A. Batasan Pengertian
Lomba puisi merupakan sebuah wadah kegiatan kompetitif berapresiasi sastra dengan gaya, suara dan kebebasan
dalam membawakannya.
B. Pelaksanaan Lomba
Selasa, 09 Mei 2023
C. Kreteria Lomba
Kreteria lomba Baca Puisi meliputi 4 unsur penilaian, yaitu;
1. Ekspresi, Penghayatan,
2. Teknik vocal (suara, intonasi, aksentuasi, artikulasi)
3. Gaya /penampilan
4. Ketentuan Umum
D. Ketentuan Lomba
1. Peserta adalah yang telah resmi terdaftar sebagai peserta Porseni MI Jawa tahun 2023
2. Peserta terdiri dari 1 (satu) putera dan 1 (satu) puteri jenjang MI perwakilan kabupaten/kota;
3. Peserta melakukan daftar ulang dan pengambilan nomor undian sebelum 60 menit sebelum
pelaksanaan lomba;
13. Tim juri menentukan Juara I, II, III, Harapan I, II dan III (putera) dan Juara I, II, III, Harapan I, II dan III
(puteri). Apabila terjadi nilai yang sarna, maka Tim Juri
akan menentukan pemenang berdasarkan nilai tertinggi dalam penguasaan teknik suara/vocal;
E. Persyaratan teknis
Setiap peserta membaca salah satu puisi yang menjadi pilihannya, yaitu:
F. Protes
1. Protes dalam hal non teknis hanya dapat diajukan kepada panitia penyelenggara;
2. Keputusan juri yang sesuai dengan kewenangannya adalah mutlak;
3. Protes dalam hal teknis dapat disampaikan kepada panitia penyelenggara
4. Protes kepada panitia hakim diajukan secara tertulis oleh official dengan disertai biaya Rp. 1.000.000,-
(satu juta rupiah)
G. Lain-lain
Hal-hal lain yang belum tercantum dalam Pedoman Pelaksanaan ini akan diatur lebih lanjut.
Naskah Puisi
1.
SUARA MALAM
Barang kali ini diam kaku saja dengan ketenangan selama bersatu mengatasi suka dan duka
kekebalan terhadap debu dan nafsu. Berbaring tak sedar
Atau ini.
.......................................................
Catatan:
Suara Malam adalah puisi karya Chairil Anwar yang diambil dari buku kumpulan puisi “Lomba Baca Puisi Seabad
Chairil Anwar” (Perpusnas Jakarta 2022).
2.
SIAP-SEDIA
Tanganmu nanti tegang kaku, Jantungmu nanti berdebar berhenti, Tubuhmu nanti mengeras batu, Tapi kami sederap
mengganti, Terus memahat ini Tugu,
Matamu nanti kaca saja, Mulutmu nanti habis bicara, Darahmu nanti mengalir berhenti, Tapi kami sederap
mengganti,
Suaramu nanti diam ditekan, Namamu nanti terbang hilang, Langkahmu nanti enggan ke depan, Tapi kami sederap
mengganti, Bersatu maju, ke Kemenangan.
Darah kami panas selama, Badan kami tertempa baja, Jiwa kami gagah perkasa,
Kami akan mewarna di angkasa, Kami pembawa ke Bahgia nyata. Kawan, kawan
Menepis segar angin terasa Lalu menderu menyapu awan Terus menembus surya cahaya
Kawan, kawan
Dan kita bangkit dengan kesedaran Mencucuk menerang hingga belulang. Kawan, kawan
1943
Catatan:
Suara Malam adalah puisi karya Chairil Anwar yang diambil dari buku kumpulan puisi “Lomba Baca Puisi Seabad
Chairil Anwar” (Perpusnas Jakarta 2022).
3.
DUKA PERTIWI
Karya: Viefa
Ibu
Dipinggir jalan berjajar gedung pencakar langit mencabik harapan anak-anak jalanan Kontras mulusnya mobil-mobil
mewah melaju pongah
Di bawah temaram malam sempit terdesak pikiran bimbang Cinta di ujung mata menjadi hampa
Mengais sepotong kemewahan dari terik bringas arus jalanan Menangis tak seharusnya mengemis
Duka Pertiwi kulihat dari wajahmu Dia anak negeri dalam pencarian diri
10 Oktober 2021
Catatan:
Puisi Duka Pertiwi adalah karya Viefa yang diambil dari buku “Antologi Bersama seri ke-2 Penyair Membaca
Indonesia/93 Penyair Membaca Ibu” (Teras Budaya, 2022).
4.
HARI BUMI
Pohon-pohon masih berdau hijau, tak usah risau. Di kota-kota kini ditanami bebunga, indah warna.
Begitu juga ladang melon dan semangka, tetap menjalar sepanjang ladang-ladang terbuka. Melihatnya betah
teramat indah.
Tangan siapa merusak, bikin banjir air berontak? Tenggelam kota, sawah, dan ladang terbuka.
Kini saatnya alam bicara, siapa salah dalam langkah menjaga bumi tercinta. Alam atau manusia?
Adakah kita manusia, berbuat rusak, tanpa tahu dampak? Ah…manusia, selalu saja terlambat dalam merawat alam
ini. Aku atau engkaukah itu?
20 April 2022
Catatan:
Suara Malam adalah puisi karya Chairil Anwar yang diambil dari buku kumpulan puisi “Lomba Baca Puisi Seabad
Chairil Anwar” (Perpusnas Jakarta 2022).
5. IBU
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir
bila aku merantau
Di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan Lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar
Dan ibulah yang meletakkan aku di sini saat bunga kembang menyemerbak bau sayang Ibu menunjuk ke langit,
kemundian ke bumi
Sempit lautan teduhtempatku mandi, mencuci lumut pada diri Tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar
sauh Lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
Kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan Namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu Lantaran aku
tahuengkau ibu dan aku anakmu Bila aku berlayar lalu datang angin sakal
1966
Catatan:
Ibu adalah puisi karya D Zawawi Imron yang berjuluk Celurit Emas