Anda di halaman 1dari 8

Nama : Alfin Septian Eka Saputra

No/kls: 05/IX-H

1.Angkatan 20 an
MENGELUH

Bukanlah beta berpijak bunga,

melalui hidup menuju makam.

Setiap saat disimbur sukar

bermandi darah dicucurkan dendam

Menangis mata melihat makhluk,

berharta bukan berhakpun bukan.

Inilah nasib negeri anda,

memerah madu menguruskan badan.

Ba’mana beta bersuka cita,

ratapun rakyat riuhan gaduh,

membobos masuk menyapu kalbuku.

Ba’mana boleh berkata beta,

suara sebat sedanan rusuh,

menghimpit masah, gubahan cintaku.

II

Bilakah bumi bertabur bunga,

disebarkan tangan yang tiada terikat,

dipetik jari, yang lemah lembut,

ditanai sayap kemerdekaan rakyat?


Bilakah lawang bersinar Bebas,

ditinggalkan dera yang tiada berkata?

Bilakah susah yang beta benam,

dihembus angin kemerdekaan kita?

Disanalah baru bermohon beta,

supaya badanku berkubur bunga,

bunga bingkisan, suara syairku.

Disitulah baru bersuka beta,

pabila badanku bercerai nyawa,

sebab menjemput Manikam bangsaku.

Dari: Percikan Permenungan

Oleh: Rustam Effendi (Angkatan Balai Pustaka)

1.Mengapa kamu memilih puisi dari penyair tersebut?

:Karena puisi tersebut menggambarkan perjuangan para pahlawan bangsa yang telah
berjuang demi kemerdekaan negara kita tercinta.

2.Apa kesan umum kamu terhadap puisi-puisi tersebut?

:Puisi tersebut membawakan makna perjuangan walaupun banyak yang mengeluh akan hal
itu ,kita harus berjuang pula demi kelangsungan hidup bangsa kita dengan mempertahankan
kepandaian yang kita miliki,dan akan bisa melawan penjajah dengan kepandaian kita.

3.Apakah pilihan katanya indah atau lugas tegas?

:Ya

4.Bagaimana tema yang dipilih penyair?

:Tema yang diambil dari puisi tersebut tentang perjuangan rakyat Indonesia melawan para
penjajah pada tahun 20 an.

5.Adakah baris atau bait yang menurutmu paling kamu sukai, mengapa?

Menangis mata melihat makhluk,

berharta bukan berhakpun bukan.


Inilah nasib negeri anda,

memerah madu menguruskan badan.

(karena makna kata yang terkandung tersebut mengartikan bahwa rakyat Indonesia benar benar
mempertahankan harga diri bangsa Indonesia sendiri)

2.Angkatan 30 an
Turun Kembali (Karya Amir Hamzah)
Kalau aku dalam engkau
dan kau dalam aku
adakah begini jadinya
aku hamba engkau penghulu?

Aku dan engkau berlainan


engkau raja, maha raya
cahaya halus tinggi mengawang
pohon rindang menaung dunia.

Di bawah teduh engkau kembangkan


aku berdiri memati hari
pada bayang engkau mainkan
aku melipur meriang hati

Diterangi cahaya engkau sinarkan


aku menaiki tangga, mengawan
kecapi firdausi melena telinga
menyentuh gambuh dalam hatiku

Terlihat ke bawah
kandil kemerlap
melambai cempaka ramai tertawa
hati duniawi melambung tinggi
berpaling aku turun kembali.
1.Mengapa kamu memilih puisi dari penyair tersebut?
: Saya memilih puisi tersebut karena puisi tersebut menggunakan bahasa kiasan yang
sarat akan makna, sedikit misterius, namun tetap memiliki daya tarik yang luar biasa.
2.Apa kesan umum kamu terhadap puisi-puisi tersebut?
: Puisi tersebut sangat kaya akan bahasa kiasan, namun mampu menyampaikan
makna yang kuat akan hasrat sang penulis
3.Apakah pilihan katanya indah atau lugas tegas?
: Di bawah teduh engkau kembangkan
aku berdiri memati hari
pada bayang engkau mainkan
aku melipur meriang hati
4.Bagaimana tema yang dipilih penyair?
: Penyair memilih tema asmara untuk puisi tersebut.
5.Adakah baris atau bait yang menurutmu paling kamu sukai, mengapa?
: Turun Kembali
Kalau aku dalam engkau
dan kau dalam aku
adakah begini jadinya
aku hamba engkau penghulu?

Karena dalam bait tersebut terdapat arti makna cinta yang tersembunyi, yang disampaikan
oleh penulis

3.Angkatan 45
Aku (Chairil Anwar)
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
PRAJURIT JAGA MALAM

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?


Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !

(1948)
Siasat,
Th III, No. 96
1949
1.Mengapa kamu memilih puisi dari penyair tersebut?
:Karena saya suka dengan puisi yang berisikan tentang perjuangan
2.Apa kesan umum kamu terhadap puisi-puisi tersebut?
:Puisi tersebut sangat kaya akan bahasa kiasan, namun mampu menyampaikan
makna yang kuat akan hasrat sang penulis untuk memperjuangkan keadilan.
3.Apakah pilihan katanya indah atau lugas tegas?
:Biar peluru menembus kulitku, aku tetap meradang menerjang. Luka dan bisa
kubawa berlari.
4.Bagaimana tema yang dipilih penyair?
:Penyair memilih tema perjuangan untuk puisi tersebut.
5.Adakah baris atau bait yang menurutmu paling kamu sukai, mengapa?
: Dan aku lebih tidak peduli. AKu mau hidup seribu tahun lagi. Karena ia rela berjuang
demi kemerdekaan sampai titik darah penghabisan

8.Angkatan 60
Pohon Tin (Karya Mardi Luhung)

Pohon tin luka diberi tali. Tepilah yang akan dibawa mati.
Mungkin aku rabun dan tuli. Tapi tegak jiwa yang bakti.

Pelana jeriji dua tebu. Biji si gunung kelabu penuh pelita.


Mana janjimu padaku. Janji untuk selalu membawa serta.

Halaman sawah di pojok. Pesat melayangkan segelas jamu.


Padahal telah aku jolok. Pusat taman kahyangan untukmu.

Dini hari sirih merambat. Payung berbaris penuh kumbang.


Kini segalanya terlambat. Di ujung kerismu aku tumbang.

Melati terbelalak ranah merata. Mungil benar buah belewa.


Pasti kelak ada yang berkata: ”Lihat, si kecil yang kecewa.”

Penjaga buta daun cempaka. Loncat belanak kekal dipupus.


Untukmu, untukku, untuk mereka, ukuran tak akan terhapus.
1.Mengapa kamu memilih puisi dari penyair tersebut?
:Karena puisi tersebut menarik untuk dibaca
2.Apa kesan umum kamu terhadap puisi-puisi tersebut?
: Puisi tersebut terdapat bahasa kiasan dan makna yang kuat akan hasrat sang
penulis dan diselingi dengan pantun pantun yang melengkapi isi puisi tersebut

3.Apakah pilihan katanya indah atau lugas tegas?


:Pelana jeriji dua tebu. Biji si gunung kelabu penuh pelita.
Mana janjimu padaku. Janji untuk selalu membawa serta.

4.Bagaimana tema yang dipilih penyair?


:Tema yang dipilih penyair yaitu tentang kejujuran
5.Adakah baris atau bait yang menurutmu paling kamu sukai, mengapa?
: Pohon tin luka diberi tali. Tepilah yang akan dibawa mati.
Mungkin aku rabun dan tuli. Tapi tegak jiwa yang bakti.
Karena terdapat makna yang menarik dalam kalimat tersebut

5.Angkatan 70
Rakyat(Hartoyo Andangjaya)
Rakyat ialah kita
jutaan tangan yang mengayun dalam kerja
dibumi tanah tercinta
jutaan tangan yang mengayun bersama
membuka hutan lalang jadi ladang-ladang berbunga
mengepulkan asap dari cerobong pabrik-pabrik dikota
menaikan layar, menebar jala
meraba kelam ditambang logam batubara
Rakyat ialah tangan yang bekerja
Rakyat ialah kita
otak yang menapak sepanjang jemaring angka-angka
yang selalu berkata dua adalah dua
yang bergerak disimpangsiur garis niaga
Rakyat ialah otak yang menulis angka-angka
Rakyat ialah kita
beragam suara dilangit tanah tercinta
suara bangsi di rumah berjenjang bertangga
suara kecapi dipegunungan jelita
suara bonang mengambang dipendapa
suara kecak dimuka pura
suara tifa dihutan kebun pala
Rakyat ialah suara beraneka
Rakyat ialah kita
puisi kaya makna diwajah semesta
didarat
hari yang berkeringat
gunung batu berwarna coklat
dilaut
angin yang menyapu kabut
awan menyimpan topan
Rakyat ialah puisi diwajah semesta
Rakyat ialah kita
darah ditubuh bangsa
debar sepanjang masa
Jutaan tangan yang mengayun dalam kerja
1.Mengapa kamu memilih puisi dari penyair tersebut?
:Karena puisi tersebut mengandung makna yang menarik
2.Apa kesan umum kamu terhadap puisi-puisi tersebut?
:Jadilah rakyat yang rukun, damai, dan berguna bagi bangsa dan negara
3.Apakah pilihan katanya indah atau lugas tegas?
:Rakyat ialah kita
darah ditubuh bangsa
debar sepanjang masa
Jutaan tangan yang mengayun dalam kerja

4.Bagaimana tema yang dipilih penyair?


:Tema yang dipilih penyair yaitu berisi tentang rakyat Indonesia yang peduli
akan jiwa bangsa nya dan tetap menjaga keutuhan NKRI
5.Adakah baris atau bait yang menurutmu paling kamu sukai, mengapa?
: at ialah kita
jutaan tangan yang mengayun dalam kerja
dibumi tanah tercinta
jutaan tangan yang mengayun bersama
membuka hutan lalang jadi ladang-ladang berbunga.
Karna kalimat tersebut sangat jelas disampaikan bahwa rakyat Indonesia memiliki
rasa persatuan yang tinggi dalam bahu membahu

Anda mungkin juga menyukai