Anda di halaman 1dari 21

MATA KULIAH METALURGI UMUM DAN CERAMIK

Ekstraksi Logam Mangan

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Faiz Nur Baskoro 11160980000001


Titis Wibisono 11160980000007
Fian Danar Arissaputra 11160980000008
Devina Dianmahendra 11160980000010

Program Studi Teknik Pertambangan


Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2019
ABSTRAK

Mineral mangan tersebar secara luas dalam banyak bentuk; oksida, silikat, karbonat
adalah senyawa yang paling umum. Penemuan sejumlah besar senyawa mangan di dasar
lautan merupakan sumber mangan dengan kandungan 24%, bersamaan dengan unsur lainnya
dengan kandungan yang lebih sedikit. Kebanyakan senyawa mangan saat ini ditemukan di
Rusia, Brazil, Australia, Afrika Selatan, Gabon, dan India. Irolusi dan rhodokhrosit adalah
mineral mangan yang paling banyak dijumpai.
Mangan membuat sampai sekitar 1000 ppm (0,1%) dari kerak bumi, sehingga ke-12
unsur paling berlimpah di sana. Tanah mengandung mangan 7-9.000 ppm dengan rata-rata
440 ppm. air laut yang hanya 10 ppm mangan dan suasana mengandung 0,01 μg / m 3.
Mangan terjadi terutama sebagai pyrolusite (MnO2), braunite, (Mn 2 + Mn 3 + 6) (SiO 12),
psilomelane (Ba, H 2 O ) 2 Mn5O10, dan ke tingkat yang lebih rendah sebagai rhodochrosite
(MnCO3).
Pyrolusite bijih mangan (MnO2) merupakan bentuk mangan yang paling pentiing
yang tersedia di alam. Lebih dari 80% dari sumber daya Bijih mangan penting biasanya
menunjukkan yang erat kaitannya dengan bijih besi. Tanah yang berbasis mangan dunia
dikenal ditemukan di Afrika Selatan dan Ukraina, endapan mangan penting lainnya berada di
Australia, India, Cina, Gabon dan Brasil. Pada tahun 1978 diperkirakan 500 miliar ton nodul
mangan ada di di dasar laut.
BAB I

PENDAHULUAN

Mangan merupakan logam yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari selain
besi, aluminium dan tembaga. Hampir 90% mangan yang ada di dunia ini dipergunakan
untuk industri besi dan baja. Mangan digunakan dalam produksi mild steel, high carbon
ferromanganese dan silicomanganese[1-2] . Selain itu penggunaannya untuk produksi baja
karbon, medium carbon ferromangan atau electrolitic manganese dioxide. Fungsi logam
mangan ini jika dipadukan dengan baja maka baja akan memiliki keuletan sehingga tidak
mudah patah. Selain untuk kepentingan metalurgi, mangan juga digunakan untuk produksi
senyawa kimia seperti KMnO4 yang digunakan untuk desinfektan, MnSO4 untuk pakan
ternak dan manganese dioxide yang digunakan sebagai komponen baterei kering yang
berfungsi untuk depolarisator[3] .

Menurut data International Manganese Institute produksi mangan paduan mencapai


17,7 juta metric ton pada tahun 2011, dan hampir 67%- nya atau sekitar 6,6 juta metric ton di
produksi oleh negara Cina. Negara-negara yang memproduksi bijih mangan adalah Cina yang
merupakan negara terbesar penghasil mangan sekitar 2,7 juta metric ton atau sekitar 24 %
diikuti oleh Afrika selatan dan Australia sekitar 17% (1,9 juta metric ton), Brazil sekitar 9 %
sebesar 1,9 juta metric ton, Gabon (956 ribu mt), India (845 ribu mt), Kazakhstan (377 ribu
mt) dan negara lain termasuk Indonesia sekitar 13% atau 1,4 juta metric ton[2] . Sedangkan
untuk di Indonesia bijih mangan dalam bentuk pirolusit ini terdapat di daerah Nusa Tenggara
Timur, Jawa dan tersebar di daerah Sumatra.

Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2012 mengenai aturan


pelarangan menjual bahan tambang secara mentah ke luar negeri mengisyaratkan kita untuk
melakukan proses pengolahan menjadi barang setengah jadi atau produk akhir sehingga
bahan tambang tersebut memiliki nilai tambah. Bijih logam berharga yang dilarang
penjualannya keluar negeri ada 14 jenis barang tambang termasuk di dalamnya adalah bijih
mangan[4]. Dengan hadirnya aturan tersebut diharapkan munculnya beberapa smelter-smelter
baru atau pabrik pengolahan bahan galian menjadi konsentrat siap diolah menjadi logam
murni yang siap dipasarkan. Peraturan yang bersifat multiplayer effect ini nantinya akan
menguntungkan bangsa kita sendiri mulai penyerapan tenaga kerja lokal dan meningkatkan
kesejahteraan bangsa.

senPengolahan bijih mangan dibagi menjadi dua bagian yaitu secara pirometalurgi
dan hidrometalurgi. Bijih mangan dengan kadar di atas 40% atau biasa disebut dengan
metallurgical grade diolah secara pirometalurgi menjadi logam ferromangan[5]. Sedangkan
bijih mangan dengan kadar di bawah 40% digunakan untuk produksi senyawa kimia seperti
kalium permanganat, MnO2 dan lain-lain. Bijih mangan jenis mineral pirolusit ini dapat
dilakukan pelarutan selektif dalam suasana asam. Pelindian mangan ini bersifat reduktif,
dalam pelaksanaannya dibutuhkan senyawa tertentu untuk menurunkan bilangan oksidasi Mn
dari Mn(IV) menjadi Mn(II) sehingga dapat dilarutkan dengan menggunakan senyawa asam
[6] .
di Studi yang dilakukan oleh Das dan kawan-kawan[7] menunjukkan terjadinya reaksi
antara MnO2 di dalam bijih mangan kadar rendah dengan ferro sulfat. Mangan yang dapat
diambil dari bijihnya ini lebih dari 90% dengan kondisi operasi meliputi temperatur diatur
pada suhu 90 °C dan dengan sejumlah ferro sulfat sesuai hitungan stoikiometri dan
perbandingan solid: liquid 1:10. Dalam kondisi ini slury yang dihasilkan menjadi susah
disaring karena berbentuk gelatin. Pelindian reduktif dari bijih mangan dari dasar laut dan
bijih mangan kadar rendah dengan aqueous SO2 atau garam sulfit sudah mulai banyak
dipublikasikan. Bahan reduktor yang sering digunakan sebagai pengawet makanan ini cukup
efektif untuk bijih mangan kadar tinggi. Aqueous SO2 sudah dilaporkan dalam perkolasi
maupun agitasi leaching. Dalam proses ini SO2 dioksidasi menjadi SO4 2- dengan S2O6 2-
sebagai produk samping tergantung kondisi seperti pH larutan, temperatur dan potensial
redoksnya. Rata-rata ekstraksi mangan yang hasilkan pada penelitian itu di atas 90%[8] .

Selain itu Glukosa juga digunakan sebagai agen pereduksi dalam melindi bijih
mangan kadar rendah[9]. Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh konsentrasi asam sulfat,
suhu pelindian dan persen solid terhadap persen ekstraksi mangan dan juga keterlarutan
logam lain yaitu besi. Reaksi yang terjadi antara glukosa dengan MnO2 dapat dituliskan
melalui persamaan berikut: C6H12O6 + 12MnO2 + 24H+ == 6 CO2 + 12Mn2+ 18H2O
Beberapa alasan penggunaan molases dalam percobaan ini adalah molases merupakan limbah
pabrik gula yang keberadaannya cukup melimpah dan harganya murah. Sedangkan kadar
glukosa dalam penelitian ini sekitar 24%.

]
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mangan

MANGAN atau disingkat Mn adalah unsur kimia dengan nomor atom 25 dan massa atom
54,9380. Mangan ini merupakan unsur logam berwarna abu-abu kehitaman dngan titik lebur
1.245° C dan titik didih 2.097° C., Konfigurasi elektron mn dengan nomor atom 25 adalah
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s2. Mangan mempunyai warna abu-abu kehitaman dengan kilap
metalik sampai submetalik, kekerasan 2 – 6, berat jenis 4,8, massa jenis 7.21 g/cm3,
berbentuk massif, reuniform, botryoidal, stalaktit, serta kadang-kadang berstruktur fibrous

B. Potensi Mangan

 Potensi Mangan (Mn) di Dunia


Lebih dari 25 juta ton bijih mangan ditambang setiap tahun dengan daerah pertambangan
utama meliputi Afrika Selatan, Rusia, Ukraina, Georgia, Gabon, dan Australia (Kurniawan,
2015).

 Potensi Mangan (Mn) di Indonesia


Bijih mangan di Indonesia ditemukan di Provinsi: Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka--Belitung, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku. Terdapat
sekitar 13.015.340.000 m3 (Pusat SDG, 2013).

 Potensi Mangan (Mn) di Sumbawa


 Terdapat sekitar 3.015.340.000 m3 batuan pirolusit yang mengandung kadar mangan
yang tinggi, yang tersebar di pulau Sumbawa (Pusat Sumber Daya Geologi, 2006).
 Tersebar diwilayah Sumbawa Barat dan di Sumbawa Timur

C. Sifat Kimia, Fisika dan Metalurgi Mangan

 Sifat Fisika
Mangan merupakan unsur yang dalam keadaan normal memiliki bentuk
padat(solid). Massa jenis mangan pada suhu kamar yaitu sekitar 7,21 g/cm3,
sedangkan massa jenis cair pada titik lebur sekitar 5,95 g/cm3. Titik lebur
mangan terjadi pada suhu sekitar 1246oC, sedangkan titik didih mangan terjadi pada
suhu 2061oC. Kapasitas kalor pada suhu ruang adalah sekitar 26,32 J/mol.K.
Kalor lebur mangan adalah 12,19 kJ.mol dan kalor penguapannya sebesar 221
kJ.mol.

 Sifat Kimia
Mangan termasuk kedalam jenis logam transisi dengan golongan VII,
periode 4 dan blok 7. Elektronegativitas mangan yaitu 1,55 (skala Pa).
Mangan memiliki jari-jari atom 127 pm dengan jari-jari kovalen 139±5 untuk low
spin dan 161±8 pm.

Sifat Kimia
1. Reaksi dengan air
Mangan bereaksi dengan air dapat berubah menjadi basa secara perlahan dan gas
hidrogen akan dibebaskan sesuai reaksi:
Mn(s) + 2H2O → Mn(OH)2 +H2

2. Reaksi dengan udara


Logam mangan terbakar di udara sesuai dengan reaksi:
3Mn(s) + 2O2 → Mn3O4(s)
3Mn(s) + N2 → Mn3N2(s)

3. Reaksi dengan halogen


Mangan bereaksi dengan halogen membentuk mangan (II) halida, reaksi:
Mn(s) +Cl2 → MnCl2
Mn(s) + Br2 → MnBr2
Mn(s) + I2 → MnI2
Mn(s) + F2 → MnF2
Selain bereaksi dengan flourin membentuk mangan (II) flourida, juga
menghasilkan mangan (III) flourida sesuai reaksi:
2Mn(s) + 3F2 → 2MnF3(s)

4. Reaksi dengan asam


Logam mangan bereaksi dengan asam-asam encer secara cepat menghasilkan gas
hidrogen sesuai reaksi:
Mn(s) + H2SO4 → Mn2+(aq) + SO42-(aq) + H2(g)

 Sifat Metalurgi
Penambahan mangan pada suatu paduan dapat menurunkan sifat mampu las
(weldability), meningkarkan sifat permesinan (machineability) dan
menurunkan sifat mampu tekuk suatu material.

D. Jenis- Jenis Mangan

1. Pirolusit (MnO2)
Gambar. Pirolusit

Pirolusit (MnO2) merupakan mineral oksida berwarna abu-abu kilap


metalik, kekerasan 2 – 2.5, BD 4.4 – 4.8 gr/cc. Sistem kristal tetragonal,
belahan prismatik, merupakan mineral hasil oksidasi. Umumnya pirolusit adalah
mineral hasil oksidasi sekunder atau vein. Pirolusit yang terbentuk sebagai
pseudomorf dari manganit biasanya bersifat masif ataupun reniform terkadang
berstruktur berserabut dan radial. Selain ditemukan sebagai kumpulan kristal
yang kasar, pirolusit juga terdapat dalam bentuk kristal berbentuk jarum halus.

2. Manganit (Mn2O3.H2O)

Gambar. Manganit

Manganit (Mn2O3.H2O) berkomposisi oksida dan merupakan mineral


terhidrasi yang berwarna hitam besi atau abu-abu baja. Manganit memiliki
struktur kristal monoklin dengan belahan prismatik. Kekerasan dari manganit bernilai
4 dengan berat jenis 4,2 - 4,4gr/cc. Belahan yang terbentuk sempurna dan bersifat
brittle. Manganit, umumnya dijumpai dalam bentuk urat yang terbentuk pada
temperatur cukup tinggi pada batuan basa.

3. Kriptomelan

Gambar. Kriptomelan

Kriptomelan (K2Mn8O16 = K2(MnO2)8). Dibawah mikroskop bijih mineral ini


terlihat dalam bermacam-macam bentuk di antaranya berbentuk urat-urat kecil
atau massa berserabut, kristal seperti jarum berwarna abu-abu kebiruan atau
lapisan koloidal konsetris berselan seling dengan lapisan yang berbeda warna,
struktur bunga es.

4. Psilomelan (MnO.MnO2.2H2O)
Gambar. Psilomelane

Rumus kimia dari psilomelan adalah (BaH2O)2.Mn5O10. Psilomelan


merupakan deposit mineral sekunder terhidrasi berwarna abu-abu dengan kilap
submetalik. Kekerasan psilomelan berkisar antara 5 – 6. Sebagai mineral amorf,
psilomelan bersifat massif, reniform botroidal atau stalak titik. Sehingga
lebih umum dijumpai dalam endapan sekunder. Berat jenis psilomelan
adalah 3,3 - 4,7gr/cc dengan pecahan bersifat brittle dan sistem kristal
ortorombik.

5. Hausmanit (Mn3O4)

Gambar. Hausmanit

Hausmanit Mempunyai sistem kristal berbentuk tetragonal dengan berat jenis 4,7 –
4,8, berwarna hitam kecoklatan.

6. Rhodokrosit (MnCO3)

Gambar Rhodokrosit
Rodokrosit dengan system kristal benbentuk hexagonal dan biasanya dijumpai dialam
dalam bentuk rombik atau butiran-butiran berwarna merah muda atau pink.
7. Rhodonit (MnSiO3)

Gambar Rhodonit
Rhodonit mempunyai sistem kristal triklin dan memiliki berat jenis 3,4 – 3,7,
berwarna hitam kecoklat – coklat. Rhodonit memiliki kekerasan 5,0 – 6,0. Kilap
seperti gelap, suram seperti kaca.

E. Metode Pengolahan Mangan

 Metalurgi didefinisikan sebagai ilmu dan teknologi untuk memperoleh sampai


pengolahan logam yang mencakup tahapan dari pengolahan bijih mineral.
 Berdasarkan tahapan rangkaian kegiatannya, metalurgi dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu metalurgi ekstraksi dan metalurgi fisika.
 Metalurgi ekstraksi yang banyak melibatkan proses-proses kimia, baik yang
temperatur rendah dengan cara pelindian maupun pada temperatur tinggi dengan cara
proses peleburan utuk menghasilkan logam dengan kemurnian tertentu, dinamakan
juga metalurgi kimia.

Adapun proses-proses dari ekstraksi metalurgi / ekstraksi logam itu sendiri antara lain :
 Pyrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur tinggi).
 Hydrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah
dengan cara pelindian dengan media cairan).
 Electrometalurgy (proses ekstraksi yang melibatkan penerapan prinsip elektrokimia,
baik pada temperatur rendah maupun pada temperatur tinggi).

F. Sifat- Sifat Mangan

Mangan adalah logam berwarna putih keabu-abuan seperti besi dengan kilap metalik
sampai submetalik, memiliki tingkat kekerasan antara 2 hingga 6, massa jenis 7.21 g/cm3
pada suhu ruang, massif, reniform, botriodal, stalaktit, serta kadang-kadang berstruktur
fibrous dan radial. Logam mangan dan ion-ion biasa beliau mempunyai daya magnet yang
kuat.
Dalam keadaan murni, logam mangan bersifat keras tetapi rapuh (mudah patah).
Mangan mudah teroksidasi oleh udara, bereaksi lambat dengan air dan membentuk berbagai
macam senyawa dengan tingkat oksidasi yang paling bervariasi. Mangan sangat reaktif secara
kimiawi, dan terurai dengan air dingin perlahan-lahan. Mangan digunakan untuk membentuk
banyak alloy yang penting. Dalam baja, mangan meningkatkan kualitas tempaan baik dari
segi kekuatan, kekerasan,dan kemampuan pengerasan.
Dengan aluminum dan bismut, khususnya dengan sejumlah kecil tembaga, membentuk
alloy yang bersifat ferromagnetik. Logam mangan bersifat ferromagnetik setelah diberi
perlakuan. Logam murninya terdapat sebagai bentuk allotropik dengan empat jenis. Salah
satunya, jenis alfa, stabil pada suhu luar biasa tinggi; sedangkan mangan jenis gamma, yang
berubah menjadi alfa pada suhu tinggi, dikatakan fleksibel, mudah dipotong dan ditempa.

G. Senyawa Mangan

1. Beberapa Senyawaan Mangan


Mangan mampu membentuk senyawa mulai dengan tingkat oksidasi terendah +2 hingga
tertinggi +7, sehingga dapat disimpulkan bahwa sifat terpenting dalam senyawa mangan
berkenaan dengan reaksi redoks.
1) Dalam suasana asam, ion Mn3+ bersifat tidak stabil, mudah mengalami swaredoks atau
disproporsionasi, yaitu mengalami oksidasi menjadi MnO2 dan reduksi menjadi Mn2+
secara serentak oleh dirinya sendiri menurut persamaan reaksi :
2 Mn3+ (aq) + 6 H2O → Mn2+(aq) + MnO2 (s) + H3O+ Eo = 0,54 V
2) Demikian juga ion manganat, MnO42- , tidak stabil dan dalam suasana asam mengalami
disproporsionasi secara spontan :
3 MnO42-(aq) + 4 H3O+ → 2 MnO4−(aq) + MnO2 (s) + 6 H2O(l) Eo = 1,70 V
3) Namun demikian dalam suasana basa, sifat disproporsionasi ini hanya menghasilkan nilai
Eo yang sangat kecil ( + 0,04 V). oleh karena itu, ion manganat MnO42- , dapat diperoleh
dalam suasana basa :
3 MnO42−(aq) + 2 H2O(l) ↔ 2 MnO4−(aq) + MnO2 (s) + 4 OH−(aq) Eo = 0,004 V
Ini berarti bahwa jika konsentrasi [OH−] dibuat cukup tinggi, reaksi tersebut dapat
berlangsung ke arah sebaliknya (ke kiri) sehingga konsentrasi MnO42- dalam larutan dapat
ditingkatkan.

2. Oksida, Hidroksida, anion-okso dan garam Mangan


Karakteristik oksida, hidroksida mangan dan beberapa turunannya yang penting dapat
dilihat pada table 2. Oksida-oksida mangan dengan tingkat oksidasi lebih rendah bersifat basa
dan bereaksi dengan asam membentuk garam katio Mn(II) dan Mn (III). Oksida-oksida lebih
tinggi sebaliknya bersifat asam dan bereaksi dengan alkalis menghasilkan garam-garam
anion-okso. Fusi MnO2 dengan hidroksida logam alkali dan oksidator seperti KNO3
menghasilkan garam manganat (VI) yang berwarna hijau legam yang stabil dalam larutan
alkali kuat tetapi terdisproporsionasi dalam keadaan netral atau asam.
MnO2 (s) + 2 OH− (aq) + NO3- (aq) → MnO42−(aq) + H2O(l) + NO2- (aq)
3 MnO42-(aq) + 4 H3O+ → 2 MnO4−(aq) + MnO2 (s) + 6 H2O(l)

Tabel 2 Karakteristik oksida, hidroksida mangan dan beberapa turunannya.

Mangan (II) d5
Berdasarkan nilai potensial reduksinya, Mangan (II) merupakan spesies mangan yang
paling stabil karena mempunyai konfigurasi electron setengah penuh, 3d5. Reduksi dengan
hydrogen terhadap oksida mangan apa saja akan menhasilkan oksida dengan tingkat oksidasi
mangan terendah abu-abu-hijau, MnO.
Mangan (II) dalam senyawa garamnya seperti klorida, sulfat dan nitrat, dalam larutan air
dapat dinyatakan sebagai ion Mn2+, atau perspektif ion kompleks sebagai [Mn(H2O)]62+ dan
berwarna pink pucat.
Penambahan alkali hidroksida ke dalam larutan Mn2+ diperoleh endapan Mn(OH)2 yang
berupa gelatin putih hingga pink pucat, tetapi hidroksi ini dalam udara terbuka segera
teroksidasi menjadi Mangan (III) oksihidroksi, MnO(OH) yang berwarna coklat gelap.
Mn2+(aq) + 2 OH− (aq) → Mn(OH)2 (s)
4 Mn(OH)2(s) + O2 (g) → MnO(OH) (s) + 2 H2O(l)
Sebagian besar larut di dalam air, penambahan gas oksigen pada larutan Mn 2+
menghasilkan hidroksida berupa gelatin putih dalam udara yang cepat berubah menjadi gelap
akibat reaksi oksidasi. Penambahan SH− akan menyebabkan MnS teroksidasi menjadi coklat
dalam udara, pada pendidihan tanpa udara materi yang merah menjadi MnS kristal atau
sulfatnya (MnSO4) sangat stabil dan digunakan untuk analisis Mn. Tetapan kesetimbangan
bagi pembentukan kompleks mangan (II) relative rendah karena ion Mn2+ tidak memiliki
energi penstabil medan ligan. Ion Mn2+ bias menempati lubang tetrahedral dalam beberapa
gelas tertentu, menyubstitusi Zn2+dalam ZnO. Hanya medan ligan yang paling kuat
meningkatkan perpasangan seperti ion-ion [Mn(CN)6]4+ dan [Mn(CN)]62+ hanya memiliki 1
elektron tidak berpasangan.

Mangan (III) d4
Mangan (III) terdapat sebagai oksidanya, yaitu Mn2O3 dan MnO(OH) yang terjadi secara
alamiah di alam, tetapi ion Mn3+ dalam larutan air tidak stabil, mudah tereduksi menjadi Mn2+
sebagaimana dinyatakan oleh nilai potensial reduksinya. Campuran MN(II)-Mn(III) oksida
terdapat sebagai Mn3O4, mineral berwarna hitam, yang terbentuk jika mangan oksida apa saja
dipanaskan hingga ~ 1000 oC dalam udara. Oksida ini mempunyai struktur spinel. Misalnya
garam MnCl3 (hitam) dapat diperoleh dalam larutannya dari reaksi MnO2 dengan asam
klorida pada temperature rendah, tetapi akan terurai pada suhu diatas -40 oC. Ion mangan
diperoleh melalui oksidasi elektrolitik atau oksida deosulfat. Mangan (III) dan (IV) penting
untuk fotosintesis.

Mangan (IV) d3
Mangan (IV) terdapat sebagai oksidanya yaitu MnO2 yang bersifat antiferomagnetik di
bawah temperature ~ 92 oC. MnO2 sekalipun bukan dioksida yang paling stabil karena dapat
terurai menjadi Mn2O3 pada ~ 530 oC, merupakan dioksida yang terpenting, bermanfaat
sebagai agen pengoksidasi. Oksida ini bersifat amfoterik namun relative inert terhadap asam
maupun basa, dalam arti perannya sebagai Mn(IV) tidak dapat dipertahankan. Hal ini terlihat
nyata dari hasil reaksinya dengan asam klorida pekat dalam keadaan dingin, yaitu larutan
hijau dari ion Mn4+ yang bersifat tidak stabil , berubah menjadi larutan pink karena terbentuk
ion Mn2+. Mn(SO4)2 juga bersifat tidak stabil, sehingga reaksi MnO2 dengan asam sulfat
pekat akan menghasilkan MnSO4.
Namun demikian, Mn(IV) dalam beberapa senyawa kompleks bersifat cukup stabil dan
tidak mudah terurai, misalnya dalam kompleks K2[MnF6] (kuning), dan Rb2[MnCl6] (merah
tua). Hidroksida dari Mn(IV) bersifat asam lemah oleh karena itu, tiap molekul hidroksinya
dapat melepaskan satu molekul H2O hingga rumus molekulnya menjadi MnO(OH)2 atau
sering ditulis sebagai H2MnO3.

Mangan (VI) d1
Mangan (VI) hanya dikenal stabil sebagai spesies manganat, MnO42- dengan bangun
tetrahedron dan berwarna hijau gelap. Misalnya, kalium manganat dapat diperoleh dari reaksi
lelehan MnO2 dan basa alkali dengan hadirnya oksidator misalnya udar / KNO3.
2 MnO2 (s) + 4 KOH (s) + O2 (g) Δ 2 K2MnO4 (s) + H2O(g)
Dalam larutannya, ion manganat hanya stabil dalam suasana basa; dalam air dan suasana
asam, akan mengalami disproporsionasi menjadi ion Permanganat dan MnO2. Dalam suasana
asam MnO42- bersifat oksidator. Asam manganat, H2MnO4 sangat tidak stabil untuk diisolasi.

Mangan (VII) d0
Mangan heptoksida, Mn2O7 berupa minyak hijau yang mudah meledak dan diperoleh
dari reaksi garam manganat (VII) dengan H2SO4 pekat. Mn2O7 secara perlahan melepaskan
oksigen dan membentuk MnO2 yang bersifat eksplosif mengoksidasi hamper semua material
aorganik. Hanya satu senyawa anion-okso Mn(VII) yang dikenal penting yaitu kalium
permanganate, K2MnO4 yang berwarna ungu. Senyawa ini stabil dalam larutannya dan peran
utamanya sebagai oksidator yang sangat kuat, baik dalam suasana asam, basa maupun netral.
Mangan VII paling baik dalam bentuk garam dari ion permanganat. Larutan ini tidak
stabil, terurai dengan lambat namun dapat diamati dalam larutan asam, netral, ataupun sedikit
basa. Penguraian larutan dalam gelap berlangsung sangat lambat. Berikut ini adalah beberapa
reaksi yang dapat terjadi pada mangan (VI) dan mangan (VII).
4MnO4- + 4H+ → 3O2 + 2H2O + 4MnO2

Dalam larutan basa permanganat adalah pengoksida kuat.

MnO4− + 2H2O + 3e → MnO2 + 4OH


Dalam basa sangat kuat dan dengan MnO4 − berlebih menghasilkan ion manganat
MnO4 − + e → MnO4 2-
Dalam larutan asam permanganat tereduksi menjadi Mn 2+ oleh zat pereduksi berlebih
MnO4 − + 8OH − + 5e → Mn 2+
+ 4H2O
H. Pembuatan Mangan

Mangan diperoleh dengan ekstraksi oksida-oksidanya dari tambang bijihnya. prosesnya ada
beberapa cara antara lain :

 Mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium, aluminum atau dengan proses
elektrolisis.
 Reduksi dengan karbon
oksida mangan yang telah diekstraksi dicampur dengan karbon lalu dipanaskan, sehingga
terjadi reaksi :

Mn3O4 + 4C 3Mn + 4CO

MnO + 2C Mn + 2CO

 Proses alumino thermic dari senyawa MnO2


bijih dicuci dengan mengalirkan air dan dipanggang dengan dialiri udara lalu dipanaskan
terus sampai pijar(merah) dimana MnO2 akan berubah menjadi Mn3O4

MnO2 Mn3O4 + O2

oksida yang terbentuk dicampur dengan bubuk aluminium dalam krus, lalu ditimbuni dengan
bubuk magnesium dan barium peroksida

reduksi terjadi dalam pemanasan

3Mn3O4 + 8Al 4Al2O3 + 9Mn

metode elektrolisa

mangan secara besar-besaran diproduksi dengan cara ini :

bijih digiling dan dipekatkan dengan proses gravity. bijih yang sudah dipekatkan dipanggang
(elumino proses) sampat terbentuk Mn3O4. Mn3O4 diubah menjadi MnSO4.

Mn3O4 dipanaskan bersama H2SO4 encer maka terbentuk MnSO4 (larut dan MnO2 (tak larut).
MnO2 dapat dipijarkan lagi menjadi Mn3O4 dan proses diulang seperti diatas. Elektrolisa
larutan MnSO4 dielektrolisa menggunakan katoda merkuri. Mangan dibebaskan pada katoda
ini membentuk amalgam. Selanjutnya amalgam didestilasi dimana Hg akan menguap lebih
dulu dan tinggal mangan.

I. Sumber dan Ekstraksi Logam


Karena logam mangan reaktif terhadap oksigen maka unsur ini tidak ditemui dalam
keadaan bebas di alam. Batu-batuan kerak bumi mengandung mangan kira- kira 0,11 %
massa atau 1066 ppm.

Mangan juga terdapat sebagi nodul, yaitu endapan mirip batuan dengan komposisi kira-
kira 15-30 % Mn. Nodul ini berupa butiran-butiran bola dengan diameter beberapa
millimeter sampai dengan 15 cm, dan terakumulasi dalam dasar lautan, yang terbanyak
terdapat di daerah bagian tenggara kepulauan Hawai. Mangan pertama kali diisolasi pada
tahun 1774 oleh C.W. Scheele dan J.G. Ghan (Swedia) dari pemanasan MnO2 dengan
batubara-charcoal dan minyak, meskipun kemurnian hasilnya masih rendah. Reduksi
pirolusit yang biasanya bercampur dengan oksida besi Fe2O3 dengan batubara-kokas dalam
tanur listrik menghasilkan feromangan, yang mengandung kira-kira 80 % Mn.

Sebagian besar baja mengandung logam mangan. Terlibatnya logam ini dalam proses
pembuatan baja sangat menguntungkan karena mangan dapat mengikat belerang, sehingga
mencegah terjadinya FeS yang dapat merapuhkan baja. Selain itu, mangan juga mampu
mengikat oksigen sehingga dapat mencegah terjadinya rongga-rongga (gelembung) pada
baja yang terbentuk setelah proses pendinginan dilakukan.
Untuk memperoleh logam mangan murni, pirolusit diolah menurut termit. Dalam proses
ini pirolusit-MnO2 dipanaskan agar mengalami reduksi sebagian menjadi Mn3O4. Reduksi
lebih lanjut dengan logam aluminium menghasilkan logam mangan yang dapat dipisahkan
sebagai lelehannya (ingat bahwa Al2O3 mempunyai titik leleh yang jauh lebih tinggi ~ 2045
℃). Pemurnian logam mangan lebih lanjut dilakukan secara destilasi.
Persamaan reaksi utama yang terjadi dalam proses ini yaitu:

2 MnO2 (s) → Mn3O4 (s) + O2 (g)

3 Mn3O4 (s) + 8 Al (s) → 4 Al2O3 (s) + 9 Mn (l)

Dalam keadaan masif, mangan teroksidasi oleh udara terbuka pada bagian luarnya, tetapi
akan terbakar dalam keadaan serbuk halus. Logam mangan juga bereaksi dengan air dan
membebaskan gas hidrogen, serta mudah larut dalam larutan asam membentuk ion mangan
mangan (II).

EKSTRAKSI MANGAN

Mangan pertama kali diisolasi dari pemanasan MnO2 dengan batubara-charcoal dan
minyak, meskipun kemurnian hasilnya masih rendah. Reduksi pirolusit yang biasanya
bercampur dengan oksida besi Fe2O3 dengan batubara-kokas dalam tanur listrik tinggi
menghasilkan feromangan yang mengandung kira-kira 80 % Mn.
MnO2 (s) + Fe2O3 (s) + 5C (s) Δ Mn (s) + 2Fe (s) + 5 CO2 (g)

feromangan
jika mineral pirolusit mengandung silikon, maka unsur ini dapat dihilangkan dengan
penambahan air kapur Ca(OH)2, dalam hal ini silicon akan diubah menjadi kalsium silikat.

Untuk memperoleh logam mangam murni, pirolusit diolah menurut proses termit.
Dalam proses ini pirolusit- MnO2 dipanaskan agar mengalami reduksi sebagian menjadi
Mn3O4. Reduksi lebih lanjut dalam logam alumunium menghasilkan logam mangan yang
dapat dipisahkan dengan lelehannya ( Al2O3 mempunyai titik leleh yang jauh lebih tinggi ~
2045 oC). pemurnian logam mangan lebih lanjut dilakukan secara destilasi. Persamaan reaksi
utama yang terjadi dalam proses ini yaitu :
2 MnO2 (s) Δ Mn3O4 (s) + O2 (g)
3 Mn3O4 (s) + 8 Al (s) Δ 4 Al2O3 (s) + 9 Mn (l)
Logam Mn dengan kemurnian tinggi (~ 99,9 %) mulai dapat diisolasi pada tahun 1930.

J. Pemanfaatan Mangan

Pemanfaatan mangan di dunia sebagian besar digunakan untuk tujuan metalurgi, yaitu
untuk proses produksi besi-baja, sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non-metalurgi
antara lain produksi baterai kering, keramik dan gelas, dan kimia.
Mangan dioksida (sebagai pirolusit) juga digunakan sebagai pendepolarisasi pada sel
kering baterai dan untuk menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh
pengotor besi. Mangan sendiri memberi warna lembayung pada kaca. Dioksidanya berguna
untuk pembuatan oksigen dan klorin, dan dalam pengeringan cat hitam. Senyawa
permanganat adalah oksidator yang kuat dan digunakan dalam analisis kuantitatif dan dalam
pengobatan. Mangan juga banyak tersebar dalam tubuh. Mangan merupakan unsur yang
penting untuk penggunaan vitamin B1.

1. Baja
Mangan diperlukan untuk produksi besi dan baja dari kebaikan pembetulan
belerangnya (sulfur-fixing), proses penghilangan oksigennya (deoxidizing) dan campuran
properti-propertinya. Pembuatan baja, termasuk komponen pembuatan besinya, terhitung
sebagai permintaan terbesar, yang sekarang ada dalam jarak 85% s/d 90% dari total
permintaan. Dari beragam-ragam penggunaannya, mangan adalah kunci komponen dari
perumusan anggaran rendah baja tahan karat.
Kwantitas kecil dari mangan memajukan kemungkinan baja untuk bekerja pada
suhu tinggi, karena membentuk pelelehan sulfida yang tinggi dan kemudian mencegah
pembentukan sulfida besi yang cair pada batas uratnya. Jika kadar mangan mencapai 4%,
proses perapuhan bajanya menjadi fitur yang menonjol. Proses perapuhan berkurang pada
konsentrasi mangan lebih tinggi dan mecapai tingkat yang dapat diterima pada 8%.
Kenyataan bahwa baja mengandung 8% - 15% mangan adalah dingin mengeraskan, bisa
memiliki kekuatan tinggi yg dapat diregangkan dari / sampai dengan 863 MPa, baja
dengan 12% mangan dahulu kala digunakan untuk helem-helem baja di Inggris.
Komposisi baja ini pertama kali ditemukan pada tahun 1882 oleh Robert Hadfield, yang
sekarang masih diketahui sebagai baja Hadfield.

2. Campuran Alumunium
Pemakaian terbesar ke dua untuk mangan adalah sebagai agen untuk aluminium.
Aluminium dengan kadar mangan sekitar 1.5% mempunyai tingkat perlawanan yang
lebih tinggi melawan karatan dan kerusakan disebabkan oleh pembentukan urat yang
menyerap kotoran yang dapat mengakibatkan karatan galvanis. Perlawanan anti-karat
campuran aluminium 3004 dan 3104 dengan kadar mangan dari 0.8% -1.5% adalah
campuran yang digunakan untuk sebagian besar sebagai kaleng-kaleng minuman. Untuk
tahun-tahun s/d 2000, lebih dari 1,6 juta metrik ton telah digunakan untuk campuran-
campuran tersebut, dengan 1% kadar mangan, kwantitas ini memerlukan 16,000 metrik
mangan ton.
3. Kwantitas besar dari dioksida mangan diproduksikan sebagai depolarisasi di baterai-
baterai zat besi karbon, dan dalam baterai bersifat alkali. Pada tahun 2002, lebih dari
230,000 mangan dioksida ton digunakan untuk maksud ini. Mangan dioksida tersebut
dikurangi sampai ke oksid-hidroxida mangan MnO(OH) selama decharging, untuk
mencegah pembentukan hidrogen pada elektron positif di baterai.
4. Logam ini jarang digunakan sebagai koin, tetapi negara seperti Amerika Serikat pernah
menggunakan logam mangan sebagai nekel selama masa perang pada tahun 1942-1945.
Tetapi akibat dari kekurangan bahan mentah selama perang, nekel campuran tersebut
(75% tembaga dan 25% nekel) yang digunakan untuk membuat nekel sebelumnya
digantikan dengan logam perak yang tidak segenting, dan mangan (56% tembaga, 35%
perak dan 9% mangan). Sejak tahun 2000 koin-koin dolar, contohnya Sacagawea dolar
dan koin Presidential $1, dibuat dari kuningan yang terdiri dari 7% mangan dengan inti
tembaga murni.
5. Gabungan mangan telah digunakan sebagai pigmen dan zat warna keramik-keramik dan
gelas untuk waktu yang lama, dan warna coklat dari keramik kadang-kadang masih
didasarkan dari gabungan-gabungan mangan. Dalam industri gelas, dua pengaruh dari
gabungan-gabungan mangan masih digunakan. Mangan bereaksi dengan besi. Reaksi ini
menimbulkan warna hijau terang dalam gelas dengan membentuk besi dengan sedikit
warna dan sedikit magan berwarna dadu, mengganti peninggalan warna besi tersebut.
Kwantitas lebih besar dari mangan dipergunakan untuk menghasilkan gelas berwarna
dadu.
6. Pemanfaatan dalam tubuh manusia
Logam Mn merupakan logam penting dalam sistem biologi makhluk hidup.
Mangan, kalsium, dan fosfor bersama-sama membentuk sistem tulang dan gigi. Mangan
bermanfaat dalam pembentukan hemosianin dalam sistem darah dan enzimatik pada
hewan air. Mn tidak bersifat racun dan merupakan logam essensial, diserap oleh tubuh
hewan air dalam bentuk ion, pada tubuh hewan, logam tersebut berikatan protein dan
akan dikeluarkan jika kadarnya di dalam tubuh terlalu banyak. Jumlah Mn dalam tubuh
hewan sangat kecil, konsentrasi paligh tinggi ditemukan pada tulang,hati,
ginjal,pankreas.
Sebagian besar mangan terdapat di dalam mitokondria. Mangan mengaktifkan
banyak enzim, misalnya hidrolase, transferase, kinase, dan dekarboksilase. Mangan
merupakan konstituen beberapa enzim. Salah satu metaloenzim mangan yang paling
dikenal adalah piruvat karboksilase, yaitu enzim yang mengubah piruvat menjadi
oksaloasetat. Beberapa enzim lainnya termasuk arginase, yang terlibat di dalam
perubahan asam amino arginin menjadi urea, dan superoksida dismutase (SOD)
mitokondria. Sebagian besar struktur dan fungsi mitokondria dipengaruhi oleh keadaan
mangan. Mangan mengaktifkan enzim-enzim yang terkait dengan metabolisme asam
lemak dan sintesis protein serta terlibat dalam fungsi neurologis.
Mangan juga berfungsi mengatur sistem enzim dalam metabolisme karbohidrat dan
nitrogen. Mangan memiliki peran yang sangat penting untuk pembentukan klorofil.
Tanpa mangan, tanaman tidak dapat melakukan fungsi selnya (Anonim, 2004a). Mangan
digunakan tanaman dalam bentuk kationnya. Ini merupakan aktivator untuk beberapa
macam enzim di dalam proses pertumbuhan tanaman dan membantu besi di dalam
pembentukan klorofil selama fotosintesis.Konsentrasi mangan yang tinggi barangkali
dapat menahan penyerapan besi pada tanaman. Mangan biasanya digunakan bersama-
sama seng dalam larutan encer. Jeruk dan tanaman buah-buahan yang lain sering diberi
perlakuan dengan suplemen mangan dalam bentuk mangan sulfat. Penambahan
suplemen mangan diperlukan jika tanaman mengalami kekurangan unsur ini (Trotter
2001).
BAB III
PENUTUP

Berdasarkan penjelasan mengenai unsur mangan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
yaitu :
1. Mangan merupakan salah satu unsur yang paling banyak terdapat di dalam kerak bumi.
2. Untuk memperoleh logam mangam murni, pirolusit diolah menurut proses termit.
Persamaan reaksi utama yang terjadi dalam proses ini yaitu :
2 MnO2 (s) Δ Mn3O4 (s) + O2 (g)
3 Mn3O4 (s) + 8 Al (s) Δ 4 Al2O3 (s) + 9 Mn (l)
Logam Mn dengan kemurnian tinggi (~ 99,9 %)
3. Mangan mampu membentuk senyawa mulai dengan tigkat oksidasi terendah +2 hingga
tertinggi +7
4. Mangan murni yang digunakan untuk produksi campuran yang bukan besi dihasilkan
dengan melumerkan lapisan bijih mangan dengan asam asam-belerang (sulfuric acid)
yang dilanjutkan dengan proses electrowinning
5. Pemanfaatan mangan di dunia sebagian besar digunakan untuk tujuan metalurgi, yaitu
untuk proses produksi besi-baja, sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non-
metalurgi antara lain produksi baterai kering, keramik dan gelas, dan kimia.
Daftar Pustaka

[1] Svere,E, Olsen, Tangstad M. 2007. ,,Production of Manganese Ferro Alloys, Tapir
Academic Press

[2] Http://www.mangananese.org/produ ction/php

[3] Habasi, fathi, 1997, Handbook Of Extractive Metallurgy, Volume IV, Wiley-VCH,
Canada.

[4] Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 07
tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui kegiatan Pengolahan Dan
Pemurnian Mineral.

[5] Yucel Onauraip and Emir Ari M, 2001, Carbothermic Smelting of Tavas Manganese
Ore Turkey, Vol.20, No 5-6

[6] Zhang W, Cheng,C,Y. 2007. Manganese metallurgy review. Part I: ,,Leaching of


Ores/Secondary materials and recovery of electrolytic/Chemical Dioxide”.
Hydrometallurgy. : 89, pp 137-159.

[7] Das,S,C., Sahoo P,K. 1982. ,,Extraction of Manganese from Low Grade Ores by
Ferrous Sulfat Leaching”. Hydrometallurgy. : 8(I), pp. 35-47.

[8] Petric, L.M. 1995. ,,Molecular Interpretation for SO2 Dissolution Kinetics of
Pyrolusite, Manganit and Hematite”. Applied geochemistry.:10(3), pp 253-267.

[9] Pagnanelli, F, Furlani, G, valentini, P, Veglio F, Toro,L. 2004. ,,Leaching of Low


Grade Manganese Ores Using Nitric Acid and Glucose: Optimization of the Opretaing
Conditions”. Hydrometallurgy. :75, pp 157-167

http://ananhevis.blogspot.com/2017/11/mengenal-mineral-mangan-mn-sumbawa.html

file:///C:/Users/User/Downloads/239-875-1-SM.pdf

http://blogforscience2.blogspot.com/2014/10/kelompok-4-manganbesi-dan-timah.html

file:///C:/Users/User/Downloads/mangan.pdf

http://organiksmakma3b30.blogspot.com/2013/04/mangan.html

https://www.academia.edu/8889853/mangan

http://edrian-edwin.blogspot.com/2013/02/karakteristik-ekstraksi-dan-aplikasi_27.html

Anda mungkin juga menyukai