Anda di halaman 1dari 2

26

Tahun 1980-1999 0.25 0.25 0.25 0.25


Tahun 2021-2040 0.16 0.28 0.30 0.23
Cluster 3
Tahun 2041-2060 0.28 0.20 0.38 0.22
Tahun 2061-2080 0.22 0.30 0.48 0.23
Tahun 1980-1999 0.25 0.25 0.25 0.27
Tahun 2021-2040 0.21 0.35 0.26 0.39
Cluster 4
Tahun 2041-2060 0.27 0.32 0.38 0.32
Tahun 2061-2080 0.28 0.35 0.33 0.28
Tahun 1980-1999 0.25 0.25 - -
Tahun 2021-2040 0.18 0.35 - -
Cluster 5
Tahun 2041-2060 0.28 0.23 - -
Tahun 2061-2080 0.25 0.28 - -
Keterangan Tabel 7 dan Tabel 8:
Pada Kabupaten Pacitan hanya terdapat hingga empat cluster curah hujan sesuai analisis
cluster, sehingga tidak ada nilai pada Cluster 5.

Selain menggunakan distribusi frekuensi, menunjukkan adanya peningkatan pada


kecenderungan curah hujan ekstrim juga dapat periode proyeksi. Peningkatan tersebut dapat
dilihat dari pola distribusi peluang. Distribusi dilihat pada distribusi peluang hujan ekstrim
peluang juga dilakukan pada data curah hujan yang mengalami pergeseran. Pada Tabel 8
bulan basah (DJF). Data yang digunakan dapat dilihat bahwa pada periode proyeksi
adalah data bulanan selama 3 bulan tersebut, peluang curah hujan yang melebihi Q3 akan
sehingga dalam satu periode terdapat 60 data semakin besar, sedangkan curah hujan yang
(periode tahun 2021-2040 ada 57 data) curah kurang dari Q1 cenderung semakin kecil. Hal
hujan bulanan yang digunakan. tersebut mengindikasikan bahwa di masa
Hujan ekstrim dibagi menjadi dua mendatang, hujan dengan intensitas tinggi
kategori yaitu ekstrim kering dan ekstrim akan menjadi lebih besar.
basah. Nilai peluang kejadian ekstrim kering
adalah besarnya peluang hujan yang nilainya
kurang dari kuartil 1 (Q1) sedangkan peluang V. SIMPULAN DAN SARAN
hujan ekstrim basah adalah besarnya peluang
hujan yang melebihi kuartil 3 (Q3). Q1 dan 5.1 Simpulan
Q3 dihitung berdasarkan curah hujan Model RegCM3 memiliki beberapa
observasi masing-masing cluster hujan. Nilai parameter yang dapat kita tentukan untuk
Q1 dan Q3 masing-masing cluster untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai wilayah
kedua wilayah disajikan dalam Tabel 7. kajian. Salah satu parameter tersebut adalah
Hasil analisis dari seluruh cluster hujan di skema konvektif untuk hujan. Dari hasil
Kabupaten Indramayu menunjukkan bahwa analisis diperoleh bahwa skema konvektif
peluang terlampaui lebih dari kuartil 3 (>Q3) MIT-Emanuel memberikan hasil yang lebih
pada periode proyeksi (periode tahun 2021- baik. Namun demikian, hasil model RegCM3
2040, tahun 2041-2060, dan tahun 2061-2080) memiliki nilai curah hujan yang melebihi
memiliki kecendrungan tetap dibandingkan curah hujan observasi. Untuk mengatasi hal
dengan periode baseline (periode tahun 1980- tersebut maka dilakukan perhitungan faktor
1999). Hanya pada Cluster 1 dan Cluster 2 koreksi.
yang menunjukkan adanya peningkatan Berdasarkan skenario perubahan emisi
peluang hujan yang melampaui Q3. Peluang SRES A1B yang menggambarkan
hujan kurang dari Q1 (ekstrim kering) keseimbangan penggunaan bahan bakar fosil
menunjukkan adanya kecenderungan dan non fosil, di masa mendatang suhu udara
peningkatan pada tahun proyeksi. Namun akan mengalami peningkatan sedangkan curah
demikian, peningkatan maupun penurunan hujan cenderung mengalami penurunan. Rata-
peluang hujan melampaui Q3 dan kurang dari rata laju peningkatan suhu udara di Kabupaten
Q1 tidak lebih dari 10 % (Tabel 8). Indramayu adalah sebesar 0,040C/tahun
Peluang hujan melampaui Q3 untuk hingga tahun 2080. Perubahan suhu udara di
masing-masing cluster di Kabupaten Pacitan Kabupaten Pacitan juga memiliki rata-rata laju
27

peningkatan yang sama yaitu sebesar Dasanto BD dan Impron. 2008. Upaya
0,040C/tahun. Penurunan curah hujan Adaptasi Sektor Sumberdaya Air dan
memiliki laju yang lebih tinggi dibandingkan Pertanian Untuk Mengurangi
dengan laju peningkatan suhu. Laju Dampak Peubahan Iklim. Makalah
penurunan curah hujan di Kabupaten Rapat Kerja ELSDA. Jakarta.
Indramayu sebesar 0,593 mm/tahun dan di Detiknews.com. 2011. Ribuan rumah di
Kabupaten Pacitan sebesar 1,304 mm/tahun. Indramayu terendam banjir.
Peluang hujan ekstrim yang terjadi di http://us.detiknews.com/read/2011/01
Kabupaten Indramayu dari periode ke periode /18/112255/1548964/10/ribuan-
cenderung tetap. Hanya pada Cluster 1 dan rumah-di-indramayu-terendam-banjir
Cluster 2 yang mengalami peningkatan, [10 Juli 2011].
sedangkan di Kabupaten Pacitan cenderung Emanuel KA. 1991. A scheme for
mengalami peningkatan pada seluruh cluster. representing cumulus convection in
large-scale models. Journal of the
5.2 Saran Atmospheric Sciences 48 (21):2313–
Untuk memperoleh hasil model yang 2329.
lebih baik, disarankan melakukan uji Emanuel KA, Zivkovic-Rothman M. 1999.
sensitivitas model RegCM3. Uji sensitivitas Development and evaluation of a
dapat dilakukan dengan memilih parameter convection scheme for use in climate
dalam model yang memberikan hasil terbaik. models. Journal of the Atmospheric
Faktor koreksi sebaiknya dilakukan secara Sciences 56:1766–1782.
spasial karena model RegCM3 Faqih A, Buono A, Boer R. 2011. Current and
mensimulasikan secara spasial. Selain itu, future climate, ENSO impacts and
disarankan pula menggunakan skenario extreme weather events. The
perubahan emisi yang berbeda-beda. Assessment of Economics of Climate
Change in the Pacific (Final Report).
Asian Development Bank (ADB) No.
DAFTAR PUSTAKA S21321 TA – 7394 (REG):
Strengthening the Capacity of Pacific
AlfyantiR. 2011. Pemanfaatan Luaran Developing Member Countries to
RegCM3 untuk Kajian Dampak Respond to Climate Change.
Perubahan Iklim terhadap Perubahan CCROM-SEAP, IPB. Chapter 2,
Waktu dan Pola Tanam Padi di Jawa Page II-7.
Barat [Skripsi]. Institut Pertanian Fritsch JM, Chappell CF. 1980. Numerical
Bogor, FMIPA. Bogor. Prediction of Convectively Driven
[BMKG] Badan Meteorologi, Klimatologi dan Mesoscale Pressure Systems. Part I:
Geofisika. 2010. Peraturan Kepala Convective Parameterization.
Badan Meteorologi, klimatologi, dan Journal of the Atmospheric Sciences
Geofisika Nomor: KEP.009 Tahun 37 (8):1722-1733.
2010 Tentang Prosedur Standar Handoko. 1994. Dasar Penyusunan dan
Operasional Pelaksanaan Peringatan Apilkasi Model Simulasi Komputer
Dini, Pelaporan, dan Diseminasi untuk Pertanian. Jurusan Geofisika
Informasi Cuaca Ekstrim. Jakarta. dan Meteorologi FMIPA IPB. Bogor.
Boer R. 2003. Penyimpangan Iklim di Hasanudin M. 1997. Pengaruh Laut Terhadap
Indonesia. Makalah Seminar Iklim. Majalah Oseana, Vol. XXII
Nasional Ilmu Tanah dengan tema " No. 2 1997: 15-22. Puslitbang
Menggagas Strategi Alternatif dalam Oseanologi LIPI. Jakarta.
Menyiasati Penyimpangan Iklim Hulme M. dan N. Sheard. 1999. Climate
serta Implikasinya pada Tataguna Change Scenarios for Indonesia.
Lahan dan Ketahanan Pangan Leaflet CRU and WWF. Climatic
Nasional", Gedung University Center Research Unit. UEA, Norwich,UK.
Universitas Gajah Mada. [IPCC] Intergovernmental Panel on Climate
Laboratorium Klimatologi, Jurusan Change. 2000. Emission Scenario. A
Geofisika dan Meteorologi, FMIPA Special Report of Working Group III
IPB. Bogor. of the IPCC. Intergovernmental
Panel on Climate Change.
Cambridge University Press.

Anda mungkin juga menyukai