Bab Ii
Bab Ii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Daerah Penelitian
Panjang adalah 2.300 Ha atau sekitar 0.05% dari luas Propinsi Sumatera
Barat. Secara geografis Padangpanjang terletak antara 100 20‘ dan 1000
27’ Bujur Timur serta 00 27’ dan 00 30’ Lintang Selatan. Secara detail
delapan kelurahan.
antara 650 sampai 850 meter di atas permukaan laut, berada pada kawasan
dan minimum 21.8 °C, dengan curah hujan yang cukup tinggi dengan rata-
rata 3.295 mm/tahun. Di bagian utara dan agak ke barat berjejer tiga
dengan kecepatan angin rata-rata 4,30 knot dan tingkat penguapan rata-rata
3,10 mm.
terjadi longsor akibat struktur tanah yang labil dan curah hujan yang cukup
tinggi. Namun pada kawasan yang landai di kota ini merupakan tanah jenis
Gunung Berapi di Kota Padang Panjang tahun 2006 (Pusat Survei Geologi
dan Bappeda Kota Padang Panjang), maka secara umum formasi Geologi
Kota Padang Panjang terdiri dari batuan malihan (± 1.362,77 Ha), batuan
tufaan aliran piroklastik (± 911,87 Ha), batuan tufaan (± 455,99 Ha), dan
sesar aktif yang melewati Kota Padang Panjang yaitu sesar Bukit Jarat dan
9
satu lagi berdekatan dengan Kota Padang Panjang (pada bagian timur)
Sumber: http://peta-kota.blogspot.com/2017/01/peta-kota-padang-
panjang.html
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
2. Kesampaian Daerah
Barat, Kota Padang Panjang Sumatera Barat dapat diakses melalui jalur
darat dengan rute perjalanan Jl. Lintas Barat Sumatera/Jl. Raya Padang –
menit.
10
Sumber: Penulis
Gambar 2. Peta Kesampaian Daerah
B. Keadaan Topografi
650 sampai 850 meter di atas permukaan laut. Secara topografi Kota Padang
miring, curam dan perbukitan, serta sering terjadi longsor akibat struktur
tanah yang labil dan curah hujan yang cukup tinggi. Namun pada kawasan
yang landai di kota ini merupakan tanah jenis andosol yang subur dan sangat
baik untuk pertanian. Topografi Kota Padang Panjang yang tidak rata
untuk pemukiman.
11
Sumber: Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Padang Panjang
C. Keadaan Geologi
Gunung Berapi di Kota Padang Panjang tahun 2006 (Pusat Survei Geologi
dan Bappeda Kota Padang Panjang), maka secara umum formasi Geologi
Kota Padang Panjang terdiri dari batuan malihan (± 1.362,77 Ha), batuan
tufaan aliran piroklastik (± 911,87 Ha), batuan tufaan (± 455,99 Ha), dan
lahar II (± 69,48 Ha). Kemudian dari struktur geologinya terdapat satu sesar
aktif yang melewati Kota Padang Panjang yaitu sesar Bukit Jarat dan satu lagi
berdekatan dengan Kota Padang Panjang (pada bagian timur) yaitu Sesar
Sumatera.
12
Sumber: dimodifikasi dari Peta Geologi Lembar Padang, skala 1:250.000, oleh Kastowo,
1996
sejuk dengan suhu udara maksimum 26.1 °C dan minimum 21.8 °C, dengan
curah hujan yang cukup tinggi dengan rata-rata 3.295 mm/tahun. Di bagian
utara dan agak ke barat berjejer tiga gunung: Gunung Marapi, Gunung
29º C dan suhu udara minimum 19ºC. Tabel 1 memperlihatkan data iklim
Kota Padang Panjang dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2010.
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
sampai 59%. Evaporasi rata-rata harian berkisar antara 2,02 mm/ hari
dimusim hujan dan 4,20 mm/ hari dimusim kemarau. Sementara itu kecepatan
angin bulanan maksimum berkisar antar 9 knot sampai dengan 12 knot dan
E. Kondisi Hidrogeologi
Sumber: Penulis
sungai (WS) yaitu WS Akuaman pada bagian barat dan WS Indragiri pada
bagian timur. Adapun secara lokal, terbagi atas 4 daerah aliran sungai (DAS)
meliputi :
dengan arah aliran dominan dari utara ke selatan dengan luas 376,23 Ha.
utara-selatan dengan arah aliran dari utara ke selatan dengan luas 935,83
Ha.
selatan dengan arah aliran dari utara ke selatan dengan luas ± 942,98 Ha.
selatan dengan arah aliran dari utara ke selatan dengan luas ± 545,07 Ha.
15
F. Landasan Teori
1. Batu Kapur
sedimen. Batuan ini berwarna putih, kelabu, atau warna lain yang terdiri
dari kalsium karbonat (CaCO3). Batuan kapur ini pada dasarnya berasal
tersebut, maka batuan kapur adalah batuan sedimen yang berbasis dari
laut. Karena hal itu, batuan kapur berdasarkan tenaga alam yang
khemis).
16
a. Genesa
1) Secara Organik
jenis ini berasal dari pengendapan cangkang atau rumah kerang dan
koral/kerang
2) Secara Mekanik
terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat
semula.
3) Secara Kimia
Selain hal diatas, mata air mineral dapat pula mengendapkan batu
gamping. Jenis batu gamping ini terjadi karena peredaran air panas
mulai dari warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, bahkan
adanya unsure organic. Batu gamping dapat bersifat keras dan padat,
tetapi dapat pula kebalikannya. Selain yang pejal dijumpai pula yang
berhablur, seperti yang dijumpai pada marmer. Selain itu, air tanah juga
ditemukan di gua dan sungai bawah tanah. Hal ini terjadi sebagai akibat
reaksi tanah. Air hujan yang mengandung CO3 dari udara maupun dari
Sumber: https://geohazard009.files.wordpress.com/2015/03/cave_diagram.jpg
Gambar 6. Karakteristik Daerah Batu Kapur
19
b. Mineralogi
Magnesit Rhombohedral dengan Mg; Uniaksial Variasi Fe berwarna kuning Jarang terdapat pada
(trigonal) atau coklat batuan sedimen, namun
dapat terjadi pada
beberapa deposit evaporit
Rhodokrosit Rhombohedral dengan Mn Uniaksial Berwarna merah muda (Jika Jarang terdapat pada
(trigonal) terdapat dalam batuan); batuan sedimen; Mungkin
Berasosiasi dengan mineral terbentuk pada sedimen
yang kaya Mn lainnya yang kaya Mn yang
berasosiasi dengan siderit
dan silika besi
Siderit Rhombohedral Complete solid-solution Uniaksial Berwarna kuning kecoklatan Terbentuk sebagai semen
(trigonal) series atau coklat pada batuserpih dan
antara siderit dan batupasir
magnesit
Zinc spar Rhombohedral dan Mn dengan Uniaksial Kuning kecoklatan pudar Terbentuk dengan
(trigonal) Zn berasosiasi dengan Zn
pada batu gamping
Dolomite group
20
Dolomit Rhombohedral dengan Mg; Uniaksial Lamela ganda bisa paralel Biasanya berasosiasi
(trigonal) membentuk terhadap bagian diagonal dengan kalsit atau mineral
solid-solution series panjang dan pendek belah evaporit
dengan ketupat
ankerit
Ankerit Rhombohedral Ca(Mg,Fe, Limited solid-solution Uniaksial mirip dengan dolomite; Terbentuk pada sedimen
(trigonal) Mn)( series yang membedakan adalah yang kaya besi sebagai
dengan dolomit; also adanya lamela ganda semen ataupun matriks
Mn dengan
Mg atau
Aragonite group
Aragonit Ortorombik Sedikit Sr atau Pb Biaksial Dibedakan dari kalsit dengan Umum terdapat pada
dengan Ca 2V = 18° belahan rhombohedral dan sedimen karbonat
indikatriks
Kerusit Ortorombik Biaksial Berwarna putih Terbentuk pada bijih
2V = 9° timbal sekunder
Stronsianit Ortorombik Ca, Ba dengan Sr Biaksial Lebih 2V daripada aragonit Terbentuk pada urat dalam
2V = 7– beberapa batu gamping
10°
Witerit Ortorombik Minor Ca, Sr, Mg Biaksial Mirip dengan aragonit disegi terdapat dalam urat-urat
dengan Ba 2V = 16° optikal barit dan galena
21
22
hanya calsite, dolomite, dan aragonite yang dari sisi volume, penting
c. Cara Penambangan
tipe sisi bukit (side hiil type). Apabila skala penambangannya kecil,
tidak dianjurkan
atas. Pekerjaan awal ini memang relatif sulit karena pembuatan jalan
ke puncak bukit perlu dibuat dan biaya investasi tidak kembali dengan
cepat. Kalau hal ini tidak dilakukan akan ditemui apa yang disebut
(Hidayat:2012):
1) Bahan Bangunan
sebagainya
5) Penjernihan Air
warisan dunia yang unik dan terbentuk ribuan tahun ini akan hilang
dan hanya menjadi cerita anak cucu kita kelak, jika kita tidak ikut
membantu melestarikannya.
Selama ini potensi yang condong pada bahan logam dan mineral
hasil olahan gamping atau batu kapur. Sebagai negara yang dunia
dunia industri dalam negeri. Dengan begitu besar cadangan yang ada,
optimal dan dampak buruk yang minimal. Hal ini meliputi perizinan,
keseluruhan.
konsep GMP ini. Konsep tersebut dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah.
27
Baru saja kita memahami apa itu makna dari GMP secara umum.
Setelah memahami makna GMP, perlu kita ketahui isi dari lingkaran
tambang.
1) Penyelidikan Umum
2) Eksplorasi
industri pertambangan.
penambangan.
3) Studi Kelayakan
produksi.
4) Konstruksi
5) Operasi Penambangan
pencucian batu bara (coal washing) atau preparasi batu bara (coal
preparation).
30
7) Pengangkutan
penyerahan.
8) Pemasaran
pengeluaran.
31
9) Pasca Tambang
Setelah memahami isi dari lingkaran kesatu, perlu kita ketahui isi
kepatuhan hukum.
1) Lingkungan Hidup
dan masalah ini harus dikelola dengan prioritas berikut: bahaya dan
biaya.
5) Standardisasi
2003).
satu ciri penting negara yang demokratis, maka dari itu perlu ada
7) Kepatuhan Hukum
pertambangan.
ketiga
1) Perencanaan
2) Pengorganisasian
orang yang sesuai pada tempat yang sesuai dan pada saat yang
3) Pelaksanaan
daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu
4) Pengontrolan
5) Evaluasi
Batu Kapur dapat langsung dipakai sebagai bahan baku, misal pada
industri semen, fondasi jalan, rumah dan sebagainya. Untuk hal lain perlu
36
(batu kapur, CaCO3) menjadi kalsium oksida (kapur bakar, CaO) dan gas
karbon dioksida atau CO2. Produk dari kalsinasi biasanya disebut sebagai
disebut dengan kiln atau calciners dengan beragam desain, seperti tungku
poros, rotary kiln, tungku perapian ganda, dan reaktor fluidized bed.
a. Proses Pembakaran
loading. Ilustrasi dan penjelasan dari tahap-tahap ini dapat dilihat pada
Gambar 8 dibawah.
Sumber: (Muhsin&Tomo:2011)
Gambar 8. Proses Pembakaran
37
1) Tahap Unloading
pembakaran.
2) Tahap Tapping
3) Tahap Charging
tungku.
4) Tahap Combustion
secara open burning. Pada tahap ini batu kapur dibakar selama 3
hari sampai empat hari tanpa henti. Selama beberapa hari tersebut,
dan udara secara terus menerus dari jendela yang ada pada pintu di
bagian dasar tungku. Selain untuk suplai bahan bakar dan udara,
38
5) Tahap Discharging
Pada tahap ini batu kapur dikeluarkan dari dalam tungku untuk
6) Tahap Loading
Batu kapur yang telah selesai dibakar dan dikemas, bisa disebut
ke konsumen.
b. Kalkulasi Efisiensi
hidroksida (Ca(OH)2).
E=
Dimana:
1) Hc
kapur.
2) Ls
tungku.
40
3) Cf
4) Mf
pengamatan dilapangan.
Commercial Butane 58
Diesel fuel 44
Heavy fuel oil 42
Charcoal (2% moisture) 29
Anthracite coal 33
General purpose coal (non-
23
coking)
Wood (15% moisture) 15
41
c. Neraca Massa
Neraca massa dari proses produksi saat ini terdapat pada gambar
Sumber: (Muhsin&Tomo:2011)
Gambar 9. Neraca Massa Proses Produksi
lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan
proyek.
jika NPV adalah negatif, maka proyek itu harus ditolak. Jika
masa yang akan datang dan aliran kas keluar. Di dalam aliran kas
dengan dan tanpa proyek. Hal ini penting sebab pada proyek
pemasaran.
penghitungan ganda.
2) Payback Period
dengan cara menghitung waktu yang diperlukan pada saat total arus
kas masuk sama dengan total arus kas keluar. Dari hasil analisis
diinvestasikan.
...................................(2)
Sumber: Yasuha, 2017
Keterangan :
initial investment
b) Persamaan payback period jika arus kas dan suku suku rencana
...................(3)
Sumber: Jurnal PASTI Volume VIII No1, 96 - 108
3) Discounted Payback Period
pengembalian diskonto
arbitrer
IRR = i1 + (i2-i1)....................................................(4)
Dimana:
(required rate of return). Apabila IRR lebih besar dari pada tingkat
IRR adalah nilai discount rate yang membuat NPV dari proyek
sama dengan nol. Discount rate yang dipakai untuk mencari present
untuk dapat memperoleh sesuatu hasil dan manfaat atau dapat pula
5) Profitability Index
Persamaan :
PI =
Present Value Cash Flow
………….…………………….………........(5)
Initial Investment
Sumber: Yasuha. 2017
Kelayakan investasi menurut standar analisa ini adlh :
Index
kebutuhan dan kehilangan panas yang terjadi pada proses produksi kapur
pencemaran udara.
Andrews dan Peter W. Hart dengan judul “Mill Study on Improving Lime
dengan kapasitas 660 ton/hari dan juga mengulas setiap unit yang
3. Penelitian yang ditulis oleh Muchtar Aziz dengan judul “Batu Kapur dan
industri pengguna.
4. Penelitian yang disusun oleh Neville Hill dan Kelvin Mason dengan judul
5. Penelitian yang disusun oleh Okonkwo P.C, Adefila S.S dan Beecroft G.A
secara keseluruhan.
Dan Ramah Lingkungan” yang dan diterbitkan pada Jurnal Riset Industri
8. Penelitian ini disusun oleh Farida Afriani Astuti dan Andi Sungkowo
yang ditimbulkan.
10. Penelitian yang disusun oleh Endah Reni Pusvitasari dengan judul