Anda di halaman 1dari 19

GENETIKA DASAR

“PERBAIKAN MUTU GENETIKA”

Dosen pembimbing :

Drs. Kasmiruddin, M.Si

KELOMPOK 2
Disusun oleh :

1. Enita Rizki Ghufira (1621160043)


2. Diana Lugita (1721160054)
3. Pebri Syaputra (1721160048)
4. Arzan Sumantri (1721160067)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
BENGKULU

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karna atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayanya.
Kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “metode transek ”
untuk memenuhi tugas mata kuliah “genetika dasar ” yang di bina oleh Bapak Drs.
Kasmiruddin, M.Si

Syalawat dan salam selalu kita hanturkan kepada nabi besarkita Muhammad SAW, yang
telah memberikan petunjuk hingga ahir zaman untuk kita umatnya. Dalam penyusunan
makalah ini yang pastinya mengalami masalah ,namun itu semua dapat teratasi dengan
berbagai dukungan dan bimbingan dari pihak-pihak lain , untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih

Demikian penyusunan dari tugas makalah ini, semoga dengan tugas ini dapat berguna
dan membantu dalam proses belajar mengajar, dan penilaian. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu, kami sangat mengharapakan kritik dan
saran yang bersifat membangun khususnya dalam proses belajar mengajar. Ahir kata kami
mengucapakan terima kasih .Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.

Bengkulu, 16 Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................................


B. Rumusan Masalah .................................................................................................
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian perbaikan mutu genetika ....................................................................


B. Pengertian dan proses dari seleksi genetika..........................................................
C. pengertian dan proses hibridisasi .........................................................................
1. hibridasi pada tanaman .................................................................................
2. hibridasi pada hewan ....................................................................................
 Persilangan dalam (inbreeding )
 persilangan luar (Outbreeding).
 persilangan baur (up breeding).
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................................
B. Saran .....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................

3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Kehidupan yang ada pada bumi berkesinambungan dan membawa faktor keterunan
dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Tanpa kita sadari bahwa setiap generasi baru
memiliki kemiripan sifat baik secara fisik maupun secara tingkah laku dengan generasi
asalnya. Dalam hal ini salah satu faktor nya adalah tentang genetika pada sebuah spesies yang
menurun kepada generasi yang dilahirkan.
Genetika merupakan salah satu bidang ilmu yang sejak dahulu kala sudah menarik
perhatian semua manusia. Tanpa menyadari dan tanpa mengenal hukum-hukumnya, manusia
ratusan tahun yang lalu sebenarnya sudah lama mempraktekkan ilmu ini terhadap hewan dan
tumbuhan di lingkunganya demi kepentingannya.
Pengetahuan tentang genetika ( ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
hereditas) sangat penting manfaatnya bagi manusia. Manfaat yang dimaksud antara lain untuk
memperbaiki mutu genetik keturunan manusia sendiri maupun dari hewan ataupun dari
tumbuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perbaikan mutu genetika ?
2. Jelaskan pengertian dan proses dari seleksi genetika ?
3. Jelaskan pengertian dan proses hibridisasi ?
C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
 Agar dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan perbaikan mutu genetika ?
 Agar dapat menjelaskan pengertian dan proses dari seleksi genetika ?
 Agar dapat menjelaskan pengertian dan proses hibridisasi ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perbaikan Mutu Genetika


Peningkatan produktivitas ternak dapat dilakukan melalui perbaikan mutu pakan dan
program pemuliaan melalui seleksi dan persilangan. Perbaikan mutu pakan dan manajemen
dapat meningkatkan produktivitas, tapi tidak meningkatkan mutu genetik. Perbaikan
produktivitas tersebut sering kali bersifat sementara dan tidak diwariskan pada turunannya.
Perkawinan silang dapat meningkatkan produktivitas dan mutu genetik, namun membutuhkan
biaya besar dan harus dilakukan secara bijak dan terarah, karena dapat mengancam
kemurniaan ternak asli. Mencermati hal tersebut di atas maka upaya seleksi dipandang
merupakan pilihan yang baik dan rasional. Perbaikan mutu genetik biasanya bersifat
permanen dan dapat diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya.
Genotipe ditentukan sewaktu terjadi pembuahan (fertilisasi) dan akan tetap selama
hidupnya, kecuali jika terjadi mutasi. Fenotipe merupakan kombinasi dari faktor genetik dan
faktor lingkungan. Adanya keragaman fenotipe dari sifat-sifat dalam populasi disebabkan
oleh faktor genetik (G), lingkungan (L) dan interaksi genetik dengan ligkungan (IGL).
Faktor genetik ditentukan oleh susunan gen dan kromosom yang dimiliki individu
dari orang tuanya. Faktor lingkungan dapat dikatakan sebagai kesempatan yang dimiliki
individu, yang meliputi faktor nongenetik antara lain pakan, suhu, penyakit, tatalaksana,
kecelakaan dan lainnya. Interaksi faktor genetik dan lingkungan dapat diartikan ternak
dengan genotipe tertentu lebih adaptif pada suatu lingkungan dibandingkan dengan
lingkungan yang lain.
B. proses dari seleksi genetika
Seleksi merupakan proses untuk mendapatkan calon induk yang baik. Proses seleksi
dilakukan dengan mencari kromosom terbaik dalam satu generasi, dimana untuk menentukan
suatu kromosom terbaik dapat dilihat dari nilai fitness-nya. Proses seleksi dilakukan dengan
mengevaluasi setiap kromosom berdasarkan nilai fitness untuk mendapatkan peringkat
terbaik. Selanjutnya dipilih secara acak, kromosom-kromosom yang mengalami proses
rekombinasi. Umumnya kromosom ber-fitness tingggi yang berpeluang lebih besar untuk
terpilih. Kromosom dengan kualitas yang lebih baik akan memiliki peluang lebih besar untuk
terpilih sebagai calon kromosom generasi berikutnya.
Tujuan dari seleksi pada ternak adalah mengubah frekuensi gen dari suatu populasi
ternak. Akan tetapi kenyataan di lapang menunjukkan pemilihan ternak yang akan digunakan
5
sebagai bibit atau yang akan disisihkan dari populasi hanya ditetapkan berdasarkan
fenotipenya, bukan berdasarkan atas genotipenya. Hal ini disebabkan karena sifat-sifat
kuantitatif pada ternak hampir tak mungkin ditetapkan genotipenya secara pasti. Oleh karena
itu pengukuran fenotipe seekor ternak harus dilakukan seakurat mungkin dan meminimalkan
pengaruh lingkungan sehingga fenotipe yang terukur merupakan pencerminan potensi
genetiknya.
Tanaman-tanaman dan hewan yang varietasnya berguna bagi manusia diperoleh
dengan proses seleksi. Proses ini sudah dikenal sejak dahulu kala dimana manusia selalu
memilih sifat-sifat yang terbaik dan unggul yang akan diwariskan ke keturunan
berikutnya.Contohnya, seleksi pada hewan, khususnya pada sapi Hereford karena kuantitas
dan kualitas dagingnya lebih baik dari sapi-sapi lain.
Nilai fitness ini sendiri adalah nilai yang menyatakan baik tidaknya suatu solusi
(individu). individu yang bernilai fitness tinggi yang akan bertahan hidup. Sedangkan
individu yang bernilai fitness rendah akan mati.
Seleksi dapat menyebabkan perubahan keragaman genetik, tergantung dari cara
seleksi yang digunakan. Seleksi secara langsung mengakibatkan ragam genetik berkurang
sampai tercapainya keadaan konstan pada suatu generasi tertentu Dengan seleksi terarah
suatu sifat yang dikehendaki maka mutu genetik dapat ditingkatkan. Dalam memilih suatu
sifat untuk dijadikan dasar seleksi perlu dipertimbangkan beberapa hal, yaitu tujuan program
seleksi, nilai heritabilitas suatu sifat, nilai ekonomi dari adanya peningkatan sifat, korelasi
antar sifat serta biaya dan waktu dari program seleksi. Beberapa sifat yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi meliputi fertilitas, daya hidup, nilai karkas, bobot lahir, bobot sapih, tipe dan
konformasi tubuh, bobot dan kualitas bulu.
C. pengertian dan proses hibridisasi
Hibridisasi adalah proses perkawinan atau Persilangan antara dua individu berupa
tanaman atau hewan yang sama spesies, tapi berbeda sifat genetik. Hasil dari praktek ini akan
menghasilkan individu dengan semua sifat dominan. Hal ini dilakukan pada hewan bertujuan
untuk meningkatkan sumber protein dalam waktu singkat.
 Hibridisasi Pada tanaman
Contohnya persilangan antar bunga-bunga. Misalnya, bunga A memiliki warna merah
(MM), bunga mekar merata (GG) tetapi ukuran kecil (ss) dan jumlah bunga sedikit (nn).
Sedangkan bunga B memiliki warna putih (mm), mekar tidak merata (gg) tetapi ukurannya
lebih besar (SS) dan jumlahnya lebih banyak (NN). Hasil hibridisasinya adalah bunga hibrid
dengan semua sifat dominan (MmGgSsNn).
6
P: A B

Merah, Mekar merata, kecil, sedikit. Putih, mekar tidak merata,besar, banyak
MMGGssnn mmggSSNN

MmGgSsNN

 Hibridisasi Pada hewan


Sistem perkawinan hewan adalah cabang ilmu hewan yang membahas evaluasi dari
nilai genetik ternak. Pengaturan perkawinan pada ternak sangat penting untuk tujuan
mendapatkan keturunan yang unggul.Sistem perkawinan yang paling banyak digunakan
dalam penerapan pemuliaan ternak adalah perkawinan silang. Alasan menggunakan sistem
ini ialah karena dapat digunakan untuk menghasilkan efek heterosis. Kalau efek ini muncul
maka produksi rata-rata anak akan melebihi produksi rata-rata induknya. Heterosis adalah
perbedaan di dalam kinerja dari keturunan dari rata-rata jenis yang berkenaan dengan
orangtua yang sering menernakkan silang luar, dan mengawinkan yang bentuk sejenis, atau
sejenis.
Apabila perbaikan genetik telah diperoleh, masalah yang dihadapi adalah bagaimana
mempertahankan dan meningkatkan hasil perbaikan tersebut. Mereka yang telah meyakini
peranan dan kemanfaatan pemuliaan ternak akan meneruskan usaha perbaikan genetik
karena akhirnya waktu tenaga dan dana yang telah dikeluarkan akan diganti dengan
keuntungan hasil penjualan produksi yang makin meningkat.
Pada binatang terdapat beberapa cara untuk hibridisasi atau persilangan yaitu :
a. persilangan dalam (inbreeding).
b. persilangan luar (Outbreeding).
c. persilangan baur (up breeding).

o Persilangan dalam (inbreeding).


Persilangan sanak (inbreeding) disebut juga denganSilang dalam. Silang dalam adalah
perkawinan antara dua individu yang masih mempunyai hubungan keluarga. Dua individu

7
dikatakan masih mempunyai kaitan kekeluargaan, bila kedua individu tadi mempunyai satu
atau lebih moyang bersama (common ancertor), 6 sampai 8 generasi ke atas. Anak dari hasil
perkawinan silang dalam disebut individu yang tersilang dalam. Inbreedingadalah sistem
perkawinan sedarah. Hal ini termasuk pejantan dengan anak betina, anak ke induk, dan
saudara saudara. Konsekuensi genetik utama perkawinan sedarah adalah untuk meningkatkan
frekuensi pasangan gen serupa. Sistem inbreeding disarankan hanya untuk menstabilkan sifat
– sifat unggul dalam suatu bangsa.
Secara umum, hasil perkawinan inbreeding akan menurunkan produktifitas kinerja:
kekuatan, ketahanan penyakit, efisiensi reproduksi, dan bertahan hidup. Hal ini juga akan
meningkatkan frekuensi kelainan. Misalnya, penyebaran penyakit laba-laba di domba-domba
hitam yang diyakini sebagai akibat dari perkawinan sedarah.

 Keuntungan silang dalam :


1. Membuat individu mirip.

8
“ Inbreeding dapat menyebabkan ternak-ternak mirip satu sama lain, karenainbreeding dapat
menurunkan tingkat heterozygotsitas didalam populasi”.
2. Melestarikan sifat-sifat yang diinginkan.
“ Apabila kita menyukai suatu sifat pada sekelompok ternak, sifat-sifat tersebut dapat
dipertahankan dengan inbreeding”.
3. Seleksi pada gen-gen yang tidak diinginkan.
“ Inbreeding membuat individu-individu homozygot. Apabila terdapat letal gena dalam
keadaan homozygot, maka akan tampak. Dengan demikian kita bisa melakukan seleksi
terhadap ternak-ternak pembawa sifat tidak baik”.
 Kerugian inbreeding:
Secara umum, hasil perkawinan inbreeding akan menurunkan produktifitas kinerja:
kekuatan, ketahanan penyakit, efisiensi reproduksi, dan bertahan hidup. Hal ini juga akan
meningkatkan frekuensi kelainan. Inbreeding juga mempunyai dampak yang tidak diinginkan
terhadap sifat-sifat seperti : Pertumbuhan, reproduksi, produksi susu pada sapi perah. Pada
saat tertentu, para peternak perlu mempertahankan suatu tetua yang unggul. Cara yang biasa
digunakan adalah dengan biak sisi ( line breeding ).
Contoh : Apabila kita ingin mempunyai seekor pejantan unggul, kita ingin anaknya
mirip pejantan tersebut, maka dilakukan biak sisi sebagai berikut :
“ Pejantan A dikawinkan dengan seekor betina, kemudiaan anaknya yang betina di kawinkan
lagi dengan pejantan A. Cucunya (F2) dikawinkan lagi dengan pejantan A, dan seterusnya.
Pada generasi ke 3 (F3) kita memperoleh anaknya 87,5% mirip pejantan A “..

o Persilangan luar (Outbreeding).


Outbreeding adalah system perkawinan hewan dari jenis yang sama tetapi yang tidak
memiliki hubungan yang lebih dekat dari sedikitnya 4-6 generasi.Silang luar (biak-luar) yang
dikombinasikan dengan pemilihan suatu teknik yang sangat bermanfaat dalam perbaikan
keturunan yang mencakup kepada ciri-ciri yang turun temurun yang sangat bermanfaat.
Dari penjelasan di atas, dapat dilihat kesimpulannya di kemukakan oleh Pane (1980) yang
mengatakan bahwa Istilah biak-luar sebenarnya kebalikan dari biak-dalam.
Membiak-luar adalah perkawinan ternak yang hubungan keluarganya kurang dari
hubungan kekeluargaan rata-rata ternak dari mana mereka berasal, Atau untuk mudahnya dari
ternak yang tidak mempunyai leluhur bersama selama paling sedikit empat generasi.
Sehingga dalam Penelitian yang dilakukan oleh Lestari, dkk (1997) memberikan
contoh bahwa pada sapi-sapi yang Secara genetic seperti sapi Simmental, Limosin dan
9
Brahman mempunyai mutu lebih baik dibandingkan sapi Bali akibatnya keturunan pejantan
sapi Simental, Brahman dan Limosin juga mempunyai mutu genetik yang lebih baik
diabandingkan keturunan pejantan sapi Bali.
Out breeding adalah perkawinan antara ternak yang tidak mempunyai hubungan
kekerabatan. Perkawinan ini bisa satu bangsa ternak, atau beda bangsa ternak, tergantung dari
tujuan perkawinannya. Secara garis besar out breeding dapat dibedakan menjadi :
1. Biak silang (cross breeding)
2. Biak silang luar (out breeding)
3. Biak tingkat (grading up)
Contoh bangsa sapi baru yang terbentuk dari crossbreding :
o Sapi Santa Gertrudis
Hasil perkawinan antara sapi Brahman dengan sapi Shorthorn.
o Sapi Brangus
Hasil perkawinan antara sapi Brahman dengan sapi Aberdin Angus. Komposisi darahnya
adalah 3/8 Brahman, 5/8 Angus.
o Sapi Beef Master
Hasil persilangan antara sapi Brahman, Shorthorn dan sapi Hereford, dengan komposisi darah
: 25% Hereford, 25% Shorthorn, 50% Brahman.
o Sapi Charbray
Hasil kawin silang sapi Brahman dengan sapi Charolais. Komposisi darahnya adalah 3/16
Brahman, dan 13/16 Charolais.

 Keuntungan silang luar :


1. metoda ini adalah sangat efektif karena karakter-karakter yang sebagian besar di
bawah kendali dari gen-gen dengan pengaruh penambahan seperti; produksi susu,
laju pertumbuhan di dalam ternak, seperti pada daging sapi, dll.
2. Sistim yang efektif untuk perbaikan genetika jika dikombinasikan dengan seleksi.
3. Merupakan cara terbaik untuk kebanyakan perkawinan.

Contoh bangsa sapi baru yang terbentuk dari crossbreeding :

10
CONTOH “ Hasil perkawinan antara sapi Brahman dengan sapi Shorthorn
menghasilkan = Sapi Santa Gertrudis”

o Persilangan Baur(up breeding).


Perkawinan silang atau persilangan merupakan jalan pintas untuk memperoleh
individu-individu yang memiliki sejumlah sifat unggul yang dipunyai oleh kedua bangsa
tetuanya. Di negara berkembang, ternak tidak diseleksi secara intensif untuk sifat tertentu
seperti pertambahan bobot badan, akan tetapi bangsa ternak asli sering mempunyai resistensi
yang tinggi terhadap parasit, toleransi tinggi terhadap keadaan cuaca yang kurang
menguntungkan serta dapat tumbuh baik pada kondisi pakan yang berkualitas jelek. Bila
disilangkan dengan bangsa ternak produktif dari negara lain, maka turunan pertamanya sering
lebih baik hasilnya dibanding dengan ternak asli. Turunan ini ternyata menggabungkan gen-
gen untuk produktivitas dengan daya adaptasi dari kedua bangsa tetua dan meningkatkan
heterosis.

11
Up breeding adalah perkawinan pejantan murni dari satu bangsa dengan betina yang
belum didiskripsikan atau belum diperbaiki dan dengan keturunannya betina dari satu
generasi ke generasi lain..
Grading up adalah persilangan balik yang dilakukan terus menerus dan diarahkan
terhadap satu bangsa ternak tertentu. Contoh Grading up di Indonesia yaitu proses Ongolisasi
(Sejak pemerintah Hindia Belanda). Sapi-sapi betina lokal Indonesia dikawinkan dengan
pejantan Ongol terus menerus, sehingga terbentuk sapi yang disebut peranakan ongol (PO).
Tujuan Grading Up adalah untuk memperbaiki ternak-ternak lokal.
Kelemahan Up Breeding adalah bila persilangan dilakukan secara terus menerus ke
arah ternak impor, maka sifat heterosis dan kualitas adaptasi dapat hilang serta produksi
menjadi turun dan bahkan jauh lebih rendah dari bangsa ternak asli. Karena itu sebelum
melaksanakan program grading up, harus direncanakan sampai generasi keberapa persilangan
dilakukan dan untuk tujuan apa turunan persilangan tersebut digunakan.
Seperti diketahui, apa yang diharapkan dari persilangan adalah adanya efek heterosis
dalam beberapa sifat produksi sehingga melebihi rataan kedua bangsa tetuanya. Pada ternak
kambing yang diharapkan adalah kecepatan pertumbuhan yang tinggi sehingga mencapai
bobot potong muda yang cukup tinggi, kualitas karkas yang baik dan penggunaan pakan yang
efisien serta daya adaptasi dengan lingkungan yang cukup baik. Metoda kawin silang
digunakan untuk memperoleh individu yang memiliki sifat produksi unggul dalam waktu
singkat.
Sebagai contoh, perbaikan mutu genetik kambing Kacang melalui persilangannya
dengan kambing Ettawah. Kambing kacang memiliki sifat unggul seperti sifat resistensi
tinggi terhadap parasit, daya tahan tinggi terhadap perubahan cuaca, kemampuan bertahan
hidup pada kondisi pakan berkualitas rendah serta tingkat reproduktivitas yang cukup tinggi.
Sifat unggul yang diharapkan dari kambing Ettawah adalah sifat pertumbuhannya yang cepat,
kualitas karkas yang cukup baik serta adaptasi terhadap lingkungan yang cukup baik pula.
Dari kambing persilangan kita kehendaki adanya heterosis dalam performa produksinya.
Heterosis merupakan fungsi dari perbedaan keturunan persilangan dari rataan keturunan
murni.

12
D. komponen-komponen pada mutasi genetika
Mutasi merupakan perubahan organisasi materi genetik yang berupa gen atau
kromosomdari suatu individu dan diwariskan kepada generasi berikutnya.Mutasi yang terjadi
pada sel-sel gamet (sel kelamin) akan bersifat menurun, tetapi jika mutasi tersebut terjadi
pada sel-sel somatik (sel tubuh) maka perubahan itu hanya terjadi pada individu tersebut dan
tidak bersifat menurun.Peristiwa terjadinya mutasi dinamakan mutagenesis.Sedangkan
individu. yang mengalamimutasi disebut mutan.Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinyamutasi disebut mutagen. Mutagendapatberasaldari:
 Bahan fisika, misalnya radiasi yang dipancarkan oleh bahan radioaktif,
 Bahan kimia,misalnya fenol, benz pyrene, metil cholauthrene, metil hg, pestisida,
formaldehid, colchicines.
 Bahan biologi, misalnya virus penyebab kerusakan kromosom.Virus
hepatitismenimbulkan aberasi pada darah dan tulang.
Mutasi berfungsi untuk menggantikan gen yang hilang dari populasi selama proses
seleksi serta menyediakan gen yang tidak ada dalam populasi awal, sehingga mutasi akan
meningkatkan variasi populasi. Dalam proses ini dilakukan mutasi atau penukaran pasangan
gen yang telah dipilih secara acak dalam satu kromosom. Penukaran pasangan ini dilakukan
pada dua gen dalam suatu kromosom. Melalui mutasi, kromosom baru dapat diciptakan
dengan melakukan modifikasi terhadap satu atau lebih karakter pada kromosom yang sama.
Cara termudah untuk melakukan mutasi adalah dengan mengubah satu atau lebih bagian
dalam kromosom dan hal ini tergantung pada probabilitas mutasi. Probabilitas mutasi
menentukan probabilitas jumlah gen di dalam satu populasi yang diharapkan mengalami
mutasi. Apabila nilai probabilitas mutasi terlalu kecil, banyak kromosom yang berguna
mungkin tidak akan muncul dalam populasi, tetapi apabila terlalu tinggi maka keturunan
yang dihasilkan akan kehilangan sifat-sifat yang mungkin saja merupakan sifat yang unggul

13
dari induknya dan Algoritma Genetika akan kehilangan kemampuan untuk belajar dari
pencarian-pencarian sebelumnya.

Mutasi merupakan proses mengubah nilai dari satu atau beberapa gen dalam suatu
kromosom. Individu yang telah melewati proses seleksi dan crossover akan menghasilkan
individu baru (offspring) yang akan dimutasi untuk membantu mempercepat terjadinya
perbedaan individu pada populasi. Mutasi berperan untuk menggantikan gen yang hilang dari
populasi akibat proses seleksi yang memungkinkan munculnya kembali gen yang tidak
muncul pada inisialisasi populasi.
1. Mutasi Pengkodean Nilai

Mutasi pengkodean nilai adalah proses yang terjadi pada saat pengkodean nilai. Proses
mutasi dalam pengkodean nilai dapat dilakukan dengan cara memilih sembarang posisi gen
pada kromosom, dan nilai yang ada kemudian ditambahkan atau dikurangkan dengan suatu
nilai kecil tertentu yang diambil secara acak. Sebagai contoh, dapat dilihat pada tabel berikut
ini, yaitu nilai riil ditambahkan dan dikurangkan dengan nilai 0 dan 1.
TabelContoh Mutasi Pengkodean Nilai
Keadaan Kromosom Proses Mutasi

Kromosom sebelum mutasi 1,45 2,67 1,87 2,56

Kromosom sesudah mutasi 1,55 2,67 1,77 2,56

14
2. Mutasi Pengkodean Permutasi
Proses mutasi pengkodean permutasi tidak sama halnya dengan proses mutasi yang
dilakukan pada pengkodean biner dengan mengubah langsung bit-bit pada kromosom. Salah
satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memilih dua posisi (locus) dari kromosom dan
kemudian nilainya saling dipertukarkan. Orangtua yang berada dibawah titik crossover
dipertukarkan untuk menghasilkan anak baru. Contoh Mutasi pada pengkodean permutasi,
dapat dilihat pada tabel di berikut ini :
Tabel Contoh Mutasi Pengkodean Permutasi
Keadaan Kromosom Proses Mutasi

Kromosom sebelum mutasi 123456789


Kromosom sesudah mutasi 127465839

Beberapa operator mutasi telah diciptakan untuk representasi permutasi, seperti


metode inversion, insertion, displacement, dan reciprocal exchange mutation.
a. Inversion Mutation
Inversion mutation dilakukan dengan cara memilih substring secara acak kemudian
substring yang terpilih dibalik dan penempatan substring pada posisi yang sama. Penyisipan
tersebut posisi acak.
b. Insertion Mutation
Insertion Mutation dilakukan dengan cara memilih salah satu gen secara acak kemudian
gen yang terpilih disisipkan ke posisi yang lain. Penyisipan tersebut pada posisi acak.
c. Exchange Mutation
Exchange Mutation dilakukan dengan cara memilih dua gen secara acak kemudian posisi
gen pertama ditukar dengan posisi gen kedua.
Macam-Macam Mutasi Mutasi yang menunjukkan fenotipe sedikit berbeda dari sifat
normal menimbulkan variasi Ada dua macam variasi sebagai berikut:
a. Variasigenetis. Variasi genetis adalah variasi yang disebabkan oleh perubahan materi
genetis.Sifatini akandiwariskankepadaketurunannya.
b. Variasi lingkungan. Variasi lingkungan adalah variasi yang disebabkan oleh perubahan
lingkungan. Sifat ini tidak diwariskan kepada keturunannya.

15
Berdasarkan sumbernya mutasi dibagi menjadi 2 yaitu:
 Mutasi alam
Mutasi alam adalah mutasi yang terjadi dengan sendirinya atau penyebabnya tidak
diketahui secara pasti sehingga mutasi ini terjadi secara spontan. Mutasi alam ini diduga
disebabkan oleh sinar kosmis (proton, positron, photon), sinar radioaktif (uranium), sinar
ultraviolet, dan radiasi ionisasi internal, yaitu bahan radioaktif dalam suatu jaringan tubuh
yang berpindah masuk ke jaringan lainnya.
Adapun dampak mutasi bagi kehidupan manusia,hewan, dan tumbuhan yaitu:
1. Anemiasel sabit (anemia sickle se)
2. Kakipendek pada domba Ancon
3. Albinisme
4. Hidrosefalus, Kelainan ini merupakanpembesaran kepala karena cairan di bagian
kepala.
5. Diabetes melitus (kencing manis).
6. Warna pada mata Drosophilla melanogaster.
7. Warna pada biji jagung dan kacang ercis.

 Mutasi buatan

Mutasi buatan adalah mutasi yang terjadi akibat campur tangan manusia. Mutasi
buatan ini memang sengaja dibuat oleh manusia untuk suatu kepentingan tertentu dan diambil
manfaatnya. Mutasi buatan ini merupakan awal dari lahirnya rekayasa genetika dalam bidang
bioteknologi.Mutasi buatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pemakaian
bahan radioaktif untuk memperoleh bibit unggul, penggunaan radiasi peng-ion, pemakaian
bahan kolkisin dan penggunaan sinar X.

16
Peristiwa mutasi buatan ini dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari, misalnya:

1. penemuan padi Atomita I dan Atomita II.


2. tanaman gandum dapat berbunga dan berbuah lebih cepat.
3. teknik jantan Mendel dalam metode pemberantasan hama.
4. warna warni pada bunga rose antara lain kuning, ungu, oranye, dan lain-lain.
5. dihasilkannya buah semangka dan tomat tanpa biji.

Berdasarkan tempat terjadinya mutasi dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut:

MutasiSomatik
Mutasi ini terjadi pada sel-sel tubuh dan dampaknya hanya dirasakan pada individu
tersebut dan tidak diturunkan. Faktor-faktor yang menyebabkan mutasi somatik, antara lain
sinar radioaktif, sinar ultraviolet, dan obat-obatan atau zat-zat yang bersifat mutagenik.
Mutasi Germinal

Mutasi ini terjadi pada sel-sel gamet dan memiliki sifat dapat diwariskan. Mutasi
germinal dapat dialami oleh gen-gen yang terdapat pada kromosom autosomal yang disebut
dengan mutasi autosomal. Hasil mutasi autosomal dapat berupa mutasi dominan atau mutasi
resesif. Mutasi germinal juga dapat terjadi pada kromosom kelamin yang disebut dengan
mutasi tertaut kelamin.
Adapun berdasarkan sifat genetiknya mutasi dibedakan 2 yaitu sebagai berikut:

a. Mutasi dominan. Mutasi ini memperlihatkan pengaruhnya pada kondisi heterozigot.


b. Mutasi resesif. Mutasi ini terjadi pada organisme diploid (misalnya manusia) dan tidak
diketahui dalam keadaan heterozigot, kecuali resesif pautan seks.

17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah ini dapat disimpulkan bahwa seleksi adalah cabang
genetic, untuk menentukan bibit unggul tanaman dan ternak dengan mengawin-silangkan
berbagai varietas dalam suatu spesies, bahkan juga antar spesies, dengan proses seleksi dapat
menghasilkan suatu tumbuhan atau tanaman yang menghasilkan kualitas tinggi, dalam proses
seleksi dapat di lakukan melalui dua cara yaitu , melalui inbreeding ( persilangan dalam )
Adalah system perkawinan antara induk jantan dan betina yang memiliki kekerabatan yang
sangat dekat. Dan melalui Outbreeding ( persilanga luar ) adalah sistem perkawinan antara
ternak yang tidak mempunyai hubungan kekerabatan. Perkawinan ini dapat dilakukan pada
satu bangsa ternak atau beda bangsa ternak, tergantung dari tujuan perkawinannya. Dalam
proses persilangan tersebut dapat terjadi suatu mutasi dimana mutasi itu adalah pristiwa
perubahan pada fenotif.
Mutasi merupakan perubahan organisasi materi genetik yang berupa gen atau
kromosomdari suatu individu dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Proses mutasi
dapat dibagi menjadi secar fisik dan kimia dimana secara fisik disebabkan oleh sinar
ultraviolet sedangkan secara kimia di akibatkan oleh zat zat kimia tertentu sehingga
menyebabkan perubahan pada sel.
Rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen ke gen
lainnya dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen sehingga mampu
menghasilkan produk
B. Saran
Dengan makalah ini diharapakan orang akan memahami lebih dalam mengenai
seleksi,inbreed, outbreed dan mutasi sehingga orang dapat mengetahui bagaimana cara
menghasilkan bibit unggul baik dalam bidang tumbuhan maupun hewan, dan melalui
makalah ini diharapkan juga agar pembaca peduli terhadap kesehatannya karena proses
mutasi juga mengakibatkan dampak yang buruk bagi tubuh manusia yang menyebabakan
terjadinya perubahan sel dalam tubuh.

18
DAFTAR PUSTAKA

Suryo, Ir. 1990. GenetikaManusia. Yogyakarta: Gajah Mada


Universitas Press.
http://mutiarautami27.blogspot.co.id/2012/12/aplikasi-pengetahuan genetika.html diakses
pada tanggal 30 November 2017 Jam 20.00
http://de fairest.blogspot.co.id/2016/09/perbaikan-mutu-genetik.html diakses pada tanggal
30 November 2017 Jam 20.00

19

Anda mungkin juga menyukai