Anda di halaman 1dari 49

Climate Change Issues and

Challenges on Food Security and


Water Security
Dr. DODO GUNAWAN
Head of Climate Change Information Center

Webinar Internasional MHI


“Innovations in Hydrological Information to Support Water and Food Security due
to Impact of the Climate Change”
Jakarta, 25 Maret 2021
TATA SAJI

 LATAR BELAKANG
 TANDA PERUBAHAN IKLIM
 PROYEKSI PERUBAHAN IKLIM INDONESIA
 PROYEKSI PRODUKSI PADI (FOOD SECURITY)
 PROYEKSI KETAHANAN AIR
LATAR BELAKANG
 Iklim mempengaruhi semua aspek kehidupan, dalam
berbagai sektor, sehingga sangatlah perlu kita
memahami keragaman iklim saat ini dan di masa
depan serta dampaknya pada berbagai aspek .
 Bukti ilmiah yang kuat yang menunjukkan adanya
pemanasan global beserta potensi perubahan sistem
iklim di berbagai wilayah saat ini dan di masa depan.
Perubahan Iklim sudah nyata terjadi.
LATAR BELAKANG

 PI Lebih banyak disebabkan oleh aktivitas nanusia


(antropogenic), bahan bakar fosil
 Menjadi kewajiban bersama menangani Perubahan
Iklim,melalui mitigasi dan adaptasi
 Konvensi Keranga Kerja Perubahan Iklim PBB (UNFCCC),
 Upaya seluruh negara mencegah kenaikan suhu bumi
(Kesepakatan Paris)
 Bagaimana menghadapi tantangan penyediaaan pangan
(ketahanan pangan) dan ketersediaan air di masa
mendatang pada kondisi iklim yang sudah berubah.
TANDA-TANDA PERUBAHAN IKLIM
Indikator Perubahan Iklim
Peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca: BMKG mengukur empat
unsur dari enam unsur GRK

Stasiun
GAW
Kototabang
Jumlah Jumlah hari
hujan hujan

Intensitas
Jumlah
Jumlah hujan hujan
Bulan Juni-Juli-Agustus di masa
yang akan datang jumlah hari
kering berturut-turut meningkat
Bulan Desember-Januari-Februari di
masa depan kejadian hujan ekstrim
(>50mm) meningkat
Di Masa Depan
Banjir di musim hujan
dan kekeringan di
musim kemarau akan
semakin sering terjadi
PROYEKSI SUHU
Hampir seluruh daerah di Pulau Jawa mengalami
peningkatan suhu baik minimum maupun
maksimum di masa yang akan datang
ANOMALI SUHU 2011-2014
ANOMALI SUHU 2015-2018
Kerangka Kerja Kerentanan Perubahan Iklim
dan Penilaian Risiko
Dampak perubahan iklim terhadap
produksi padi (Food Security)
Dampak kenaikan suhu terhadap pertanian
Simulasi Produksi Padi Skenario RCP 4.5

Produksi simulasi musim tanam I dan II


Periode
Dekat = 2016-2035
Pertengahan = 2046-2065
Akhir = 2081-2099
Contoh lokasi lain simulasi produksi padi

7000

Station: Mataram
Crop: PaddyRice
6000
Soil: Sandyloam
Scenario: BaU
5000
Yield (kg/ha)

4000

3000

2000

1000

0
01-Jan 01-Feb 01-Mar 01-Apr 01-May 01-Jun 01-Jul 01-Aug 01-Sep 01-Oct 01-Nov 01-Dec
Planting Date

Produktivitas padi di wilayah Mataram dimasa mendatang (garis merah) lebih tinggi
dibanding saat ini (garis biru). Musim tanam terbaik Nov dan Januari untuk periode
saat ini, dan Januari/Okt untuk periode mendatang.
Dampak thd food security

 Pada scenario RCP 4.5 produksi padi masih


dapat meningkat dimasa depan, diharapkan
masih dapat menjamin ketahanan pangan.
 Skenario RCP 4.5, adalah skenario ideal
(mitigasi ambisius) menurunkan emisi untuk
menjaga kenaikan suhu tidak lebih dari 2.0C
sesuai Kesepakatan Paris.
Strategi adaptasi dapat meliputi:
 Meningkatkan efisiensi air/meningkatkan kegunaan
sumberdaya air yang ada saat ini untuk keperluan
pertanian
 Penggunaan sumberdaya lahan yang ada dengan cara
praktek2 budidaya yang lebih baik dan
pendayagunaan semua saprotan yang ada
(intensifikasi)
 Memanfaatkan sumberdaya lahan alternatif untuk
membangun pusat-pusat produksi komoditas
pertanian (Food Estate)
 Mendidik masyarakat dan mengikutkan mereka dalam
program adaptasi sektor pertanian (Sekolah Lapang
Iklim)
Dampak Perubahan Iklim dan
Pembangunan Perkotaan pada Ketahanan
Air Masa Depan dan Pilihan Adaptasi
(Kajian Khusus Kota Makassar, Indonesia)
Latar belakang
Proyek Adaptasi Iklim melalui Pembangunan Kota yang
Berkelanjutan (SUD) memfasilitasi pengembangan
pengetahuan tentang;
i. Skenario pelayanan air masa depan di Makassar dan
ii. Pilihan adaptasi yang akan bermanfaat dalam
menghadapi skenario tersebut.
Tujuan

Menyediakan
informasi bagi
pengambilan
kebijakan dalam
meningkatkan akses
air bersih dan dalam
mengelola dampak
pembangunan dan
perubahan iklim di
Kota Makassar,
Indonesia.
Sasaran
1. Mengkaji perubahan iklim dan dampaknya pada
keberlanjutan penyediaan air bersih di Makassar
2. Mengidentifikasi alternatif-alternatif untuk
menunjang pelayanan air perkotaan yang
teradaptasi terhadap perubahan iklim dan
perubahan penduduk
3. Membangun kapasitas mitra organisasi dalam
mengkaji perubahan iklim dan adaptasi.
Pemahaman Konteks Penyediaan
Pelayanan Air

Pelayanan Saat ini


 Air pipa dari PDAM merupakan sumber utama dari
kebanyakan pengguna, khususnya untuk minum dan
memasak
 Jaringan pipa air mencakup 72 persen dari luas kota
dan 62 persen jumlah penduduk (Barkey dkk. 2012),
 Konsumsi air bersih rata-rata per orang adalah
117L/hari (angka konsumsi air nasional rata-rata per
orang di dalam perencanaan adalah 190L /hari).
Sumber air yang digunakan pada rumah tangga di Mamajang, Tallo, Ujung
Tanah and Makassar (Sumber: Selintung dkk. tanpa tanggal).
Pelayanan di Masa Depan
 Masterplan Kota Makassar dan metropolitan
MAMMINASATA merekomendasikan
pembangunan dam dan penyimpanan air
baru, serta meningkatkan kapasitas produksi
IPA dan cakupan jaringan distribusi dalam 30
tahun ke depan. Rencana ini mengasumsi,
seiring kenaikan urbanisasi pada 2030,
konsumsi air bersih per orang akan
meningkat dari 120 L/hari menjadi 190
L/hari.
Polusi dan sampah padat di saluran- saluran utama di Kota Makassar
(diadaptasi dari Barkey dkk. 2012 dalam Tjandraatmadja dkk. 2012a).
Tantangan ketahanan air dan lingkungan di Kota Makassar tahun 2011 sesuai
pendapat pemangku kepentingan (Tjandraatmadja dkk. 2012a).
Pemahaman tentang Perubahan Iklim dan Potensi Dampaknya
thd Keberlangsungan Penyediaan Air Bersih

Curah hujan musim hujan dan kemarau di stasiun pengamatan Hasanuddin,


Makassar. Warna biru muda menunjukkan tahun-tahun El Niño, warna biru
gelap menunjukkan tahun-tahun La Niña, warna abu-abu adalah tahun-tahun
netral. Garis hitam merepresentasikan kecenderungan linear.
Iklim Saat ini dan di Masa Depan di Sulawesi Selatan

Kemara
Tahunan Penghujan
u
Curah Hujan

Proyeksi perubahan hujan dan


Evapotranspiras

evaporasi potensial di wilayah


Sulawesi Selatan tahun 2030an
relatif dibandingkan tahun 1990an
i

(ditunjukkan sebagai nilai tengah


dari lima simulasi iklim).

%
Proyeksi Aliran Sungai

Proyeksi perubahan karakter debit aliran sungai di Stasiun Puca periode 2020-2040
dibandingkan periode 1980-1999. Simbol kotak menunjukkan estimasi terbaik (nilai
tengah dari lima skenario iklim), sedangkan garis menunjukkan kisaran estimasi (nilai
percentil ke 10 dan 90 dari lima skenario iklim). Simbol merah dan biru masing-masing
merepresentasikan hasil dari model hidrologi SIMHYD dan Sacramento.
Estimasi debit rata-rata harian yang masuk ke Dam Bili-Bili periode 2020-2040 dan periode
1980-1999, berdasarkan model hidrology SIMHYD. Garis hitam menunjukkan estimasi
berdasarkan data 1980-1999. Garis biru merepresentasikan estimasi terbaik (nilai tengah dari
lima skenario iklim), sedangkan warna biru bayangan menunjukkan kisaran proyeksi (nilai
percentil ke 10 dan 90 dari lima skenario iklim).
Aspirasi dan prioritas pemangku kepentingan. Perbedaan warna
menunjukkan kelompok tema aspirasi yang berbeda.
Estimasi laju erosi tanah pada tahun 2010 dan 2030an. Estimasi masa
depan berdasarkan lima skenario iklim.
Estimasi erosi tahunan pada tiga DAS, dan
daerah tangkapan dari Bendung Lekopancing dan
Dam Bili-Bili. Nilai estimasi tahun 2030an adalah
median dari lima skenario iklim.
Kajian Ketahanan Air
Masa Depan
Representasi sistem penyediaan air di Makassar dari Sungai Maros dan Jeneberang
tahun 2010 , dan peningkatan infrastruktur yang direncanakan tahun 2020 (warna
abu-abu) (Tjandratmadja dkk. 2012b).
Kerangka kajian untuk menilai ketahanan air Kota Makassar berdasarkan
berbagai skenario (Tjandraatmadja dkk. 2012b).
Rasio antara aliran masuk dan permintaan yang menunjukkan efek sifat musiman
dari sistem penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan air perkotaan dan irigasi,
dari 2020 sesudah infrastruktur yang direncanakan dalam masterplan
diimplementasikan.
Identifikasi pilihan Pembangunan
Air Perkotaan yang adaptif
terhadap Perubahan Iklim
Faktor yang mempengaruhi keberlanjutan cara-cara
adaptasi, sehingga perlu dipertimbangkan saat menentukan
pilihannya (Tjandraatmadja dkk. 2012d).
Strategi adaptasi bisa meliputi:
 Meningkatkan efisiensi air/meningkatkan kegunaan
sumberdaya air yang ada saat ini/mengurangi limbah
 Penggunaan sumberdaya air yang ada dengan cara lebih
baik dan pendayagunaan semua sumberdaya yang ada: air
pipa, air tanah, air hujan, dll
 Mengurangi limbah dan pencemar utuk mempertahankan
sumberdaya air yang ada
 Memanfaatkan sumberdaya air alternatif ketika akses
kepada pusat penyediaan air tidak efektif dari segi biaya
 Mendidik masyarakat dan mengikutkan mereka dalam
program adaptasi
 Investasi jangka panjang: mempertimbangkan biaya dan
kebutuhan pemeliharaaan sepanjang umur
 Harus holistik (dalam hal biaya/kebersihan/kemudahan
dan kualitas hidup/keadilan)
Perspektif Pemangku Kepentingan
 Resapan air tanah melalui Biopori – sebuah teknologi sederhana dan
murah
 “sosialisasi” – pendidikan dan kampanye permasalahan air di antara
pembuat kebijakan, industri, dan masyarakat untuk mengubah pola
pikir dalam waktu jangka panjang
 Peningkatan simpanan IPA dan penggunaan kembali recovery tanks
untuk meningkatkan kapasitas pasokan sebesar 7 persen
 Alternatif sumber air baru, misalnya pengolahan dan penggunaan
kembali greywater, dalam visi jangka panjangnya
Refleksi dan Rekomendasi

1. Melakukan kajian lanjutan mengenai kecocokan dan keberlanjutan


dari pilihan-pilihan yang telah teridentifikasi (termasuk yang sudah
diimplementasikan)
2. Memperluas kajian ketahanan air masa depan ke seluruh wilayah
MAMMINASATA
3. Melakukan kajian dampak perubahan iklim pada sektor lain
4. Mengumpulkan, menyimpan dan membagi data secara strategis
5. Analisa dampak pada air limbah dan air limpasan
6. Melakukan sosialisasi mengenai keberlanjutan air dan adaptasi iklim
kepada masyarakat luas
7. Menyebarkan hasil penelitian proyek ini lebih luas lagi termasuk ke
industri, kelompok lingkungan, pembangkit energi, pengembang, dll.
8. Memastikan bahwa hasil proyek penelitian ini dipertimbangkan dalam
upaya perencanaan di masa depan.
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika - BMKG


Jl. Angkasa I No.2, Kemayoran – Jakarta Pusat
www.bmkg.go.id
Info Iklim : 021 4246321 ext. 1707
Info Cuaca : 021 6546315/18
Info Gempabumi : 021 6546316

www.bmkg.go.id, dodo.gunawan@bmkg.go.id

49

Anda mungkin juga menyukai