Anda di halaman 1dari 33

ABSES PARU

DEFINISI
Abses paru adalah infeksi dekstruktif
berupa lesi nekrotik pada jaringan paru
yang terlokalisir sehingga membentuk
kavitas yang berisi nanah (pus) dalam
parenkim paru pada satu lobus atau
lebih.
PATOFISIOLOGI
inhalasi bakteria→Bakteri mengadakan multiplikasi dan merusak
parenkim paru dengan proses nekrosis → Bila berhubungan dengan
bronkus, maka terbentuklah air-fluid level

bakteria masuk kedalam parenkim paru selain inhalasi bisa juga dengan
penyebaran hematogen (septik emboli) atau dengan perluasan
langsung dari proses abses ditempat lain (nesisitatum) misalnya abses
hepar.
GAMBARAN RADIOLOGI

Lesi dens bundar dengan


kavitas berdinding tebal,
tidak teratur, dan terletak
di daerah jaringan paru
yang rusak
TUMOR PARU
DEFINISI
Tumor-tumor bisa menjadi jinak atau
ganas. Kanker adalah tumor yang
dipertimbangkan sebagai ganas.
Tumor-tumor jinak biasanya dapat
diangkat dan tidak menyebar ke
bagian-bagian lain tubuh. Tumor-
tumor ganas, akan tumbuh secara
agresif dan menyerang jaringan-
jaringan lain dari tubuh.
PATOFISIOLOGI
• Dari etiologi yang menyerang percabangan bronkus menyebabkan
cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen.
Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan
metaplasia, hyperplasia dan displasia.
• Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan
displasia menembus ruang pleura, biasanya akan timbul efusi pleura,
dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
• Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang
terbesar menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti
dengan supurasi di bagian distal.
GAMBARAN RADIOLOGI

Terlihat gambaran efusi pleura pada


Gambaran nodul soliter pada kedua lapang
penderita tumor paru, kemungkinan
paru
tumor tersebut sudah menyebar ke
pleura
OA
DEFINISI
Osteoartitis (OA) merupakan suatu
penyakit degeneratif yang berkaitan
dengan kerusakan biokimia kartilago
sendi di sendi sinovial.
PATOFISIOLOGI
• OA merupakan gangguan keseimbangan dari metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur
Kondrosit mensintesis metaloproteinase matriks (MPM) untuk memecah kolagen tipe dua dan
aggrekan. MPM memiliki tempat kerja di matriks yang dikelilingi oleh kondrosit. Namun, pada
fase awal OA, aktivitas serta efek dari MPM menyebar hingga ke bagian permukaan (superficial)
dari kartilago.
• Stimulasi dari sitokin terhadap cedera matriks adalah menstimulasi pergantian matriks, namun
stimulasi IL-1 yang berlebih malah memicu proses degradasi matriks. TNF menginduksi kondrosit
untuk mensintesis prostaglandin (PG), oksida nitrit (NO), dan protein lainnya yang memiliki efek
terhadap sintesis dan degradasi matriks. TNF yang berlebihan mempercepat proses pembentukan
tersebut. NO yang dihasilkan akan menghambat sintesis aggrekan dan meningkatkan proses
pemecahan protein pada jaringan. Hal ini berlangsung pada proses awal timbulnya OA.
• pada fase awal perkembangan OA kartilago sendi memiliki metabolisme yang sangat aktif.
• Pada proses timbulnya OA, kondrosit yang terstimulasi akan melepaskan aggrekan dan kolagen
tipe dua yang tidak adekuat ke kartilago dan cairan sendi. Aggrekan pada kartilago akan sering
habis serta jalinan-jalinan kolagen akan mudah mengendur (Felson, 2006). Kegagalan dari
mekanisme pertahanan oleh komponen pertahanan sendi akan meningkatkan kemungkinan
timbulnya OA pada sendi (Felson, 2006).
GAMBARAN RADIOLOGI
SPONDYLOSIS
DEFINISI
Spondylosis adalah sejenis penyakit
rematik yang menyerang tulang
belakang (spine osteoarthritis) yang
disebabkan oleh proses degenerasi
sehingga mengganggu fungsi dan
struktur normal tulang belakang.
Spondylosis dapat terjadi cervical,
thoracal, lumbal.
GAMBARAN RADIOLOGI
Gambaran radiologi
• Gambaran yang mungkin didapatkan pada pemeriksaan Radiologi adalah
sebagai berikut:
• Penyempitan ruang discus intervertebralis
• Perubahan kelengkuangan vertebrae dan penekanan saraf
• Osteofit/Spur formation di anterior ataupun posterior vertebrae
• Pemadatan Corpus vertebrae
• Porotik (Lubang) pada tulang
• Vertebrae tampak seperti bambu (Bamboo Spine)
• Sendi sacroiliaca tidak tampak atau kabur
• Celah sendi menghilang
HNP
DEFINISI
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu
keluarnya nukleus pulposus dari
discus melalui robekan annulus
fibrosus hingga keluar ke
belakang/dorsal menekan medulla
spinalis atau mengarah ke
dorsolateral menekan radix spinalis
sehingga menimbulkan gangguan.
PATOFISIOLOGI
Apabila nucleus mendapat tekanan, sedangkan nucleus berada
diantara dua end plate dari korpus vertebra yang berahadapan dan
dikelilingi oleh annulus fibrosus maka tekanan tersebut menyebabkan
nucleus terdesak keluar, yang disebut Hernia Nucleus Pulposus
GAMBARAN RADIOLOGI
INVAGINASI
DEFINISI
Invaginasi disebut juga intususepsi adalah suatu keadaan dimana segmen
usus masuk ke dalam segmen lainnya; yang bisa berakibat dengan obstruksi /
strangulasi.

Invaginasi diklasifikasikan menjadi 4 kategori berdasarkan lokasi terjadinya:


• Entero-Enterika atau ileo-ileal (6,7%): Usus halus masuk ke dalam usus
halus
• Colo-Kolika (4,7%): Kolon masuk ke dalam kolon
• Ileo-Colica (31,5%): Ileum terminal yang masuk ke dalam kolon asendens
• Ileo-Sekal (39,5%): Ileum terminal masuk ke dalam sekum di mana lokus
minorisnya adalah katup ileosekal.
PATOFISIOLOGI
Patogenesis dari invaginasi diyakini akibat sekunder dari
ketidakseimbangan pada dorongan longitudinal sepanjang dinding
intestinal. Ketidakseimbangan ini dapat disebabkan oleh adanya massa
yang bertindak sebagai “lead point” atau oleh pola yang tidak teratur
dari peristalsis (contohnya, ileus pasca operasi). Gangguan elektrolit
berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan yang dapat
mengakibatkan motilitas intestinal yang abnormal, dan mengarah pada
terjadinya invaginasi.9,13
GAMBARAN RADIOLOGI
SISTEMATIKA INTERPRETASI FOTO THORAKS
SISTEMATIKA INTERPRETASI FOTO THORAKS

Radiografi toraks di baca dengan menempatkan sisi kanan foto (marker R) di sisi kiri
pemeriksa atau sisi kiri foto (marker L) di sisi kanan pemeriksa. Pada radiografi
toraks, jantung terlihat sebagai bayangan opak (putih) di tengah dari bayangan
lusen (hitam) paru-paru.
Syarat layak baca radiografi toraks, yaitu:
1. Identitas
2. Marker
3. Os scapula tidak superposisi dengan toraks
4. Densitas cukup
5. Inspirasi cukup
6. Simetris
POSISI TUBUH
Posisi pemeriksaan
Jantung berada di sisi anterior rongga dada. Pada radiografi toraks
dengan posisi berdiri, dimana sinar berjalan (PA). Pada umumnya jarak
fokus-film untuk radiografi jantung 1,8 – 2m.
BENTUK TUBUH
• Pada orang yang kurus dan jangkung (astenikus) jantung berbentuk
panjang dan ke bawah. Ukuran vertikal jauh lebih besar daripada
ukuran melintang. Diafragma letaknya mendatar sehingga jantung
seolah tergantung (cor pendulum). Sebaliknya pada orang yang
gemuk dan pendek (piknikus); letak jantung lebih mendatar dengan
ukuran melintang yang lebih besar disertai diafragma yang letaknya
lebih tinggi.
Radioanatomi toraks proyeksi PA/ AP
• Trakea dan brous kanan kiri terlihat sebagai lesi lusen (hitam) yang superposisi dengan vertebra
• Hillus terdiri dari arteri, vena, bronkus dan limfe
• Sudut yang dibentuk oleh diafragma dengan iga disebut degan sinus kostofrenikus. Sinus kostofrenikus
normal berbentuk lancip.
• Sudut yang dibentuk oleh diafragma dengan bayangan jantung disebut sinus kardiofrenikus.
• Diafragma terlihat sebagai kubah di bawah jantung dan paru. Perbedaan tinggi kedua diafragma yang normal
adalah 1-1,5 cm. Tinggi kubah diafragma tidak boleh kurang dari 1,5 cm. Jika kurang dari 1,5 cm maka
diafragma dikatakan mendatar.
• Batas jantung di kanan bawah dibentuk oleh atrium kanan. Atrium kanan bersambung dengan mediastinum
superior yang dibentuk oleh v. cava superior.
• Batas jantung disisi kiri atas dibentuk oleh arkus aorta yang menonjol di sebelah kiri kolumna vertebralis. Di
bawah arkus aorta ini batas jantung melengkung ke dalam (konkaf) yang disebut pinggang jantung.
• Pada pinggang jantung ini, terdapat penonjolan dari arteria pulmonalis.
• Di bawah penonjolan a. Pulmonalis terdapat aurikel atrium kiri (left atrial appendage).
• Batas kiri bawah jantung dibentuk oleh ventrikel kiri yang merupakan lengkungan konveks ke bawah sampai
ke sinus kardiofrenikus kiri. Puncak lengkungan dari ventrikel kiri itu disebut sebagai apex jantung.
• Aorta desendens tampak samar-samar sebagai garis lurus yang letaknya para-vertebral kiri dari arkus sampai
diafragma.
• Apeks paru terletak di atas bayangan os clavikula.
• Lapangan atas paru berada di atas iga 2 anterior, lapangan tengah berada antara iga 2-4 anterior dan
lapangan bawah berada di bawah iga 4 anterior.
Radioanatomi toraks proyeksi lateral
• Di belakang sternum, batas depan jantung dibentuk oleh ventrikel kanan yang merupakan lengkungan dari sudut
diafragma depan ke arah kranial. Kebelakang, lengkungan ini menjadi lengkungan aorta.
• Bagian belakang batas jantung dibentuk oleh atrium kiri. Atrium kiri ini menempati sepertiga tengah dari seluruh batas
jantung sisi belakang. Dibawah atrium kiri terdapat ventrikel kiri yang merupakan batas belakang bawah jantung.
• Batas belakang jantung mulai dari atrium kiri sampai ventrikel kiri berada di depan kolumna vertebralis. Ruangan di
belakang ventrikel kiri disebut ruang belakang jantung (retrocardiac space) yang radiolusen karena adanya paru-paru.
• Aorta desendens letaknya berhimpit dengan kolumna vertebralis.
• Paru kanan terdiri dari 3 lobus yaitu : Lobus superior kanan (right upper lobe/ RUL), Lobus media kanan (right middle lobe/
RML), Lobus inferior kanan (right lower lobe/ RLL)
• Paru kiri terdiri dari 2 lobus : Lobus superior kiri (Left upper lobe/ LUL) dan lingual, Lobus inferior kiri (Left lower lobe/ LLL)
• Mediastinum terdiri dari : Mediastinum superior (dari aperture toracis sampai arcus aorta), Mediastnum anterior (daerah
antara sternum dengan pericardiumsisi anterior) , Mediastinum media (jantung), Mediastinum posterior (pericardium sisi
posterior sampai vertebra)
Cara pengukuran Cardio Thoracic Ratio (CTR)

Pada radiografi toraks PA dewasa dengan bentuk tubuh yang normal, CTR kurang dari 50%.
batas radio-anatomis sebagai berikut :
 Batas kanan jantung letaknya para-sternal, Bila kita memakai garis A, maka garis A ini panjangnya tidak lebih dari
1/3 garis dari M ke dinding toraks kanan.
 Batas jantung sisi kiri terletak di garis pertengahan klavikula (mid-clavicular line).
 Batas dari arkus aorta, yaitu batas teratas dari jantung, letaknya 1-2 cm di bawah tepi manubrium sterni.

Anda mungkin juga menyukai