Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi
Abses paru adalah infeksi dekstruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan paru
yang terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang berisi nanah (pus) dalam
parenkim paru pada satu lobus atau lebih.(2) Kavitas ini berisi material purulen sel
radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses terinfeksi. Bila diameter
kavitas < 2 cm dan jumlahnya banyak (multiple small abscesses) dinamakan
necrotizing pneumonia.(3)

2. Patofisiologi
Proses terjadinya abses paru dapat diuraikan sebagai berikut(10):
a. Merupakan proses lanjut pneumonia inhalasi bakteria pada penderita
dengan faktor predisposisi. Bakteri mengadakan multiplikasi dan
merusak parenkim paru dengan proses nekrosis. Bila berhubungan
dengan bronkus, maka terbentuklah air-fluid level bakteria masuk
kedalam parenkim paru selain inhalasi bisa juga dengan penyebaran
hematogen (septik emboli) atau dengan perluasan langsung dari proses
abses ditempat lain (nesisitatum) misalnya abses hepar.
b. Kavitas yang mengalami infeksi. Pada beberapa penderita tuberkulosis
dengan kavitas, akibat inhalasi bakteri mengalami proses keradangan
supurasi. Pada penderita empisema paru atau polikistik paru yang
mengalami infeksi sekunder.
c. Obstruksi bronkus dapat menyebabkan pneumonia berlanjut sampai
proses abses paru. Hal ini sering terjadi pada obstruksi karena kanker
bronkogenik. Gejala yang sama juga terlihat pada aspirasi benda asing
yang belum keluar. Kadang-kadang dijumpai juga pada obstruksi karena
pembesaran kelenjar limfe peribronkial.
d. Pembentukan kavitas pada kanker paru.
Pertumbuhan massa kanker bronkogenik yang cepat tidak diimbangi
peningkatan suplai pembuluh darah, sehingga terjadi likuifikasi nekrosis
sentral. Bila terjadi infeksi dapat terbentuk abses.

Proses patogenesis abses paru secara ringkas digambarkan dalam bagan berikut(1):

Aspirasi berulang, M.O Terjebak di sal nafas bawah, proses lanjut pneumonia

inhalasi bakteria

Faktor
Predisposisi

Bakteri mengadakan multiplikasi dan


merusak parenkim paru

Dilepasnya zat pirogen oleh Proses Ujung saraf


Peradangan leukosit pada jaringan yang meradang paru tertekan

Dikelilingi jar. Granulasi


Panas
Gangguan rasa
nyaman: Nyeri

Gangguan Rasa Nyaman:


Hiperthermi Proses nekrosis

DifusiVentilasi -Produksi Sputum berlebih Kurang Informasi


terganggu

Kelemahan Kadar O2 Reflek batuk


Fisik Turun

Intoleransi Gangguan Bersihan Jalan Kurang


Aktifitas Pertukaran Gas Nafas Pengetahuan
3. Pemeriksaan Radiologik

Foto dada PA dan lateral sangat membantu untuk melihat lokasi lesi dan
bentuk abses paru. Pada hari-hari pertama penyakit, foto dada hanya
menggambarkan gambaran opak dari satu ataupun lebih segmen paru, atau hanya
berupa gambaran densitas homogen yang berbentuk bulat. Kemudian akan
ditemukan gambaran radiolusen dalam bayangan infiltrat yang padat.(10)
Selanjutnya bila abses tersebut mengalami ruptur sehingga terjadi drainase
abses yang tidak sempurna ke dalam bronkus, maka akan tampak kavitas irregular
dengan batas cairan dan permukaan udara (air-fluid level) di dalamnya. Kavitas ini

berukuran φ 2 – 20 cm.(11) Gambaran spesifik ini tampak dengan mudah bila kita

melakukan foto dada PA dengan posisi berdiri. Khas pada paru anaerobik
kavitasnya singel (soliter) yang biasanya ditemukan pada infeksi paru primer,
sedangkan abses paru sekunder (aerobik, nosokomial atau hematogen)
lesinya bisa multipel.(2)

Posisi Posterior-Anterior (PA) :


Terdapat area berbatas tegas transparan di lobus kiri atas (panah putih).
Kavitas diisi oleh cairan dan udara (air-fluid level) (panah hitam).
Posisi Lateral : Kavitas terlihat di lobus kiri atas dengan udara dan cairan
didalamnya (panah putih).

Kasus pada abses paru(13)

Seorang pasien 54 tahun dengan batuk berdahak yang berbau busuk.


Tampak abses paru pada lobus kiri bawah di segmen superior.

Seorang pria, 42 tahun dengan demam dan batuk berdahak yang berbau
busuk. Os memiliki riwayat penggunaan alcohol berat, infeksi gigi didapati
pada pemeriksaan fisik. Foto toraks menunjukkan adanya abses paru di
segmen posterior obus kanan atas.

Gambaran radiografi dari seorang pasien dengan batuk berdahak yang


berbau busuk. Tampak gambaran diagnosis abses paru yang anaerobic.
Daftar Pustaka

1. Alsagaff,H., dkk. 2006. Abses Paru dalam Dasar-dasar Ilmu Penyakit


Paru: Airlangga University Press, Surabaya. Halaman 136-140.
2. Rasyid, A., 2006. Abses Paru. Dalam : Sudoyo, dkk. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Departemen IPD FK-UI, Jakarta.
Halaman 1052-1055.
3. Kamangar, dkk. 2009. Lung Abscess. Emedicine. Available from
http://emedicine.medscape.com/article/299425-overview [Accessed on 19
Februari 2011]
4. Kharkar RA, Ayyar VB. 2011. Aetiological aspects of lung abscess. J
Postgrad Med [serial online] 1981 [cited 2011 Mar 6];27:163. Available
from: http://www.jpgmonline.com/text.asp?1981/27/3/163/5637 cited on 6
March 2011 in Journal of Postgraduated Medicine. Available from
http://www.jpgmonline.com/article.asp?issn=0022-
3859;year=1981;volume=27;issue=3;spage=163;epage=6;aulast=Kharkar#
cited. {Accessed on 5 Maret 2011)
5. Asher, MI, 1990. Lung Abscess in Infections of Respicatory Tract; Canada.
429 – 434 dalam Asuhan Keperawatan Abses Paru. Available from
http://wwwdagul88.blogspot.com/2011/02/askep-abses-paru.html
[Accessed on 20 Februari 2011]
6. Finegold, S.M.,dkk. 1998. Empyema and Lung Abscess ; in Fishman’s
pulmonary Diseases and disorders 3rd ed ; Philadelphia. Halaman : 2021 –
2032 dalam Asuhan Keperawatan Abses Paru. Available from
http://wwwdagul88.blogspot.com/2011/02/askep-abses-paru.html
[Accessed on 20 Februari 2011]
7. Barlett, J.G., 1992. Lung Abscess in : Cecil text book of Medicine 19th ed ;
Phildelphia. Halaman : 413 – 415 dalam Asuhan Keperawatan Abses Paru.
Available from http://wwwdagul88.blogspot.com/2011/02/askep-
absesparu.html [Accessed on 20 Februari 2011]
8. Ricaurte, K.K., dkk. 1999. Allergic broucho pulumonary aspergillosis with
multiple Streptococceus pneumonie. Lung Abscess : an unussual insitial
case presentation. Journal of Allergy and Clinical Imonoligy 104. 238 – 240.
9. Maitra,A., Kumar, V., 2007. Abses Paru. Dalam : Robbins, Buku Ajar
Patologi Edisi 7. EGC, Jakarta. Halaman 556.
10. Garry,dkk. 1993. Lung Abscess in a Lange Clinical Manual : Internal
Medicina : Diagnosis and Therapy 3rd ; Oklahoma. 119 – 120.
11. Juhl, John., dkk. Essentials of Radiologic Imaging. Mexico. Halaman
755757.
12. Rasad, S., 2005. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua: Fakultas Kedokteran
UI, Jakarta. Halaman 101-103.
13. Bouhemad B, Zhang M, Lu Q, Rouby JJ. 2007. Clinical review: Bedside
lung ultrasound in critical care practice. Crit Care. 11(1). Halaman 205
14. Cohen, M.D., Eigen, H., 2005. Magnetic resonance imaging of
inflammatory lung disorders: preliminary studies in children. Pediatr
Pulmonol.Jul-Aug;2(4):211-7
15. Stark, D.D. Differentiating lung abscess and empyema: radiography and
computed tomography. American Journal of Roentgenology, Vol 141,
Issue 1. Halaman 163-167. Available from
http://www.ajronline.org/cgi/reprint/141/1/163.pdf [Accessed on 5 Maret
2011]
16. Hammond JMJ et al ; The Ethiology and Anti Microbial Susceptibility
Patterns of Microorganism in acute Commuity – Acquired Lung Abscess ;
Chest ; 108 ; 4 ; 1995 ; 937 – 41.
17. Bartelett, 2011, Treatment of anaerobic pulmonary infections, Division of
Infectious Disease. The Johns Hopkins Hospital, USA. Available from
http://jac.oxfordjournals.org/content/24/6/836.full.pdf [accessed on 21
Februari 2011]
18. Haight,dkk. Surgical Treatmenr of Peripheral Lung Abscess. Yale Journal
of Biology and Medicine. 235-240. Available from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2606313/pdf/yjbm00577-
0030.pdf [accessed on 21 Februari 2011]
19. Werber, Y.B., 2001. Massive hemoptysis from a lung abscess due to
retained gallstones. Ann Thorac Surg 72. 278-279. Available from
http://ats.ctsnetjournals.org/cgi/content/full/72/1/278 [accessed on 21
Februali 2011]
20. Wali, S.O., dkk. 2002. Percutaneous drainage of pyogenic lung abscess.
Scand Jurnal Infection Disease 34 (9): 673-676. Available from :
http://www.kau.edu.sa/Files/140/Researches/50029_20495.pdf [accessed
21 Februari 2011]
21. Hishberg, B.,dkk 1999 Factors Predicting Mortality of Patients with Lung
Abscess. Chest. Halaman 746-752. Available from
http://chestjournal.chestpubs.org/content/115/3/746.abstract [accessed on 21
Februari 2011)

Anda mungkin juga menyukai