Anda di halaman 1dari 6

RESUME JURNAL

TINJAUAN ASPEK KLIMATOLOGI (ENSO DAN IOD)


TERHADAP PRODUKSI GARAM INDONESIA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Variabilitas dan
Perubahan Iklim

Disusun Oleh :

1. Dendi Rona Purnama (11.17.0047)


2. I Nyoman Agus Astina Putra (11.17.0051)
3. Kiki Oktriswandi Manurung (11.17.0053)
4. M. Caesar Agni Pratama (11.17.0054)
5. Nadya Safira (11.17.0058)

Kelompok 1
Meteorologi 5B

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

JAKARTA
2019/2020
TUGAS MERESUME JURNAL
JUDUL TINJAUAN ASPEK KLIMATOLOGI (ENSO DAN
IOD) TERHADAP PRODUKSI GARAM INDONESIA
JURNAL JURNAL KELAUTAN NASIONAL
VOLUME & Volume 12 No. 2 & Halaman 93-101
HALAMAN
TAHUN 2017
NAMA Rikha Bramawanto dan Rizal Fadlan Abida
PENULIS
JUMLAH 9 halaman
HALAMAN
REVIEWER Kelompok 1 :
 Dendi Rona Purnama (11.17.0047)
 I Nyoman Agus Astina Putra (11.17.0051)
 Kiki Oktriswandi Manurung (11.17.0053)
 M. Caesar Agni Pratama (11.17.0054)
 Nadya Safira (11.17.0058)
TANGGAL 10 Oktober 2019
REVIEW

1. Abstrak
Indonesia yang berada pada wilayah pertemuan Samudera Pasifik dan Samudera
Hindia sangat terpengaruh oleh dinamika iklim dan cuaca yang disebabkan oleh
adanya ENSO dan IOD. Pengaruh ENSO dan IOD terhadap produksi garam di
Indonesia masih belum banyak dikaji. Tulisan ini merupakan kajian literatur yang
menyandingkan data ENSO dan IOD dengan curah hujan dan produksi garam.
Kejadian El Nino kuat bersamaan dengan IOD positif mengakibatkan musim kemarau
panjang sehingga panen garam berlangsung lebih lama dan meningkat kuantitasnya,
seperti yang terjadi pada tahun 1972, 1982, 1997, 2006, dan 2015. Sebaliknya kejadian
La Nina bersamaan dengan IOD negatif mengakibatkan musim kemarau basah
sehingga terjadi gagal panen garam, sebagaimana yang terjadi pada 1998, 2010 dan
2016. Jika terjadi El Nino sangat kuat bersamaan dengan IOD positif, maka perlu
diwaspadai ketika terjadi kecenderungan berubah menjadi La Nina secara drastis
apalagi bersamaan dengan fase IOD negatif di tahun berikutnya. Pemahaman terhadap
pola siklus ENSO dan IOD dapat menjadi upaya mitigasi dari risiko gagal panen
garam serta menjadi dasar bagi pengambil kebijakan untuk menjaga ketersediaan stok
garam dalam periode tertentu.
Kata kunci: ENSO, IOD, produksi garam, curah hujan, gagal panen

2. Pendahuluan
ENSO (El Niño-Southern Oscillation) merupakan fenomena alam yang melibatkan
fluktuasi suhu permukaan laut di wilayah ekuator Samudera Pasifik, yang dikuti dengan
perubahan keadaan di atmosfer (Nur’utami & Hidayat, 2016). Di beberapa wilayah di
Indonesia, El Nino menyebabkan penurunan curah hujan dari normalnya, sedangkan La
Nina menyebabkan peningkatan curah hujan. El Nino dan La Nina adalah peristiwa
alam yang terjadi secara berturut-turut.
Di sisi lain, IOD (Indian Ocean Dipole) adalah fenomena lautan atmosfer di daerah
ekuator Samudera Hindia yang mempengaruhi iklim di Indonesia dan negara-negara
lain yang berada di sekitar cekungan (basin) Samudera Hindia (Saji et al., 1999). IOD
(+) ditandai dengan menghangatnya perairan di Samudera Hindia bagian Barat (Benua
Afrika) lebih hangat dibandingkan dengan Samudera Hindia bagian Timur (Indonesia),
sedangkan IOD (-) sebaliknya.
ENSO mengakibatkan terjadinya perubahan pola iklim tahunan seperti terlambatnya
awal musim hujan maupun musim kemarau. IOD turut mengambil peran penting pula
dalam keadaan musim di Indonesia jika dibarengi dengan fenomena ENSO. Mulyana
(2000) menemukan korelasi yang tinggi antara curah hujan di Jawa dengan anomali
suhu permukaan laut di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia yang lebih dipengaruhi
oleh ENSO dan IOD.
Anomali kondisi iklim sangat mempengaruhi produksi komoditas pangan (Apriyana
& Kailaku, 2015;Ruminta, 2009). Dalam kondisi yang sangat ekstrim, El Nino maupun
La Nina berpotensi menyebabkan gagal panen (Utami et al.,2011). IOD juga
mempengaruhi perubahan pola distribusi, intensitas dan periode musim hujan (Lan,
2012).
Kejadian El Nino - La Nina, dan kombinasinya dengan fase IOD mempengaruhi
produksi garam di Indonesia masih sulit ditemukan. Kalaupun ada, sifat kajiannya hanya
menggambarkan dampak dari adanya fenomena anomali iklim terhadap produksi garam
di beberapa wilayah Indonesia (Kurniawan, T. & Azizi, 2012; Wahyono et al., 2012).
Tulisan ini merupakan kajian literatur yang menyandingkan data ENSO dan IOD
dengan curah hujan dan produksi garam. Informasi ini dapat digunakan oleh petambak
untuk mengurangi dampak kerugian akibat pengeluaran biaya produksi yang tidak
tertutupi oleh hasil panen yang disebabkan oleh terjadinya “gagal panen” garam.

3. Metode Penelitian
Data :
 Data SOI tahun 1981 – 2016 dari Biro Meteorologi Australia
 Data DMI tahun 1981 - 2017 dari Badan Meteorologi Jepang
 Data statistik hasil produksi garam dari Kementerian Perindustian dan
Kementian Kelautan dan Perikanan
 Log book petambak garam, Moch. Karlan di Kaliori Rembang (1972-2016).
 Data curah hujan bulanan tahun 1981 - 2017 yang diambil dari Stasiun
Meteorologi Ahmad Yani Semarang, sebagai representasi dari kondisi curah
hujan di Kabupaten Rembang.
Metode :
 Studi literatur yang bersifat kualitatif : mengkomparasikan antara kejadian ENSO
dan IOD dengan data curah hujan, serta hasil produksi garam tahunan.
4. Hasil dan Pembahasan
Sektor yang paling rentan terhadap cuaca ekstrim adalah pertanian (Ruminta, 2016).
Seperti yang terjadi pada akhir tahun 1997 Indonesia mengalami El Nino dan juga IOD
(+) yang menyebabkan rendahya curah hujan dan terjadinya musim kemarau
panjang/kekeringan, sedangkan pada akhir tahun 2010 Indonesia mengalami La Nina
dan juga IOD (-) yang menyebabkan terjadi peningkatan curah hujan yang membuat
kemarau lebih ”basah” dari normalnya.

Kondisi berbeda terjadi pada produksi garam, yaitu pada tahun 1997 terjadi panen
besar-besaran. Namun sebaliknya pada tahun 2010, produksi garam dapat dikatakan
gagal panen. Terlihat bahwa data lamanya musim garam yang dicatat dalam log book
Moch. Karlan di Kaliori Rembang relevan dengan data curah hujan tahunan dari Stasiun
Meteorologi Ahmad Yani Semarang. Pada saat musim garam berlangsung lama maka
curah hujan tahunan cenderung rendah seperti yang terjadi pada tahun 1997, 2012 dan
2015. Sebaliknya pada saat musim garam berlangsung pendek curah hujan tahunan
cenderung tinggi, seperti yang terjadi pada tahun 1998, 2010 dan 2016.

Berdasarkan informasi dari pembuat log book, semakin lama musim garam semakin
banyak pula kuantitas produksi garam dan sebaliknya, Meskipun data dalam log book
tersebut tidak secara eksplisit menampilkan data kuantitas produksi.
 Pada keadaan gagal panen, saat IOD (-) bersamaan dengan La Nina lemah, lama
musim garam hanya kurang dari 2,5 bulan, seperti pada tahun 1998, 2010 dan 2016.
 Pada keadaan panen garam berlimpah, saat IOD (+) bersamaan dengan El Nino
lemah hingga kuat, umumnya lama musim garam berlangsung lebih dari 5,5 bulan,
seperti pada tahun 1972, 1982, 1997, 2006 dan 2015.
 Hanya ada satu kejadian pada tahun 2009 musim garam berlangsung lama pada
kondisi fase IOD netral yang bersamaan dengan El Nino sedang.
 Pada fase IOD netral bersamaan dengan ENSO normal dan El Nino sedang, musim
garam berdurasi 4 - 5,5 bulan (normal) sering terjadi dan yang berdurasi 2,5 - 4
bulan pun cukup sering terjadi.
Hampir semua kejadian gagal panen garam seperti yang terjadi pada tahun 1998,
2010 dan 2016 selalu didahului dengan panen besar-besaran (musim garam > 5,5 bulan)
di tahun sebelumnya yaitu 1997, 2009 dan 2015 . 2016. Sehingga di masa mendatang
jika terjadi El Nino sangat kuat yang bersamaan dengan IOD positif (musim garam >
5,5 bulan), maka pada tahun berikutnya perlu diwaspadai adanya potensi gagal panen
garam yang disebabkan oleh perubahan ekstrim menjadi La Nina bersamaan dengan
IOD negatif yang membuat kondisi musim kemarau cenderung ”basah”.

Jika data curah hujan dibuat dalam periode bulanan maka terlihat pola curah hujan
spesifik pada tahun-tahun tersebut. Curah hujan dengan pola terputus pada masa
menjelang akhir tahun seperti yang terjadi pada tahun 2012 dan 2015, menunjukkan
peningkatan produksi garam. Sedangkan yang polanya menyambung pada menjelang
akhir tahun seperti yang terjadi pada tahun 2010 dan 2016, produksinya mengalami
penurunan drastis.

5. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan :
 Tidak selamanya kejadian La Nina diikuti dengan penurunan jumlah produksi
garam.
 Kondisi kritis dapat menghambat produksi secara signifikan hanya terjadi
ketika perubahan secara drastis dari El Nino sangat kuat di tahun sebelumnya
menjadi La Nina, serta bersamaan dengan kejadian IOD fase negatif, seperti
yang terjadi pada tahun 1998, 2010 dan 2016.
 kejadian El Nino kuat hingga sangat kuat yang bersamaan dengan IOD fase
positif memperpanjang masa produksi dan meningkatkan kuantitas panen
garam seperti pada tahun 1972, 1982, 1997, 2006, dan 2015.
Saran :
Pemahaman terhadap pola siklus ENSO dan IOD dapat menjadi upaya mitigasi
dari risiko gagal panen garam serta menjadi dasar bagi pengambil kebijakan
untuk menjaga ketersediaan stok garam dalam periode tertentu.
6. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
Kelebihan :
 Informasi yang dihasilkan dari jurnal ini sangat bermanfaat terutama bagi
petambak garam
 Pada skala yang lebih luas, informasi ini juga dapat dijadikan dasar bagi
pengambil kebijakan untuk menjaga sufficiency stok garam dalam periode
tertentu. Sehingga dapat diputuskan dengan cermat dan tepat seberapa besar
kebutuhan garam nasional dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri dan impor
Kekurangan :
 Informasi mengenai data curah hujan tidak dituliskan di bagian bahan dan
metode, baru disampaikan di bagian selanjutnya.
 Tidak dicantumkan data dan metode dalam abstrak
 Tidak dicantumkan lokasi spesifik di bagian data dan metode
 Ada kata yang tidak baku, misalnya kata samudera yang seharusnya samudra
 Data produksi garam berasal dari sumber yang berbeda-beda, sehingga
kemungkinan dapat menimbulkan kerancuan
 Hasil penelitian tidak dapat diterapkan untuk seluruh wilayah Indonesia, karena
penelitian ini hanya mengambil data dari satu tempat dan setiap wilayah
Indonesia memiliki karakteristik cuaca yang berbeda. Sehingga dalam penulisan
judul seharusnya mengenai studi kasus di wilayah penelitian bukan di seluruh
wilayah Indonesia

Anda mungkin juga menyukai