Minimasi Waste Defect Di PT Eksonindo Mu 3eec98db
Minimasi Waste Defect Di PT Eksonindo Mu 3eec98db
Abstrak─PT Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) Jenis tas yang diteliti dalam penelitian ini fokus pada jenis tas
merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang exsport. Produk tas dengan merek Eksport memiliki
memproduksi tas. Jenis tas yang diteliti dalam penelitian ini pencapaian target produksi per bulan yang berbeda-beda.
fokus pada jenis tas exsport. Dalam proses produksi ditemukan Menurut perusahaan, target produksi per bulan yang
waste defect yang mempengaruhi waktu produksi pencapaian belum tercapai disebabkan karena banyak produk defect.
target produksi. Berdasarkan data perusahaan, rata-rata defect Produk defect tergolong sebagai produk rework, sehingga
rate pada bulan Januari-Desember tahun 2012 berada diatas dibutuhkan waktu tambahan untuk memperbaiki produk
batas toleransi perusahaan yaitu diatas 8%. Oleh karena itu, tersebut sehingga target produksi tidak tercapai. Oleh karena
perlu dirancang suatu perbaikan terhadap proses produksi tas
itu, dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-
faktor apa saja yang menyebabkan target produksi perusahaan
dalam upaya meminimasi waste defect. Dalam upaya meminimasi
tidak tercapai. Pada proses produksi, ditemukan waste yang
waste defect, digunakan metode lean six sigma. Tahapan yang
mempengaruhi target produksi yang tidak tercapai.
dilakukan mengikuti tahap DMAIC (define, measure, analyze,
improve) serta menggunakan tools lean untuk melakukan
perbaikan proses. Tahap define, dilakukan pengGambaran Kurva Target dan Jumlah Produksi Tas
diagram SIPOC dan VSM. Tahap measure, dilakukan penentuan Export Bulan Januari - Desember
CTQ, KPI’s waste defect, pengukuran stabilitas dan kapabilitas Periode Tahun 2010 - 2012
proses. Tahap analyze, menentukan akar penyebab masalah
20000
dengan fishbone chart, 5 Why, dan FMEA. Tahap improve
diberikan usulan perbaikan dari hasil FMEA untuk 10000
meningkatkan kualitas proses produksi tas. Berdasarkan hasil 0
Oct-10
Oct-11
Oct-12
Jan-10
Apr-10
Jan-11
Apr-11
Jan-12
Apr-12
Jul-10
Jul-11
Jul-12
tahap analyze diketahui bahwa defect dominan yang ditemukan
adalah Kejiret/terlipat, Stelan kurang dalam, Stelan
keriput/kerut, kotor, dan Pasang pongpok terbalik. Selanjutnya
di tahap improve, diberikan usulan dalam mengatasi akar Target Produksi Jumlah Produksi
penyebab masalah untuk meminimasi waste defect diantaranya, Gambar 1 Target dan jumlah produksi tas export tahun 2010 – 2012
pengadaan display, pemeriksaan kondisi part secara rutin di awal
persiapan proses produksi, penggantian part pada interval waktu Penelitian ini dilakukan bersama tim, sehingga akan
tertentu, pengarahan pada operator, dll. dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap 4 waste yang
memiliki persentase tertinggi, yaitu waste defect, waste
Kata kunci─Lean six sigma, DMAIC, waste defect, value Stream transportation, waste inventory dan waste motion. Pada
mapping, 5W+1H, visual control. penelitian ini dilakukan minimasi waste defect dengan
persentase 23,62% yaitu melakukan penurunan terhadap
I. PENDAHULUAN defect rate.
Waste defect merupakan jenis pemborosan yang terjadi
PT Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) karena kecacatan dan kegagalan produk. Defect rate PT
merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang Eksonindo Multi Product Industry pada tahun 2012 memiliki
memproduksi tas. PT EMPI menghasilkan produk tas dengan rata-rata 10,40 %, sementara perusahaan menetapkan batas
merek Export, Neosack, dan Extreme. Akan tetapi, dari tiga toleransi defect rate sebesar 8 %.
merek tas hanya terdapat dua merek tas yang diproduksi Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang
secara berkelanjutan, yaitu tas merek Eksport dan Neosack. akan dibahas pada penelitian ini adalah mengidentifikasi
Minimasi Waste Defect di PT Eksonindo Multi Product Industri Dengan Pendekatan Lean Six Sigma
Benny Yanuarsih, Sri Widaningrum, Muhammad Iqbal (34 – 40)
34
faktor yang menjadi penyebab terjadinya waste defect dan untuk meningkatkan proses bisnis dengan berbagai cara agar
memberikan usulan perbaikan yang dapat digunakan untuk menghasilkan kinerja bebas kesalahan (zero defect). [2]
meminimasi waste defect pada proses produksi tas. Penelitian
ini memiliki batasan terhadap data historis yang digunakan II. METODOLOGI
yaitu data bulan Januari sampai Desember tahun 2010-2012, Pada model konseptual diketahui bahwa data input yang
tidak membahas masalah biaya, tahapan yang dilakukan hanya akan digunakan berupa CTQ, jumlah produksi, jumlah bahan
sampai pada perancangan strategi perbaikan, workstation yang baku, waktu aktual produksi, waktu baku produksi, urutan
diteliti adalah workstation cutting dan sewing, dan usulan proses produksi, dan waktu transportasi antar work station.
yang diberikan mempertimbangkan usulan dari perbaikan Semua data tersebut merupakan informasi yang akan
waste transportation, inventory, dan motion. digunakan untuk mengetahui keadaan proses produksi tas di
PT Eksonindo Multi Product Industri.
TABEL I
IDENTIFIKASI WASTE E-DOWNTIME PROSES PRODUKSI Penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu :
PT EKSONINDO MULTI PRODUCT INDUSTRY 1. Tahap pengumpulan data
2. Tahap pengolahan data
Total Magnitude Persentase
Waste Ranking 3. Tahap analisis
Waste Waste
4. Tahap kesimpulan dan saran.
Defect Waste (D) 13.3 23.62% 1
III. PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Transportation Waste
12 21.31% 2 A. Define
(T)
Minimasi Waste Defect di PT Eksonindo Multi Product Industri Dengan Pendekatan Lean Six Sigma
Benny Yanuarsih, Sri Widaningrum, Muhammad Iqbal (34 – 40)
36
C. Analyze TABEL VI
ANALISIS 5 WHY KEJIRET
Tahap analyze dilakukan untuk mengetahui penyebab Cause Sub cause Why Why Why
terjadinya waste defect. Analisis penyebab terjadinya waste Kendali Tekanan
Tarikan kain
defect dalam proses produksi tas dilakukan dengan mencari Mesin
Sepatu mesin masukan
dengan sepatu
sepatu
akar penyebab dari defect dominan melalui pembuatan pareto melambung kain kurang terlalu
tidak sesuai
baik kendor
diagram dan pembuatan fishbone dan 5Why sebagai berikut. Kurangnya
1) Pembuatan Pareto Diagram sosialisasi
Operator
Berdasarkan pareto diagram, jenis defect yang akan Operator tidak
tidak
petunjuk
menjadi prioritas untuk diperbaiki dengan kumulatif mengatur standar
memahami
kembali perusahaan
persentase defect rate 80,85% adalah sebagai berikut: tegangan
petunjuk
dalam
a. Kejiret/terlipat (J16) dengan persentase 29,84% standar
benang jahit mengatur
perusahaan
b. Stelan kurang dalam (J27), persentase 21,17% Manusia tegangan
c. Stelan keriput/kerut (P15), persentase 19,25% benang
d. Kotor (K01), persentase 7,70% Operator
Operator tidak Operator
kurang Operator tidak
e. Pasang pongpok terbalik (P15) persentase 2,89% memperhatikan
memahami teliti dalam
kurang
posisi bahan konsentrasi
karakteristik proses
Pareto Diagram Defect Tas pada saat
bahan yang penjahitan
dalam
penjahitan bekerja
Exsport dijahit
100.0%
b. Stelan kurang dalam
50.0% Stelan kurang dalam terjadi ketika melakukan perakitan
antar komponen tas untuk memperkuat hasil akhir tas pada
proses perakitan lapisan badan dengan bagian luar. Kondisi
0.0% tersebut disebabkan oleh faktor material dan manusia.
Persentase Defect Kumulatif
Gambar 4 Pareto diagram Pemotongan material
kembali sebelum
penjahitan
2) Fishbone dan 5Why
Defect yang menjadi prioritas tersebut kemudian akan Stelan Kurang Dalam
dianalisis menggunakan Fishbone dan 5 Why untuk mencari
akar penyebab masalah. Berikut adalah analisis Fishbone dan
5 Why dari defect.
a. Kejiret/terlipat
Kejiret terjadi ketika melakukan jahitan tidak melihat
posisi luar bahan pada proses penjahitan lapisan badan dengan
Gambar 6 Fish bone stelan kurang dalam
penyatuan bagian luar tas, akhirnya ketika dibalik bahan yang
ada dibawah terlipat oleh jahitan. TABEL VII
Penyebab kejiret/terlipat adalah: ANALISIS 5 WHY STELAN KURANG DALAM
a) Tekanan sepatu terlalu kendor Cause Sub cause Why Why Why
b) Kurangnya sosialisasi petunjuk standar perusahaan dalam
Ukuran
mengatur tegangan benang Pemotongan
Material toleransi
c) Operator kurang konsentrasi dalam bekerja. material
tidak sesuai material
Material kembali
dengan untuk
sebelum
ukuran penjahitan
penjahitan
berlebih
Operator
Sepatu mesin Operator tidak Operator
kurang Operator
melambung memperhatikan kurang
memahami tidak teliti
Manusia posisi bahan konsentrasi
karakteristik dalam proses
Kejiret/Terlipat pada saat dalam
bahan yang penjahitan
penjahitan bekerja
dijahit
Operator tidak
mengatur kembali
tegangan benang jahit
Penyebab stelan kurang dalam adalah:
a) Ukuran toleransi material untuk penjahitan berlebih
b) Operator kurang konsentrasi dalam bekerja
Gambar 5 Fish bone kejiret
Minimasi Waste Defect di PT Eksonindo Multi Product Industri Dengan Pendekatan Lean Six Sigma
Benny Yanuarsih, Sri Widaningrum, Muhammad Iqbal (34 – 40)
38
Usulan 2: Oleh karena itu, usulan-usulan yang dirancang adalah seperti
TABEL XI pembuatan pembuatan visual control dan pengawasan lebih.
RANCANGAN USULAN PERBAIKAN PERGANTIAN PART
Faktor Lingkungan Akar penyebab dari kurang
WHAT Penggantian part pada interval waktu tertentu
WHERE Bagian sewing dan bagian cutting bersihnya area produksi adalah alat kebersihan yang tidak
WHEN Interval waktu tertentu efektif. Oleh karena itu, usulan yang dirancang adalah
WHO Karyawan maintenance penambahan alat kebersihan dan penambahan waktu
WHY Agar menghindari penggunaan part yang rusak membersihkan.
HOW
Penggantian dilakukan untuk menghindari terhentinya mesin akibat V. KESIMPULAN DAN SARAN
kerusakan komponen yang berakibat pada buruknya kualitas (defect),
sehingga didapatkan interval waktu penggantian pencegahan yang A. Kesimpulan
optimal. Interval penggantian part menggunakan metode age
replacement dilakukan berdasarkan pada umur pakai suatu part. Dalam Waste defect dominan yang terjadi dalam proses
melakukan penggantian part dengan metode ini tentu memerlukan data produksi tas adalah Kejiret/terlipat (J16), Stelan kurang dalam
histori krusakan mesin. Namun, sampai saat ini perusahaan belum (J27), Stelan keriput/kerut (P15), Kotor (K01), dan Pasang
melakukan pencatatan terhadap kerusakan mesin, sehingga interval pongpok terbalik (P13). Akar penyebab waste defect antara
waktu penggantian part belum dapat ditentukan dalam penelitian ini.
Dalam upaya memudahkan perusahaan untuk melakukan usulan ini, lain:
disediakan Software Microsoft Excel sebagai data inputan dan 1. Faktor mesin diantaranya: tekanan sepatu terlalu kendor,
penggunaan software Helper yang akan menentukan interval waktu jarum tumpul, dan mata pisau pemotong sudah usang
terbaik dalam melakukan penggantian part mesin.Berikut adalah 2. Faktor material diantaranya: gerigi bawah sudah usang,
tampilan Software Microsoft Excel yang diusulkan untuk perusahaan.
ukuran toleransi material untuk penjahitan berlebih,
penandaan pola material yang tidak jelas, tegangan
kumparan benang tinggi.
3. Faktor manusia diantaranya: kurangnya sosialisasi
petunjuk standar perusahaan dalam mengatur tegangan
benang, operator kurang konsentrasi kerja
4. Faktor lingkungan diantaranya: alat kebersihan yang
digunakan tidak efektif
Minimasi Waste Defect di PT Eksonindo Multi Product Industri Dengan Pendekatan Lean Six Sigma
Benny Yanuarsih, Sri Widaningrum, Muhammad Iqbal (34 – 40)
40