Anda di halaman 1dari 15

INJEKSI INSULIN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK:
1. HELGAWATY TAMBA
2. MARHAMIN SITUMORANG
3. MIFTA AL-ULYA
4. RIKO HENDRA
5. SURYA HARDI WIRANATA
6. TRIOMA FITRI
7. YESSI VENNY LIMBONG
D.P: Ns. LASMA RINA SINURAT, S.Kep
BAB I
PENDAHULUAN

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu sindrom yang ditandai dengan hiperglikemia kronis dan
gangguan metabolisme karbohidrat, protein serta lemak yang diakibatkan oleh defesiensi
sekresi insulin dan atau kerja dari insulin itu sendiri.

DM tipe 2 merupakan 90-95 % dari seluruh penderita DM yang ada. Prevalensi DM Tipe 2 dari
tahun ketahun makin meningkat, yang ternyata didahului oleh berbagai faktor resiko penyakit
kardiovaskuler seperti kegemukan, hipertensi, dislipidemia yang pada dasarnya diawali oleh
adanya resistensi insulin. Resistensi insulin banyak menarik perhatian akhir-akhir ini karena
disamping mempunyai hubungan dengan DMT2, juga dengan angka kejadian kardiovaskuler.

Secara epidemiologi dijumpai kekerapan DMT2 di Eropa dan Amerika Utara berkisar antara
2-5 %, sedangkan dinegara berkembang antara 1,5-2 %. Di Indonesia sendiri berkisar 1,5-2,3
% kurang lebih 15 tahun yang lalu, tetapi pada suatu penelitian di Jakarta (Depok) pada tahun
2001 menunjukkan kenaikan yang sangat nyata yaitu menjadi 12,8 %. Penelitian Tahun 2006,
oleh Krishna menemukan bahwa dari 2606 pasien yang datang berobat jalan ke Poliklinik
Rawat Jalan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Unsyiah/BPK RSUZA Banda Aceh pada periode
Juni 2005-Maret 2006 dijumpai 900 pasien (35 %) didiagnosis sebagai penderita Diabetes
Melitus Tipe-2 (DMT 2).

Dalam perjalanan penyakitnya Diabetes Melitus (DM) dapat menimbulkan komplikasi, baik
komplikasi kronik maupun komplikasi akut yang dapat membahayakan nyawa. Dalam
mencegah berbagai komplikasi tersebut, penderita Diabetes Mellitus membutuhkan
pengelolaan yang tepat. Pilar pengelolaan diabetes mellitus sendiri terdiri dari: Edukasi,
Perencanaan makan, Latihan jasmani dan Intervensi farmakologis. Pengelolaan DM dimulai
dengan pengaturan makan dan latihan jasmani selama beberapa waktu (2-4 minggu). Apabila
kadar glukosa darah belum mencapai sasaran, dilakukan intervensi farmakologis dengan obat
hipoglikemik oral (OHO) atau suntikan insulin. Insulin merupakan agen hipoglikemik tertua
dan substansi yang tampaknya paling alami. Insulin adalah obat yang paling efektif untuk
menerapi diabetes tipe2, dengan asumsi bahwa pasien dan perawatnya dapat menggunakan
dosis besar yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan normoglikemi.
Akhir ini jelas bahwa akibat dari DM Tipe 2 (DMT 2) yang tidak terkendali lama kelamaan
akan terjadi juga kerusakan sel β pancreas karena proses glucotoxicity, Lipotoxicity atau
keduanya.

Pada DMT 1 insulin diberikan untuk survival. Dengan berpijak pada landasan dan klasifikasi
dan teori di atas, dapat dipastikan bahwa pada DMT 2 akan terjadi kemungkinan harus
digunakan insulin, baik sebagai substitusi pada kerusakan sel pada DMT 2, atau penambahan
kekurangan insulin pada waktu dibutuhkan, misalnya adanya radang, ketoasidosis, peningkatan
resistensi insulin dan sebagainya. DMT 2 yang menggunakan insulin, tetapi tidak dependen
(tergantung, artinya tanpa insulin penderita akan meninggal karena dekompensasi metabolik)
dan hanya digunakan untuk mengendalikan kemampuan status glikemi secara baik, yang
disebut insulin requiring diabetes.

Early insulin therapy merupakan metode yang paling cepat menghilangkan gejala-gejala
hiperglikemia. Dengan Early insulin therapy akan menghilangkan stigma yang dianut selama
ini yaitu penggunaan insulin hanya untuk pengobatan yang gagal.

Bagi beberapa diabetesi (penderita diabetes), insulin merupakan salah satu obat yang bisa
menyelamatkan nyawanya. Tapi sebaiknya diabetesi mengetahui 9 fakta mengenai cara kerja
insulin. Insulin yang disuntikkan ke diabetesi berfungsi mengambil alih atau menambah peran
dari insulin alami yang biasanya berguna untuk mengontrol gula darah. Namun menggunakan
insulin tidak semudah mengonsumsi obat lainnya, karena sejumlah faktor bisa mempengaruhi
kemampuan dari obat untuk mengontrol kadar gula darah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta pulau Langerhans kelenjar
pankreas. Insulin menstimulasi pemasukan asam amino kedalam sel dan kemudian
meningkatkan sintesa protein. Insulin meningkatkan penyimpanan lemak dan mencegah
penggunaan lemak sebagai bahan energi. Insulin menstimulasi pemasukan glukosa ke dalam
sel untuk digunakan sebagai sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen di dalam sel
otot dan hati. Insulin endogen adalah insulin yang dihasilkan oleh pankreas,
sedang insulin eksogen adalah insulin yang disuntikan dan merupakan suatu produk farmasi.

2.2 Jenis-Jenis Insulin


Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain:

1) Kerja cepat (rapid acting)


Contoh: Actrapid, Humulin R, Reguler Insulin (Crystal Zinc Insulin) Bentuknya larutan
jernih, efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan, durasi kerja sampai 6 jam. Merupakan
satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan secara intra vena. Bisa dicampur dengan
insulin kerja menengah atau insulin kerja panjang.

2) Kerja menengah (intermediate acting)


Contoh: Insulatard, Monotard, Humulin N, NPH, Insulin Lente Dengan menambah
protamin (NPH / Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada insulin lente), maka
bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat absorpsi sehingga efek menjadi
lebih panjang. Bentuk NPH tidak imunogenik karena protamin bukanlah protein.

3) Kerja panjang (long acting)


Contoh: Insulin Glargine, Insulin Ultralente, PZI Insulin bentuk ini diperlukan untuk
tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan. Semua jenis insulin yang beredar saat
ini sudah sangat murni, sebab apabila tidak murni akan memicu imunogenitas, resistensi,
lipoatrofi atau lipohipertrofi.
2.3 Jenis-Jenis Alat Suntik Insulin
1) Siring (syringe) dan jarum siring dari bahan kaca sulit dibersihkan, mudah pecah dan
sering menjadi kurang akurat.Siring yang terbaik adalah siring yang terbuat dari plastik
sekali pakai. Walaupun banyak pasien diabetes yang menggunakan lebih dari sekali pakai,
sangat disarankan hanya dipakai sekali saja setelah itu dibuang.

2) Pena insulin (Insulin Pen) Siring biasanya tertalu merepotkan dan kebanyakan pasien
diabetes lebih suka menggunakan pena insulin. Alat ini praktis, mudah dan menyenangkan
karena nyaris tidak menimbulkan nyeri. Alat ini menggabungkan semua fungsi didalam
satu alat tunggal.

3) Pompa insulin (Insulin Pump)Pompa insulin (insulin pump) diciptakan untuk


mneyediakan insulin secara berkesinambungan. Pompa harus disambungkan kepada
pasien diabetes (melalui suatu tabung dan jarum). Gula (Glucose) darah terkontrol dengan
sangat baik dan sesuai dengan kebutuhan.

2.3.1 Dosis pemberian insulin tergantung pada kadar gula darah, yaitu :

 Gula darah < 60 mg % = 0 unit


 Gula darah < 200 mg % = 5 – 8 unit
 Gula darah 200 – 250 mg% = 10 – 12 unit
 Gula darah 250 - 300 mg% = 15 – 16 unit
 Gula darah 300 – 350 mg% = 20 unit
 Gula darah > 350 mg% = 20 – 24 unit

2.3.2 Efek metabolik terapi insulin:

 Menurunkan kadar gula darah puasa dan post puasa.


 Supresi produksi glukosa oleh hati.
 Stimulasi utilisasi glukosa perifer.
 Oksidasi glukosa / penyimpanan di otot.
 Perbaiki komposisi lipoprotein abnormal.
 Mengurangi glucose toxicity.
 Perbaiki kemampuan sekresi endogen.
 Mengurangi Glicosilated end product.

2.3.3 Cara pemberian insulin


a. Insulin kerja singkat :

 IV, IM, SC
 Infus ( AA / Glukosa / elektrolit )
 Jangan bersama darah ( mengandung enzim merusakinsulin )

b. Insulin kerja menengah / panjang :

 Jangan IV karena bahaya emboli.

2.4 Rumus Pemberian Insulin


Bila dalam vial insulin terdapat 40 unit,dengan dosis 12 ml,dan diberikan dengan 100 ml maka dosis
yang harus diberikan kepada pasien sebanyak 30 ml.
Cara perhitungan : 12 / 40 X 100 = 30 ml

Rumus Kasus Keterangan


Rumus -1 RCI on Hiperglikemia Misal GDA 720 : (7-1)x4u
memakai insulin prandial novorapid dimonitoring selama
(Novorapid) 3 jam (formula 3)
Rumus X12 RCI langsung memakai GDA 720 : 7×12 = 84
syringe pump u/novorapid/24ml/24 jam
Rumus X2 Maintenance insulin Novorapid sc 3x(7×2) = 3x14u
novorapid SC bila GDA below
250
Rumus 5-1 Jumlah insulin dalam maltose. Setiap 5 gram maltose = 1 u
Bila tidak ada syringe pump Novorapid

Misal : Martos 10% 500cc = 50


gram maltose 50/5=10 u
Novorapid
Rumus 2,5 – 1 Bila cairannya glukosa Idem. 50/2,5 = 20
Rumus x2 Bolus SC untuk hiperglikemia Misal GDA 450 berarti injeksi
GDA>200 SC 4×2 = 8 u SC
Rumus 2-4-8 Indikasi penggunaan TKOI GDP>200 ; 2jpp>400 ;
(Terapi Kombinasi HbA1c>8
OAD Insulin)
Rumus 1/3 Untuk menghitung dosis Metode A : dilihat dari jumlah
Levemir total insulin prandial baru
dikalikan 1/3 insulin prandial
Metode B : dilihat 2 digit kadar
1jPP nya. Misal 360 —- 36 —-
1/3×36=12
Rumus 80% Penggantian insulin prandial Misal kebutuhan insulin 50
saat MRS menjadi Levemir u/hari prandial —- menjadi
levemir 40u (basal)

2.5 Daerah Penyuntikan

Perlu diperhatikan daerah mana saja yang dapat dijadikan tempat menyuntikkan
insulin. Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan di daerah perut dimana
penyerapan akan lebih cepat. Namun bila kondisi kadar glukosa pada darah rendah, hindarilah
penyuntikkan pada daerah perut. Secara urutan, area proses penyerapan paling cepat adalah
dari perut, lengan atas dan paha. Insulin akan lebih cepat diserap apabila daerah suntikkan
digerak-gerakkan.
Penyuntikkan insulin pada satu daerah yang sama dapat mengurangi variasi
penyerapan. Penyuntikkan insulin selalu di daerah yang sama dapat merangsang terjadinya
perlemakan dan menyebabkan gangguan penyerapan insulin. Daerah suntikkan sebaiknya
berjarak 1 inchi (+2,5cm) dari daerah sebelumnya. Lakukanlah rotasi di dalam satu daerah
selama satu minggu, lalu baru pindah ke daerah yang lain.
LOKASI
Terdapat lima lokasi penyuntikan intramuscular yang sudah terbukti bahwa obatnya akan
diabsorbsi dengan baik oleh tubuh.
1. PADA DAERAH LENGAN ATAS (DELTOID)

 Mudah dan dapat dilakukan pada berbagai posisi, namun kekurangannya area
penyuntikan paling kecil, dan jumlah obat yang ideal paling kecil (antara 0,5-1 ml).
 Jarum disuntikkan kurang lebih 2,5 cm tepat di bawah tonjolan acromion
 Organ penting yang mungkin terkena adalah a.brachialis atau n.radialis. Hal ini terjadi
apabila kita menyuntik lebih jauh ke bawah daripada yang seharusnya
 Minta pasien untuk meletakkan tangannya di pinggul (seperti gaya seorang
peragawati), dengan demikian tonus ototnya akan berada kondisi yang mudah untuk
disuntik dan dapat mengurangi nyeri.

2. PADA DAERAH DORSOGLUTEAL (GLUTEUS MAXIMUS)

 Paling mudah dilakukan, namun angka terjadi komplikasi paling tinggi.


 Hati-hati terhadap n.sciatus dan a.glutea superior
 Gambarlah garis imajiner horizontal setinggi pertengahan glutea, kemudian buat dua
garis imajiner vertical yang memotong garis horizontal tadi pada pertengahan pantat
pada masing-masing sisi. Suntiklah di regio glutea pada kuadran lateral atas.
 Volume suntikan ideal antara 2-4 ml.Minta pasien berbaring ke samping dengan lutut
sedikit fleksi.

3. PADA DAERAH VENTROGLUTEAL (GLUTEUS MEDIUS)

 Letakkan tangan kanan Anda di pinggul kiri pasien pada trochanter major (atau
sebaliknya). Posisikan jari telunjuk sehingga menyentuh SIAS. Kemudian gerakkan
jari tengah Anda sejauh mungkin menjauhi jari telunjuk sepanjang crista iliaca. Maka
jari telunjuk dan jari tengah Anda akan membentuk huruf V.
 Suntikkan jarum di tengah-tengah huruf V itu, maka jarum akan menembus m. gluteus
medius.
 Volume ideal antara 1-4 ml

4. PADA DAERAH PAHA BAGIAN LUAR (VASTUS LATERALIS)

 Pada orang dewasa, m. vastus lateralis terletak pada sepertiga tengah paha bagian luar.
 Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit
dicubit untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat.
 Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml).

5. PADA DAERAH PAHA BAGIAN DEPAN (RECTUS FEMORIS)

 Pada orang dewasa, m. rectus femoris terletak pada sepertiga tengah paha bagian depan.
 Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit
dicubit untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat.
 Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml).
 Lokasi ini jarang digunakan, namun biasanya sangat penting untuk melakukan auto-
injection, misalnya pasien dengan riwayat alergi berat biasanya menggunakan tempat
ini untuk menyuntikkan steroid injeksi yang mereka bawa kemana-mana.

2.5.1 Penyimpanan Insulin

a. Bila belum dipakai : Sebaiknya disimpan 2-8 derajat celcius (jangan sampai beku), di
dalam gelap (seperti di lemari pendingin, namun hindari freezer.
b. Bila sedang dipakai :
1. Suhu ruang 25-30 derajat celcius cukup untuk menyimpan selama beberapa
minggu, tetapi janganlah terkena sinar matahari.
2. Sinar matahari secara langsung dapat mempengaruhi percepatan kehilangan
aktifitas biologik sampai 100 kali dari biasanya.
3. Suntikkan dalam bentuk pena dan insulin dalam suntikkan tidak perlu disimpan di
lemari pendingin diantara 2 waktu pemberian suntikkan.
4. Bila tidak tersedia lemari pendingin, simpanlah insulin di tempat yang teduh dan
gelap.

2.5.2 Efek Samping Penggunaan Insulin

a. Gula darah rendah. Saat Anda mulai tergantung pada suntikan, kadar gula darah Anda
akan menurunkan setiap waktu.
b. Akibat dari penurunan gula darah, tubuh menjadi berkeringat, mual, atau pernafasan
yang cepat.
c. Jika tingkat gula darah menurun secara substansial, maka pasien bahkan bisa pingsan.
d. Iritasi kulit atau peradangan dari jarum suntik. Beberapa pasien diabetes harus
menyuntikkan secara teratur dan ini dapat mempengaruhi jaringan kulit.
e. Bila kadar gula darah menurun, metabolisme tubuh juga menurun. Hal ini juga
menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak yang sering menimbulkan kejang.
Ini adalah kondisi langka yang memerlukan perhatian segera dari dokter.
f. Karena kadar glukosa lebih rendah, pasien merasa pusing. Fungsi otak berjalan lambat.
g. Hipoglikemia adalah efek samping dari menyuntikkan insulin. Terlalu banyak insulin
dalam tubuh dapat menurunkan tekanan darah. Hal ini menyebabkan sakit kepala,
lemas, mengantuk, dan detak jantung yang cepat.
h. Dalam kasus ekstrim, efek samping dari suntikan insulin dapat menyebabkan
hiperglikemia. Gejala-gejala dari kondisi ini adalah rasa haus yang ekstrim, sering
kencing, dan letih.
i. Untuk beberapa pasien diabetes, suntikan insulin dapat menyebabkan alergi kulit
seperti bengkak dan gatal.
j. Beberapa efek samping yang jarang dari suntikan insulin adalah muntah, kulit merah di
tempat yang disuntikkan, denyut jantung tidak teratur, kurang konsentrasi dan lain-lain.
2.5.3 Waktu Penggunaan

Kontrol gula darah secara alami untuk menghindari suntikan insulin. Pemanis buatan
itu sangat berbahaya dan pastikan Anda menyuntikkan insulin 30 menit sebelum makan. Anda
dapat menyuntikkannya pada lengan, paha, atau perut. Konsultasikan dengan dokter Anda
untuk mendapatkan petunjuk yang terbaik.
STANDAR OPERASIONAL PEROSEDUR
PEMBERIAN SUNTIKAN INSULIN

A. Pengertian

Injeksi sub kutan adalah suatu cara memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit
yang dapat dilakukan pada daerah lengan bagian atas sebalah luar atau sepertiga bagian tengah
dari bahu, paha sebelah kuar, daerah dada dan sekitar umbilicus.

B. Tujuan

Pemberian obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya dilakukan dengan
perogram pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian
insulin terdapat dua tipelarutan yaitu jernih dan keruh karena adanya penambahan protein
sehingga memperlambat absorbsi obat atau juga termasuk tipe lambat
C. Perosedur

a) Tahap persiapan

1. Menjelasakan kepada pasien tentang tujuan dan perosedur pemberian obat


2. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien dan menjaga perivaci pasien
3. Memastikan obat-obatan sudah sesuai perogram pengobatan dokter
4. Memeriksa daftar obat pasien
5. Menyiapkan disposabel spuit 1 cc atau 0,5 cc
6. Menyiapkan obat yang akan disuntikan

b) Tahap pelaksanaan

1. Cuci tangan
2. Jelaskan perosedur yang akan dilakukan
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik atau bebaskan suntikan dari pakaian. Apa bila
menggunakan pakaian, buka pakaian dan singsingkan pakaian tersebut
4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan diberikan. Setelah itu
tempatkan pada bak injeksi
5. Desinfeksikan area penyuntikan dengan kapas alkohol
6. Renggangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan)
7. Lakuakn penusukan dengan lobang jarum menghadap keatas dengan sudut 45 atau 90° dari
permukaan kulit sesuai dengan ketebalan lemak pasien
8. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah, suntikan secara perlahan-lahan obat hingga habis
9. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol dan sepuit yang sudah dipakai masukan
kedalam bengkok.
10. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenia serta dosis.
11. Cuci tangan perawat

c) Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Mengakhiri kegiatan
4. Membereskan alat
5. Mencuci tangan mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta pulau Langerhans kelenjar
pankreas. Insulin menstimulasi pemasukan glukosa ke dalam sel untuk digunakan sebagai
sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen di dalam sel otot dan hati. Penyuntikkan
insulin pada satu daerah yang sama dapat mengurangi variasi penyerapan. Penyuntikkan
insulin selalu di daerah yang sama dapat merangsang terjadinya perlemakan dan menyebabkan
gangguan penyerapan insulin.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://noktahpenaku.blogspot.com/2012/12/alat-penyuntik-insulin_21.html

http://askep45kesehatan.blogspot.com/2011/06/standar-operasional-perosedur-
pemberian_09.html

http://nikwii37.blogspot.com/2013/07/makalah-insulin-1.html

Anda mungkin juga menyukai