Anda di halaman 1dari 12

SEBERAPA CEPAT LAHAN PADI SAWAH BERTAHAN DARI

KEKERINGAN PADA DI MUSIM KEMARAU?

Diah Andreani1, Mochamad Firman Ghazali2*, Aqilla Fitdhea Anest3, Mamad Sugandi4
1234
Teknik Geodesi dan Geomatika, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, Bandar Lampung,
Lampung, 35141 - Indonesia
*Email: firman.ghazali@eng.unila.ac.id

ABSTRAK

Kekeringan dalam aktifitas pertanian merupakan faktor utama yang mampu menghambat produksi bahan
pangan terganggu. Terutama pada budidaya tanaman musiman seperti padi, faktor cuaca berupa curah
hujan, tingginya radiasi matahari dan laju evapotranspirasi dipercaya dapat memberikan kontribusi pada
berubahnya kelembaban tanah dan juga kemampuan tumbuhan menyerap air. Observasi yang dilakukan di
dua lokasi dan luas lahan yang berbeda menggunakan data satelit Landsat 8 selama musim kemarau di
tahun 2019. Dua indeks vegetasi, yakni normalized difference vegetation index (NDVI), dan normalized
difference water index (NDWI) digunakan untuk menjelaskan kondisi tersebut. Selain dari pada estimasi
suhu permukaan dengan land surface temperature (LST) diharapkan mampu memberikan penjelasan
terhadap adanya kontrol kondisi cuaca. Sehingga, mampu untuk menunjukkan karakteristik temporal daya
tahan padi terhadap musim kemarau.Hasil yang diperoleh dari kajian yang dilakukan, dihasilkan adanya
relasi tidak linear dari faktor tanaman padi (NDVI), kandungan air (NDWI) dan suhu permukaan (LST). Hal
ini menyebabkan adanya perbedaan daya tahan padi yang tumbuh terhadap musim kemarau. Di sebagian
tempat, lahan sawah sudah mengalami kekeringan pada awal musim kemarau yaitu bulan April. Sementara
sebagian lainnya dapat bertahan sampai bulan Juni dan tanaman padi bisa dipanen dengan baik.

Kata kunci: Padi, musim kemarau, variasi temporal, kekeringan, Landsat 8.

ABSTRACT

Abstract should be written in englishDrought in agricultural activities is a significant factor that can hinder
food production from being disrupted. Especially in the cultivation of seasonal crops such as rice, weather
factors such as rainfall, high solar radiation, and evapotranspiration rate are believed to contribute to
changes in soil moisture and plants' ability to absorb water. Observations made at two different locations
and land areas using Landsat 8 satellite data during the dry season in 2019. Two vegetation indices, namely
the normalized difference vegetation index (NDVI) and the normalized difference water index (NDWI),
explain this condition. Apart from estimating the surface temperature with land surface temperature (LST), it
has expected to explain the control of weather conditions. Thus, being able to show the temporal
characteristics of rice resistance to the dry season. The results obtained from the study conducted resulted in
a non-linear relationship of rice plant factor (NDVI), water content (NDWI), and surface temperature (LST).
Besides that, it explained differences results in the resistance of rice-growing to the dry season. In some
places, rice fields are already experiencing dryness at the start of the dry season in April. Meanwhile, some
can survive until June and rice crops harvested well.

Keywords: Rice, dry season, temporal variation, drought, Landsat 8.

1. PENDAHULUAN kesehatan, pertanian, ekonomi, energi dan


Kekeringan dapat diartikan sebagai lingkungan hidup. Dimana, terdapat 55 juta
kurangnya kebutuhan air bagi kehidupan orang di seluruh dunia terkena dampak
makhluk hidup pada suatu wilayah (Soenarto kekeringan setiap tahun (World Health
dkk 2003). Terdapat beragam jenis Organization, 2020).
kekeringan, seperti kekeringan hidrologis, Terkait dengan kegiatan pertanian,
kekeringan meteorologis, kekeringan kekeringan terjadi karena berkurangnya
pertanian dan kekeringan sosial ekonomi kandungan air dalam lengas tanah sehingga
(Zahra et al., 2020). Namun, World Health tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan air
Organization (WHO) menjelaskan bahwa, bagi tanaman pada suatu periode tertentu.
kekeringan dapat berdampak serius pada
Proses ini terjadi setelah kekeringan Beberapa studi terdahulu
meteorologis (Dewasa et al., 2015). menjelaskan ragam potensi yang digunakan
Faktor-faktor alamiah seperti curah untuk melihat kekeringan. Termasuk dari sisi
hujan, suhu permukaan tanah, tekstur tanah, klimatologis berdasarkan jumlah curah hujan,
irigasi dan penggunaan lahan, dapat kelembaban tanah, jumlah air tanah, dan
menentukan seberapa parahnya tingkat epavotranspirasi (Aghakouchak et al., 2015),
kekeringan yang terjadi (Darojati et al., dan berdasarkan kondisi ekologis dimana
2015). Dampak yang dapat dirasakan salah manusia dan lingkungannya saling
satunya pada kasus tanaman padi beserta berinteraksi (Felton, 2020). Peran teknologi
kondisi lahan sawahnya. Dalam jangka penginderaan jauh mampu menjadi sarana
pendek, kondisi dari lahan sawah sendiri juga untuk memahami keduanya secara baik.
mempengaruhi jumlah produksi panen padi. Dimana asesmen tingkat kekeringan dapat
Berdasarkan faktor pembatas produksi padi, dilakukan dengan menggunakan standardised
kekeringan mempunyai toleransi sebesar precipitation index (SPI), standardised
85% untuk berkontribusi pada terciptanya precipitation evaporation index (SPEI) dan
kegagalan panen (Ghazali et al., 2019). standardised drought severity index –
Kegagalan panen ditandai dengan kasus evapotranspiration index (SDSI-ETDI), dan
terganggunya pertumbuhan tanaman dan standardised vegetation index (SVCI) serta
membuat tanaman tersebut mati. Hal itu standardised terrestrial water storage index
membuat kerugian besar bagi para petani dan (STWSI) for the terrestrial water (Su et al.,
masyarakat lain yang memanfaatkan hasil 2017).
panen untuk dikonsumsi (Aditya Dhani Pendekatan tersebut dinilai kompleks
Susanto, 2014). dengan kerumitannya. Namun, studi lainnya
Di Indonesia perubahan iklim sangat lebih banyak menggunakan pendekatan
berpengaruh terhadap cuaca sehingga sederhana. Seperti, normalized difference
menyebabkan terjadinya peningkatan suhu vegetation index (NDVI)(Nanzad et al., 2019;
rata-rata. Dilaporkan adanya penurunan Peters et al., 2002; Sruthi & Aslam, 2015).
produksi tanaman padi sebagai dampak Meskipun pada perkembangan-nya sejumlah
perubahan iklim. Hal ini ditandai oleh kombinasi indeks dapat juga digunakan.
bergesernya musim tanam dan waktu panen, Seperti integrsi dua indeks bernama
penurunan luas tanam dan panen, perubahan Normalized Differency Drought Index
produktifitas dan produksi padi di lahan (NDDI) dan Thernal Vegetation Index (TVI)
sawah tadah hujan dan lahan sawah setengah telah berhasil menjelaskan sebaran tingkat
irigasi (Ruminta, 2016). Setiap tahun lahan kekeringan lahan sawah di Kabupaten Bantul
persawahan selalu mendapat ancaman yang (Kurnia et al., 2019). Disamping, Shofiyati
serius dikarenakan musim kemarau yang dkk (SHOFIYATI1 et al., 2002) yang
menyebabkan kekeringan melanda sejumlah menggunakan NDVI untuk menggambarkan
wilayah di Indonesia. areal kekeringan lahan dan tanaman aktual
Dominannya lahan sawah yang secara spasial. Juga temperature vegetation
mengandalkan sumber air dari hujan (tadah dryness indeks (TVDI) dan NDVI, digunakan
hujan), dipercaya sebagai penyebab parahnya untuk tujuan yang sama (Hadi & Keris,
kekeringan yang terjadi (Krisina et al., 2019). 2016). Namun, semua itu hanya menjelaskan
Berdasarkan survey yang dilakukan di kemampuan sebuah algoritma, dan sebaran
Kabupaten Indramayu, kekeringan menjadi kekeringan saja. Oleh karenanya, perlu
penyebab utama gagal panen sebesar dilakukan sebuah kajian untuk menjawab
79,8%(Indramayu et al., 2012). Pada berapa lama lahan padi sawah bertahan dari
akhirnya, kekeringan adalah awal dari ancaman bahaya kekeringan?.
munculnya kerugian bagi para petani. Tujuan dari penulisan ini adalah
Dimana, puso dan gagal panen menjadi untuk mengetahui berapa lama waktu yang
aktualisasi dari fenomena alam tersebut. dibutuhkan untuk lahan padi sawah
Setelahnya, petani juga dapat kehilangan mengalami kekeringan pada satu periode
mata pencaharian sehingga berdampak tanamnya. Pengamatan dilakukan dengan
terjadinya urbanisasi (Senez-Gagnon et al., menggunakan estimasi pola tanam padi di
2014). Jawa Barat dan Lampung berdasarkan data
citra Landsat 8 dari hasil pengamatan multi-
temporal. Data tersebut diolah menggunakan sebagai desa swasembada padi dengan
sejumlah indeks vegetasi seperti NDVI, jumlah produksi pada 2018 mencapai angka
NDWI, dan juga LST. Algoritma NDVI 36.387 (ton)/6.679 ha.
merupakan indeks yang menggambarkan Areal lahan persawahan ini berada
kehijauan suatu tanaman. Dimana indeks pada ketinggian 77-81 meter diatas
vegetasi merupakan kombinasi matematis permukaan laut (mdpl), yang berupa dataran
antara band merah dan band NIR (Near- tanah dengan tanah berjenis alluvial dan
Infraread Radiation) yang telah lama merupakan sawah irigasi teknis yang
digunakan sebagai indikator keberadaan dan tergantung pada suplai air dari irigasi selain
kondisi vegetasi (Field, 2018). dari air hujan. Lahan sawah di Kabupaten
Algoritma NDWI merupakan indeks Pringsewu dipengaruhi oleh banyak faktor
untuk mempresentasikan kandungan air seperti suhu, tanah dan irigasi (Ghazali et al.,
dalam daun dan tanah (Ghazali et al., 2019). Hal ini memberikan keuntungan bagi
2019),(Wiweka et al., 2014). Sedangkan ada petani bahwa sawah yang berada pada
algoritma LST, untuk menentukan suhu dataran rendah merupakan sawah kelas I,
permukaan, yang merupakan suhu bagian dengan hasil panen dan periode tanam yang
terluar dari suatu objek, diperoleh dari bagus.
saluran termal citra Landsat 8 (TIRS) yaitu
band 10 (Kurnia et al., 2019). Ketiga indeks 2.2 Data
vegetasi tersebut (NDVI, NDWI dan LST), Data yang digunakan dalam
kemudian direlasikan dengan perubahan penelitian ini adalah citra satelit Landsat 8.
kelembapan tanah yang kemudian divalidasi Pengamatan dilakukan secara multi-temporal
dengan data curah hujan dan kekeringan selama musim kemarau di tahun 2019. Citra
Badan Meteorologi, Klimatologi dan satelit Landsat 8 untuk wilayah Pantura
Geofisika (BMKG). terdiri dari empat path/row, namun yang
dipakai pada studi ini hanya dua, yaitu
2. METODE 121/65 dan 122/64. Dengan total data yang
2.1 Studi Area terkumpul berjumlah 28 buah data. Semua
Terdapat dua lokasi yang digunakan data satelit Landsat 8 ini diperoleh dari
dalam studi ini. Lokasi pertama berada di https://earthexplorer.usgs.gov/. Sementara
kecamatan Gadingrejo, Kabupaten itu, untuk lahan sawah di Kecamatan
Pringsewu-Lampung. Sementara, lokasi Gadingrejo terdapat pada path/row 123/64.
kedua berada di lahan sawah di pantai utara Selain data citra satelit, digunakan juga data
jawa (PANTURA) yang mencakup wilayah vector luas dan distribusi lahan sawah untuk
kabupaten Cirebon, Indramayu, Subang, kedua lokasi yang diambil dari
Karawang dan Bekasi (Gambar 1). Luas total https://tanahair.indonesia.go.id.
lahan sawah padi secara keseluruhan dari 8
Kabupaten di Provinsi Jawa Barat bagian 2.3 Pengolahan Data
utara tahun 2016 sebesar 491.826 ha, dengan 2.3.1 Pra Pengolahan
perincian luas lahan sawah irigasi sebesar Dilakukan proses koreksi radiometrik
424.926 ha dan luas sawah non irigasi pada data citra Landsat 8 menggunakan
mencapai 66.840 ha. koreksi ToA yang meliputi ToA reflektansi
Lahan sawah di Utara Jawa dan koreksi matahari. Koreksi ToA
dipengaruhi oleh banyak faktor dalam reflektansi mengkonversi nilai DN ke nilai
hubungannya dengan kualitas tumbuh, misal reflektan (Akbari et al., 2016), yang
air laut, irigasi dan pengaruh curah hujan. dilanjutkan dengan menghilangkan pengaruh
Ketiga faktor itu diyakini memberikan atmosfer dengan melakukan koreksi
pengaruh yang berlainan terhadap tingkat atmosperik, sehingga diperoleh nilai reflektan
kekeringan (Mamenun & Wati, 2019). Di di bawah atmosfer (Roncat et al., 2017).
wilayah ini, sering terjadi kekeringan di Adapun formula yang dipakai untuk
wilayah utara Jawa Barat (Mamenun & Wati, melakukan koreksi tersebut menggunakan
2019). persamaan (1) dan (2).
Kecamatan Gadingrejo, di Kabupaten
Pringsewu-Lampung saat ini berpredikat
Gambar 1 Studi area lahan sawah di wilayah pantai utara (Pantura) Jawa barat (kanan) dan Kecamatan
Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu (Kiri). Dimana, warna merah dan hijau menunjukkan area lahan sawah
dengan nilai NDVI kecil sampai tinggi.
anakan, pemanjangan batang, pembentukan
ρλ' = MρQcal + Aρ (1) malai sampai bunting, keluarnya bunga atau
ρλ = ρλ'/(cos(θSZ)) = ρλ'/(sin (θSE)) (2) malai, pembungaan, gabang matang susu,
gabah matang adonan dan gabah matang
Dimana ρλ' = ToA reflektansi, tanpa penuh (Sari & Sukojo, 2015). Tahapan fase
koreksi untuk sudut matahari, Mρ = tumbuh padi akan sejalan dengan perubahan
REFLECTANCE_MULT_BAND_x , di nilai NDVInya. Seperti yang disampaikan
mana x adalah nomor Band, Aρ = oleh Ghazali et al., (2020), bahwa pada nilai
REFLECTANCE_ADD_BAND_x , di mana NDVI yang maksimal secara tidak langsung
x adalah nomor Band, Qcal = Nilai digital menunjukkan area sawah dengan padi yang
number (DN), ρλ = ToA reflektansi, θSE = sudah ada pada masa siap membentuk bulir.
sun elevation, dan θSZ = sudut zenith Nilai ini akan perlahan berkurang sampai 0.5
matahari, θSZ = 90 ° - θSE. Komponen yang sebagai tanda bahwa padi siap di panen. Pada
diperlukan untuk menghitung kedua formula fase tumbuh tersebut, kekeringan akan terjadi
diatas sudah tersedia pada metadata dari dan direspon oleh produksi padi yang rendah
masing-masing data citra satelitnya. (Jamil, 2016).

2.3.2 Estimasi Nilai dan Pola Penologi Padi 2.3.3 Estimasi Nilai Kekeringan
Fenologi padi ditentukan berdasarkan Kekeringan dalam studi ini didefinisikan
estimasi nilai NDVI. Dimana nilai NDVI ini sebagai kandungan air yang mampu diserap
diperoleh dari rasio kanal inframerah dekat oleh tanaman padi. Kapabilitas tersebut
dan merah terkoreksi (Persamaan 3) (Braun, tergantung dari tersedianya air dalam tanah
2004; Viana et al., 2019). Pada awalnya dan yang bisa dipakai pada saat fotosintesis
NDVI digunakan untuk melihat distribusi berlangsung. Serupa dengan NDVI, sebuah
tumbuhan di permukaan bumi. Namun dalam formula yang dipakai oleh Gao, (1996)
studi ini, nilai NDVI digunakan untuk bernama NDWI dimanfaatkan untuk melihat
melihat distribusi padi pada lahan sawah. kondisi tersebut dengan mengandalkan
Nilai NDVI berada pada rentang -1 sampai 1. kemampuan dari kanal inframerah dekat dan
Dalam hal ini, nilai NDVI yang mendekati 1 pendek (Persamaan 4). Dengan singkat,
berarti menunjukkan adanya tanaman padi NDWI diartikan sebagai air dalam tanah dan
yang tumbuh, sementara 0 dan mendekati -1 tumbuhan mengambil manfaatnya untuk
menunjukkan tanah kosong atau padi sudah tumbuh. Hal ini serupa dengan apa yang
dipanen dan air (kondisi sawah berair). dilakukan oleh Amalo et al., (2018), bahwa
dari nilai kekeringan yang diperoleh dapat
NDVI = (NIR-RED)/(NIR+RED) (3) juga digunakan sebagai dasar pembuatan
tingkat kekeringan pada lahan pertanian
Padi mempunyai 9 tahapan fase khususnya padi sawah. Detail dari level
tumbuh yaitu pertunasan, pembentukan
kekeringan yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Kategori NDWI untuk delineasi tingkat kekeringan


Nilai NDWI Kategori (awal) Modifikasi
≥ 0.7-1 Sangat lembab
≥ 0.6 - < 0.7 Tinggi
Kelembaban Lembab
≥ 0.5 - < 0.6 Sedang
≥ 0.4 - < 0.5 Rendah
≥ 0.3 - < 0.4 Rendah
≥ 0.2 - < 0.3 Sedang
Kekeringan Kering
≥ 0 - < 0.2 Tinggi

<0 Sangat tinggi

Berdasarkan nilai NDVI maksimalnya, pada


NDWI = (ρ(0,86 µm)-ρ(1,24 µm))/(ρ(0,86 lokasi ini mempunyai nilai yang relatif sama
µm)+ρ(1,24 µm)) (4) dengan yang ada di PANTURA. Sehingga
masih dapat dikategorikan sebagai area
3. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan kerapatan vegetasi yang tinggi.
3.1 Nilai NDVI lahan sawah di (Gambar 3). Pengamatan yang dilakukan
PANTURA dan Gadingrejo pada bulan Mei sampai Oktober ini
Nilai NDVI lahan sawah di PANTURA menjelaskan.bahwa pada umumnya padi
pada musim kemarau tahun 2019 mempunya ditanam pada bulan Juli sampai September.
rentang nilai antara -0.00000172 sampai Dengan tiga bulan lainnya, secara acak di
0.823. Yaitu, dari area yang berupa air, tanah beberapa daerah padi masih ada yang
terbuka sampai pada area yang ditanami padi. tumbuh.
Berdasarkan nilai NDVI maksimal yang 3.2 Karakteristik fenologi padi di musim
diperoleh, menunjukkan vegetasi dengan kemarau
kerapatan tinggi (Zaitunah et al., 2018)(Jiang Diambil secara acak dari lahan sawah di
et al., 2006). Terkait langsung dengan
setiap kabupaten pada area study, susunan
tanaman padi, kondisi ini dimiliki oleh padi
yang sudah dalam kondisi matang dan siap nilai NDVI dapat membentuk pola fenologi
untuk memproduksi bulir. Kondisi yang sama padi sawah. Terkecuali di Kabupaten Bekasi,
juga berlaku untuk tanaman gandum dari bulan April sampai Juni dan Juli, nilai
(Hazratkulova et al., 2012). Dengan kata lain, NDVI mengalami penurunan. Ini
di PANTURA pada rentang bulan April mengindikasikan bahwa adanya pengurangan
sampai Oktober, terdapat lahan sawah aktifitas fotosintesis, dimana energi yang
dengan padi yang tumbuh dewasa dan siap
dihasilkan banyak digunakan untuk produksi
untuk menghasilkan bulir padi (Gambar 2).
Kondisi seperti ini dominan terjadi pada bulir padi. Sehingga pada bulan Juli dan
bulan April, dan Mei, sebagian di bulan Agustus panen bisa dilaksanakan. Terutama
September dan Oktober, namun tidak terjadi untuk kabupaten Karawang dan Subang. Lain
pada bulan Juni, sebagian bulan Juli dan halnya untuk Kabupaten Indramayu dan
Agustus. Cirebon, pada bulan yang sama, padi sudah
Nilai NDWI lahan sawah di Kecamatan mulai ditanam kembali (Gambar 4).
Gadingrejo pada musim kemarau tahun 2019
Sementara untuk Kabupaten Bekasi, padi
mempunyai rentang nilai antara 0.0723
sampai 0.781. Yaitu, dari tanah terbuka yang ditanam hanya bertahan selama satu
sampai pada area yang ditanami padi.
Gambar 2 Distribusi nilai NDVI di lahan sawah dari bulan April-Oktober 2019 di lima kabupaten di
PANTURA, Jawa barat.(Dari atas ke bawah = urutan bulan April-Oktober)

Gambar 3 Distribusi nilai NDVI di lahan sawah dari bulan Mei-Oktober 2019 di Kecamatan Gadingrejo,
Lampung.(Dari atas searah jarum jam: Mei-Oktober)

Gambar 4 Pola fenologi padi berdasarkan perubahan nilai NDVI di lahan sawah dari bulan April-Oktober
2019 di lima kabupaten di PANTURA, Jawa barat.(Atas: Bekasi, Karawang, Subang; Bawah: Indramayu dan
Cirebon)
bulan saja, sebelum nilai NDVI turun musim kemarau berkurang dari pada musim
kembali. Kemungkinan yang mungkin terjadi hujan (Badan Pusat Statistik, 2018, 2020),
adalah, terjadi kegagalan tanam padi karena Pada musim kemarau yang sama, lahan
pengaruh kekeringan. sawah dikelima kabupaten tidak mengalami
kekeringan dalam waktu dan tingkat yang
3.3 Nilai NDWI lahan sawah di sama. Artinya respon tanaman padi yang
PANTURA ditanam di sawah di setiap kabupaten
Nilai NDWI lahan sawah di PANTURA mempunyai kemampuan respon yang
pada musim kemarau dari bulan April sampai berlainan. Di kabupaten Bekasi sebagai
Oktober tahun 2019 mempunya rentang nilai contoh. Terdapat ¾ dari luas lahan sawahnya
antara -0.117 sampai 0.554. Tersebar sedikit sudah mengalami kekeringan pada bulan
acak sampai terpusat di beberapa daerah April berdasarkan klasifikasi nilai NDWI.
(Gambar 5). Dari rentang nilai tersebut, dapat Meskipun demikian, kondisi ini bertahan
diketahui bahwa pada musim kemarau cukup lama. Karena berdasarkan pengamatan
keseluruhan area sawah di PANTURA yang dilakukan keseluruhan lahan sawah
berada pada kondisi kelembaban yang rendah akan benar-benar mengalami kekeringan
dan pada umumnya mengalami kekeringan pada bulan Agustus (Gambar 7.a).
pada tingkat lemah sampai sangat tinggi, Pada bulan April, di Kabupaten
berdasarkan system klasifikasi yang diajukan Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon
oleh Amalo et al., (2018). ½ dari luas lahan sawah yang ada sudah
Sementara untuk nilai NDWI lahan mengalami kekeringan (Gambar 7b-e). Ini
sawah di Kecamatan Gadingrejo pada musim sangat membantu tanaman padi yang tumbuh
kemarau tahun 2019 mempunya rentang nilai pada kondisi siap memproduksi bulir padi
antara -0.158 sampai 0.387. Rentang nilai untuk berproses lebih lanjut. Artinya,
tersebut mengindikasikan bahwa di lahan terdapat waktu kurang lebih dua bulan untuk
sawah mengalami kekeringan pada tingkat padi siap dipanen. Karena berdasarkan hasil
rendah sampai tinggi. Terutama untuk bulan pengamatan, keseluruhan lahan sawah akan
Oktober, menjadi bulan paling kering selama benar-benar kering pada bulan Juni. Pada
musim kemarau. Namun, pada kenyataannya bulan ini, seharusnya petani sudah
terjadi kekeringan sudah dialami dari awal melakukan panen. Di wilayah lainnya, di
observasi (Gambar 6). Kecamatan Gadingrejo lahan sawah sudah
dalam kondisi kekeringan dari awal bulan
3.4 Analisa tingkat kekeringan lahan Mei. Berdasarkan nilai NDWI semua lahan
sawah di musim kemarau mempunyai nilai rendah. Kondisi ini
Padi ditanam pada musim kemarau berlanjut sampai bulan Oktober, dengan kata
berada pada situasi mengalami kekeringan lain petani harus benar-benar memperhatikan
rendah sampai sangat tinggi. Hal ini akan awal masa tanam agar tidak berhenti di
memberikan pengaruh kurang baik terhadap tengah musim kemarau. Meskipun, pada
proses produksi bulir padi. Sejumlah studi bulan Juli-September beberapa area sudah
telah memberikan konfirmasi terhadap ditanami padi berdasarkan nilai NDVInya
kondisi ini. Namun hal tersebut, tidak lantas (Gambar 3).
menjadikan kawasan PANTURA kehilangan Berdasarkan hasil yang diperoleh, dan
pamornya sebagai lumbung padi nasional. juga interpretasi dari informasi yang diolah
Tercatat dari tahun 2018 sampai 2020, dari data satelit Landsat 8 dapat disimpulkan
produksi padi dari daerah ini masih mampu bahwa pada suatu wilayah yang sama secara
menyediakan 4.053.652 pada 2018 dan letak geografis tingkat kekeringan yang
bertambah menjadi 4.489.391 ton pada 2019. dialami oleh lahan pertanian khususnya padi
Meskipun secara umum, produksi padi pada
sawah tidak menunjukkan kondisi yang sama.

Gambar 5 Pola fenologi padi berdasarkan perubahan nilai NDVI di lahan sawah dari bulan April-Oktober
2019 di lima kabupaten di PANTURA, Jawa barat.(Atas: Bekasi, Karawang, Subang; Bawah: Indramayu dan
Cirebon)

Gambar 6 Distribusi nilai NDWI di lahan sawah dari bulan Mei-Oktober 2019 Kecamatan Gadingrejo,
Lampung.(Dari atas searah jarum jam: Mei-Oktober).

Melainkan berbeda baik dalam luas area, pertanian yang diusahakan (Wallace et al.,
tingkatan dan karakteristik dari temporal 1999)(Bayala et al., 2012). Disamping itu,
terjadinya kekeringan. Meskipun secara faktor alamiah seperti kelembaban tanah, suhu
astronomis, kelima wilayah di PANTURA udara dan tanahm arah angin dan kelembaban
berada pada lintang yang sama, Hasil udara juga berperan dalam terjadinya iklim
reklasifikasi nilai NDWI menunjukkan bahwa mikro pada lahan pertanian (Ismangil et al.,
pada bulan Juni adalah puncak musim 2016). Spesifik pada lahan pertanian,
kemarau. Namun sepertinya, terdapat indikasi dimungkinkan adanya peningkatan iklim mikro
dari adanya kejadian iklim mikro di wilayah akibat irigasi yang tidak berkelanjutan (Luwesi
tersebut. Muthuri et al., (2014) menjelaskan et al., 2017), mengingat di banyak wilayah
bahwa pada cakupan regional kondisi iklim PANTURA banyak terdapat system irigasi
mikro dapat juga terjadi. Sebagai hasil dari yang diandalkan untuk mengairi sawahnya.
variasi curah hujan, dan ragam komoditas
Gambar 7 Distribusi batas wilayah kekeringan dari lahan sawah berdasarkan klasifikasi nilai NDWI di lima
kabupaten di PANTURA Jawa barat. Dari kiri ke kanan, citra NDVI, daerah terdampak kekeringan bulan
April (biru), Mei (hijau), Juni (orange), dan Agustus (merah muda).

4. KESIMPULAN khususnya di wilayah PANTURA sudah


Kombinasi antara dua indeks diketahui bahwa lahan sawah di wilayah
penginderaan jauh NDVI dan NDWI mampu tersebut mempunyai kondisi kekeringan yang
berkolaborasi memberikan pemahaman yang berbeda. Pada awal musim kemarau,
komprehensif untuk menjelaskan seberapa kelimanya sudah mengalami kekeringan.
cepat lahan sawah dapat bertahan pada Namun hanya sawah di Kabupaten Bekasi
musim kemarau. Dari kajian yang dilakukan, yang mempunyai daya tahan lebih baik jika
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol. xx No. xx, Nopember 20xx

dibandingkan dengan sawah didaerah Bayala, J., Sileshi, G. W., Coe, R.,
lainnya. Kondisi ini menimbulkan indikasi Kalinganire, A., Tchoundjeu, Z.,
bahwa dikelima wilayah tersebut sedang Sinclair, F., & Garrity, D. (2012).
Cereal yield response to conservation
terjadi perubahan iklim mikro yang
agriculture practices in drylands of
disebabkan oleh variasi factor penentunya. West Africa: A quantitative synthesis.
Journal of Arid Environments, 78, 13–
DAFTAR PUSTAKA 25.
Aditya Dhani Susanto. (2014). No Title. https://doi.org/10.1016/j.jaridenv.2011.
ANALISIS TINGKAT RAWAN 10.011
KEKERINGAN LAHAN SAWAH Braun, M. (2004). Mapping imperviousness
DENGAN PEMANFAATAN using NDVI and linear spectral
PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM unmixing of ASTER data in the
INFORMASI GEOGRAFIS DI Cologne-Bonn region (Germany). 5239,
KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014, 274–284.
1–20. https://doi.org/10.1117/12.510978
Aghakouchak, A., Farahmand, A., Melton, F. Darojati, N. W., Barus, B., & Sunarti, E.
S., Teixeira, J., Anderson, M. C., (2015). Pemantauan Bahaya
Wardlow, B. D., & Hain, C. R. (2015). Kekeringan Di Kabupaten Indramayu.
Reviews of geophysics remote sensing Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan,
of drought: Progress, challenges. 17(2), 60.
Reviews of Geophysics, 53, 1–29. https://doi.org/10.29244/jitl.17.2.60-68
https://doi.org/10.1002/2014RG000456. Dewasa, L. B., Nomor, U. U., Indonesia, D.,
Received Kulonprogo, K., Yogyakarta, D. I.,
Akbari, F. R., Pembimbing, D., Magister, P., Kulonprogo, K., & Meteorologi, B.
Geomatika, B. K., Geomatika, J. T., (2015). BAB I.
Teknik, F., & Dan, S. (2016). Dalam Felton, A. (2020). Drought Matters: a
Algoritma Untuk Perhitungan Total Social-Ecological perspective.
Suspended Solid Menggunakan Citra EcoPress-Natural Resource Ecology
Satelit Landsat 8 Evaluation of the Laboratory at Colorado State
Effect of Correction Atmospheric University.
Algorithm for Calculation of Total https://www.nrel.colostate.edu/drought-
Suspended Solid Using Landsat 8. matters-a-social-ecological-perspective/
Amalo, L. F., Ma’Rufah, U., & Permatasari, Field, P. (2018). PEMANFAATAN FUSI
P. A. (2018). Monitoring 2015 drought DATA SATELIT LAPAN-A3 / IPB DAN
in West Java using Normalized LANDSAT 8 UNTUK MONITORING
Difference Water Index (NDWI). IOP LAHAN SAWAH Development of Data
Conference Series: Earth and Fusion Utilization Model for LAPAN-
Environmental Science, 149(1), 1–7. A3 / LAPAN-IPB Satellite and Land-.
https://doi.org/10.1088/1755- 8(1), 67–76.
1315/149/1/012007 https://doi.org/10.29244/jpsl.8.1.67-76
Badan Pusat Statistik. (2018). Luas Panen Gao, B. C. (1996). NDWI-A Normalized
dan Produksi Padi di Jawa Barat 2018 Difference Water Index for Remote
(Issue 60). Badan Pusat Statistik Sensing of Vegetation Liquid Water
Provinsi Jawa Barat. from Space. Remote Sensing
https://jabar.bps.go.id/pressrelease/2018 Environment, 58, 257–266.
/11/01/682/luas-panen-dan-produksi- Ghazali, M. F., Arnesta, A. F., Sugandi, M.,
padi-di-jawa-barat-2018.html Fatman, A. F., Sihombing, D., &
Badan Pusat Statistik. (2020). Luas Panen Wikantika, K. (2019). Relasi Faktor Air
dan Produksi Padi di Jawa Barat 2019. , Tanah dan Udara Pada Satu Masa
https://jabar.bps.go.id/pressrelease/2020 Tanam. FIT ISI and ASEAN Flag 72nd
/03/02/817/produksi-padi-di-jawa-barat- Council Meeting, 1–6.
pada-2019-sebesar-9-08-juta-ton-gabah- Hadi, A. P., & Keris, K. (2016).
kering-giling--gkg-.html Determination of land dryness level

10
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol. xx No. xx, Nopember 20xx

based on analysis of daisies and Mamenun, & Wati, T. (2019). Analisis


geographic information systems. Karakteristik Kekeringan Lahan Padi
Majalah Geografi Indonesia, 26(1), 1– Sawah Di Wilayah Utara Provinsi Jawa
26. Barat Analysis of Drought
Hazratkulova, S., Sharma, R. C., Alikulov, Characteristic for Paddy Field in
S., Islomov, S., Yuldashev, T., Ziyaev, Northern Part of West Java Province.
Z., Khalikulov, Z., Ziyadullaev, Z., & Jurnal Tanah Dan Iklim, 43(1), 57–71.
Turok, J. (2012). Analysis of genotypic Mochamad Firman Ghazali, Mamad Sugandi,
variation for normalized difference Aqilla Fitdhea Anesta, Defferson
vegetation index and its relationship Sihombing, & Angga Febry Fatman.
with grain yield in winter wheat under (2020, March 13). Mengawal
terminal heat stress. Plant Breeding, Swasembada Padi dengan Data Satelit
131(6), 716–721. Penginderaan Jauh |
https://doi.org/10.1111/pbr.12003 Radarlampung.co.id.
Indramayu, D. I. K., Estiningtyas, W., Boer, https://radarlampung.co.id/2020/05/13/
R., Las, I., & Buono, A. (2012). mengawal-swasembada-padi-dengan-
IDENTIFICATION AND data-satelit-penginderaan-jauh/
DELINEATION OF DROUGHT AREA Muthuri, C., Bayala, J., Iiyama, M., & Ong,
FOR CLIMATE RISK. 9–20. C. (2014). Trees and micro-climate. In
Ismangil, D., Wiegant, D., Hagos, E., van J. De Leeuw, M. Njenga, B. Wagner, &
Steenbergen, F., Kool, M., Sambalino, M. Iiyama (Eds.), An assessment of the
F., Castelli, G., Bresci, E., & Hagos, F. resilience provided by trees in the
(2016). Managing the Microclimate. In drylands of Eastern Africa (pp. 80–92).
Practical Note Spate Irrigation. World Agroforestry Center.
Jamil, A. (2016). Mekanisme Respon Nanzad, L., Zhang, J., Tuvdendorj, B., Nabil,
Tanaman Padi terhadap Cekaman M., Zhang, S., & Bai, Y. (2019). NDVI
Kekeringan dan Varietas Toleran. Iptek anomaly for drought monitoring and its
Tanaman Pangan, 11(1). correlation with climate factors over
Jiang, Z., Huete, A. R., Chen, J., Chen, Y., Mongolia from 2000 to 2016. Journal
Li, J., Yan, G., & Zhang, X. (2006). of Arid Environments, 164(May 2018),
Analysis of NDVI and scaled difference 69–77.
vegetation index retrievals of vegetation https://doi.org/10.1016/j.jaridenv.2019.
fraction. Remote Sensing of 01.019
Environment, 101(3), 366–378. Peters, A. J., Walter-Shea, E. A., Ji, L., Viña,
https://doi.org/10.1016/j.rse.2006.01.00 A., Hayes, M., & Svoboda, M. D.
3 (2002). Drought monitoring with
Krisina, R., Subiyanto, S., & Putra, A. NDVI-based Standardized Vegetation
(2019). Jurnal Geodesi Undip Oktober Index. Photogrammetric Engineering
2013 Jurnal Geodesi Undip Oktober and Remote Sensing, 68(1), 71–75.
2013. Geodesi Undip, 2(Sistem Roncat, A., Pfeifer, N., & Briese, C. (2017).
Informasi Geografis), 240–252. Assessment of bottom-of-atmosphere
Kurnia, K., Sunaryo, D., & Noraini, A. reflectance in lidar data as reference for
(2019). Analisis Potensi Kekeringan hyperspectral imagery. ISPRS Annals of
Lahan Sawah Dengan Menggunakan the Photogrammetry, Remote Sensing
Metode Normalized Differency Drought and Spatial Information Sciences,
Index ( Nddi ) Dan Thermal Vegetation 4(2/W4), 131–137.
Index ( Tvi ). https://doi.org/10.5194/isprs-annals-IV-
Luwesi, C. N., Obando, J. A., & Shisanya, C. 2-W4-131-2017
A. (2017). The impact of a warming Ruminta, R. (2016). Analisis penurunan
micro-climate on muooni farmers of produksi tanaman padi akibat
Kenya. Agriculture (Switzerland), 7(3), perubahan iklim di Kabupaten Bandung
1–21. Jawa Barat. Kultivasi, 15(1), 37–45.
https://doi.org/10.3390/agriculture7030 https://doi.org/10.24198/kultivasi.v15i1.
020 12006

11
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol. xx No. xx, Nopember 20xx

Sari, V. D., & Sukojo, B. M. (2015). Analisa Change Detection and Urban Sprawl
Estimasi Produksi Padi Berdasarkan Analysis. In Spatial Modeling in GIS
Fase Tumbuh Dan Model Peramalan and R for Earth and Environmental
Autoregressive Integrated Moving Sciences (pp. 621–651). Elsevier Inc.
Average (Arima) Menggunakan Citra https://doi.org/10.1016/b978-0-12-
Satelit Landsat 8 (Studi Kasus: 815226-3.00029-6
Kabupaten Bojonegoro). Geoid, 10(2), Wallace, J. S., Jackson, N. A., & Ong, C. K.
194. (1999). Modelling soil evaporation in
https://doi.org/10.12962/j24423998.v10 an agroforestry system in Kenya.
i2.828 Agricultural and Forest Meteorology,
Senez-Gagnon, F., Thiffault, E., Paré, D., 94(3–4), 189–202.
Achim, A., Bergeron, Y., Bazoge, A., https://doi.org/10.1016/S0168-
Lachance, D., Villeneuve, C., Simulé, 1923(99)00009-X
L., Steve, C., Biléya, D. N. A., Wiweka, W., Suwarsono, S., & Nugroho, J.
Immigration, M. De, Francisation, D., T. (2014). Pengembangan Model
Groupe de travail sur les terres Identifikasi Daerah Tergenang.
Humides, Howie, S. A., Van Meerveld, Prosiding Seminar Nasional
I., Deat, E., Langlois, M. N., Price, J. Penginderaan Jauh 2014, 381–391.
S., … Sequestration, P. D. E. (2014). World Health Organization. (2020). Drought.
No 主観的健康感を中心とした在宅 Https://Www.Who.Int/Health-Topics.
高齢者における 健康関連指標に関 https://www.who.int/health-
する共分散構造分析Title. Ministère topics/drought#tab=tab_1
Du Développement Durable, de Zahra, L., Aulia, M., Ghazali, M. F., Teknik,
l’Environnement et de La Lutte Contre J., Geomatika, G., Lampung, U., Prof,
Les Changements Climatiques, J., Brojonegoro, S., & Bandar, N.
Direction de l’expertise En Biodiversité (2020). Implementasi Tasseled Cap
et Direction de l’aménagement et Des Transformation Pada MODIS Untuk
Eaux Souterraines, 2014(August), 1– Identifikasi Wilayah Kekeringan Di
43. Provinsi Lampung.
SHOFIYATI1, R., HONDA, K., Zaitunah, A., Samsuri, S., Ahmad, A. G., &
WIJESEKERA, N. T. S., & Safitri, R. A. (2018). Normalized
WIDAGDO. (2002). Pemantauan difference vegetation index (ndvi)
Kekeringan Lahan Pertanian analysis for land cover types using
Menggunakan Teknologi Remote landsat 8 oli in besitang watershed,
Sensing dan SIG di DAS Brantas Hulu. Indonesia. IOP Conference Series:
Jurnal Tanah Dan Iklim, 20, 24–34. Earth and Environmental Science,
Sruthi, S., & Aslam, M. A. M. (2015). 126(1). https://doi.org/10.1088/1755-
Agricultural Drought Analysis Using 1315/126/1/012112
the NDVI and Land Surface
Temperature Data; a Case Study of
Raichur District. Aquatic Procedia,
4(Icwrcoe), 1258–1264.
https://doi.org/10.1016/j.aqpro.2015.02.
164
Su, Z., He, Y., Dong, X., & Wang, L. (2017).
Drought Monitoring and Assessment
Using Remote Sensing. In V. Lakshmi
(Ed.), Remote Sensing of Hydrological
Extremes (Issue 8, pp. 151–172).
Springer, Cham.
https://doi.org/10.1007/978-3-319-
43744-6
Viana, C. M., Oliveira, S., Oliveira, S. C., &
Rocha, J. (2019). Land Use/Land Cover

12

Anda mungkin juga menyukai