Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Fenomena globalisasi dalam dunia bisnis dewasa ini secara tidak langsung mendorong
merebaknya konglomeraso dan divisionalisasi/departementasi perusahaan. Globalisasi telah
membawa dampak semakin meningkatnya transaksi transnasional atau cross-border
transaction. Arus barang, jasa, modal, dan tenaga kerja juga semakin mudah dan lancer
antarnegara. Belum lagi dengan kehadiran WTO (World Trade Organization) yang
memfasilitasi perdagangan transnasional. Dalam lingkungan perusahaan multinasional dan
konglomerasi serta divisionalisasi terjadi berbagai transaksi antar anggota (divisi) yang
meliputi penjualan barang dan jasa, lisensi hak dan harta tak berwujud lainnya, penyediaan
pinjaman dan lain sebagainya (Mangoting, 2000). Dengan adanya usaha konglomerasi ini,
kita mengenal berbagai nama grup perusahaan terkenal yang merambah dunia bisnis secara
nasional, regional maupun internasional (multinational corporations). Selanjutnya
perusahaan-perusahaan ini membentuk holding company untuk mengkoordinasikan bisnis
mereka. Dalam perusahaan tersebut, biasanya sebagian besar aktivitas bisnis terjadi diantara
mereka sendiri. Dalam menentukan harga, imbalan, dan lain sebagainya antar mereka
biasanya ditentukan berdasarkan kebijakan harga transfer (transfer pricing) yang ditentukan
oleh holding company yang dapat sama atau tidak sama dengan harga pasar (Gusnardi, 2009).

Awalnya transfer pricing dikenal dalam akuntansi manajemen sebagai kebijakan


harga yang diterapkan atas penyerahan barang atau jasa antar divisi/departemen di dalam
suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengukur kinerja dari masing-masing
divisi/departemen tersebut. Seiring dengan perkembangan zaman, perusahaan multinasional
yang biasanya menerapkan desentralisasi operasi dengan cara membagi perusahaannya atas
pusat-pusat pertanggungjawaban baik itu pusat biaya maupun pusat penghasilan, telah
memanfaatkan transfer pricing sebagai alat untuk menghindari atau menggelapkan pajak
dengan cara meminimalkan beban pajak yang harus ditanggung perusahaan. Melalui praktik
transfer pricing, upaya meminimalkan beban pajak dilakukan dengan cara mengalihkan
penghasilan serta biaya suatu perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa dari suatu
negara kepada perusahaan di negara lain yang tarif pajaknya berbeda.
Masalah pengalokasian penghasilan dan biaya perusahaan multinasional ini harus
diatur dengan baik dan jelas oleh masing-masing negara yang terlibat dalam transaksi
internasional. Pengaturan yang baik dan jelas diharapkan dapat mencegah dan mendeteksi
tindakan-tindakan manipulasi pajak melalui transfer pricing yang sering dilakukan
perusahaan multinasional untuk melakukan penghindaran/penggelapan pajak. Transfer
Pricing ini telah menuai banyak sekali masalah diberbagai Negara karena dalam praktiknya
mereka menggunakan hal-hal yang sangat bertentangan dengan aturan yang ada.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana aspek penetapan transfer pricing
ditinjau dari sudut pandang akuntansi maupun perpajakan serta problematika praktik
penghindaran pajak?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan aspek penetapan transfer pricing
ditinjau dari sudut pandang akuntansi maupun perpajakan serta problematika praktik
penghindaran pajak maupun kecurangan-kecurangan yang marak terjadi akibat praktik
transfer pricing yang tidak wajar.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diperuntukkan bagi seluruh masyrakat Indonesia, khususnya
Wajib Pajak untuk senantiasa patuh dan taat terhadap peraturan yang ada, khususnya dalam
kepatuhan terhadap perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai