Pedoman Pustu 09 PDF
Pedoman Pustu 09 PDF
Kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat
hidayah dan karunia-Nya, Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Pustu/ Polindes telah dapat diselesaikan.
1
Akhirnya kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak atas bantuan dan perhatian yang telah diberikan dalam rangka
penyusunan Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di
Pustu/ Polindes ini.
2
TIM PENYUSUN PEDOMAN PENGELOLAAN
OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DI PUSKESMAS
PEMBANTU
Daftar Kontributor :
Sekretariat :
3
DAFTAR ISI
Halaman
SAMBUTAN i
KATA PENGANTAR ii
TIM PENYUSUN iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
C. Ruang Lingkup 2
BAB II PENGELOLAAN 3
A. Perencanaan Kebutuhan 4
B. Permintaan dan Penerimaan 7
C. Penyimpanan 8
D. Penggunaan 9
D. 1. Penyerahan Obat 10
D. 2. Informasi 10
D. 3. Etika Pelayanan 12
E. Pencatatan Pelaporan 14
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Puskesmas merupakan salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan dasar
dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Pada umumnya Puskesmas di
Indonesia dilengkapi dengan Sub Unit pelayanan baik yang berada secara fisik di
dalam puskesmas maupun yang berada di luar gedung puskesmas. Sub unit yang
berada di dalam gedung Puskesmas antara lain : Ruang KIA/Gizi, Ruang Rawat
Inap, Ruang Pelayanan Gigi, Ruang Periksa (Rawat Jalan), dan lain-lain. Sedangkan
sub unit yang berada di luar puskesmas antara lain : Puskesmas Pembantu,
Puskesmas Keliling, Polindes, Pos Kesehatan Satelit (terutama yang berada di
daerah bencana).
Puskesmas Pembantu merupakan unit otonom yang dapat melakukan
pelayanan kesehatan secara mandiri. Untuk itu Puskesmas Pembantu (Pustu) pada
umumnya di lengkapi dengan sumber daya manusia (perawat, Dokter), peralatan
maupun obat dan perbekalan kesehatan untuk menunjang aktivitasnya. Di beberapa
daerah di NTB, Jawa Barat bagian selatan, Kalimantan, Papua, Sulawesi, Sumatera
dan sebagainya. Pustu mempunyai peran sangat strategis dalam hal pelayanan
kesehatan masyarakat, karena merupakan upaya pendekatan pada pelayanan
kesehatan kepada masyarakat untuk meningkatkan akses masyarakat pada sarana
pelayanan kesehatan. Untuk menunjang operasional Pustu perlu dipikirkan dengan
lebih seksama mengenai pengelolaan obat dan perbekalan kesehatannya. Hal ini
berkaitan dengan belum adanya buku pedoman pengelolaan obat di Pustu.
B. Tujuan
Pedoman ini bertujuan untuk memberi pedoman dalam pengelolaan obat dan
perbekalan kesehatan di Pustu. Dengan adanya pedoman ini diharapkan kualitas
pelayanan kefarmasian di Pustu akan lebih meningkat.
C. Ruang Lingkup
Pedoman ini akan mencakup :
1. Perencanaan Kebutuhan
2. Permintaan dan Penerimaan
3. Penyimpanan
4. Penggunaan
5. Pencatatan dan pelaporan
5
BAB II
PENGELOLAAN
Mengingat pada umumnya tenaga yang bertugas di Pustu berbeda dengan tenaga
di Puskesmas, maka daftar obat di Pustu juga di bedakan. Hal ini berkaitan dengan tingkat
pengetahuan yang dimiliki oleh tenaga bersangkutan dan jenis serta kompleksitas pelayanan
kesehatan dasar yang diberikan. Pada umumnya obat yang digunakan di Pustu sama
dengan Daftar Obat Pelayanan Kesehatan Dasar yang tersedia di Puskesmas, yaitu Daftar
Obat Esensial Nasional (DOEN). Obat di Pustu yang meliputi hampir seluruh kelas terapi
yang tersedia di pelayanan kesehatan dasar, terutama dalam bentuk formulasi oral dibatasi,
karena terbatasnya SDM maka dihindari bentuk formulasi parenteral (lihat pada lampiran 1).
Kriteria jenis obat yang disediakan di Pustu:
1. Obat untuk penanggulangan 10 penyakit terbanyak
2. Obat untuk Penyelamat Jiwa/ Pertolongan Pertama/ Emergensi/
Kedaruratan Medik
3. Obat untuk pelayanan kesehatan dasar tanpa pemeriksaan
penunjang/laboratorium
4. Obat untuk pelayanan kesehatan gigi dasar bila ada tenaga dokter gigi/
perawat gigi di Pustu
5. Obat yang digunakan secara terapi berkesinambungan dari penanganan
rujukan sebelumnya (dari Puskesmas Induk/RS)
6. Obat-obat Program Kesehatan, yang disesuaikan dengan kondisi
wilayah setempat
7. Penggunaan Narkotika dan Psikotropika hanya dalam kondisi bila ada
dokter yang bertugas pada Pustu dan dilaporkan secara berkala sesuai
ketentuan yang berlaku.
6
Untuk Polindes (Pos Bersalin Desa), penyediaan dan penggunaan obat sesuai
dengan program KB/KIA, yaitu :
a. Alat kontrasepsi
b. Supplemen / Vitamin (program Gizi)
c. Obat untuk kebidanan dan kandungan
d. Obat pendukung MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
STOK OPTIMUM =
Pemakaian per periode distribusi
+ Stok pengaman
+ Waktu tunggu
Contoh Perhitungan:
Pemakaian Antalgin di Puskesmas Pembantu Melati pada bulan Agustus 2004
sebanyak 1000 tablet. Sisa stok per 31 Agustus 2004 adalah 100 tablet. Permintaan
obat ke puskesmas induk dilakukan setiap bulan.
a. Pemakaian Per bulan = 1000 tablet
b. Pemakaian rata-rata per hari = 1000/25 = 40 tablet
7
c. Stok pengaman pada umumnya berkisar antara 10% - 20%
(termasuk untuk mengantisipasi kemungkinan kenaikan
kunjungan). Misalkan berdasarkan evaluasi data diperkirakan 10
%= 10 % x 1000 tablet = 100 tablet.
d. Pada umumnya waktu tunggu berkisar antara 2 - 3 hari.
Misalkan waktu tunggu diperkirakan 3 hari = 3 x 40 tablet =
120 tablet.
e. Kebutuhan Antalgin untuk bulan September 2004 adalah ( a + c
+ d ) – Sisa Stok =
( 1000 + 100 + 120 ) – 100 = 1120 tablet
Pengajuan obat dari Pustu ke Puskesmas menggunakan formulir LPLPO sub unit.
Puskesmas Pembantu
PUSKESMAS
LPLPO LPLPO
UPOPPK
Jalur permintaan
Jalur penyerahan
8
Pustu tidak diperkenankan meminta obat secara langsung dari Unit
pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (UPOPPK)
Kabupaten/Kota, kecuali dalam keadaan terjadinya KLB atau
kedaruratan lainnya
C. Penyimpanan
Pada dasarnya kebijakan penyimpanan obat di Pustu sama dengan di
Puskesmas. Obat harus disimpan ditempat yang aman, disusun berdasarkan
jenisnya yang tersusun secara alfabetis. Penyimpanan menerapkan prinsip FIFO dan
FEFO. Hanya yang mempunyai wewenang yang boleh mengakses ruang
penyimpanan obat.
Penyimpanan obat:
9
Kerusakan Fisik Disebabkan menumpuk terlalu tinggi
Dus berdempetan dengan benda tajam
Kontaminasi bakteri Wadah obat yang rusak atau terbuka akan mudah
tercemar oleh bakteri
Obat yang diterima oleh Pustu harus di simpan dengan baik pada tempat tertentu
dan disimpan di tempat yang terkunci.
Peralatan
Meliputi lemari beserta kuncinya.
Pengamanan
Lemari harus terkunci
Penanggung jawab
Kepala Pustu atau petugas yang ditunjuk
D. Penggunaan
Penggunaan obat di Pustu berpedoman pada penggunaan obat rasional dengan
mengacu pada Pedoman Pengobatan Puskesmas (Direktorat Bina Penggunaan
Obat Rasional, tahun 2003), dengan prinsip antara lain:
10
9 Mengurangi penggunaan injeksi
9 Menghindari peresepan obat yang berlebihan (polifarmasi)
9 Menghindari penggunaan antibiotik untuk kasus ISPA non pneumonia
dan diare non spesifik
9 Memberikan informasi kepada pasien mengenai cara penggunaan obat
dan penyimpanannya di rumah
D.2. Informasi
Sebab utama mengapa penderita tidak menggunakan obat dengan tepat,
adalah karena penderita tidak mendapatkan penjelasan yang cukup dari
yang memberikan pengobatan atau yang menyerahkan obat.
Oleh karena itu sangatlah penting menyediakan waktu untuk memberikan
penyuluhan kepada penderita tentang obat yang diberikan.
11
Misalnya antibiotik, harus diminum sampai obat yang diberikan habis sesuai
dengan aturan pakai.
3). Cara penggunaan obat
Obat dapat dimakan/diminum dengan bantuan air putih biasa, teh manis,
pisang, susu dan lain-lain. Namun demikian untuk Tetracyclin tidak boleh
diminum bersama-sama dengan susu, karena khasiat Tetracyclin akan
berkurang dengan adanya susu dalam lambung.
Beberapa obat, baru bekerja dengan maksimal bila lambung dalam
keadaan kosong (1 jam sebelum makan). Obat antasida (campuran
magnesium trisilikat) bekerja maksimal apabila dimakan satu atau dua jam
setelah makan dan waktu tidur.
Tablet asetosal dan besi dapat menyebabkan iritasi lambung oleh karena itu
harus digunakan setelah makan terlebih dahulu.
Krim atau salep kulit digunakan dengan cara mengoleskan obat berkali-kali
pada kulit ditempat yang sakit.
Cara memasukkan supositoria yang termudah adalah dalam posisi
jongkok.
4). Ciri-ciri tertentu setelah pemakaian obat.
Berkeringat pada penderita demam panas setelah memakan obat
penurun panas
Perubahan warna tinja dan air seni setelah minum Tetrasiklin, Vitamin
B Komplek
Rasa mengantuk, oleh karena itu khusus untuk obat antihistamin,
seperti CTM dianjurkan kepada pasien yang meminum obat ini untuk
tidak menjalankan kendaraan atau mengoperasikan mesin.
5). Efek Samping Obat
Bila diketahui bahwa obat yang diberikan pada pasien mempunyai efek
samping, beritahu pasien gejala sampingan apa yang dapat ditimbulkan
oleh obat tersebut.
Sebagai contoh menggunakan salep Penisilin atau salep 2-4, jika
mengalami keadaan seperti gatal dan timbul merah disekitar kulit karena
alergi, dianjurkan untuk menghentikan pemakaian dan kembali ke
Puskesmas untuk berkonsultasi dengan dokter.
6). Obat-obatan yang berinteraksi dengan kontrasepsi oral.
Beberapa obat dapat mempengaruhi kerja kontrasepsi oral menjadi tidak
efektif, sebagai contoh antibiotik. Oleh karena itu tanyakan pada pasien
wanita apakah sedang menggunakan pil KB. Beritahukan pada pasien,
agar berhati-hati kemungkinan KB-nya gagal. Contoh : Rifamfisin dapat
mempengaruhi efektifitas pil KB.
12
7). Cara Menyimpan Obat
Sarankan agar obat disimpan di tempat yang sejuk dan aman serta tidak
mudah dijangkau anak-anak.
Peralatan
Untuk mempermudah proes pelayanan obat di pustu, maka harus tersedia peralatan
minimal seperti :
a) Kotak / wadah obat
b) Mortir dan stamper (Alu dan lumpang untuk meracik obat)
c) Plastik atau kertas perkamen untuk obat yang akan diserahkan
kepada pasien
d) Air bersih untuk meracik sirup kering
e) Etiket untuk obat luar dan dalam
13
E. Pencatatan pelaporan
Pencatatan yang perlu dilakukan di Pustu antara lain meliputi:
1. Kartu Stok:
Kartu ini diperlukan untuk memonitor transaksi obat yang terjadi di Pustu (lihat
pada lampiran 3). Kartu stok ini dapat dipergunakan untuk :
a) Mengetahui obat kosong atau berlebih
b) Mengetahui trend penggunaan obat
c) Alat untuk membuat laporan di LPLPO Pustu
2. Catatan Harian pemakaian/pengeluaran Obat
3. LPLPO sub unit (lihat pada lampiran 2)
4. Berita acara pengembalian obat rusak dan kadaluarsa ke Puskesmas Induk (lihat
pada lampiran 4)
Pustu juga berkewajiban melaporkan penggunaan obat kepada Puskesmas
setiap bulan dengan menggunakan LPLPO sub Unit. Format pelaporan penggunaan
obat dan laporan permintaan obat dari Pustu adalah LPLPO Sub unit terdiri dari 2
rangkap yang bermanfaat sebagai :
a) Dokumen resmi penerimaan obat.
b) Alat monitoring penggunaan obat
c) Alat Bantu untuk merencanakan kebutuhan obat baik di Pustu maupun
Puskesmas.
14
BAB III
PENUTUP
15
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SINGKATAN
16
DAFTAR LAMPIRAN
17
Lampiran-1
Daftar Obat di Puskesmas Pembantu
NO NAMA OBAT KEMASAN ALASAN PENGGUNAAN
1 Alat Kesehatan
- Alat suntik sekali pakai 1 ml 100 set / kotak Pelayanan imunisasi
Untuk pemberian suntikan penanganan
- Alat suntik sekali pakai 2,5 ml 100 set / kotak
anafilaksis syok
- Catgut / Benang Bedah No. 2/0 – 3/0 24 x 70 cm / kotak
Penanganan luka/trauma
dengan jarum bedah
- Infusion set anak Set /kantong Pemberian cairan rehidrasi (infus)
- Infusion set dewasa Set /kantong Pemberian cairan rehidrasi (infus)
- Kapas Pembalut / Absorben 250 gram Bungkus Penanganan luka/trauma
- Kasa Kompres 40/40 steril Bungkus Penanganan luka/trauma
- Kasa Pembalut 2 m x 80 cm Rol Penanganan luka/trauma
- Kasa Pembalut Hidrofil 4 m x 3 cm elastic Rol Penanganan luka/trauma
- Kasa Pembalut Hidrofil 4 m x 15 cm elastic Rol Penanganan luka/trauma
- Plester 5 yards x 2 inch Rol Penanganan luka/trauma
18
antikonvulsi
Harus diawasi karena merupakan prokursor
21 Efedrin HCl tablet 25 mg 1000 tablet / botol
psikotropik
22 Ekstrak Belladon tablet 10 mg 1000 tablet / botol Hati-hati efek samping akibat atropinisasi
19
53 Kuinin Dihidroklorida injeksi 25% - 2 ml 30 ampul / kotak
54 Lidokain komp. injeksi, Kombinasi: 30 ampul / kotak Diutamakan pada tindakan operasi kecil dan
Lidokain HCl 2% + Epinefrin 1:80.000 - 2 ml pelayanan kesehatan gigi pada ekstrtaksi
55 Lisol, mengandung Kresol tersabun 50% Botol 1000 ml
56 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram 10 sase @ 30 gr / kotak Untuk pelayanan Polindes
57 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml Botol 30 ml Program kecacingan UKS
58 Mebendazol tablet 100 mg 30 tablet/strip/blister, kotak Program kecacingan UKS
59 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) 100 tablet/strip/blister, kotak
Untuk pelayanan Polindes
tablet salut 0,125 mg
60 Metilergometrin Maleat inj 0,200 mg-1 ml 30 ampul / kotak Untuk pelayanan Polindes
Obat pilihan untuk amubiasis, hanya digunakan
61 Metronidazol tablet 250 mg 100 tablet / botol
atas pengawasan dokter
Dapat dimanfaatkan untuk alkalinisasi pada
62 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg 1000 tablet / botol
keracunan jengkol
Natrium Klorida larutan infus 0,9 % steril
63 Botol / plastik 500 ml Pemberian cairan plasma ekspander (infus)
(Produk lokal)
64 Natrium Tiosulfat injeksi 25% - 10 ml 10 ampul / kotak Antidotum keracunan sianida
Obat untuk pelayanan kesehatan gigi dasar bila
65 Obat Gigi
ada tenaga dokter gigi/ perawat gigi di Pustu
- Etil Klorida spray Vial / Can / 100 ml
- Eugenol cairan 12 btl @ 10 ml / dus, kotak
- Flour tablet 0,5 mg 100 tablet / botol
- Glass Ionomer Cement ART Set / botol
- Kalsium Hidroksida Pasta 2 tube / kotak
- Klorfenol kamfer Menthol ( CHKM ) Botol 10 ml
- Mummifying Pasta Botol / kotak
- Semen Seng Fosfat serbuk dan cairan Set @ 30 gram / botol
Temporary Stopping Fletcher (Fletcher) serbuk
- Set @ 100 gram / botol
dan cairan
66 Obat Batuk Hitam ( O.B.H. ) cairan Botol 100 ml
Diberikan petunjuk tentang cara
67 Oksitetrasiklin HCl salep mata 1 % 25 tube @ 3,5 g / kotak
mengaplikasikannya pada kelopak mata
68 Oksitosin injeksi 10 IU/ml – 1 ml 30 ampul / kotak Untuk pelayanan Polindes pada persalinan
Bila masih memungkinkan pemberian tablet,
69 Parasetamol sirup 120 mg/5 ml Botol Plastik 60 ml
sebaiknya utamakan Parasetamol 100mg
70 Parasetamol tablet 100 mg 100 tablet / botol
- Parasetamol tablet 500 mg 1000 tablet / botol
71 Pirantel tablet 125 mg 60 tablet/strip/blister, kotak Program kecacingan pada UKS
72 Piridoksin HCl (Vit.B6) tablet 10 mg 1000 tablet / botol
73 Povidon Iodida 10 % Botol 30 ml
- Povidon Iodida 10 % Botol 300 ml
74 Prednison tablet 5 mg 1000 tablet / botol
75 Primakuin tablet 15 mg 1000 tablet / botol
Pemberian hanya berdasarkan pelayanan
76 Propiltiourasil tablet 100 mg 100 tablet / botol
lanjutan dari puskesmas induk/Rumah Sakit
Pemberian hanya berdasarkan pelayanan
77 Propranolol HCl tablet 40 mg 100 tablet / botol
lanjutan dari puskesmas induk/Rumah Sakit
78 Ringer Laktat larutan infus steril (Produk lokal) Botol / plastik 500 ml Pemberian cairan rehidrasi (infus)
20
NO NAMA OBAT KEMASAN ALASAN PENGGUNAAN
79 Salep 2-4 , Kombinasi: 24 pot @ 30 g / kotak
Asam Salisilat 2% + Belerang Endap 4%
80 Salisil Bedak 2 % 50 gram / kotak
Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml Penyimpanan dalam system rantai dingin (cold
81 10 vial / kotak
(ABU I) chain)
Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml
- 1 vial / kotak Khusus untuk Provinsi Papua dan Irja Barat
(ABU II)
Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial Penyimpanan dalam system rantai dingin (cold
82 10 vial / kotak
(A.D.S.) chain)
Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul Penyimpanan dalam system rantai dingin (cold
83 10 ampul / kotak
(A.T.S.) chain)
Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial Penyimpanan dalam system rantai dingin (cold
- 10 vial / kotak
(A.T.S.) chain)
84 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % 24 btl @ 5 ml / kotak
85 Tetrasiklin HCl kapsul 250 mg 1000 kapsul / botol
- Tetrasiklin HCl kapsul 500 mg 100 kapsul/strip/blister, kotak
86 Tiamin HCl / Mononitrat (Vit.B1) tablet 50 mg 1000 tablet / botol
Pemberian hanya berdasarkan pelayanan
87 Triheksifenidil Hidroklorida tablet 2 mg 100 tablet/strip/blister , kotak
lanjutan dari puskesmas induk/Rumah Sakit
88 Vitamin B Kompleks tablet 1000 tablet / botol
Tabung Oksigen + mask dan regulator ukuran Pertolongan pertama pada gangguan/obstruksi
89 unit
kecil respirasi
21
Lampiran-2
1 2 3 4 5 6=4+5 7 8=6-7 9 10 11 12
1
2
3
4
5
JUMLAH UMUM
KUNJUNGAN BAYAR TIDAK BAYAR ASKES JUMLAH
RESEP
………………………………………. ……………………………………….
NIP : NIP :
KETERANGAN
Lembar Pertama (Asli) : Puskesmas
Lembar Kedua : Arsip
22
Lampiran-3
Kartu stok
23
Lampiran-4
DINAS KESEHATAN KAB / KOTA ..........................................
PUSKESMAS ..........................................................................
SUB UNIT ................................................................................
Antasida DOEN
Deksametason
Kloramp kaps
......................
......................
Hidrokortison
Betametason
Ampisillin syr
NO NAMA PASIEN NO.
Garam Oralit
Antalgin tab
Amoks kapl
Paraset tab
Dekstro syr
Paraset syr
Tetra kaps
R/
Amoks syr
Ephedrin
B Compl
OBH
CTM
HCT
GG
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
∑=
24
Lampiran-5
DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA …………………………………………
PUSKESMAS ...............…………………………………………………………….....
SUB UNIT / PUSTU ........................................................................
ALAMAT : ……………………
BERITA ACARA
PENGEMBALIAN OBAT RUSAK DAN KADALUARSA
NO. : ………………………………..
1. Nama : Jabatan/NIP :
2. Nama : Jabatan/NIP :
3. Nama : Jabatan/NIP :
Demikian Berita Acara ini dibuat menurut keadaan yang sebenarnya sebanyak
…. (………………………) rangkap untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
…………..,…………….. 200…..
Panitia Pemeriksa / Peneliti
1. Nama :
Jabatan/NIP :
2. Nama :
Jabatan/NIP :
3. Nama :
Jabatan/NIP :
Mengetahui :
Kepala Sub Unit / Pustu
(…………………………….)
NIP. ………………………