Anda di halaman 1dari 10

BAB II

KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN


1. Konsep pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam pemecahan masalah untuk
memperoleh hasil yang akan dilaksanakan. Dalam manajemen, pengambilan keputusan (decision
making) memegang peranan penting karena keputusan yang diambil oleh manajer merupakan
hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau organisasi yang ia pimpin.
Kelalaian dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra
sampai pada kerugian uang.

seorang pelaksana atau calon pelaksana pengambil keputusan, kita diminta untuk
membuat beragam jenis keputusan. Dimana untuk menentukan keputusan tersebut kita dianggap
perlu mengetahui bagaimana menggunakan sistem informasi yang terintegrasi dengan baik guna
meningkatkan proses pengambilan keputusan tersebut, baik bekerja secara sendiri maupun dalam
suatu organisasi. Selain itu juga menerapkan fungsi sistem informasi sebagai sarana untuk
mempermudah dalam mengambil keputusan yang tepat termasuk didalamnya pendukung dari
sistem informasi tersebut yang mencakup fasilitas maupun pelaksana yang meliputi perangkat
keras, perangkat lunak dan dan orang-orang sebagai peserta pelaksana maupun sebagai eksekutor
keputusan.

Selain itu juga menerapkan fungsi sistem informasi sebagai sarana untuk mempermudah
dalam mengambil keputusan yang tepat termasuk didalamnya pendukung dari sistem informasi
tersebut yang mencakup falitas maupun pelaksana yang meliputi perangkat keras, perangkat
lunak dan dan orang-orang sebagai peserta pelaksana maupun sebagai eksekutor keputusan.

Ada masalah yang mudah diselesaikan ada pula masalah yang sulit, tergantung besarnya
masalah dan faktor faktornya. Model yang bermanfaat dan terkenal sebagai kerangka dasar
proses pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Herbert A. Simon terdiri atas tiga tahap,
yaitu:

1.Pemahaman

Menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang


diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat memecahkan masalahnya

2.Perancangan

Menemukan, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat


digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan cara
pemecahan dan menguki apakah data pemecahan tersebut dapat dilaksanakan
3.Pemilihan

Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan
dan dilaksanakan Berdasarkan kerangka dasar tersebut, maka dalam mengambil keputusan secara
efektif maka diperlukan beberapa tahap agar keputusan yang diambil dapat membantu pencapaian
tujuan organisasi. Berikut tahapan proses pengambilan keputusan :

Diharapkan dengan melakukan proses pengambilan keputusan secara tepat dapat


mampu mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkutan sehingga usaha
pencapaian tujuan yang dimaksud dapat Model Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
dilaksanakan secara baik dan efektif.

2. Model Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah
sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan
pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur.Sistem ini
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi
yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya
dibuat (Turban, 2001).

SPK bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta


mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan
lebih baik.

SPK merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah


diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan menegement science, hanya bedanya
adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan
perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau
optimum), saat ini computer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan
persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat.

Sprague dan Watson mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) sebagai sistem
yang memiliki lima karakteristik utama yaitu (Sprague et.al, 1993):

Sistem yang berbasis komputer.

Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan

Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang mustahil dilakukan dengan kalkulasi manual

Melalui cara simulasi yang interaktif

Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.

Komponen Sistem Pendukung Keputusan


Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga komponen besar yaitu database
Management, Model Base dan Software System/User Interface. Komponen SPK tersebut dapat
digambarkan seperti gambar di bawah ini.

Komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

a. Database Management

Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data.Data yang
merupakan suatu sistem pendukung keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam
lingkungan.Untuk keperluan SPK, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan melalui simulasi.

b. Model Base

Merupakan suatu model yang merepresentasikan permasalahan kedalam format


kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan
keputusan, termasuk didalamnya tujuan dari permaslahan (objektif), komponen-komponen
terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Model Base
memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan
membandingkan solusi alternatif.

c. User Interfase / Pengelolaan Dialog

Terkadang disebut sebagai subsistem dialog, merupakan penggabungan antara


dua komponen sebelumnya yaitu Database Management dan Model Base yang disatukan
dalam komponen ketiga (user interface), setelah sebelumnya dipresentasikan dalam
bentuk model yang dimengerti computer. User Interface menampilkan keluaran sistem
bagi pemakai dan menerima masukan dari pemakai kedalam Sistem Pendukung
Keputusan.
Manfaat Sistem Pendukung Keputusan

SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil
dari SPK adalah :

1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data /


informasi bagi pemakainya.
2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama
barbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat
diandalkan.
4. Walaupun suatu SPK mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang
dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dia dapat menjadi stimulan bagi
pengambil keputusan dalam memahami persoalannya,karena mampu menyajikan
berbagai alternatif pemecahan.

3. Sistem pendukung keputusan kelompok

Sistem pendukung keputusan kelompok (Group Decision Support System) adalah


sistem yang digunakan oleh sekelompok orang yang ingin memecahkan masalah dengan
teknologi komunikasi, komputasi dan pendukung keputusan.Sistem pendukung
keputusan kelompok memberikan penyediaan sesuatu yang mendukung komunikasi bagi
anggota yang tergabung dalam kelompok. Di era globalisasi ini, sistem pendukung
Keputusan kelompok sangat membantu suatu organisasi ataupun perusahaan, terutama
perusahaan-perusahaan multinasional, karena sistem pendukung keputusan kelompok
membuat rapat menjadi fleksibel karena memudahkan perusahaan untuk mengadakan
rapat tanpa harus berkumpul bersama dalam waktu dan tempat yang sama.

Jenis – jenis setting sistem pendukung keputusan kelompok :

Sistem pendukung keputusan kelompok berkontribusi pada pemecahan masalah dengan


menyediakan lingkungan yang memfasilitasi komunikasi kelompok.Empat jenis pengaturan
sistem pendukung keputusan kelompok digunakan dan didasarkan pada ukuran kelompok dan
tempat anggota berada.Di setiap pengaturan, anggota kelompok bisa bertemu secara
serentak.Artinya, mereka bisa bertemu pada waktu bersamaan atau pada waktu yang berbeda
ketika semua anggota kelompok tidak dapat hadir secara bersamaan.
Berikut ini adalah pembahasan singkat keempat jenis setting sistem pendukung keputusan
kelompok:

 Decision room: untuk sebuah kelompok kecil dalam pertemuan tatap muka.

Decision room mendukung kelompok kecil yang berukuran mulai dari tiga
sampai sekitar 24 orang yang perlu bertemu secara tatap muka.Beberapa decision room
dapat mendukung kelompok yang tidak lebih dari 10 orang, sementara ada juga yang
dapat mendukung kelompok yang memiliki jumlah lebih besar.

 Local area decision network : untuk sebuah kelompok kecil yang anggotanya
tersebar.

Bila beberapa anggota kelompok tidak dapat bertemu secara tatap muka
dan menyebar di wilayah yang terbatas, local area decision network dapat
digunakan. Misalnya, anggota kelompok dapat bertemu di kantor pada waktu
yang berbeda menggunakan papan buletin terkomputerisasi, atau mungkin juga
bertemu secara bersamaan dengan menggunakan real-time editor dokumen.

 Sidang legislatif: untuk sebuah kelompok besar dalam pertemuan tatap muka.

Bila suatu kelompok terlalu besar untuk decision room, diperlukan ruang
sidang legislatif. Meskipun batas antara kelompok yang "kecil" dan kelompok
"besar" tidak didefinisikan dengan ketat, kelompok 50 sampai 100 orang pada
umumnya sudah dianggap besar.

 Computer-mediated conference : untuk sebuah kelompok besar yang tersebar


secara geografis
.
Beberapa aplikasi otomasi kantor seperti konferensi komputer, konferensi
audio, dan konferensi video memungkinkan anggota kelompok yang tersebar
secara geografis untuk berkomunikasi. Dengan menggunakan Konferensi Mediasi
Komputer, tidak perlu menjadwalkan pertemuan terlebih dahulu. Peserta
mengirimkan input mereka ke database pusat atau kotak surat elektronik, dan
peserta lainnya merespons input tersebut dan akhirnya keputusan dibuat
berdasarkan konsensus.

KOMPONEN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELOMPOK

Sistem pendukung keputusan kelompok (SPKK) terdiri dari 3 komponen utama,


yaitu perangkat keras, perangkat lunak, dan manusia.

1. Perangkat keras: perangkat keras meliputi alat elektronik seperti komputer,


peralatan yang digunakan untuk jaringan, papan display elektronik dan peralatan
audio visual. Perangkat keras juga meliputi fasilitas konferensi, termasuk
pengaturan fisik, seperti ruangan, meja dan kursi yang ditata sedemikian rupa
sehingga mereka dapat mendukung diskusi kelompok dan kerja tim.

2. Perangkat lunak: Perangkat lunak mencakup berbagai macam alat dan teknik,
seperti kuesioner elektronik, alat brainstorming elektronik, organizer gagasan, alat
untuk menetapkan prioritas, dan alat formulasi kebijakan. Berikut adalah
penjelasan singkat tentang beberapa software tool tersebut, sebagai berikut:

o Kuesioner elektronik: Informasi yang dihasilkan dengan menggunakan


kuesioner membantu panitia pertemuan untuk mengidentifikasi masalah
yang perlu mendapat perhatian, sehingga memungkinkan panitia membuat
rencana pertemuan terlebih dahulu.

o Electronic brainstorming tools: Alat ini memungkinkan para peserta untuk


secara bersamaan menyumbangkan gagasan mereka pada pokok
pembicaraan pertemuan. Karena identitas setiap peserta tetap rahasia,
individu berpartisipasi dalam pertemuan tersebut tanpa rasa takut dikritik.

o Idea Organizer: idea organizer membantu dalam menyatukan,


mengevaluasi dan mengkategorikan gagasan yang dihasilkan selama
aktivitas brainstorming.

o Alat untuk menetapkan prioritas: Alat ini meliputi sekumpulan teknik,


seperti pemungutan suara sederhana, urutan peringkat dan beberapa teknik
tertimbang yang digunakan untuk memilih dan menetapkan prioritas
dalam pertemuan kelompok.

o Alat pembentukan kebijakan: software tool Ini memberikan dukungan


yang diperlukan untuk mengubah kata-kata pernyataan kebijakan menjadi
sebuah kesepakatan.
Penggunaan alat-alat perangkat lunak tersebut dalam sebuah pertemuan
kelompok membantu pengambil keputusan kelompok untuk
merencanakan , mengatur ide, mengumpulkan informasi, menetapkan
prioritas, mengambil keputusan dan mendokumentasikan proses
pertemuan. Hal tersebut membuat pertemuan menjadi lebih produktif.

3. Manusia: dalam pelaksanaan rapat menggunakan Sistem pendukung keputusan


kelompok, dibutuhkan seorang fasilitator terlatih yang membantu proses
persidangan, dan staf ahli untuk mendukung perangkat keras dan perangkat lunak.
Komponen sistem pendukung keputusan kelompok bersama-sama menyediakan
lingkungan yang baik untuk mengadakan pertemuan kelompok.
KELEBIHAN SPK KELOMPOK

Di era yang serba canggih ini, sistem pendukung keputusan kelompok sangat berguna
bagi suatu organisasi atau kelompok dalam mangadakan rapat dan mengambil keputusan.
Sistem pendukung keputusan kelompok memiliki beberapa keuntungan, diantaranya :

1. Anonimitas. Kemampuan untuk bertukar gagasan atau preferensi secara anonim


di lingkungan sistem pendukung keputusan kelompok mendorong peningkatan
partisipasi oleh anggota kelompok dan akibatnya lebih banyak informasi
dibagikan. Peserta tidak lagi takut ditertawakan karena komentar "bodoh", peserta
juga menjadi lebih berani menyampaikan pendapat yang bertentangan dengan
peserta lain maupun dengan atasannya.

2. Komunikasi paralel. Dalam pertemuan lisan, orang harus mendengarkan orang


lain berbicara dan tidak dapat berhenti sejenak untuk berpikir, sistem pendukung
keputusan kelompok memungkinkan setiap orang untuk "berbicara" secara paralel
(mengetik dan bertukar komentar tertulis secara bersamaan melalui jaringan
komputer). Dalam pertemuan lisan yang umum, setiap orang hanya memiliki
beberapa menit untuk mengungkapkan gagasan dari seluruh keseluruhan
pertemuan seperti saat menggunakan sistem pendukung keputusan kelompok.

3. Automated record keeping. Sistem pendukung keputusan kelompok secara


otomatis mencatat komentar, suara dan informasi lainnya yang dibagikan oleh
sebuah kelompok ke file disk. Log diskusi otomatis ini mendukung
pengembangan memori organisasi dari pertemuan ke pertemuan. Selain itu, tidak
perlu mencatat secara manual. Para peserta dalam pertemuan lisan kadang lupa
apa yang dikatakan sebelumnya dalam pertemuan tersebut dan oleh karena itu
mungkin lupa untuk memberi komentar mengenai masalah yang sedang dibahas.
Akhirnya, dalam pertemuan lisan, peserta sering gagal untuk memahami apa yang
dikatakan atau mungkin tidak dapat memproses informasi dengan cukup cepat
untuk berpartisipasi secara efektif. Dalam pertemuan yang menggunakan sistem
pendukung keputusan kelompok, peserta dapat menghabiskan lebih banyak waktu
untuk membaca komentar yang tercatat agar lebih memahami maknanya.

4. Lebih terstruktur. Sistem pendukung keputusan kelompok dapat menyediakan


struktur pembahasan yang lebih baik daripada pertemuan lisan, hal tersebut
membuat peserta fokus pada pertemuan sehingga lebih sulit untuk menyimpang
dari siklus pemecahan masalah dan membuat keputusan yang tidak lengkap atau
prematur. Kelompok yang menggunakan sistem pendukung keputusan kelompok
tetap fokus pada masalah yang ada, dan tidak akan membahas atau mengobrol
tentang topik lain dengan teman atau orang yang ada di sebelahnya.

5. Karena anonimitas, komunikasi paralel, dan pencatatan otomatis, menyebabkan


keuntungan atau manfaat baru. Dengan menggunakan sistem pendukung
keputusan kelompok , peserta dalam kelompok mengalami kepuasan yang lebih
besar dan tingkat produktivitas menjadi meningkat ,karena sistem pendukung
keputusan kelompok mempersingkat waktu pertemuan dan mampu membuat
keputusan yang lebih baik.

KELEMAHAN SPK KELOMPOK

1. Komunikasi lambat. Kebanyakan orang mengetik lebih lambat daripada saat


berbicara, dan dalam beberapa kasus, peserta kelompok mungkin tidak dapat
mengetik sama sekali. Kebanyakan orang lebih suka bicara daripada mengetik.
Karena berbicara lebih cepat daripada mengetik, biasanya lebih efisien menggunakan
GDSS hanya untuk kelompok yang besar.

2. Penolakan terhadap perubahan. Kelemahan lainnya adalah sifat manusia yang


menolak terhadap perubahan. Orang terkadang diintimidasi oleh komputer dan
merasa terancam jika terpaksa menggunakannya di lingkungan pertemuan baru.
Selain itu, jika menggunakan sistem pendukung keputusan kelompok tentu akan
melibatkan beberapa pelatihan dalam penggunaan perangkat lunak dan beberapa
orang mungkin menolak terhadap pembelajaran bagaimana menggunakan sistem.

3. Kurangnya kekayaan media. Karena pertemuan yang menggunakan sistem


pendukung keputusan kelompok sangat bergantung pada informasi tertulis, bentuk
komunikasi lainnya diminimalkan. Misalnya, bahasa tubuh dan ekspresi wajah dapat
membantu anggota kelompok menentukan apakah sebuah komentar dimaksudkan
untuk bercanda atau sarkastik dalam pertemuan lisan, namun jika kita menggunakan
GDSS, kekayaan media ini menjadi hilang. Sistem pendukung keputusan kelompok
dapat membuat pertemuan menjadi sedikit impersonal dan benar-benar berorientasi
pada topik yang sedang dibahas.

4. Kemungkinan meningkatnya konflik. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam


penggunaan sistem pendukung keputusan kelompok adalah bahwa ada kemungkinan
terjadi konflik dan permusuhan karena anonimitas dalam pertemuan tersebut. Karena
kita tidak perlu mencantumkan identitas kita dalam pertemuan, itu memungkikan
peserta untuk dengan mudahnya menghina beberapa gagasan dan mungkin terlalu
kritis dalam komentar mereka. Serangan pribadi semacam itu juga dapat dilakukan
lebih mudah yang dapat melukai perasaan peserta lain.

5. Kemungkinan hilangnya beberapa peserta kunci. Beberapa orang yang biasanya


mendominasi pertemuan verbal mungkin cenderung menghindari rapat elektronik
karena mereka tidak dapat menggunakan keterampilan verbal mereka yang kuat

6. Penyalahgunaan teknologi. Misalnya kasus yang terjadi di Lantecorporation, salah


satu orang dalam pertemuan yang memanfaatkan teknologi di Lante Corporation
mengajukan banyak komentar selama diskusi elektronik, mensimulasikan beberapa
peserta. Dengan demikian, dia bisa membuatnya tampak seolah-olah lebih banyak
orang setuju dengan idenya daripada sebenarnya. Karena komentar bersifat anonim,
sulit untuk mencegah penyalahgunaan tersebut.
7. Biaya fasilitas sistem pendukung keputusan kelompok bisa melibatkan biaya
operasional yang cukup besar dan mungkin tidak efisien, kecuali jika diterima dan
digunakan secara teratur dan benar. Produk sistem pendukung keputusan kelompok
komersial yang paling banyak digunakan (GroupSystems from Ventana, TeamFocus
from IBM, dan VisionQuest from Collaborative Technologies) dengan harga mulai
dari $ 15.000 sampai lebih dari $ 50.000. Perangkat keras, perangkat lunak jaringan,
dan biaya lainnya mungkin lebih tinggi lagi. Ruang pertemuan sistem pendukung
keputusan kelompok yang dirancang khusus di University of Arizona dan University
of Mississippi memiliki biaya lebih dari $ 250.000.

Contoh perusahaan yang menggunakan sistem pendukung keputusan kelompok


Perusahaan IBM, begitu juga banyak perusahaan lain, memulai sistem pendukung keputusan
kelompok untuk memperbaiki pertemuan kelompok.Kasus khusus melibatkan manajer pabrik
karena tidak dapat mengidentifikasi penyebab masalah dengan shop floor control. Setelah
pertemuan selama dua jam dengan personil pabrik semua yang dihasilkan adalah argumen dan
perasaan buruk.

 Jadi setelah bertemu dengan fasilitator system pendukung keputusan kelompok


perusahaan, manajer memutuskan untuk memiliki sepuluh karyawan pabrik, dirinya
sendiri, dan dua analis junior untuk berpartisipasi dalam sistem pendukung keputusan
kelompok. Mereka akan menggunakan brainstorming dan voting elektronik untuk
menyelesaikan masalah shop floor control.

 Manajer dan fasilitator memutuskan topiknya adalah "Apa isu utama dalam memperbaiki
shop floor control?"

 Setelah melakukan brainstorming selama 35 menit dan mengumpulkan 645 baris saran,
gagasan dan komentar tentang bagaimana memperbaiki shop floor control, manajer
menemukan bahwa dia mendapatkan informasi bermanfaat tentang masalah ini untuk
pertama kalinya.

 Sebuah daftar disusun dari komentar dan kemudian anggota kelompok menentukannya
sesuai urutan kepentingannya. Hasilnya dipajang dan diskusi berlangsung selama sepuluh
menit. Manajer mengucapkan terimakasih kepada para peserta dan memberikan hardfile
dari semua diskusi dan hasil voting kelompok.

Kesimpulan

Sistem pendukung keputusan kelompok adalah sistem informasi berbasis komputer yang
digunakan untuk memperbaiki pengambilan keputusan kelompok di suatu organisasi.Sistem
perangkat lunak, dan manusia. Sistem pendukung keputusan kelompok memiliki beberapa
keuntungan, diantaranya: Anonimitas, mempermudah komunikasi paralel, memudahkan
pencatatan karena sistem pendukung keputusan kelompok secara otomatis mencatat komentar,
suara, dan informasi lainnya yang dibagikan oleh sebuah kelompok ke file disk, dan sistem
pendukung keputusan kelompok juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya : Komunikasi
lambat, rawan terjadi penolakan terhadap perubahan, kurangnya kekayaan media, kemungkinan
meningkatnya konflik, rawan terjadinya penyalahgunaan teknologi, dan sistem pendukung
keputusan kelompok memerlukan biaya yang besar.

4. Peran SPK dalam pemecahan masalah

Aplikasi yang menggunakan SPK sudah banyak dirancang oleh para perancang sistem.Ada
aplikasi yang hanya menggunakan SPK dalam sistem yang dirancang, ada pula yang
menggabungkan SPK dengan Sistem Pakar. Pada prinsipnya, aplikasi-aplikasi tersebut dirancang
untuk membantu proses pengambilan keputusan dengan cepat.. Contoh aplikasi: Agroplan Vest
1.1 Model sistem perencanaan investasi produk agroindsutri komoditas umbi-umbian.
Dirancang oleh Sutiyono (2002).Aplikasi ini menggabungkan sistem pakar dengan sistem
penunjang keputusan.Model Analisis Prakiraan Pasar Produk Agroindustri digunakan untuk
menentukan prakiraan tingkat permintaan produk agroindustri yang paling potensial

Anda mungkin juga menyukai