seorang pelaksana atau calon pelaksana pengambil keputusan, kita diminta untuk
membuat beragam jenis keputusan. Dimana untuk menentukan keputusan tersebut kita dianggap
perlu mengetahui bagaimana menggunakan sistem informasi yang terintegrasi dengan baik guna
meningkatkan proses pengambilan keputusan tersebut, baik bekerja secara sendiri maupun dalam
suatu organisasi. Selain itu juga menerapkan fungsi sistem informasi sebagai sarana untuk
mempermudah dalam mengambil keputusan yang tepat termasuk didalamnya pendukung dari
sistem informasi tersebut yang mencakup fasilitas maupun pelaksana yang meliputi perangkat
keras, perangkat lunak dan dan orang-orang sebagai peserta pelaksana maupun sebagai eksekutor
keputusan.
Selain itu juga menerapkan fungsi sistem informasi sebagai sarana untuk mempermudah
dalam mengambil keputusan yang tepat termasuk didalamnya pendukung dari sistem informasi
tersebut yang mencakup falitas maupun pelaksana yang meliputi perangkat keras, perangkat
lunak dan dan orang-orang sebagai peserta pelaksana maupun sebagai eksekutor keputusan.
Ada masalah yang mudah diselesaikan ada pula masalah yang sulit, tergantung besarnya
masalah dan faktor faktornya. Model yang bermanfaat dan terkenal sebagai kerangka dasar
proses pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Herbert A. Simon terdiri atas tiga tahap,
yaitu:
1.Pemahaman
2.Perancangan
Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan
dan dilaksanakan Berdasarkan kerangka dasar tersebut, maka dalam mengambil keputusan secara
efektif maka diperlukan beberapa tahap agar keputusan yang diambil dapat membantu pencapaian
tujuan organisasi. Berikut tahapan proses pengambilan keputusan :
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah
sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan
pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur.Sistem ini
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi
yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya
dibuat (Turban, 2001).
Sprague dan Watson mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) sebagai sistem
yang memiliki lima karakteristik utama yaitu (Sprague et.al, 1993):
Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang mustahil dilakukan dengan kalkulasi manual
a. Database Management
Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data.Data yang
merupakan suatu sistem pendukung keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam
lingkungan.Untuk keperluan SPK, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan melalui simulasi.
b. Model Base
SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil
dari SPK adalah :
Decision room: untuk sebuah kelompok kecil dalam pertemuan tatap muka.
Decision room mendukung kelompok kecil yang berukuran mulai dari tiga
sampai sekitar 24 orang yang perlu bertemu secara tatap muka.Beberapa decision room
dapat mendukung kelompok yang tidak lebih dari 10 orang, sementara ada juga yang
dapat mendukung kelompok yang memiliki jumlah lebih besar.
Local area decision network : untuk sebuah kelompok kecil yang anggotanya
tersebar.
Bila beberapa anggota kelompok tidak dapat bertemu secara tatap muka
dan menyebar di wilayah yang terbatas, local area decision network dapat
digunakan. Misalnya, anggota kelompok dapat bertemu di kantor pada waktu
yang berbeda menggunakan papan buletin terkomputerisasi, atau mungkin juga
bertemu secara bersamaan dengan menggunakan real-time editor dokumen.
Sidang legislatif: untuk sebuah kelompok besar dalam pertemuan tatap muka.
Bila suatu kelompok terlalu besar untuk decision room, diperlukan ruang
sidang legislatif. Meskipun batas antara kelompok yang "kecil" dan kelompok
"besar" tidak didefinisikan dengan ketat, kelompok 50 sampai 100 orang pada
umumnya sudah dianggap besar.
2. Perangkat lunak: Perangkat lunak mencakup berbagai macam alat dan teknik,
seperti kuesioner elektronik, alat brainstorming elektronik, organizer gagasan, alat
untuk menetapkan prioritas, dan alat formulasi kebijakan. Berikut adalah
penjelasan singkat tentang beberapa software tool tersebut, sebagai berikut:
Di era yang serba canggih ini, sistem pendukung keputusan kelompok sangat berguna
bagi suatu organisasi atau kelompok dalam mangadakan rapat dan mengambil keputusan.
Sistem pendukung keputusan kelompok memiliki beberapa keuntungan, diantaranya :
Manajer dan fasilitator memutuskan topiknya adalah "Apa isu utama dalam memperbaiki
shop floor control?"
Setelah melakukan brainstorming selama 35 menit dan mengumpulkan 645 baris saran,
gagasan dan komentar tentang bagaimana memperbaiki shop floor control, manajer
menemukan bahwa dia mendapatkan informasi bermanfaat tentang masalah ini untuk
pertama kalinya.
Sebuah daftar disusun dari komentar dan kemudian anggota kelompok menentukannya
sesuai urutan kepentingannya. Hasilnya dipajang dan diskusi berlangsung selama sepuluh
menit. Manajer mengucapkan terimakasih kepada para peserta dan memberikan hardfile
dari semua diskusi dan hasil voting kelompok.
Kesimpulan
Sistem pendukung keputusan kelompok adalah sistem informasi berbasis komputer yang
digunakan untuk memperbaiki pengambilan keputusan kelompok di suatu organisasi.Sistem
perangkat lunak, dan manusia. Sistem pendukung keputusan kelompok memiliki beberapa
keuntungan, diantaranya: Anonimitas, mempermudah komunikasi paralel, memudahkan
pencatatan karena sistem pendukung keputusan kelompok secara otomatis mencatat komentar,
suara, dan informasi lainnya yang dibagikan oleh sebuah kelompok ke file disk, dan sistem
pendukung keputusan kelompok juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya : Komunikasi
lambat, rawan terjadi penolakan terhadap perubahan, kurangnya kekayaan media, kemungkinan
meningkatnya konflik, rawan terjadinya penyalahgunaan teknologi, dan sistem pendukung
keputusan kelompok memerlukan biaya yang besar.
Aplikasi yang menggunakan SPK sudah banyak dirancang oleh para perancang sistem.Ada
aplikasi yang hanya menggunakan SPK dalam sistem yang dirancang, ada pula yang
menggabungkan SPK dengan Sistem Pakar. Pada prinsipnya, aplikasi-aplikasi tersebut dirancang
untuk membantu proses pengambilan keputusan dengan cepat.. Contoh aplikasi: Agroplan Vest
1.1 Model sistem perencanaan investasi produk agroindsutri komoditas umbi-umbian.
Dirancang oleh Sutiyono (2002).Aplikasi ini menggabungkan sistem pakar dengan sistem
penunjang keputusan.Model Analisis Prakiraan Pasar Produk Agroindustri digunakan untuk
menentukan prakiraan tingkat permintaan produk agroindustri yang paling potensial