Anda di halaman 1dari 13

Seminar Arsitektur

“ Transformasi Arsitektur High-tech ke Eco-tech yang berkelanjutan ”


Dosen : Ir. Hadrawi Machmud, M.Si

NAMA KELOMPOK:
NUR IFHAN (4516043022)
LINUS SUNLETY ( 4516043016)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2020

1|architecture
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Arsitektur high technology adalah salah satu pendekatan yang dapat

digunakan dalam proses perencanaan dan perancangan suatu bangunan.

Arsitektur high technology memiliki karakteristik yaitu penampakan luar-dalam,

mengekspos proses perancangan, pewarnaan yang cerah dan datar, optimis dengan

teknologi, transparan, pelapisan dan pergerakan, serta penggunaan struktur yang

memanfaatkan gaya tarik. Pendekatan high technology dibutuhkan sebagai solusi untuk

merancang bangunan yang memiliki fleksibilitas ruang, fasad yang menarik, aman dan

nyaman serta menjadikan bangunan yang mengikuti perkembangan teknologi.

Gedung olahraga yang akan dirancang bertujuan menyediakan wadah bagi

masyarakat untuk berolahraga di dalam ruangan dan dapat digunakan untuk acara

seperti pertadingan dan pelatihan. Tujuan penelitian adalah menemukan solusi untuk

mewujudkan area olahraga indoor yang berteknologi tinggi, aman, nyaman dan

memiliki fasad menarik di Purbalingga. Metode penelitian yang digunakan adalah

penelitian aplikatif atau terapan, yang dimulai dari perumusan gagasan awal

dengan didukung oleh kajian data mendalam, kemudian disimpulkan menjadi

acuan dalam analisis perancangan. Hasil penelitian yaitu pengapilikasian teori

high technology pada bangunan gedung olahraga yang meliputi pemilihan struktur

bangunan, perwujudan fasad bangunan dengan dukungan material dan pengolahan

tata ruang maupun gubahan massa bangunan.

Richard Rogers adalah seorang arsitek Inggris yang disebut sebagai salah

satu pelopor dari arsitektur ‘high-tech.’ Rogers memanfaatkan teknologi dan mesin

dalam perancangan karya – karya arsitekturalnya, dengan ciri khas yang disebut

2|architecture
‘inside-out’, dimana nampak elemen – elemen bangunan yang seharusnya diletakkan di

dalam interior bangunan, sebaliknya diekpos dibagian eksterior bangunan. Kepopuleran

dari bangunan – bangunan Rogers dapat dilihat sebagai landmark di kota – kota besar,

seperti Lloyd’s Building di London dan Pompidou Centre di Paris (desain Richard

Rogers bersama Renzo Piano).

Richard Rogers menyatakan bahwa sebagai arsitek, ia menggunakan teknologi

untuk memecahkan masalah dan untuk memberi bentuk karena jika tidak, dapat

menghasilkan suatu stuktur bangunan yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan

arsitektur. Selain pentingnya peranan teknologi, Rogers memberi penekanan kepada

mesin karena menurutnya, arsitek harus mengerti dan mengotrol mesin yang merupakan

instrumen pembentuk bangunan dan perlu untuk terus dikembangkan [1].

Fenomena bangunan – bangunan rancangan Richard Rogers yang fenomenal

digolongkan oleh para kritikus arsitektur sebagai desain bangunan high-tech

architecture. Seperti menurut Jencks (1980), karya – karya Richard Rogers mencoba

untuk mendekati image yang lebih populer dari Modernisme, yang secara esensial

membungkus diri dengan fantasi teknologi. Selain itu menurut Jencks, para

arsitektur yang disebut dengan London School (termasuk Richard Rogers

didalamnya) mengambil image teknologikal secara ekstrim dalam desain arsitektural

mereka karena keberadaan teknologi secara massif dan efisien [2].

Menariknya, Richard Rogers tidak pernah menganggap dirinya sebagai seorang arsitek

high-tech, seperti pernyataan – pernyataannya berikut ini:

“I certainly don’t think of myself as high tech. Most buildings, whether they’re Gothic

Cathedrals or Romanesque ones, were high tech for their time”[3]

3|architecture
“We never call ourselves high-tech; if others have explained our works as high tech,

this is fine. As far as this is concerned, it’s about finding an appropriate material,

and we’re more experienced in a certain range of materials. But we try to widen the

range all the time”[4]

Hal tersebut membuat hubungan antara teori dan metode desain Richard Rogers

dengan arsitektur high-tech menarik untuk dikaji lebih dalam agar mendapatkan

kejelasan bagaimana teknologi diintegrasikan kedalam perancangan arsitektur Rogers

sebagai representasi dari arsitektur high-tech itu sendiri. Selain itu diperlukan

peninjauan kembali terhadap keseluruhan pemikiran perancangan dari Rogers untuk

mendapatkan tujuan penelitian diatas. Hasil penelitian dapat diserap sebagai pendekatan

desain arsitektur high- tech dengan metode desain yang jelas dari Richard Rogers bagi

para arsitek muda Indonesia.

B.ISSUE

Jadi issue yang kami hadirkan yaitu perkembangan mengenai teknologi dalam bidang

arsitektur, hal yang perlu kita ketahui pertama yaitu pengertian mengenai ap aitu

arsitektur high-tech itu sendiri, yang kedua yaitu seperti apa sebenarnya bangunan-

bangunan high-tech ini. Langkah selanjutnya yang harus kita ketahui bersama yaitu

pengertian Eco – Tech dalam bidang arsitektur, dan langkah yang terakhir yaitu apakah

peran arsitektur eco-tech dapat menggantikan arsitektur high-tech dalam konteks

sustainable.

4|architecture
C.URGENSI

Dasar diambilnya tema ini dikarenakan faktor berkembang pesatnya teknologi di

bidang arsitektur,Dalam konsep kali ini kita banyak berbicara tentang perkembangan

arsitektur high-tech dan arsitektur eco-tech,dan apakah dapat menggantikan posisi

tersebut dalam konteks high-tech.

D.BATASAN DAN LINGKUP RISET

Batasan dan lingkup riset kali ini akan berbicara banyak tentang arsitektur eco tech dan

high tech yang dimana menjadi tolak ukur judul seminar.

E.RUMUSAN MASALAH

1. Apakah bangunan high-tech dapat bertahan di era saat ini ?


2. Bagaimana penerapan bangunan Eco-tech architecture yang dapat bertahan dan
berfungsi seiring zaman dan konsisten terhadap konsepnya yang dapat menyatu
dengan alam tanpa adanya perubahan signifikan dan merusak alam sekitar ?
F.TUJUAN
1. Diharapkan perancangan bangunan high-tech dapat memberikan kontribusi
terhadap lingkungan sekitar terhadap penerapan eco-tech arsitektur
2. Diharapkan dapat menjadi acuan perancang untuk mendesain bangunan Eco-
tech architecture yang tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman dan apakah
dapat menggantikan posisi high-tech dalam konteks kearsitekturan.

5|architecture
BAB II
LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN ARSITEKTUR HI-TECH


Hight tech merupakan buah pemikiran modern abad ke-20 yang mempopulerkan

pengunaan material industri. Wujudnya dipaparkan dalam buku yang berjudul High

Tech: The Industrial Style and Source Book for The Home oleh Joan Kron pada tahun

1978. Buku ini menunjukkan bagaimana memadukan produk industri seperti sistem rak

gudang dan penutup lantai pabrik untuk sebuah rumah.

Dalam arsitektur sangat banyak digunakan istilah high-tech untuk menginterpretasikan

sebuah sistem teknologi yang digunakan pada suatu bnagunan dan semakin populer

digunakan pada awal 1970 untuk menggambarkan keberhasilan teknologi canggih yang

dicapai pada saat itu seperti yang terlihat pada arsitektur Pusat Georges Pompidou, Paris

(1972-7) karya Renzo piano dan Richard rogers yang memperlihatkan penggunaan

material-material kaca dan logam dengan mengekspose secara transparan bentuk bentuk

jaringan dalam bangunan serta berbagai fungsi-fungsi layanan seperti

eskalator,walkways dan ornament-ornamen diluar Gedung.

salah satu arsitek yang berperan penting dalam arsitektur high tech yakni Richard

Rogers adalah seorang arsitek Inggris yang disebut sebagai salah satu pelopor dari

arsitektur ‘high-tech.’ Rogers memanfaatkan teknologi dan mesin dalam

perancangan karya – karya arsitekturalnya, dengan ciri khas yang disebut ‘inside-out’,

dimana nampak elemen – elemen bangunan yang seharusnya diletakkan di dalam

interior bangunan, sebaliknya diekpos dibagian eksterior bangunan. Kepopuleran dari

bangunan – bangunan Rogers dapat dilihat sebagai landmark di kota – kota besar,

6|architecture
seperti Lloyd’s Building di London dan Pompidou Centre di Paris (desain Richard

Rogers bersama Renzo Piano).

Richard Rogers menyatakan bahwa sebagai arsitek, ia menggunakan teknologi untuk

memecahkan masalah dan untuk memberi bentuk karena jika tidak, dapat menghasilkan

suatu stuktur bangunan yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan arsitektur.

Selain pentingnya peranan teknologi, Rogers memberi penekanan kepada mesin karena

menurutnya, arsitek harus mengerti dan mengotrol mesin yang merupakan instrumen

pembentuk bangunan dan perlu untuk terus dikembangkan [1].

Fenomena bangunan – bangunan rancangan Richard Rogers yang fenomenal

digolongkan oleh para kritikus arsitektur sebagai desain bangunan high-tech

architecture. Seperti menurut Jencks (1980), karya – karya Richard Rogers mencoba

untuk mendekati image yang lebih populer dari Modernisme, yang secara esensial

membungkus diri dengan fantasi teknologi. Selain itu menurut Jencks, para

arsitektur yang disebut dengan London School (termasuk Richard Rogers

didalamnya) mengambil image teknologikal secara ekstrim dalam desain arsitektural

mereka karena keberadaan teknologi secara massif dan efisien [2].

Menariknya, Richard Rogers tidak pernah menganggap dirinya sebagai seorang arsitek

high-tech, seperti pernyataan – pernyataannya berikut ini:

“I certainly don’t think of myself as high tech. Most buildings, whether they’re Gothic

Cathedrals or Romanesque ones, were high tech for their time”[3]

“We never call ourselves high-tech; if others have explained our works as high tech, this

is fine. As far as this is concerned, it’s about finding an appropriate material, and

we’re more experienced in a certain range of materials. But we try to widen the

7|architecture
range all the time”[4]

Hal tersebut membuat hubungan antara teori dan metode desain Richard Rogers

dengan arsitektur high-tech menarik untuk dikaji lebih dalam agar mendapatkan

kejelasan bagaimana teknologi diintegrasikan kedalam perancangan arsitektur Rogers

sebagai representasi dari arsitektur high-tech itu sendiri. Selain itu diperlukan

peninjauan kembali terhadap keseluruhan pemikiran perancangan dari Rogers untuk

mendapatkan tujuan penelitian diatas. Hasil penelitian dapat diserap sebagai pendekatan

desain arsitektur high- tech dengan metode desain yang jelas dari Richard Rogers bagi

para arsitek muda Indonesia.

Pada akhir abad ke-20 arsitektur hi-tech juga dikenal sebagai Modernisme Akhir

atau Ekspresionisme Struktural, adalah sebuah gaya arsitektur yang muncul pada 1970-

an, Arsitektur High Tech menggabungkan elemen-elemen dari industri bertekologi

tinggi dan sistem teknologi ke dalam desain bangunan. Arsitektur High Tech muncul

sebagai modernisme yang mengalami perubahan dari ide-ide sebelumnya yang dibantu

oleh kemajuan teknologi bahkan lebih dalam mencapai teknologi. Arsitektur High Tech

ini berfungsi sebagai jembatan antara modernisme dan post-modernisme. Pada 1980-an,

Arsitektur High Tech menjadi lebih sulit untuk membedakan dari arsitektur post-

modern. Banyak tema dan ide-ide yang diserap kedalam bahasa pasca-modern dalam

aliran arsitektur.

Arsitektur Hi-Tech Menurut Colin Davies, 1998 dalam bukunya High Tech

Architecture, pengertian Hi - Tech dalam arsitektur berbeda dengan high tech dalam

industri. Bila dalam industri high tech diartikan sebagai teknologi canggih seperti

elektronik, robot, computer, biji silikon , mobil sport dan sejenisnya. Sedangkan dalam

arsitektur high tech diartikan sebagai suatu aliran arsitektur yang bermuara pada

8|architecture
ide gerakan arsitektur modern yang membesar-besarkan kesan struktur dan teknologi

suatu bangunan. Karakteristik yang menjadi referensi arsitektur high tech adalah

bangunan yang terbuat dari material sintetis seperti logam, kaca dan plastik.

Menurut Charles Jenks dalam buku High Tech Maniera, elemen servis dan

struktur pada suatu bangunan high tech hampir selalu diperlihatkan di

eksterironya sebagai ornamen dan ukiran . Bangunan high tech juga

diperlihatkan dengan menggunakan kaca buram maupun transparan, pemipaan yang

saling tumpang tindih, tangga, escalator dan lift juga warna – warna cerah yang

bertujuan membedakan fungsi masing – masing elemen struktur dan servis.

Arsitektur hi - tech merupakan suatu “ kejujuran “ yang menyatakan dengan

jelas fungsi elemen bangunannya misalnya yang tangga, lift, pemipaan, dan lain

sebagainya. Perkembangan lebih lanjut, arsitektur berteknologi tinggi bukan saja

tercermin dari struktur bagunan tetapi juga pada sistem utilitas bangunan sehingga

muncul istilah smart building dengan karakter Hi -Tech Architecture.

B.KARAKTERISTIK ARSITEKTUR HIGH-TECH

Dalam tulisannya Charles Jenks mengenai arsitektur High-tech, “The Battle of

High-tech, Great Building with Great Fault”. Charles Jenks juga menuliskan 6

karakteristik High-tech building, yang intinya sebagai berikut:

1. Inside out.

Bagian Interior yang diperlihatkan keluar dengan penggunaan material penutup yang

transparan, seperti kaca. Fungsi-fungsi yang umumnya tertutup/ditutupi namun

ditonjolkan keluar, seperti fungsi servis dan utilitas.

9|architecture
Gambar 1.Ciri inside out pada bangunan arsitektur hightech karya norman foster

2.Celebration of process.

Penekanan terhadap pemahaman mengenai konstruksinya sehingga muncul

suatu pemahaman dari seorang awam ataupun seorang ilmuwan. Sebagai catatan

yang ditulis oleh Charles Jenks mengenai Norman Foster, yaitu ciri khas dari

pekerjaan Norman Foster yang terkesan dapat mengungkapkan sesuatu yang

lebih daripada arsitek manapun dalam cara penyelesaian dengan ide-ide

cemerlangnya yang mengembangkan suatu rancangan sesuai dengan zamannya

sehingga kegunaan dan tampak dari bangunan tersebut merupakan suatu mekanisme

yang sempurna.

Gambar 2.Ciri penekanan struktur pada bangunan norman foster


10 | a r c h i t e c t u r e
3. Transparan, pelapisan dan pergerakan

Ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditonjolkan secara jelas tanpa terkecuali,

kegunaan yang lebih luas dari kaca yang transparan dan tembus cahaya, pelapisan

dari pipa-pipa saluran, tangga dan struktur, serta penekanan pada escalator dan lift

sebagai suatu unsur yang bergerak merupakan karateristik dari bangunan high-tech.

Gambar 3.Ciri pengaplikasian 3 unsur arsitektur hightech

4. Pewarnaan yang cerah dan merata.

Hal ini ditujukan untuk memberikan perbedaan yang jelas mengenai jenis struktur

dan utilitas, juga untuk mempermudah para teknisi dalam membedakannya dan

memahami penggunaannya secara efektif. Pada karya Richard Rogers yaitu

bangunan Pampidou Center dan Inmos Factory menggunakan warna-warna yang

cerah.

Gambar 4.pengaplikasian pada bangunan richard rogers

11 | a r c h i t e c t u r e
C.ARSITEKTUR ECO-TECH

Eco-tech merupakan perpaduan kata antara ekologis dan teknologi. Menurut

Niomba dkk, Eco-Tech Architecture adalah sebuah metode perancangan yang

mengaitkan dan menyelaraskan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang

konservasi lingkungan global dengan penekanan pada efisiensi energi pemakaian

lahan dan pengolahan sampah efektif dalam tatanan arsitektur.

Penjabaran prinsip Eco-Tech arsitektur hampir sama dengan eko arsitektur, yaitu :

1. Holistis, berhubungan dengan sistem secara keseluruhan, sebagai suatu

kesatuan yang lebih penting dari sekedar kumpulan bagian

2. Memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan) dan

pengalaman lingkungan alam terhadap manusia

3. Pembangunan sebagai proses yang bersifat dinamis dan bukan sebagai

kenyataan tertentu yang statis

4. Kerjasama antara manusia dengan alam sekitarnya demi keuntungan kedua

belah pihak

Teknologi dalam Eco-Tech mengutamakan keseimbangan antara teknologi

dan lingkungan, sebagai berikut :

1. Seimbang dengan alam, perhatian dengan alam dan sumbernya

2. Seimbang dengan manusia, perhatian kepada keamanan, kehidupan,

kebudayaan

3. Seimbang dengan lingkungan, perhatian terhadap iklim, tanah (gempa bumi,

banjir, rob), pengaruh lainnya.

Eco-tech arsitektur dapat diartikan sebagai arsitektur dengan teknologi yang

berwawasan lingkungan. Prinsip eco-tech yang berkembang saat ini merupakan

12 | a r c h i t e c t u r e
suatu gabungan dari dua prinsip dalam merancangan bentuk arsitektur, yaitu

sustainable (pembangunan berkelanjutan ) dan high technology.

13 | a r c h i t e c t u r e

Anda mungkin juga menyukai