Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEJARAH REKAM MEDIS

DISUSUN OLEH :

REGINA AUGUSTINA MANDENG (17134060)

D3 REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI SETYA INDONESIA


YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


Daftar Isi

Halaman Judul …………….................……………..…………………..i

Daftar Isi …………………………...............…...…………….......……. ii

Kata Pengantar ………………..................……….....…..........……….. iii

Bab I Pendahuluan …………………………....................…….........…..1

A. Latar Belakang …………………………....…..........……………..1


B. Rumusan Masalah …………………......................……………… 1
C. Tujuan ………………………......….…..…………………….........1-2

Bab II Pembahaasan …………………......…................………....……….1

A. Pengertian Sistem Rujukan…………….............................………...3


B. Ketentuan Umum Sistem
Rujukan………………….................................................................3-5
C. Tata Cara Pelaksanaan System Rujukan
Berjenang…………………..............................................................5-6
D. Prosedur/Pelayanan…………………...............................................6-7
E. Forum Komunikasi Antar Fasilitas
Kesehatan…………………................................................................8
F. Struktur Organisasi Rekam
Medis…………………....................................................................9-12

Bab III Penutup ……………...…………….....................….......………13

A. Kesimpulan ...………………………….......................……..........13
B. Saran …………………………………......................……………13

Daftar Pustaka ............…......................................................................... 14


Kata Pengantar

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa juga kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan telah menyumbangkan pikiran dan
tenaganya.

Terlepas dari semua ini kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari susunan
maupun kalimat dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat terbuka untuk menerima kritik
dan saran dari semua pihak untuk memperbaiki makalah, sehingga dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat diterima oleh semua pihak,
sehingga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi semua orang.

Yogyakarta, 5 Desember 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu
pelayanaan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien), perlu
adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanaan kesehatan melalui suatu
tatanan system rujukan.

Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau
berjenjang, yaitu pelaksanaan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, dimana dalam
pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan saling
berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis
tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan
diatasnya, demikian seterusnya. Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah, teknologi,
transportasi) terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam
akan segera tertangani dengan cepat. Sebuah penelitian yang meneliti tentang system
rujukan menyatakan bahwa beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan proses
rujukan yaitu tidak ada keterlibatan pihak tertentu yang seharusnya terkait, keterbatasan
sarana, tidak ada dukungan peraturan

(Standar Kesehatan Nasional ; 2009)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian/definisi dari system rujukan?


2. Bagaimana ketentuan umum dari system rujukan?
3. Bagaimana tata cara pelaksanaan system rujukan berjenjang?
4. Bagaimana prosedur pelaksanaan system rujukan
5. Bagaimana forum komunikasi anatar faskes?
6. Bagaimana struktur organisasi Perekam Medis?
C. TUJUAN

6.1 Mengetahui pengertian/definisi system rujukan

6.2 Ketentuan umum dari system rujukan

6.3 Mengetahui tata cara pelaksanaan system rujukan berjenjang

6.4 Mengetahui maksud dari forum komunikasi antar faskes

6.5 Dapat menyebabkan struktur organisasi Perekam Medis


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Rujukan

Sistem Rujukan pelayanan kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan


yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal
balik baik vertikal maupun horizontal yang wajib dilaksanakan oleh peserta jaminan
kesehatan atau asuransi kesehatan sosial, dan seluruh fasilitas kesehatan.

B. Ketentuan Umum

1. Pelayanan kesehatan perorangan terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yaitu:

a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama;


b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua; dan
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga.

2. Pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan pelayanan kesehatan dasar yang


diberikan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama.
3. Pelayanan kesehatan tingkat kedua merupakan pelayanan kesehatan spesialistik yang
dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang menggunakan
pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik.
4. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga merupakan pelayanan kesehatan sub spesialistik
yang dilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi sub spesialis yang
menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistik

5. Dalam menjalankan pelayanan kesehatan, fasilitas kesehatan tingkat pertama dan


tingkat lanjutan wajib melakukan sistem rujukan dengan mengacu pada peraturan
perundangundangan yang berlaku.
6. Peserta yang ingin mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan sistem rujukan
dapat dimasukkan dalam kategori pelayanan yang tidak sesuai dengan prosedur
sehingga tidak dapat dibayarkan oleh BPJS Kesehatan.
7. Fasilitas Kesehatan yang tidak menerapkan sistem rujukan maka BPJS Kesehatan akan
melakukan recredentialing terhadap kinerja fasilitas kesehatan tersebut dan dapat
berdampak pada kelanjutan kerjasama
8. Pelayanan rujukan dapat dilakukan secara horizontal maupun vertikal.

9. Rujukan horizontal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam satu
tingkatan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya
sementara atau menetap.

10. Rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan yang
berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke tingkat
pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.

11. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan
yang lebih tinggi dilakukan apabila: a. pasien membutuhkan pelayanan kesehatan
spesialistik atau subspesialistik; b. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/ atau
ketenagaan.

12. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke tingkatan pelayanan
yang lebih rendah dilakukan apabila :

a. permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan kesehatan


yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya;
b. kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua lebih baik
dalam menangani pasien tersebut;
c. pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh tingkatan
pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan kemudahan, efisiensi dan
pelayanan jangkapanjang; dan/atau
d. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pasien karena keterbatasan sarana, prasana, peralatan dan/atau ketenagakerjaan

C. Tata Cara Pelaksnaaan System Rujukan Berjenjang

Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bejenjang sesuai kebutuhan


medis. Yaitu :
a) Dimulai dari pelayanan kesehatan
Tingkat pertama oleh fasilitas tingkat
Pertama.
b) Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh
Spesialis, maka pasien dapat dirujuk ke
Fasilitas tingkat kedua.
c) Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes sekunder hanya dapat diberikan atas
rujukan dari faskes primer.
d) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di faskes tersier hanya dapat diberikan atas rujukan
dari faskes sekunder dari faskes primer.

8. Pelayanan kesehatan di faskes primer yang dapat dirujuk langsung ke faskes tersier hanya
untuk kasus yang sudah ditegakkan diagnosis dan rencana terapinya, merupakan pelayanan
berulang dan hanya tersedia di faskes tersier.

9. Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi :

a) Terjadi keadaan gawat darurat; kondisi kegawatdaruratan mengikuti ketentuan yang


berlaku

b) Bencana; kriteria bencana ditetapkan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah

c) Kekhususa permasalahan kesehatan pasien; untuk kasus yang sudah ditegakan rencana
terapinya dan terapi tersebut hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan selanjutnya

d) Pertimbangan geografis; dan

e) Pertimbangan ketersediaan fasilitas

10. Pelayanan oleh bidan dan perawat

a) Dalam keadaan tertentu, bidan dan perawat dapat memberikan pelayanan keshatan
tingkat pertama sesuai ketentuan perundang-undangan

b) Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau dokter gigi
pemberi pelayanan tingkat pertama kecuali dalam kondisi gawat darurat dan
kekhususan permasalahan kesehatan pasien, yaitu kondisi diluar kompetensi dokter
dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama.
11. Rujukan parsial

a) Rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau spesmen ke pemberi pelayanan yang
lain dalam rangka menegakkan diagnosis atau pemberian terapi, yang merupakan satu
rangkaian perawatan pasien di Faskes tersebut.

b) Rujukan parsial dapat berupa :

1) Pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang atau tindakan

2) Pengiriman specimen untuk pemeriksaan penunjang

c) Apabila pasien tersebut adalah pasien rujukan parsial, maka penjaminan pasien
dilakukan oleh fasilitas kesehatan perujuk

D. Prosedur/Alur pelayanan

Prosedur pelayanan bpjs kesehatan pasien berobat,rujuk,rawat,pulang tertuang dalam


gambar dibawah ini.

E. Forum Komunikasi Antar Fasilitas Kesehatan

1. Untuk dapat mengoptimalisasikan sistem rujukan berjenjang, maka perlu dibentuk


forum komunikasi antar Fasilitas Kesehatan baik faskes yang setingkat maupun antar
tingkatan faskes, hal ini bertujuan agar fasilitas kesehatan tersebut dapat melakukan
koordinasi rujukan antar fasilitas kesehatan menggunakan sarana komunikasi yang
tersedia agar

1.1.a.a Faskes perujuk mendapatkan informasi mengenai ketersediaan sarana


dan prasarana serta kompetensi dan ketersediaan tenaga kesehatan serta dapat
memastikan bahwa penerima rujukan dapat menerima pasien sesuai dengan
kebutuhan medis.

1.1.a.b Faskes tujuan rujukan mendapatkan informasi secara dini terhadap


kondisi pasien sehingga dapat mempersiapkan dan menyediakan perawatan
sesuai dengan kebutuhan medis.
2. Forum Komunikasi antar Faskes dibentuk oleh masing-masing Kantor Cabang BPJS
Kesehatan sesuai dengan wilayah kerjanya dengan menunjuk Person In charge (PIC) dari
masing-masing Faskes. Tugas PIC Faskes adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan
dalam rangka pelayanan rujukan.

F. Struktur Organisasi Rekam Medis

Menjadi seorang Perekam medis adalah suatu pekerjaan yang mengharuskan untuk bekerja
secara kelompok/team maka Perekam Medis memilik susunan Hirarki dalam
pergorganisasian seperti dibawah ini ;

1. Struktur Organisasi Rekam Medis RS Panti Rini

Struktur Organisasi Rekam Medis

No Nama Kualifikasi Jabatan

1. Pendidikan & 1. Kepala Sub Seksi


Pengalaman Rekam Medis
memenuhi syarat 2. Koordinator
2. Memiliki STR dan Pengolahan Data
SIK
1 ARILY DE RANI
3. Belum mengikuti
pelatihan : Audit
Mutu RM,
Biostatistik,
Kepemimpinan

1. Pendidikan belum Koordinator Penerimaan


memenuhi syarat dan Pendaftaran Pasien
2 A.SUMARYATI 2. Pengalaman
memenuhi syarat dan
sudah pelatihan

1. Pendidikan dan Staf Pendaftaran Rawat


pengalaman Jalan
memenuhi syarat
3 F.TRI KASINAH
2. Belum mengikuti
pelatihan Service
Excelent
1. Pendidikan dan Staf Pendaftaran Rawat
pengalaman Jalan
AS. SELLY KRISTI memenuhi syarat
4
H.P 2. Belum mengikuti
pelatihan Service
Excelent

1. Pendidikan dan Staf Pendaftaran Rawat


pengalaman Jalan
memenuhi syarat
5 Y.SUSANTO
2. Belum mengikuti
pelatihan Service
Excelent

1. Pendidikan dan Staf Pendaftaran Rawat


pengalaman Inap
memenuhi syarat
S.TRISALDI 2. Belum mengikuti
6
PUSPITASARI pelatihan Service
Excelent

1. Pendidikan dan Staf Pendaftaran Rawat


pengalaman Inap
memenuhi syarat
7 DEWI SETYAWATI
2. Belum mengikuti
pelatihan Service
Excelent

1. Pendidikan dan Staf Pelayanan SKM


pengalaman
memenuhi syarat
8 RATNA BINTARTI 2. Belum mengikuti
pelatihan Service
Excelent dan Aspek
hukum rekam medis

1. Pendidikan dan Staf Pelayanan SKM


pengalaman
memenuhi syarat
9 L.CM CORNELIA TS 2. Belum mengikuti
pelatihan Service
Excelent dan Aspek
hukum rekam medis
1. Pendidikan dan Staf Pengelolaan
pengalaman Dokumen Rekam Medis
memenuhi syarat
2. Belum mengikuti
10 Y. SARTONO pelatihan manajemen
rekam medis dasar,
Terminologi medis &
coding dan desain
formulir rekam medis

1. Pendidikan dan Staf Pengelolaan


pengalaman Dokumen Rekam Medis
memenuhi syarat
2. Belum mengikuti
11 Y. IKA DANIATI pelatihan manajemen
rekam medis dasar,
Terminologi Medis &
Coding dan desain
formulir rekam medis

1. Pendidikan dan
pengalaman
memenuhi syarat
2. Belum memiliki STR
Staf Pengolahan data dan
12 RURIANA. W dan SIK
Pelaporan
3. Belum mengikuti
pelatihan :
Terminologi Medis &
Coding, Biostatistik

1. Pendidikan dan
pengalaman
Staf Pengelolaan Klaim
13 V.PRIHADI DWI. A memenuhi syarat
BPJS
2. Belum memiliki STR
dan SIK

1. Pendidikan dan
pengalaman
ANDRY Staf Pengelolaan Klaim
14 memenuhi syarat
SILAWIDARTA BPJS
2. Belum memiliki STR
dan SIK

Tabel 3.1 Daftar Staff Rekam Medis Rumah Sakit Panti Rini
2. Struktur Organisasi Rekam Medis RSUD Kab. Sleman

SEKSI PELAYANAN MEDIS

drg. Siti Nurchasanah, Mkes

KEPALA INSTALASI REKAM MEDIS

PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN


 Yumarwonto, Amd
 Sujatmi
 Widiastuti
PENGOLAHAN DATA PELAPORAN DAN SKM
 Suratmi, A.md
 Wiwin Ina Nurjawanti, A.md
 Maheendro Joko P, A.md
 Gusdayani Siregar, A.md
 Berty Medianni S, A.md
JAMKES CENTER
 Sukarni, Amd
 Dwi Ardi Purwono, A.md
 Heeni Wahyuningrum
 Yudi Prasetyo

dr. Eva Trinastiti, MPH

PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP DAN IGD


 Rini Mastuti, AKML
 Nuning Swastanti
 Suparni
 Eny Setyaningsih
 Sugiantri
ASSEMBLING & FILLING
 Danang Dwiyoga Jaya
 Asnah Ruswati
 Kusniti
 Try Setyowati\
 Sri hastuti
DIREKTUR PELAYANAN

BIDANG REKAM MEDIK


DAN PENGEMBANGAN

KASI. REKAM MEDIK

KOORDINATOR KOORDINATOR
PELAYANAN RM MANAJEMEN RM

PENERIMAAN PASIEN PENYIMPANAN DAN ASSEMBLING & STASTIK &


RJ (REGISTRASI DISTRIBUSI ANALISIS PELAPORAN

PENERIMAAN PRODUKSI KODING & INDEKSIN PELAYANAN KHUSUS


PASIEN RI FORMULIR RM (SKM,VISUM,DLL)
(ADMISSION)
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

System rujukan upaya kesehatan adalah suatu system jaringan fasilitas pelayanan kesehatan
yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balikatas
masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal ke fasilitas pelayanan yang
lebih kompeten, terjangkau, rasional, dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. Yang
bertujuan agar pasien mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang
mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan, dengan demikian dapat menurunkan AKI
dan AKB.

B. SARAN

Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu pengetahuan
kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis kepada pembaca semua agar
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA

https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/7c6f09ad0f0c398a171ac4a6678a8f06.pdf

https://www.academia.edu/24001593/BAB_III_ANAISIS_SITUASI

Anda mungkin juga menyukai