Laporan KP-Rian Gunawan Rev.1
Laporan KP-Rian Gunawan Rev.1
Oleh :
Rian Gunawan
1670021059
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Pendingin Dengan VFD di Program Studi Teknik Listrik Tenaga Fakultas Teknik
2019 sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah kerja praktik.
praktik.
praktik.
Krisnadwipayana.
ii
6. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam melaksanakan dan
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk memperbaiki laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi seluruh pihak
yang membutuhkannya.
Penulis
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING AKADEMIK
Oleh :
Rian Gunawan
1670021059
Menyetujui,
iv
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING KERJA PRAKTIK
Oleh :
Rian Gunawan
1670021059
Menyetujui,
v
Table of Contents
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. x
I.1 Latar Belakang ..................................................................................... x
I.3. Batasan Kerja Praktik .......................................................................... xi
I.4. Manfaat Kerja Praktik .......................................................................... xi
I.5. Alasan Pemilihan Tempat KP ............................................................ xiv
BAB II. TEMPAT KERJA PRAKTIK ............................................................. xv
2.1 Gambaran Umum Perusahaan/Instansi ............................................... xv
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ....................................................... xviii
2.3 Kegiatan Umum Perusahaan .............................................................. xix
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ...................... xxi
3.1 Bidang Kerja ...................................................................................... xxi
3.2 Pelaksanaan Kerja ............................................................................. xxii
3.3 Kendala Yang Dihadapi .................................................................. xlviii
3.4 Cara Mengatasi Masalah ................................................................... xlix
BAB IV. KESIMPULAN..................................................................................... l
4.1 KESIMPULAN ...................................................................................... l
4.2 SARAN – SARAN ............................................................................... li
4.3 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... lii
4.4 LAMPIRAN......................................................................................... lii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2.3 Flow Rate Required for Cooling Water Pump ......................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I. PENDAHULUAN
Terkait dengan pengembangan sumur gas baru pada fasilitas produksi gas di
lapangan produksi gas tersebut. Salah satunya adalah cooling water pump/aliran
air dari pompa sumarsible yang mensupply kebutuhan air pendingin pada aliran
pipa untuk untuk peralatan produksi gas. Studi engineering dilakukan untuk
menganalisa terkait kebutuhan aliran air dalam tekanan tertentu dan suhu air yang
mengalir pada pipa tersebut. Pemasangan cooling water pump ini diharapkan
dapat memenuhui kebutuhan system pendingin pada proses produksi gas sehingga
fasilita gas produksi ini dapat beroperasi dengan nilai nilai ketentuan dalam
Development pada Fasilitas Gas Processing Platform di Selat Madura. Dalam hal
ini divisi kontruksi yang didalamnya terdapat salah satu bagian kegiatan untuk
“Pemasangan Cooling Water Pump yang dilengkapi dengan VFD” sebagai bagian
dari efisiensi kinerja dan energy atau daya yang di butuhkan dalam menjaga
aliran air pendingin ke sistem produksi gas sehingga sesuai dengan batasan suhu
kerja yang dijaga secara konitinue. Diharapkan dengan mengikuti proses dari
x
pemahaman terkait bagaimana proses aliran air dari pompa pendingin ini dapat
berlangsung.
dirasakan terlalu luas. Untuk menghindari terlalu luasnya masalah yang dibahas
maka perlu dibatasi sesuai dengan kemampuan penulis, yang antara lain adalah
sebagai berikut :
Prinsip kerja yang akan diteliti ialah prinsip kerja pada kondisi beban rendah,
b. Petunjuk Instalasi
Petunjuk instalasi yang akan diteliti ialah prosedur keamanannya terlebih dahulu
Pengoperasian sistem hibrida yang akan diteliti ialah mengenai pengecekan fungsi
dari setiap sistem, proses kerja dan sistem operasi, pemilihan mode operasi.
disebuah Perguruan Tinggi (PT) baik untuk tingkat sarjana maupun diploma. ntuk
xi
memperbanyak pengalaman kerja secara langsung, melakukan kerja praktik di
Ilmu yang diajarkan di bangku kuliah sangat berbeda dengan apa yang di
kalau teori dasarnya dikuasai maka untuk prkatiknya akan lebih mudah.
Pengalaman kerja adalah sangat penting dan pasti akan ditanyakan setiap
ketika melakukan praktik kerja di industri. Oleh karena itu setelah selesai
xii
3. Belajar Kerjasama dengan Tim
permasalahan yang terjadi di indutri jika tidak ada komunikasi yang baik
mau atau tidak pasti akan mengadakan interaksi dengan sesama karyawan
atau atasan.
dipergunakan untuk mempraktik kan ilmu yang sudah Anda kuasai semasa
kuliah.
Setelah terjun di dunia kerja industri lambat laun Mahasiswa magang akan
xiii
7. Mendapatkan Tempat Kerja
Bukan hal yang mustahil setelah melakukan kerja praktik, ditarik untuk
yang baik selama menjalankan kerja praktik di industri tersebut pasti akan
pengetahuan dibidang teknis untuk semua disiplin ilmu. Dari lokasi yang sulit di
dengan para senior dibidang teknis multi disiplin yang sukar ditemui di kalangan
industrial. Maleo producer platform merupakan unit kerja yang sangat strategis
dan memililki peran yang sangat penting untuk wilayah Jawa Timur khususnya
dalam pasokan gas yang mencapai 60 % dari total kebutuhan. Didalamnya banyak
terdapat peralatan kerja dan unit penunjang dari unit static maupun dynamic.
xiv
BAB II. TEMPAT KERJA PRAKTIK
PT. Radiant Utama Interinsco Tbk. (RUIS) adalah penyedia layanan energi yang
layanan untuk memenuhi setiap kebutuhan pelanggan kami, baik darat maupun
lepas pantai. RUIS dan anak perusahaannya terdiri dari PT Supraco Indonesia, PT
Supraco Lines dan PT Supraco Deep Water, memiliki sekitar Rp 1,8 triliun
RUIS didirikan sejak tahun 1984 berdasarkan Akta Pendirian No. 41 tanggal 22
Agustus, 1984. RUIS telah berpengalaman dalam sektor industri Minyak dan Gas
teknis untuk sektor minyak dan gas dari hulu ke hilir, dan juga dengan industri
terkait lainnya.
keuntungan Rp. 42.500.000.000,- dari Initial Public Offering (IPO). Pada tanggal
12 Juli 2006, Perusahaan pertama kali go public dan efektif tercatat di Bursa Efek
Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) dengan jumlah saham mencapai 770 juta
xv
Sebagai holding dari beberapa anak perusahaan yang bergerak di bidang industri
Minyak dan Gas di Indonesia, RUIS melayani bidang bisnis seperti Inspection &
Mulai saat ini hingga seterusnya, bidang keahlian kami terus diperluas ke arah
hulu dan hilir pada sektor minyak dan gas serta industri lainnya. Dengan
manajemen sumber daya manusia yang handal, jaringan yang luas dari domestik
hingga internasional, dan telah aktif di lini bisnis minyak dan gas di Indonesia,
Perseroan akan terus tumbuh seiring dengan perkembangan proyek minyak dan
Visi :
Berkeinginan yang kuat untuk menjadi perusahaan yang sangat baik melalui
orang-orang dan tim yang profesional, managerial keuangan yang solid, serta
Misi:
xvi
2.1.3 Kebijakan Kualitas
telah terintegrasi ke dalam setiap bagian dari Perseroan melalui inovasi dalam
prosedur dan proses kerja. Hal ini tercermin dalam sertiikat ISO 9001:2000 yang
telah dimiliki oleh perusahaan sejak tahun 2003 dan diperbaharui menjadi ISO
kesehatan lingkungan kerja dapat dilihat dari sertiikat ISO 14001:2004 dan
OHSAS 18001:1999 yang diberikan pada tahun 2007 dan diperbaharui tahun
2 kali dalam setahun. Selain sertiikat – sertiikat itu, Perseroan juga telah
dan telah diperbaharui menjadi SNI 17020:2012 serta ISM CODE (Internal Safety
xvii
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
xviii
2.3 Kegiatan Umum Perusahaan
PT. Radiant Utama Interinsco memiliki fasilitas pengolahan gas lepas pantai yang
terpasang dalam struktur jack-up. Fasilitas ini dirancang untuk memproses gas
dengan kapasitas 120 MMSCF gas per hari. PT. RUI menyewakan dan
mengoperasikan asset ini untuk perusahaan minyak dan gas lepas pantai yang
Jasa Inspeksi
Selama lebih dari 40 tahun, PT. Radiant Utama Interinsco telah menyediakan
layanan jasa inspeksi yang komprehensif dengan teknisi yang sangat dan
(FSO) secara bareboat. Kami mengawasi konversi kapal tanker ke FSO dengan
xix
Jasa Staf Profesional
yang tepat pada waktu yang tepat. PT. Radiant Utama Interinsco mengelola
energy, teknik dan konstruksi, layanan staffing PT. RUI menawarkan solusi
Kerja praktik bertempat di PT. Radiant Utama Interinsco dengan alamat, Radiant
Buliding No.24 Jl. Kaptern Tendean Jakarta Selatan, yang kemudian ditempatkan
sekitarnya.
xx
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
sebelah tenggara Pulau Madura dan sekitar 25 km selatan Pulau Puteran (Gambar
A.I) area kerja Madura Offshore merupakan system kontrak Bagi Hasil (PSC).
Kedalaman air di lokasi fsilitas MPP sekitar 60m. PT. Radiant Utama Interinstco -
MPP (Maleo Producer Platform) adalah merupakan gas prosesing platform dari
gas alam yang dikompresi dan melalui tahapan separasi untuk mengekspor gas
dengan kualitas tinggi (99,9% methane dry gas) gas tersebut dialiri melalui pipa
berdiameter 8km - 14 inci ke jalur Pipa Gas Jawa Timur yang sudah ada milik
Pertamina (EJGP). Saat ini, sumber gas untuk MPP adalah gas mentah olahan dari
xxi
Lapangan Meliwis terletak 11 km ara selatan dari ladang gas Maleo. Dan
yang masuk, MPP perlu dimodifikasi. Modifikasi MPP akan mencakup ruang
lingkup fasilitas yang masuk Meliwis terdiri dari tambahan deliquidizer, pengukur
mengakomodir laju produksi baru dari Meliwis WHP, yang memulai produksi di
Desember 2019. Inisiatif gas bahan bakar akan dilaksanakan dengan menginstal
Generator Turbin Gas yang mampu untuk membakar Gas dan Kondensat.
Kondensat dari Meliwis dapat digunakan untuk bahan bakar Gas Turbin bukannya
dengan penurunan gas Maleo dan Peluang dengan tekanan aliran sumur gas pada
menyediakan pengiriman gas untuk memenuhi penjualan gas di masa depan dan
memaksimalkan pemulihan sumber daya gas yang tersisa dari Lapangan Maleo
dan Peluang.
baru dari aliran optimal untuk setiap kompresor setelah MPP Compression System
Restaging. Dengan mengacu pada aliran optimal yang telah ditentukan pada
kinerja awal kompresor SOLAR dapat dilihat pada Lampiran 1, di mana aliran
xxii
peringkat Heat Exchanger diambil dari kasus Early Life (Kasus 1) hasil simulasi
pada tabel berikut dan ditunjukkan pada diagram alir HYSYS seperti yang
xxiii
3.2.2 Spesifikasi Unit Cooling Water Pump Terpasang
Pada unit terpasang di fasilitas MPP untuk pompa pendingin mengaliri bebrapa
Electro-chlorinator (47-CZ-600)
Persyaratan terkait besaran suhu pada air pendingin dan ketersediaan laju aliran
fluida yang ada harus dapat terpenuhi karena adanya modifikasi konfigurasi pada
Sistem Kompresi MPP dan beban tambahan baru dari WHW meliwis. Dari
modifikasi fasilitas di MPP didapatkan Skema distribusi air pendingin yang ada
xxiv
3.2.3 Data Kebutuhan Cooling Water Pump Pada Fasilitas MPP
Kebutuhan Cooling water secara spesifik untuk fasilitas MPP di tunjukkan pada
Usulan Cooling Water Pump Baru pada fasilitas MPP setelah kompresor
dioperasikan adalah 793 m3 / jam lebih rendah dari yang ada Water Lift Pump
yang saat ini terpasang dengan kapasitas 1.200 m3 / h. Karena itu, pompa yang
ada perlu dilakukan penggantian untuk optimasi daya dan untuk meminimalkan
masalah operasional. Water Lift Pump untuk system pendingin yang diusulkan
Dari data yang didapat diatas bahwa dapat di ambil kesimpulan dengan kondisi
xxv
1. Heat Exchanger di fasilitas MPP yang ada masih memadai untuk
2. Persyaratan suhu air yang mengalir pada Cooling Water Pump yang
xxvi
Tabel 3.2.5 Data Sheet Cooling Water Pump Installed
xxvii
3.2.6 Data Terminasi Kabel
Informasi terkait terminasi kabel pada pompa pendingin dapat dilihat pada data
dibawah ini:
xxviii
3.2.7 Laporan Fungsional
xxix
Tabel 3.2.7.2 Data Function Test and Performance Curve
xxx
3.2.8 VFD
Variable speed drive atau juga disebut dengan variable frequency drive atau
sesuai bebannya atau sesuai nilai yang kita inginkan. Pada proses instalasi
Cooling Water Pumpg, disertakan pula satu sistem penunjang dalam rangka
proses efisiensi dalam operasioanalnya unit yang dimaksud adalah VFD (Variable
Speed Drive). Berikut merupakan penjelasan terkait VFD yag dipasang pada
Pompa Aor Pendigin yang dijadikan unit support dalam proses produksi gas untuk
3. cycloconverter
Secara sederhana untuk drive AC, variable speed drive atau inverter akan
yang bervariasi.
xxxi
Variable Voltage Inverter (VVI)
tegangan input AC ke DC. SCR adalah komponen elektronika daya yang memiliki
konversi. Bagian inverter sendiri terdiri dari kumpulan divais penyaklaran seperti:
biasanya dalam bentuk kartu elektronik, yang memiliki komponen utama sebuah
atau mati untuk menghasilkan tegangan dan frekuensi yang bervariasi untuk
xxxii
Tipe inverter ini menggunakan enam langkah untuk menyelesaikan satu putaran
360°(6 langkah masing-masing 60°). Oleh karena hanya enam langkah, inverter
nilai yang mendadak) setiap penyaklaran terjadi. Dan ini dapat ditemui pada
operasi kecepatan rendah seiring variasi putaran motor. Istilah teknis dari putaran
yang bervariasi ini adalah cogging. Selain itu, bentuk gelombang sinyal keluaran
Jenis inverter satu ini menggunakan SCR untuk menghasilkan tegangan DC-link
yang bervariasi untuk suplai ke bagian inverter yang juga terdiri dari SCR untuk
CSI justru mengontrol arus yang akan disuplai ke motor. Karena inilah pemilihan
motor haruslah hati-hati agar cocok dengan drive. Berikut gambaran sederhana
xxxiii
Gambar 3.2.8.3 Current Source Inverter Schematic
Percikan arus akibat proses penyaklaran dapat dilihat pada keluaran jika kita
xxxiv
Pulse Width Modulation
terbukti lebih efisien dan memberikan tingkat performa yang lebih tinggi. Sama
seperti VVI, sebuah PWM juga terdiri atas rangkaian controller, DC link, control
logic, dan sebuah inverter. Perhatikan gambar sebuah PWM berikut ini.
xxxv
Konverter
dihaluskan oleh rangkaian induktor L1 dan kapasitor C1. Nilai tegangan DC yang
dihasilkan adalah 1.35 kali tegangan inputnya, misal: 480VAC dihasilkan 650
VDC.
Inverter
penyaklaran yang sangat tinggi hingga ribuan kali per detik dimana dapat aktif
kurang dari 400 nano detik dan mati dalam waktu 500 nano detik. IGBT dibangun
oleh sebuah gate, kolektor, dan emiter. Saat gate diberikan tegangan positif
(biasanya +15VDC), arus akan mengalir melalui kolektor dan emiter. IGBT akan
mati saat tegangan positif dihilangkan dari gate. Selama kondisi mati,
tegangan gate IGBT akan ditahan pada nilai tegangan negatif yang kecil sekitar -
xxxvi
Berikut gambaran gelombang keluaran inverter PWM.
Sebagai catatan, amplituda tegangan dapat kita mainkan dengan mengatur durasi
hidupnya. Untuk frekuensi rendah yang membutuhkan tegangan rendah, durasi ini
akan diperpendek hingga pembentukan arus dan tegangan motor akan lambat.
akan cukup lama hingga mencapai nilai yang maksimal dibandingkan waktu yang
lebih pendek.
xxxvii
Gambar 3.2.8.8 PWM Waveform for Controlling Voltage Amplitude
Note:
Pada project yang berlangsung ini unit VFD yang digunakan adalah tipe unit
xxxviii
3.2.9 Spesifikasi Kabel
Unit Cooling Water Pump ini merupakan unit yang di rancang untuk kondisi
dengan karakter yang menyesuaikan dari sekitar area kerja. Dengan type kabel
xxxix
3.2.10 Isolation List
Pada prosesnya dikarenakan banyak nya system yang terintegrasi dengan proses
terminasi kabel unit Cooling Water Pump yang baru akan dipasang, perlu
Isolation No.
Location : Emergency MCC Room, PCR, Front Leg Verified by (signed) : Rian Gunawan ( )
xl
Gambar 3.2.11 Job Hazard Analisys
xli
3.2.12 Risk Assasement
penjelasan ini, risk asasememt dijadikan sebagai induk dokumen dalam perihal
pengendalian resiko yang melibatkan manusia, peralatan dan property baik yang
Maximum
Register ID
Action by:
E - Environment
Activity
Consequence
Consequence
A - Financial
Unwanted Event Area / Activity Consequence Cause Existing Control / Mitigation Measures controls or mitigation Measures Completion Status Risk Owner Remarks
P - People
Residual
Inherent
barriers)
Unplaned Shutdown * Process Area Production Lost A II c 2 1. Unqualified Personnel 1. Asigned certified and qualified personnel II b 1 1. Asigned dedicated supervisor Arif S/Heri W
(estimation 1 hour) 2. Improper procedure 2. Pre-use inspection tools and equipment 2. Provide proper equipment and
3. Lack of supervision 3. Reviewed and approved procedure and tools
Project Delay isolation list
Dropped object hit asisting facility MPP/Boat Fire Exploitation P,A VI b 4 1. Unexperience personel 1. Certified rigger V b 3 1. Develop specific lifting plan Subejo / Rizkal
Multiple Fatality 2. Improper lifting gear 2. Pre-use checklist Lifting gear 2. Load test to dedicated lifting gear*
3. lack of communication 3. Certified lifting gear 3. No Non Authorized Person involved
4. Improper plan 4. Close supervision 4. Protect the critical part underneath
5. Most of process area provided with grating area
cover 5. Aware of line of fire
6. Certificate crane, Crane inspection and 6. Team Aware lifitng plan
prevenive maintenance
7. Certified crane operator
8. Housekeeping before, during aand after
lifting *
9. Prevent direct touch the load by using tag
line / push pull device
10. proper Rigging Technique applied to the
load
12,2 Naked Flame during support Installation Fire from spark or naked flame Process Area Multiple Fatalities P, A VI b 4 1. Incompetent Personnel 1. Preuse inspection of hot work naked flame IV b 3 1. Good communication between
(parallel hotwork activity) 2. Spark from worn out equipment welder and operator
welding cable 2. Radio communication during welding 2. Safety guard for Acetylene hose
3. Fire flashback at cutting performed and welding cable
torch hose 3. Installed proper flashback arrestor, 3. Stop activity during personnel entry
4. Gas leak/breaking including proper connection or exit
containment nearby 4. Dedicated fire watcher & standby fire 4. Support AWB to accommodate the
5. Flammable material extinguisher sufficient number of Supervisor and
nearby (Wood, Rags, 5. Standby welding machine operator watcher
Paper) 6. Separate Oxygen - Acetylene Bottle and 5. Naked flame activity Map will be
6. Lack of Supervision (fire cover by fire blanket submit
watcher) 7. PTW Hot Work Class A 6. Parallel Naked flame will be
8. Toolbox meeting & JHA conducted based on the welding map
9. STOP breaking containment job near and consider hazard and risks
welding location
10. Barricade area & Warning sign
11. Install proper Pressurized Welding Habitat
12. Personnel Gas Detector
13. Area gas detector
14. Stand by fire water system
15. Pressure inside positive pressurized
habitat min.50 Pa
16. Acetylene & Oxygen bottle storage at the
main deck portside
17. Entry log to WH & Radio Communication
18. Ensure covered by fire blanket on the wet
condition
19. Report to CCR prior conduct hot work
20. Welding habitat monitoring by habitat
operator
Electrical Shock ar Short Process Area Medical Treatment P, A V b 3 1. Improper Grounding 1. Equipment already inspected & tagging by III c 2 1. Regular inspection during operation
2. Improper electrical elctrical technician
protection e.g. ELCB, 2. Performing by Competent Personnel
Under Spec. Eqeuipment. 3. All electrical equipment and accesoris
3. Incompetent Electrical placed in safe area
Personnel 4. Pre-Use Inspection & check list
4. Cable Insulation broke 5. Wearing proper PPE (using high voltage
hand glove)
6. Following JHA & PTW and toolbox meeting
7. Buddy system
8. LOTO
Fire or flash detected by flame Process Area Plant Shutdown A III d 3 1. Flash from activity 1. Using thick material and has no gap. III c 2
detector detected by Flame 2. Check the gap of habitat cover before
Detector activity.
2. Improper material from 3. Toolbox meeting / Briefing before
habitat cover. commencing Activity.
4. Install Cover habitat performing only by
competent personnel.
5. Override flame detector during welding
activity
6. Coordination with area operator to asses
safe hot work activity
13.Structure Modification
13,1 Naked Flame during new structure Fire from spark or naked flame at MPP/WHP Multiple Fatality P, A V c 4 1. Incompetent Personnel 1. Preuse inspection of welding & cutting IV c 3 1. Good communication between
Installation MPP and Maleo WHP 2. Spark from worn out equipment welder and operator
welding cable 2. Radio communication during welding 2. Safety guard for Acetylene hose
3. Fire flashback at cutting performed and welding cable
torch hose 3. Installed proper flashback arrestor, 3. Stop activity during personnel entry
4. Gas leak/breaking including proper connection or exit
containment nearby 4. Dedicated fire watcher & standby fire 4. Continue gas free monitoring using
5. Flammable material extinguisher tubing
nearby (Wood, Rags, 5. Standby welding machine operator 5. Support AWB to accommodate the
Paper) 6. Separate Oxygen - Acetylene Bottle and sufficient number of Supervisor and
cover by fire blanket watcher
7. PTW Hot Work Class A 6. Naked flame activity Map will be
8. Toolbox meeting & JHA submit
9. STOP breaking containment job near 7. Parallel Naked flame wil be
welding location conducted based on the welding map
10. Barricade area & Warning sign and consider the haZard and risks
11. Install Pressurized Welding Habitat
12. Personnel Gas Detector
13. Area gas detector
14. Stand by fire water system
15. Pressure inside positive pressurized
habitat min.50 Pa
16. Acetylene & Oxygen bottle storage at the
main deck portside
17. Pre-use inspection for hot work naked
flame equipment
18. Entry log to WH & Radio Communication
19. Ensure fire blanket on the wet condition
20. Report to CCR prior conduct hot work
21. Welding habitat monitoring by habitat
operator
Electrical Shock or Short MPP/ WHP Medical Treatment P, A V c 4 1. Unproper Grounding 1. Equipment already inspected III c 2 1. Merger to make sure continity
2. Unproper electrical 2. Performing by Competent Personnel power cable
protection e.g. ELCB, 3. All electrical equipment and accesoris 2. Regular inspection during operation
Under Spec. Eqeuipment. placed in safe area
3. Incompetent Electrical 4. Pre-Use Inspection
Personnel 5. Wearing proper PPE
4. Cable Shield Broke 6. Following JHA & PTW and toolbox meeting
5. Over capacity 7. Buddy system
8. LOTO
Fire or flash detected by flame MPP/ WHP Plant Shutdown A III d 3 1. Flash from activity 1. Use material with Thick material and has no III c 2
detector detected by Flame gap.
Detector 2. Check the gap of habitat cover before
2. Unproper material from activity.
habitat cover. 3. Coordination with Operator to switch off the
Flash / Flare detector system (if needed)
4. Toolbox meeting / Briefing before
commencing Activity.
5. Install Cover habitat performing only by
competent personnel.
6. Coordination with area operator to asses
safe hot work activity
14. Function Test
Electrical Shock * Maleo Producer Fatality P V c 4 1. Unqualified Personnel 1. Asigned certified and qualified personnel V b 3 1. Install grounding cable for
Platform 2. Improper Procedure 2. Pre-use inspection tools and equipment discharge residual voltage
3. Improper safety 3. Reviewed and approved procedure and 2. Asigned dedicated supervisor
equipment and PPE isolation list 3. Provide proper equipment and
4. Improper Equipment and 4. Proper PPE for high voltage tools
Tools 5. Provided Special rescue tools for high
5. Residual Voltage voltage
6. Lack of supervison 6. Provided safety mattress
7. Following JHA & PTW and toolbox meeting
8. Buddy system
9. LOTO
Equipment damage Maleo Producer Property damage A II c 2 1. Unqualified personnel 1. Qualified personnel II b 1 1. Dedicated radio channel for
Platform 2. Improper procedure 2. Close supervision and monitoring function test
3. Improper tools and 3. Install barricade and safety sign
equipment 4. Preuse inspection of tools and equipment
4. Lack communication 5. Coordination meeting
6. Announce by paging
xlii
3.2.13 Laporan Penyelesaian/Completion Report
dengang aman tanpa tercederai oleh kecelakaan baik minor maupun major,
xliii
Gambar 3.2.13.1 Hand Over Certificated
xliv
Gambar 3.2.13.2 Mechanical Completion
xlv
Gambar 3.2.13.3 Plant Acceptance Certificated
xlvi
Gambar 3.2.13.4 Practical Completion Certificated
xlvii
3.3 Kendala Yang Dihadapi
xlviii
3.4 Cara Mengatasi Masalah
Note : area kerja berada di forward leg MPP dengan kedalaman 16 meter
sejak dini.
segera didapatka dan proses review serta approval bisa dilakukan secara
sequensial.
xlix
BAB IV. KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
1. Prinsip kerja dari Cooling Water Pump sangat tergantung dari bentuk beban
atau fluktuasi proses perubahan suhu, yang mana selama 24 jam distribusi
aliranfluida tidak merata untuk setiap waktunya sehingga Cooling Water Pump
akan bekerja sesuai dengan kebutuhan temperature dalam proses produksi gas,
2. Petunjuk instalasi dari sistem Cooling Water Pump ini meliputi dua prosedur
3. Seluruh mode operasi pada sistem Cooling Water Pump ini dikendalikan oleh
DCS Sistem yaitu sebuah sistem kontrol yang berfungsi mengatur seluruh
aliran fluida yang di operasikan oleh operator pada ruangan control dengan
HMI sebagai alat untuk melakukan pengamatan. Secara umum system yang
terimplementasikan pada fasilitas MPP terbagi dalam dua kategori yaitu mode
l
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan alat yang belum
1. Untuk Pemeliharaan Unit Cooling Water Pump yang baru saja dilakukan
pemasangan diharapkan agar lebih teliti karena jika tidak akan berakibat
sangat banyak di layar monitor, sehingga menjadi kurang teliti dengan hal
unit yang menjadi back up, sehingga dari kehandalan dan ketersediaan
li
4.3 DAFTAR PUSTAKA
4.4 LAMPIRAN
lii
Lampiran 1.1 Machine Structure
liii
Lampiran 1.2 Checking and topping up the motor filling fluid - vertical and
liv
horizontal installation
lv
Lampiran 1.4 Technical Data
lvi
Lampiran 2.1 Overview Panel Control of CWP
lvii
Lampiran 2.2 Single Line Diagram of R8
lviii
Lampiran 2.3 Single Line Diagram of R11
lix
Lampiran 2.4 Connection Diagram R8
lx
Lampiran 2.5 Connection Diagram R11
lxi
SURAT KEPUTUSAN PKL DARI PERUSAHAAN
lxii
SURAT KEPUTUSAN PKL
lxiii
FORM PENILAIAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
TAHUN 2019
SB Sangat Baik 5
B Baik 4
C Cukup 3
K Kurang 2
SK Sangat Kurang 1
lxiv
1. ADAPTASI (PENYESUAIAN DIRI)`
NO ASPEK PENILAIAN SB B C K SK
TOTAL 25
2. KEDISIPLINAN
NO ASPEK PENILAIAN SB B C K SK
TOTAL 15
lxv
3. INISIATIF
NO ASPEK PENILAIAN SB B C K SK
TOTAL 15
4. KERJASAMA
NO ASPEK PENILAIAN SB B C K SK
TOTAL 15
lxvi
5. TANGGUNGJAWAB
NO ASPEK PENILAIAN SB B C K SK
TOTAL 15
NO ASPEK PENILAIAN SB B C K SK
lxvii
Mempunyai inisiatif dalam melaksanakan
4
pekerjaan √
Leadership
NO ASPEK PENILAIAN SB B C K SK
lxviii
Berdasarkan pengamatan Pembimbing PKL, mahasiswa PKL tersebut secara
umum :
A. Sangat Baik
B. Baik
C. Cukup Baik
D. Kurang Baik
Penilai,
(Kadroni)
lxix
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO JURUSAN LISTRIK TENAGA
Desember 2019, dan telah dievaluasi melalui unsure unsure dibawah ini :
1 Kedisiplinan (20%)
Total Nilai
Mengetahui,
lxx
LEMBAR BIMBINGAN KERJA PRAKTIK
Mengetahui,
lxxi
LEMBAR BIMBINGAN KERJA PRAKTIK
Mengetahui,
lxxii
Rencana Dan Penjadwalan Kerja
Secara umum, rencana dan penjadwalan kerja pada Tim Pelaksana Pekerjaan
dalam setiap proses kegiatan judul diatas untuk Program Studi Teknik Listrik
Tenaga, Universitas Krisnadwipayana adalah:
lxxiii
Rencana dan Penjadwalan Kerja
lxxiv
lxxv