bersifat non infectious, berasal dari HbsAG yang dihasilkan dalam sel ragi
2. Safety Box
3. Vaksin HB-Unijeck
4. Kapas Kering
7. Langkah – Langkah 1. Petugas mencuci tangan dengan sabun diair yang mengalir
KERANGKA ACUAN
IMUNISASI INJEKSI VAKSIN POLIO (IPV)
I. PENDAHULUAN
Provinsi Yogyakarta dan daerah sekitarnya dipilih menjadi pilot project program introduksi
pemakaian vaksin polio IPV adalah karena cakupan bermacam jenis vaksin primer yang sangat
tinggi di Provinsi Yogyakarta dan daerah sekitarnya, mempunyai system pembangunan limbah
kota yang memadi untuk membantu adanya virus polio liar asal vaksin di limbah pembangunan
tersebut/VDPD, telah mempunyai system pemantauan dan pelaporan penyakit poliomyelitis dan
Pada awal 2012, telah diadakan pertemuan Evaluasi tahunan tentang Project Intoduksi
Pemakaian vaksin Polio IPV ini Yogyakarta dan menurut hasil yang telah didaptkan tahun 2007
hingga 2012, maka dinyatakan bahwa, Vaksin Polio Injeksi IPV ini adalah sama efektif seperti
Vaksin Polio OPV dalam hal pencegahan dan pengendalian penyakit poliomyelitis di
Yogyakarta dan sekitranya. Vaksin Polio IPV tidak menimbulkan kasus VAPP yaitu kumpulan
akibat vaksin polio dan juga tidak ditemukan adanya virus polio asal vaksin dan virus polio liar
pada didalam sistem pembuangan air limbah di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Vaksin Polio
Injeksi IPV dinilai cukup aman karena tidak menyebabkan kejadian ikutan Pasca imunisasi atau
KIPI yang berarti dibandingkan dengan vaksin polio oral OPV, sehingga disimpulkan bahwa
pemakaian vaksin polio injeksi IPV bias dilanjutkan di Provinsi Yogyakarta dan daerah
sekitarnya.
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memenuhi hak setiap bayi dan berita mendapatkan imunisasi Vaksin Polio Injeksi
yang sangat aman
II. PELAKSANAAN
2.1 Bayi dan Balita
2.2 METODE
A. Kunjungan pelayaran imunisasi keposyandu
B. Penyuluhan
2.3 MEDIA
Imunisasi KIT dan Leafiet
2.5 PEMBIYAAN
Dana Alokasi Kesehatan (DAK)
Dengan diadakannya kegitan Imunisais vaksin polio injeksi diharapkan semua Bayi
mendapatkan imunisasi vaksin injeksi lengkap dengan cakupan 90 % dimana dalam
pelaksanaannya sesuai dengan waktunya sehingga Bayi terhindar dari penyakit Oliomyelitis
dan kejadian lumpuh layu
2.7 EVALUASI
Mencatat hasil kegiatan
2.8 PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Hasil kegiatan dicatat dalam buku monitoring dilaporkan kepada Ketua UKM untuk
dilakukan evaluasi
8. Diagram Alir FLOW CHAT
9. Hal-hal yang perlu Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejala seperti temas dan
diperhatikan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara dan kadang-kadang
gejala demam
10. Unit Terkait SD/MI, kelas I
11. Dokumen Terkait 1. Laporan
2. Buku Imunisasi Laporan BIASA
12. Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
dilakukan
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat
diperhatikan penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2
hari.
10. Unit Terkait 1. Ruang imunisasi
2. Klinik bersalin swasta
11. Dokumen Terkait 1. KMS
2. Buku Registrasi kunjungan bayi
12. Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
dilakukan
9. Hal-hal yang perlu Jika terjadi kesalah dalam pemberian atau penyuntikan imunisasi campak. Maka
diperhatikan akan menyebabkan vaksin tersebut tidak dapat bekerja secara efisien di dalam
tubuh bayi. Oleh karena itu petugas harus temapil dalam memberikan imunisasi
Campak pada bayi sehingga dapat memberikan anti bodi yang baik di dalam
tubuh bayi
10. Unit Terkait 1. Pol i anak
2. Ruang imunisasi
3. Klinik bersalin swasta
11. Dokumen Terkait 1. KMS
2. Buku Registrasi kunjungan bayi
12. Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
dilakukan
8. Diagram Alir
Meletakkan anak dalam posisi yang nyaman dan mentepkan vaksin polio
sebanyak 2 tetas
9. Hal-hal yang perlu Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralisi yag
diperhatikan disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi
10. Unit Terkait 1. Poli anak
2. Ruang imunisasi
3. Klinik bersalin swasta
11. Dokumen Terkait 1. KMS
2. Buku Registrasi kunjungan bayi
12. Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
dilakukan
8. Diagram Alir FLOW CHAT
Mengambil vaksin 0.5cc, bersihkan 1/3 paha bagian luar, lakukan penyuntikan
secara IM
9. Hal-hal yang perlu Jika terjadi kesalah dalam pemberian atau penyuntikan imunisasi DPT, maka
diperhatikan akan menyebabkan vaksin tersebut tidak dapat bekerja secara efisien di dalam
tubuh bayi. Oleh karena itu petugas haru terampil dalam memri imunisasi DPT
pada bayi sehingga dapat memberikan antibody yang baik didalam tubuh bayi.
10. Unit Terkait 1. Poli anak
2. Ruang imunisasi
3. Klinik bersalin swasta
11. Dokumen Terkait 1. KMS
2. Buku Registrasi kunjungan bayi
12. Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
dilakukan
PENYIMPANAN VAKSIN
No. Dokumen : / /PUS SITINJAK
No. Revisi :1
Tanggal :
SOP Terbit
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN TAPANULI Halaman :½
SELATAN
UPT PUSKESMAS Kepala Puskesmas
SITINJAK
Andri Bakti, MKM
NIP.197401011996031002
1. Pengertian Proses penyimpanan vaksin imunisasi dengan aturan vaksin harus di dinginkan pada
temperatur 2 – 8 derajad celsius danridak membeku pada coolbox
2. Tujuan 1. Agar vaksin tetap mempunyai potensi yang baik sewaktu diberikan kepada
sasaran
2. Sebagai pedoman untuk petugas imunisasi dalam menjaga kefektifan vaksin
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor
4. Referensi Modul pelatihan tenaga pelaksanaan imunisasi puskesmas,
Kerja sama direktorat jendral PP&PL dan pusdikat SDM KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I TAHUN 2006
5. Alat dan Bahan 1. Coolbox
2. Vaksin
3. Cool Pack
4. Termometer
7. Langkah – Langkah 1. Petugas memastikan Lemari es buka atas dalam posisi datar
2. Melakukan pengontrolan suhu lemari es dengan penempatan thermometer
didalam coolbox
3. Meletakkan coolpack pada bagian dasar lemari es
4. Memastikan semua vaksin berada didalam Dus
5. Meletakkan vaksin sesuai dengan kualitasnya yaitu vaksin yang VVMnya B
dan vaksin dengan kadalauarsa pendek diletakkan dibagian atas
6. Memeriksa suhu lemari es 2 kali sehari pagi dan sore dan mencatat pada grafik
suhu
8. Diagram Alir
8. Diagram Alir
7. Langkah – Langkah 1. Petugas mencuci tangan dengan sabun diair yang mengalir
2. Memastikan vaksin yang akan digunakan
3. Membersihkan Paha Bagian Luar dengan kapas kering
4. Menyuntikkan HB-0 secara IM
5. Merapikan alat dan mencuci tangan
6. Mencatat dalam Buku KMS, register bulanan dan kohort Desa
PEMBERIAN IMUNIVASI BCG
No. Dokumen : / /PUS SITINJAK
No. Revisi :1
Tanggal :
SOP Terbit
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN TAPANULI Halaman :½
SELATAN
UPT PUSKESMAS Kepala Puskesmas
SITINJAK
Andri Bakti, MKM
NIP.197401011996031002
1. Pengertian Vaksin bentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis hidup yang
sudah dilemahkan dari strain.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian kekebalan aktif
terhadap tuberculosis
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Sitinjak Nomor
4. Referensi Modul pelatihan tenaga pelaksana imunisasi puskesmas
Kerja sama direktorat jenderal PP&PL dan pusdiklat SDM KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN RI TAHUN 2005
5. Alat dan Bahan 1. Termos Vaksin
2. Safety Box
3. Vaksin BCG
4. Vaksin Pelarut
5. Spuit 0,05 cc
6. Kapas kering
7. Langkah – Langkah 1. Petugas mencuci tangan dengan sabun diair yang mengalir
2. Memastikan vaksin yang akan digunakan
3. Melarutkan vaksin BCG dengan ciaran BCG 1 ampul (5 cc)
4. Memastikan anak belum pernah di imunisasi BCG
5. Membersihkan 1/3 lengan atas dengan kapas dan air matang
6. Tunggu hingga kering
7. Kemudian suntikkan vaksin di lokasi dan cara yang sesuia ketentuan
8. Setelah vaksin masuk, jarum keluarkan
9. Pada tempat bekas lokasi suntikan, kemudian ditekan dengan kapas baru yang
kering. Jangan memijat-mijat daerah bekas suntikan
10. Jika ada perdarahan kapas tetap ditekan pada lokasi suntikan hingga darah
berhenti.
11. Mencatat dalam buku KMS, register bulanan dan Kohort Desa
PEMBERIAN IMUNIVASI DPT/Hb
No. Dokumen : / /PUS SITINJAK
No. Revisi :1
Tanggal :
SOP Terbit
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN TAPANULI Halaman :½
SELATAN
UPT PUSKESMAS Kepala Puskesmas
SITINJAK
Andri Bakti, MKM
NIP.197401011996031002
1. Pengertian Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan
dan portusis yang inaktikasi serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin
virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non infectious
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri,
tetanus, pertusis dan hepatitis B
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor
4. Referensi Modul pelatihan tenaga pelaksana imunisasi puskesmas
Kerja sama direktorat jenderal PP&PL dan pusdiklat SDM KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN RI TAHUN 2005
5. Alat dan Bahan 1. Termos Vaksin
2. Safety Box
3. Vaksin DPT
4. Spuit 0,05 cc
5. Kapas kering
7. Langkah – Langkah 1. Petugas mencuci tangan dengan sabun diair yang mengalir
2. Memastikan vaksin yang akan digunakan
3. Menjelaskan kepada ibu tentang jumlah suntikan 3x untuk imunisasi DPT
4. Mengambil vaksin 0.5 cc, bersihkan 1/3 paha bagian luar, lakukan penyuntikan
secara IM
5. Menerangkan kepada ibu untuk memberi kompres hangat pada tempat
penyuntikan, dan efek panas yang akan timbul pada imunisasi DPT
6. Merapikan alat dan mencuci tangan
7. Mencatat dalam buku KMS, register bulanan dan Kohort Desa
PEMBERIAN IMUNIVASI POLIO
No. Dokumen : / /PUS SITINJAK
No. Revisi :1
Tanggal :
SOP Terbit
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN TAPANULI Halaman :½
SELATAN
UPT PUSKESMAS Kepala Puskesmas
SITINJAK
Andri Bakti, MKM
NIP.197401011996031002
1. Pengertian Vaksin Polio bivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelistis tipe 1, dan 3
yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal ginjal kera dan
distabilkan dengan sukrosa.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian kekebalan aktif
terhadap poliomyelistis
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Sitinjak Nomor
7. Langkah – Langkah 1. Petugas mencuci tangan dengan sabun diair yang mengalir
2. Memastikan vaksin yang akan digunakan
3. Membuka tutup vaksin. Memasang pipet pada tutup vaksin
4. Meletakkan anak dalam posisi yang nyaman dan meneteskan vaksin polio
sebanyak 2 tetas
5. Memastikan vaksin dalam keadaan steril dan tidak dimuntahkan oleh anak
6. Merapikan alat dan mencuci tangan
7. Mencatat dalam buku KMS, register bulanan dan Kohort Desa
PEMBERIAN IMUNIVASI CAMPAK
No. Dokumen : / /PUS SITINJAK
No. Revisi :1
Tanggal :
SOP Terbit
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN TAPANULI Halaman :½
SELATAN
UPT PUSKESMAS Kepala Puskesmas
SITINJAK
Andri Bakti, MKM
NIP.197401011996031002
1. Pengertian Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis
mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus strain CAM 70 dan tidak
lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erythromycin.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian kekebalan aktif
terhadap penyakit campak
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Sitinjak Nomor
4. Referensi Modul pelatihan tenaga pelaksana imunisasi puskesmas
Kerja sama direktorat jenderal PP&PL dan pusdiklat SDM KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN RI TAHUN 2005
5. Alat dan Bahan 1. Termos Vaksin
2. Safety Box
3. Vaksin Campak
4. Vaksin Pelarut Campak
5. Spuit 5 cc
6. Spuit 0,05 cc
7. Kapas kering
7. Langkah – Langkah 1. Petugas mencuci tangan dengan sabun diair yang mengalir
2. Memastikan vaksin yang akan digunakan
3. Melarutkan vaksin campak dengan cairan pelarut campak 1 ampul (5cc)
4. Memastikan anak belum pernah di imunisasi campak
5. Membersihkan 1/3 lengan atas dengan kapas dan air matang
6. Tunggu hingga kering
7. Kemudian suntikkan vaksin di lokasi dan cara yang sesuia ketentuan
8. Setelah vaksin masuk, jarum keluarkan
9. Pada tempat bekas lokasi suntikan, kemudian ditekan dengan kapas baru yang
kering. Jangan memijat-mijat daerah bekas suntikan
10. Jika ada perdarahan kapas tetap ditekan pada lokasi suntikan hingga darah
berhenti.
11. Mencatat dalam buku KMS, register bulanan dan Kohort Desa
8. Diagram Alir
Mencatat adanya bayi dan balita yang terjadi efek samping pasca imunisasi
Mencatat hasil pemantauan suhu pada grafik suhu yang dilakukan 2 kali
dalam sehari dan pagi dan sore
9. Hal-hal yang perlu Jika terjadi kesalahan pencatatan penulisan stok vaksin, jumlah sasaran yang akan
diperhatikan diimunisasi, maka akan terjadi kesalahan pelaporan pada laporan bulanan yang
dilaporkan sehingga akan terjadi kekurangan ataupun kelebihan vaksin. Oleh karena
itu petugas harus teliti dalam penghitungan jumlah sasaran dan pengeluaran vaksin
sehingga tidak terbuang percuma
10. Unit Terkait Ruang imunisasi
Laporan posyandu setiap bulanannya
Rumah bersalin swasta
11. Dokumen Terkait 1. Laporan
2. Buku register kohort ibu dan bayi
12. Rekam historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
dilakukan