Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

USG MAMMAE

Disusun Oleh:
Fathimah Ayu Rahimah
1102015075

Pembimbing:
Dr. Kesuma Mulya, Sp. Rad

DISUSUN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

SMF NEUROLOGI RS UMUM DAERAH CILEGON

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

PERIODE 29JULI – 30 AGUSTUS 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan berkah-Nya penulis
dapat menyelesaikan referat kepaniteraan klinik Ilmu Penyakit Anak di RS. TK.II
MOH.RIDWAN MEURAKSA yang berjudul “USG MAMME”
Tujuan dari penyusunan referat adalah untuk memenuhi tugas yang didapat saat
kepaniteraan di RS. TK.II MOH.RIDWAN MEURAKSA. Dalam menyusun
jurnal reading ini tentunya tidak lepas dari pihak-pihak yang membantu saya.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Kesuma
Mulya, Sp. Rad atas bimbingan, saran, kritik dan masukannya dalam menyusun
referat ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada orangtua yang selalu
mendoakan dan teman-teman serta pihak-pihak yang telah mendukung dan
membantu dalam pembuatan referat ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan referat ini, kesalahan


dan kekurangan tidak dapat dihindari, baik dari segi materi maupun tata bahasa
yang disajikan. Untuk itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan
kekhilafan yang dibuat. Semoga referat ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
penulis dan pembaca dalam memberikan sumbang pikir dan perkembangan ilmu
pengetahuan di dunia kedokteran.
Akhir kata, dengan mengucapkan Alhamdulillah, semoga Allah SWT selalu
merahmati kita semua.

Jakarta, 25 Desember 2019

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.............................................................................................................4
BAB II Tinjauan Pustaka.....................................................................................................5
Anatomi Mammae................................................................................................................5
USG......................................................................................................................................8
Tumor Mammae...................................................................................................................9
Kista Mammae.....................................................................................................................9
Penyakit Fibrokistik...........................................................................................................10
Galactocle Mammae..........................................................................................................11
Hematoma..........................................................................................................................13
Papiloma Intraduktal..........................................................................................................13
Tumor Filoides...................................................................................................................13
Lipoma...............................................................................................................................17
Ginekomastia.....................................................................................................................15
Fibroadenoma Mammae....................................................................................................15
Keganasan Payudara..........................................................................................................17
Infeksi Mammae................................................................................................................19
Daftar Pustaka....................................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mammae merupakan suatu kelenjar yang terdiri atas lemak,
kelenjar, dan jaringan ikat, yang terdapat di bawah kulit dan di atas
otot dada. Tiap payudara terdiri atas 15-30 lobus. Lobus-lobus tersebut
dipisahkan oleh septa fibrosa yang berjalan dari fasia profunda menuju
ke kulit atas dan membentuk struktur payudara. 1
Kelainan payudara perempuan jauh lebih sering daripada kelainan
payudara laki-laki. Kelainan ini biasanya mengambil bentuk massa
atau nodus yang dapat diraba dan kadang-kadang nyeri. Untungnya,
sebagian besar lesi bersifat jinak, tetapi seperti telah diketahui, kanker
payudara adalah penyebab terpenting kematian akibat kanker pada
perempuan sampai tahun 1986, saat posisinya diganti oleh kanker
paru. 2 Pemeriksaan tumor payudara dengan USG mulai dikembangkan
oleh Wild dan Reid pada tahun 1952 dan saat ini pemeriksaan dengan
USG sudah semakin popular dan berkembang dengan pesat. 3

Keuntungan pemeriksaan USG ialah: 3


1. Tidak menggunakan sinar pengion, jadi tidak ada bahaya radiasi
2. Pemeriksaannya bersifat non invasif, relatif mudah dikerjakan,
cepat dan dapat dipakai berulang-ulang serta biayanya relatif
rendah.
USG terutama berperan pada payudara yang padat yang biasanya
ditemui pada wanita muda, dimana jenis payudara ini kadang-kadang
sulit dinilai oleh mammografi. USG juga sangat bermanfaat untuk
membedakan apakah tumor itu solid atau kistik, dimana gambarannya
pada mammografi hampir sama, tetapi mikrokalsifikasi tak dapat
dikenal dengan USG.

BAB II

4
ANATOMI DAN FISIOLOGI

A. ANATOMI MAMMAE
Mammae adalah sebuah organ yang berisi kelenjar untuk
reproduksi sekunder serta berasal dari lapisan ektodermal. Kelenjar ini
dinamakan sebagai kelenjar mammae dan merupakan modifikasi dari
kelenjar keringat. Mammae terletak di bagian superior dari dinding
dada. Pada wanita, mammae adalah organ yang berperan dalam proses
laktasi, sedangkan pada pria organ ini tidak berkembang dan tidak
memiliki fungsi dalam proses laktasi seperti pada wanita. 5
Mammae lazimnya terletak di antara tulang sternum bagian lateral
dan lipatan ketiak, serta terbentang dari iga ke 2 sampai iga ke 6 atau 7.
Pada bagian puncak dari mammae terdapat struktur berpigmen dengan
diameter 2-6 cm yang dinamakan areola. Warna areola itu sendiri
bervariasi mulai dari merah muda sampai coklat tua. Warna areoala ini
bergantung pada umur, jumlah paritas dan pigmentasi kulit. 3

Gambar 2.1. Potongan sagital mammae

Mammae adalah organ yang kaya akan suplai pembuluh darah yang berasal
dari arteri dan vena. Cabang dari arteri torakalis interna menembus ruang
antara iga 2, 3 dan 4 untuk memperdarahi setengah dari bagian medial

5
mammae. Arteri ini menembus sampai otot-otot interkostalis dan
membrane interkostalis anterior untuk mensuplai otot-otot pektoralis
mayor dan pektoralis minor di kedua mammae. Cabang-cabang kecil dari
arteri interkostalis anterior juga mensuplai darah untuk mammae di bagian
medial. Di daerah lateral, mammae disuplai oleh cabang dari
arteri aksilaris dan arteri torakalis lateral. Cabang dari arteri aksilaris
adalah arteri arteri torakoakromial, kemudian bercabang lagi menjadi arteri
pektoralis. Sementara cabang dari arteri torakalis lateral adalah arteri
mamari eksternal yang menyusuri otot pektoralis mayor untuk
memperdarahi setengah mammae bagian lateral. 4

Gambar 2.2 Perdarahan pada mammae

Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan


n. interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf
simpatik. Ada beberapa saraf lagi yang perlu diingat sehubungan dengan
penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah, yakni n.interkostobrakialis
dan n.kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas daerah aksila
dan bagian medial lengan atas. Pada diseksi aksila, saraf ini sedapat
mungkin disingkirkan sehingga tidak terjadi mati rasa di daerah tersebut. 5

6
Saraf n.pektoralis yang mengurus m.pektoralis mayor dan minor, n.
torakodorsalis yang mengurus m.latisimus dorsi, dan n.torakalis longus
yang mengurus m.serratus anterior sedapat mungkin dipertahankan pada
mastektomi dengan diseksi aksila. 5
Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian
lagi ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial
dan ada pula penyaliran yang ke kelenjar interpektoralis. Pada aksila
terdapat rata-rata 50 (berkisar dari 10-90) buah kelenjar getah bening yang
berada di sepanjang arteri dan vena brakialis. Saluran limfe dari seluruh
payudara menyalir ke kelompok anterior aksila, kelompok sentral aksila,
kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat sepanjang v.aksilaris dan yang
berlanjut langsung ke kelenjar servikal bagian kaudal dalam fosa
supraklavikuler. 5

Gambar 2.3 Aliran limfe kelenjar mammae

B. USG (Ultrasonografi)

7
Indikasi utama pemeriksaan USG payudara adalah untuk menilai
suatu lesi yang sudah dideteksi oleh pemeriksaan klinik atau mamografi.
Demikian juga telah terbukti bahwa USG payudara sangat membantu
dalam penilaian payudara yang mempunyai jaringan fibroglandular yang
padat, yang pada pemeriksaan mamografi hanya akan tampak sebagai
suatu bayangan yang rardioopak saja. Keadaan ini akan menyulitkan
deteksi suatu keganasan yang tidak mempunyai mikrokalsifikasi spesifik
untuk keganasan payudara.
Penggunaan USG merupakan pemeriksaan penunjang yang penting
untuk membantu hasil mammografi yang tidak jelas atau meragukan, baik
digunakan untuk menentukan massa yang kistik atau massa yang padat.
USG juga digunakan untuk mengarahkan fine-needle aspiration biopsy
(FNAB), coreneedle biopsy dan lokalisasi jarum pada lesi payudara. USG
merupakan pemeriksaan yang praktis dan sangat dapat diterima oleh
pasien tetapi tidak dapat mendeteksi lesi dengan diameter ≤ 1 cm. 7
Gambaran usg pada wanita pramenopause dalam usia produktif
umumnya memiliki gambaran jaringan lemak subkutan yang sedikit dan
tipis serta jarigan lemak retromamaria yang sangat tipis. Ductus laktiferus
pada wanita umumnya mempunyai garis tengah sekitar 2mm dan secara
USG ductus ini akan tampak berjalan dari arah papilla kebagian tengah
jaringan fibroglandular akan meningkat
Gambaran USG payudara wanita perimenopause masih tetap
terdiri dari jarinfan fibroglandular, hanya saja ekogenitas ligament
fibrosanya menjadi lebih meninggi. Di samping itu tampak ekogenitas
rendah tersebar merata diantara jaringan fibroglandular serta lapisan lemak
retromamari tampak lebih tebal menyamai tebal lemak subbkutan. Dapat
pula dijumpai adanya jaringan fibrosis pada parenkim payudara yang akan
tampak sebagai garis dan titik titik hiperekoik.
Pada gambaran USG payudara wanita pasca-menopause masih
mungkin dijumpai adanya sedikit jaringan fibroglandular di anatra
jaringan lemak yang luas, jaringan lemak retromammmari tampak lebih

8
menebal dibandingkan jaringan lemak subkutan sehingga kita lihat pada
umummnya hanyalah bayangan hipoekoik luas. Jika telah terjadi proses
fibrosis periduktal yang luas maka sering sekali sulit untuk dapat
memperlihatkan lapisan payudara bagian dalam.
Tanda-tanda tumor ganas secara USG, ialah: 6
a. Lesi dengan batas tak tegas dan tak teratur
b. Struktur echo internal lemah dan heterogen
c. Batas echo anterior lesi kuat, posterior lesi lemah sampai tak ada
(posterior acoustic shadow)
d. Adanya perbedaan besar tumor secara klinis dan secara USG
Sedangkan tanda tumor jinak, ialah: 6

a. Lesi dengan batas tegas, licin dan teratur


b. Struktur echo internal biasa:
i. Tak ada (sonolusen), misalnya kista
ii. Lemah sampai menengah tetapi homogeny, misalnya pada
fibroadenoma
c. Batas echo anterior lesi dan posterior lesi bervariasi dari kuat atau
menengah
d. Lateral acoustic shadow dari lesi dapat bilateral atau unilateral
(tedpole sign)

TUMOR MAMMAE
A. Kista Mammae ( fibrocystic disease of the breast)
Kista mammae adalah kelainan payudara jinak yang sering
dijumpai pada wanita usia antara 35-50 tahun. Kelainan ini dapat hanya
satu atau multiple, unilateral atau bilateral.
Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)
Pada pemeriksaan dengan USG, kista mammae mempunyai
gambaran lesi bentuk bundar atau oval dengan batas yang tegas dengan
batas yang halus dan daerah bebas echo di bagian tengahnya.

9
Gambar 3.4 USG Kista mammae
Hasil USG kista mammae menunjukkan terdapat lubang lubang
hitam di sebelah kiri yang merupakan kista mammae.

B. Penyakit Fibrokistik Mammae


Fibrokistik mammae juga dikenal sebagai mamary displasia.
Ragam kelainan akibat dari peningkatan dan distorsi perubahan siklik
payudara yang terjadi secara normal selama daur haid. Gambarannya dapat
bervariasi tergantung struktur mana yang dominan, struktur kistik atau
struktur jaringan penunjang lainnya.
Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)
Ultrasonografi payudara dapat berupa lesi hipoekoik multiple yang
mewakili kista kecil atau suatu lesi hiperekoik linier yang mewakili
fibrosis serta adanya pelebaran ductus laktiferus.

10
Gambar 3.5 USG Fibrokistik mammae

C. Galactocele Mammae
Saat tumor terbentuk akibat tersumbatnya saluran kelenjar susu
pada ibu yang sedang menyusui atau baru saja selesai masa laktasi.
Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)
Gambara USG galaktokel dapat menyerupai gambaran USG kista
payudara yaitu leso an-ekoik oval dengan batas tegas, seringkali dapat
dijumpai adanya ekointernal pada lesi tersebut yang mewakili air susu ibu
yang terperangkap.

11
Gambar 3.6 USG Galactocele mammae

Gambar 3.7 Galactocele dengan air fluid level

12
D. Hemotoma
Keadaan ini biasanya menyertai adanya suatu trauma pada
payudara atau setelah tindakan operasi
Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)
Gambaran USG hematoma biasanya suatu lesi hipo-ekoik dengan
batas rak teratur serta distorsi jaringan parenkim

E. Papiloma Intraduktal
Kelainan ini sering timbul didalam ductus laktiferus utama,
biasanya tumbuh di ductus laktiferus dekat putting susu, yang tumbuh
soliter atau multiple. Gejala yang paling sering ditimbulkan adalah sekresi
tak normal dari putting susu yang berwarna merah
Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)
Gambaran USG kelainan ini adalah suatu lesi dengan pelebaran
ductus latiferus.

F. Tumor Filoides
Tumor filoides adalah tumor dengan pola fibroadenoma payudara,
tetapi stromanya lebih seluler. Ditandai dengan pembesaran yang cepat
massa mobile, dengan konsistensi keras serta asimetris. Tumor ini
termasuk neoplasma jinak, namun kadangkala dapat menjadi ganas. Tumor
ini bersifat agresif local dan dapat bermetastasis. Umumnya, tumor ini
berdiamater 3-4 cm, namun dapat tumbuh hingga berukuran besar.
Sebagian mengalami lobulasi dan menjadi kistik. 9
Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)
Gambaran USG tumor ini pada umumnya hipoekoik dengan batas yang
masih tegas, eko-internal dapat homogeny atau sedikit inhomogen serta
adanya penyangatan akustik posterior lemah, hal ini mungkin disebabkan
struktur kistik pada tumor tersebut.

13
Gambar 3.8 USG tumor filoides

Gambar 3.9 USG tumor filoides dengan color Doppler


G. Lipoma
Lipoma merupakan nodul dari jaringan adiposa matang. Terletak di
dalam lemak subkutan tetapi dapat ditemukan di mana saja dalam
payudara. Tumor ini cenderung dijumpai pada payudara yang atrofi,
umumnya tumor ini soliter, tumbuh lambat sehingga sering tidak dirasakan
oleh penderita.

14
Gambar 3.11 USG Lipoma
Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)
Gambaran USG lipoma sangat tergantung pada impendans akustik
jaringan sekitar tumor. Pada payudara yang padat dan berdensitas tinggi
maka lipoma akan tampak sebagai lesi oval yang hipoekoik dengan eko-
internal yang homogen, berbatas tegas dan teratur. Bila tumor ini dijumpai
pada payudara yang atrofi maka untuk memperlihatkan lipoma ukuran
kecil sangat sulit karena mempunyai refleksitas yang sama dengann
jaringan lemak pada parenkim payudara.

H. Ginekomastia
Kelainan ini disebabkan adanya hiperplasi ductus laktiferus atau
jaringan penunjang pada payudara pria.
Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)
Pada USG akan tampak bayangan fibroglandular yang lebih tebal
dibandingkan payudara kontralateral yang normal dan biasanya juga ada
pelebaran ductus laktiferus.

I. Fibroadenoma mammae
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering dijumpai
pada wanita dengan usia dibawah 25 tahun dan merupakan tumor solid
jinak yang sering dijumpai pada semua usia. Benjolan tersebut berasal dari
jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di
payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor),
tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau
padat, dan biasanya tidak nyeri. Tumor ini tidak melekat ke jaringan

15
sekitarnya dan amat mudah digerakkan kesana kemari. Biasanya FAM
tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan. Pertumbuhan FAM
bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause,
saat rangsangan estrogen meninggi. 9
Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)
Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat berbatas tegas,
berbentuk bulat, oval atau berupa nodul dan lebarnya lebih besar
dibandingkan dengan diameter anteroposteriornya. Internal echogenicnya
homogen dan ditemukan gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic.
Gambaran echogenic kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas dari
fibroadenoma dan mengindikasikan lesi tersebut jinak. Fibroadenoma
tidak memiliki kapsul, gambaran kapsul yang terlihat pada pemeriksaan
USG merupakan pseudocapsule yang disebabkan oleh penekanan dari
jaringan di sekitarnya. 9

Gambar 3.15 USG Fibroadenoma Mammae


Tampak massa hipoechoic yang rata, batas tegas pada sebagian
lobus merupakan khas dari fibroadenoma. 9

J. Keganasan payudara
a. Keganasan payudara dengan batas kabur ( tipe scirrhus )
Sebagian besar keganasan payudara yang dapat terdeteksi secara USG
mempunyai batas yang kabur. Hal ini disebabkan oleh Karena adanya
infiltrasi kanker payudara ke jaringan sekitarnya/ spiculated.

16
Tanda primer :
1. Bentuk : bervariasi dapat bundar, oval, berlobulasi atau tak
teratur.
2. Batas : tidak teratur
3. Eko internal : lemah dan inhomegen
4. Bayangan akustik posterior : untuk sebagian besar kasus.
5. Mikrokalsifikasi : dapat dijumpai untuk sebagian besar kasus
dengan diameter lebih dari 1 cm.
Tanda sekunder :
1. Perubahan atau distorsi susunan anatomi normal jaringan
payudara sekitar tumor.
2. Penebalan/ kekakuan ligamentum cooperi.
3. Retraksi dan penebalan kutis
4. Perubahan/ distorsi jaringan lemak subkutis
Pada mamografi tipe kanker ini akan tampak sebagai suatu massa
dengan densitas tingga, berbatas tidak teratur atau mempunyai spikula,
dapat berbentuk seperti bintang ( stellata ) , dapat disertai adanya
mikrokalsifikasi spesifik dan adanya tanda sekunder, seperti :
penebalan kutis, distorsi parenkim sekitar tumor atau pelebaran
vaskuler.

b. Keganasan payudara yang mempunyai batas jelas.

Kira- kira sebanyak 10% dari keganasan payudara dapat


mempunyai gambaran USG sepert tipe ini. Tipe ini sering
menyebabkan kesulitan dalam diagnosis karena gambarannya sangat
mirip dengan tumor jinak seperti fibroadenoma. Karena itu maka
sangat perlu untuk mencari tanda- tanda sekunder yang mendukung
keganasan apabila berhadapan dengan gambaran USG seperti ini dan
secara klinik dicurigai adanya keganasan.

17
Pada mamografi keganasan tipe ini sering disalah artikan sebagai
suatu tumor jinak. Penting bagi sonografer untuk melihat lebih
teliti mengenai batas tumor tersebut, jika ada sebagian dari batas tumor
yang kabur atau berkolaborasi maka kemungkinan suatu keganasan
tipe ini belum dapat disingkirkan.

Gambar 17 . Massa pada payudara. Spiculated border mengindikasikan karsinoma, sedang batas yang tegas
mengindikasikan benign. Sumber : Mammografi examination, Lange Q&A

Gambar 18. Karsinoma ada pada kategori birad 4 keatas. Sumber : Mammografi examination, Lange Q&A

18
Gambar 19. Sumber : Atlas ultrasonografi dan mammografi, Daniel Makes

Gambar 20. Ny T, 75 th. Tampak massa dengan batas irregular, kemungkinan malignancy tidak dapat
disingkirkan ( exp.Dr A Waris,SpRad).

INFEKSI PADA MAMMAE

A. Abses Mammae
Abses mammae adalah komplikasi tersering mastitis atau kista
yang terinfeksi. Bisa terjadi akibat trauma atau infeksi. Infeksi dapat
disebabkan oleh gangguan kulit dengan perkembangan inflamasi
retrograde. 8
Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)
Pada pemeriksaan USG, menunjukkan batas irregular, massa yang
komplek di retroaerolar payudara kanan. Gambaran USG abses tergantung
dari tingkat nekrosis atau proses likuidasi abses tersebut, umumnya
merupakan suatu lesi tak-teratur dengan gambaran hipoekoik serta eko-

19
internal yang inhomogen, kadang-kadang berseptasi dan mempunyai
simpai yang tebal.

Gambar 3.13 USG Abses Mammae

Gambar 3.14 USG Abses Mammae Dextra


B. Mastitis
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Infeksi pada kelenjar
payudara wanita yang sedang menyusui. Namun tidak jarang mastitis juga
dijumpai pada ibu-ibu yang sudah bertahun-tahun selesai menyusui,
terutama dengan riwayat ASI yang kurang lancar dari salah satu payudara.6
Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)

20
Pada USG atau mammografi akan tampak massa yang sedikit
hiperdense dengan batas yang undefined, tidak jarang di diagnosis banding
dengan proses keganasan. 6

Gambar 3. 10. USG Mastitis

DAFTAR PUSTAKA

1. De jong, Syamsuhadi. Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. 2005.

21
2. Sjahriar Rasad. Radiologi Diagnostik. Departemen Radiologi FK UI-

RSCM. Jakarta. 2005


3. Kumpulan Naskah Ilmiah Muktamar Nasional VI Perhimpunan Ahli
Bedah Onkologi Indonesia. Semarang.2003
4. Moningkey, Shirley Ivonne, 2000. Epidemiologi Kanker Payudara.
Medika; Januari 2000. Jakarta.
5. Tjindarbumi, 2000. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penaggulangannya,
Dalam: Deteksi Dini Kanker. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta
6. Vaidya, M.P, and Shukla, H.S. A textbook of Breast Cancer. Vikas
Publishing House PVT LTD.
7. Kumar, Cotran dan Robbins. Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Volume 2. EGC.

Jakarta. 2007
8. Swart, 2010. Breast Cancer. Available at

http://emedicine.medscape.com/article/283561-overview.
9. Pass HA. Disease of the Breast. In : Norton JA (Editor). Essential practice

of surgery: basic science and clinical evidence. New York : Springer, 2002.

p. 655-68

22

Anda mungkin juga menyukai