Anda di halaman 1dari 6

REFERAT

ABSES PARU

Disusun Oleh :

Fathimah Ayu Rahimah (1102015075)

Pembimbing :
dr. Ilma Fiddiyanti, Sp.Rad

KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
YARSI RSUD KOTA CILEGON 2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI
Tumor-tumor bisa menjadi jinak atau ganas. Kanker adalah tumor yang
dipertimbangkan sebagai ganas. Tumor-tumor jinak biasanya dapat diangkat dan tidak
menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Tumor-tumor ganas, akan tumbuh secara agresif
dan menyerang jaringan-jaringan lain dari tubuh. Masuknya sel-sel tumor kedalam aliran
darah atau sistim limfatik menyebabkan menyebarnya tumor ke tempat-tempat lain di
tubuh. Proses penyebaran ini disebut metastasis, area-area pertumbuhan tumor pada
tempat-tempat yang berjarak jauh disebut metastases. Karena kanker paru-paru cenderung
untuk metastase, maka tidak aneh bila kanker paru merupakan kanker yang sangat
mengancam nyawa dan merupakan satu dari kanker-kanker yang paling sulit dirawat.
Kelenjar adrenal, hati, otak, dan tulang adalah tempat-tempat yang paling sering menjadi
tempat metastase untuk kanker paru.3

2. PATOFISIOLOGI
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan
cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan displasia.
Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus
ruang pleura, biasanya akan timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada
kosta dan korpus vertebra.8
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar.
Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di
bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu,
demam, dan dingin. Wheezing unilateral dapat terdengar pada auskultasi.8
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya
metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur
terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.8

3. GAMBARAN RADIOLOGI
Untuk kanker paru pada pemeriksaan foto toraks PA/lateral akan dapat
dilihat bila masa tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. Tanda yang
mendukung keganasan adalah tepi yang ireguler, disertai identasi pleura,
tumor satelit. Pada foto, tumor juga dapat ditemukan telah invasi ke dinding
dada, efusi pleura, efusi perikard dan metastasis intrapulmoner.2
- Gambaran radiologis Small Cell Lung Carcinoma (SCLC)

Tampak gambaran opasitas pada paru bagian kiri atas. Juga tampak gambaran nodul pada paru
kanan bagian bawah yang diduga deposit metastasis. Peningkatan opasitas pada paratracheal
paru kanan yang mengindikasikan limfadenopathy. Efusi pleura yang minimal dengan blunting
sudut costiphrenicus.
Tampak peningkatan opasitas pada hilus dan region peretracheal kanan dengan penebalan
garis paratracheal kanan. Pengurangan volume juga terlihat pada lobus bawah paru kanan.
SCLC sering muncul sebagai massa pada hilus atau mediastinal.

- Gambaran radiologis Non Small Cell Lung Carcinoma

Tampak gambaran efusi pleura dan berkurangnya volume sekunder dari NSCLC
pada lobus basal paru kiri. Pemeriksaan pada cairan efusi pleura didapatkan hasil
maligna dan lesi tidak dapat dioperasi

NSCLC, kolaps pada puncak paru kiri yang hampir selalu disebabkan oleh
carcinoma endobronchial brokhogenik.
NSCLC, kolaps penuh pada paru kiri sekunder dari carcinoma
bronkhogenik pada bronkus utama kiri.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kalantari Farhad, Sarami Abdollah, Shahba Nariman, Marashi seyed Kamal, Reza
Shafiezadeh. Prevalence of cancers in the National Oil Company employees referred to
Ahwaz health and industrial medicine in 5 years (Ministry of oil). Life Science Journal.
2011;8(4):698-700] (ISSN:1097-8135).
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003. Kanker Paru Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan Di Indonesia. Jakarta
3. Landis SH, Mliiray T, Bolden S, Wingo PA. Cancer 1998. Ca Cancer J Clin 1998; 48:6-
29.
4. Baron DN. Kapita Selekta Patologi Klinik, EGC, Jakarta, 1995: 227
5. Stover DE. Women, smoking and lung cancer. Chest 1998; 113:1-2.
6. Scottish Intercollegiate Guidelines network. Management of patients with lung cancer.
A national clinical guidelines. SIGN, Eidenburg, 2005.
7. Jusuf A, Harryanto A, Syahruddin E, Endardjo S, Mudjiantoro S, Sutandio N. Kanker
paru jenis karsinoma bukan sel kecil . Pedoman nasional untuk diagnosis dan
penatalaksanaan di Indonesia 2005. PDPI dan POI, Jakarta, 2005.
8. Price S.A, Wilson L.M., 1995. Patofisiologi. Buku 2. Edisi 4. EGC Jakarta. Hal. 1049
– 1051
9. National Collaborating Center for Acute Care. Lung cancer: The diagnosis and
treatment of lung cancer. Clinical Effectiveness Unit, London, 2005.
10. Division of Thoracic Oncology. Focus on Lung Cancer. 2006.
11. Suyono, Slamet, (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3, Balai
Penerbit FKUI,Jakarta
12. Practice Guidelines in Oncology Non-small Cell Lung Cancer. Version 1.2002.
National Comprehensive Cancer Network (NCCN). 2002.

Anda mungkin juga menyukai