Indonesia
3. Tidak ada lagi penggantian dana dari Reksus ke RKUN
c. Pengelolaan Rekening Lainnya
Contoh Pengelolaan Rekening Lainnya
ALUR MASUK DAN KELUAR REK MIGAS
PMK 138/PMK.02/2013
21
iv. Rekonsiliasi Bank
a. Definisi
Rekonsiliasi bank meliputi aktivitas pencocokan data transaksi pada SPAN dengan rekening koran
yang bersumber dari BI/Bank/Pos. Data transaksi pada SPAN dimaksud bersumber dari data
transaksi keuangan pada Modul Pembayaran, Modul Penerimaan, dan Modul Kas.
22
Rekonsiliasi bank secara manual dilakukan oleh Kuasa BUN dengan cara mencocokkan antara
data rekening koran dalam bentuk hardcopy dan Nota Debet/Nota Kredit dengan data yang ada di
database SPAN. Pencocokan rekening koran dimaksud meliputi nama bank, nomor rekening, mata
uang, tanggal transaksi, nomor referensi, jumlah transaksi, jumlah penerimaan, jumlah
pengeluaran, dan saldo pada suatu rekening.
Rekonsiliasi bank menghasilkan Laporan Rekonsiliasi Bank. Setelah proses Rekonsiliasi bank
selesai, data transaksi secara otomatis diposting ke General Ledger (GL).
b. Gambaran Sistem Aplikasi, Arsitektur
Menu rekonsiliasi :
23
v. Pembukuan dan Pelaporan
a. Gambaran Umum
Untuk memastikan pengawasan dan pembukuan transaksi pada Rek. Milik BUN
(Rek.BUN,Rek.Transito, dan Rek. Pengesahan) telah dilakukan Direktorat PKN/KPPN dengan
benar):
a. Laporan Transaksi yang belum direkonsiliasi dengan status NIHIL.
b. Laporan Hasil Rekonsiliasi Rekening Koran dengan status “unreconciled” nihil.
c. Laporan Konsolidasi Kas KPPN (Buku Putih) wajar dan dapat dijelaskan (penjelasan
kewajaran)
d. Laporan rekonsiliasi CM GL wajar dan dapat dijelaskan
Salah satu indikator validitas Laporan Arus Kas KPPN adalah terpenuhinya kondisi pada 1 a dan
1 b.
b. Gambaran Sistem Aplikasi Arsitektur
Fungsionalitas pengelolaan kas di SPAN meliputi: Pengelolaan Rekening, Perkiraan Kas dan
Pendanaan Harian, Transfer Dana, Rekonsiliasi Bank, Akuntansi dan Pelaporan, dan Pengelolaan
Kas di berbagai Ditjen yang mengelola anggaran non kementerian. Diagram di bawah ini
24
memperlihatkan fitur standar modul pengelolaan kas SPAN Oracle yang terhubung dengan modul-
modul lainnya.
25
E. Kontrol/Pengendalian
Penerapan modul baru pengelolaan komitmen di SPAN akan memfasilitasi pemantauan
rencana arus kas yang diterima dari unit-unit satuan kerja . Informasi yang komprehensif dan tepat
waktu tentang komitmen akan menambah data yang digunakan di dalam perkiraan kas berdasarkan
data historis belanja yang telah dilakukan. Hal ini akan memungkinkan perekaman komitmen dan
proyeksi jadwal pembayaran mereka, serta perkiraan kas secara akurat yang diperlukan untuk
membayar pengeluaran yang telah dilakukan, mengawasi jadwal pembayaran, dan menyelesaikan
isu-isu terkait penundaan pembayaran.
Kementerian Keuangan telah berupaya untuk memperkenalkan pengelolaan pencairan
anggaran yang efi sien sebagai salah satu kriteria dalam evaluasi kinerja pegawai pemerintah.
Namun, tidak mud ah menyatakan bahwa tanggung jawab atas ketidakefi sienan pengelolaan
pencairan kas disebabkan karena adanya masalah di berbagai tingkat pemerintahan yang berbeda.
Selain itu, indikator kinerja untuk program yang tercakup di dalam anggaran kinerja tidak selalu
konsisten dengan indikator untuk evaluasi terhadap kinerja pegawai.
26
F. Improvement
Kementerian-kementerian Keuangan biasanya mengadakan berbagai program pelatihan
pegawai di bidang pengelolaan kas guna memastikan keberlanjutan. Para administrator dan
pengelola keuangan pada tingkatan ini perlu memiliki pemahaman mendasar tentang keseluruhan
tujuan pengelolaan kas serta peranan dan tanggung jawab mereka dalam mendukung pengelolaan
kas yang efisien, baik di dalam lembaga mereka sendiri maupun di tingkat nasional. Program
pelatihan tersebut perlu dilakukan secara berkala dan dimaksudkan untuk memberikan pelatihan
awal bagi pegawai baru dan pelatihan selama masa bakti bagi pegawai lama.
Pengelolaan kas secara aktif dalam Perbendaharaan memerlukan pelatihan teknik-teknik
pengelolaan kas yang lebih khusus. Pengelolaan kas secara aktif di pasar uang mensyaratkan
sejumlah keterampilan yang hingga kini masih belum memadai di hampir semua kementerian
keuangan negara berkembang. Pegawai yang mumpuni dapat direkrut dari berbagai lembaga
keuangan atau dengan pemberian pelatihan formal jangka panjang di lembaga pendidikan
berkualitas bagi pegawai yang ada guna membangun kapasitas. Peluang karir dan insentif yang
baik perlu untuk mempertahankan pegawai khusus tersebut. Sistem front office, pemrosesan
transaksi, operasional, dan risiko kredit perlu diterapkan secara internal guna mendukung
pengelolaan kas secara aktif. Keputusan untuk mengembangkan fungsi pengelolaan kas secara
aktif dalam Perbendaharaan harus dilakukan setelah dilakukannya analisa manfaat-biaya. Banyak
negara lebih memilih untuk mendelegasikan tanggung jawab ini ke bank sentral.
27
BAB III
Kesimpulan
Simpulan
28
ketataaturan TSA. Konsolidasi ini dilakukan secara bertahap, tahap pertama dengan memasukkan
rekening pengeluaran, kemudian rekening penerimaan, dan terakhir rekening bendahara satker.
29