Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk dapat terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap mahasiswa harus

memiliki kesiapan dalam menghadapi keprofesionalan pekerjaannya yang sesuai

dengan bidang yang digelutinya. Oleh karena itu, belajar melalui pengalaman

merupakan hal yang penting, salah satunya adalah dengan terjun langsung dan

mempraktikkan ilmu yang sudah dipelajari di kampus.

Jenis-jenis praktik kerja berbeda-beda, sesuai dengan bidang yang digeluti.

Salah satunya adalah Praktik Keterampilan Mengajar, atau yang biasa disebut PKM

adalah suatu kegiatan wajib yang dilakukan oleh mahasiswa semester 7 sebagai syarat

untuk mendapatkan gelar S.pd atau sarjana pendidikan. Di UNJ.

PKM ini dilakukan, agar mahasiswa dapat mengetahui permasalahan-

permasalahan yang dapat terjadi dalam dunia pendidikan. Pengetahuan tersebut, tidak

hanya diperuntukkan dalam menjadi guru dalam sekolah formal saja, tetapi juga

dapat diterapkan dalam pendidikan non formal.


Kegiatan belajar mengajar, cara penyusunan RPP, mengenal dan beradaptasi

dengan lingkungan sekolah, mengenal karakteristik siswa, mempelajari profil melalui

teladan dari guru-guru yang bertugas.

Salah satunya adalah pembelajaran Bahasa Jepang yang saat ini sedang banyak

diadakan oleh Sekolah Menengah Atas di Indonesia. Dikarenakan masuknya era

globalisasi ini, Jepang semakin terbuka terhadap pembelajar maupun pekerja asing.

Hal itu dapat menjadi kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk melanjutkan

pendidikannya di Jepang atau bekerja di negara tersebut.

Pembelajaran Bahasa Jepang di SMA diadakan mulai dari materi untuk

tingkat dasar, seperti pengenalan huruf-huruf Jepang hiragana dan katakana, kosakata

dan pola kalimat sederhana mengenai keluarga, hewan peliharaan, lingkungan

sekolah, salam, dll. Mengingat tidak banyak pelajar SMA yang memiliki minat ke

Bahasa Jepang, pengajaran cukup memerlukan usaha untuk mencari perhatian dari

siswa. Oleh karena itu, inovasi-inovasi metode pengajaran sangat diperlukan, guna

memberikan motivasi kepada siswa.

Salah satu sekolah yang menerapkan pendidikan Bahasa Jepang adalah SMA

Negeri 77. Sekolah Menengah Atas Negeri 77 Jakarta adalah Sekolah Menengah Atas

Negeri di DKI Jakarta yang berada di daerah Cempaka Putih, Jakarta Pusat yang

berdiri sejak tahun 1975 dengan nama SMPP 1 dan tahun 1986 berubah nama

menjadi SMA Negeri 77. Pembelajaran bahasa Jepang pada SMA 77, diadakan mulai
dari kelas X hingga XI. Buku acuan yang dipakai adalah kira kira nihongo yang

diterbitkan oleh Penerbit Erlangga.

Sebelum terjun langsung dan mengajar, perlu diadakannya masa orientasi dan

observasi, yang meliputi masa pengenalan terhadap lingkungan dan fasilitas sekolah,

sistem administrasi, dan observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

pamong di kelas.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dikemukakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan

masalah-masalah yang akan dibahas, sehingga memudahkan untuk diteliti.

Berdasarkan pada latar belakang diatas, dirumuskan bahwa masalah yang akan

dibahas di dalam penyusunan laporan kerja praktek ini yaitu :

1. Masalah apa yang ditemukan selama masa orientasi?

2. Bagaimana cara mengatasi masalah yang ditemukan selama masa orientasi?

3. Langkah-langkah apa yang dilakukan dalam penyiapan RPP?

1.3 Tujuan

Tujuan Praktik Keterampilan Mengajar ini adalah untuk memberikan

pengalaman bekerja kepada mahasiswa yang nantinya akan terjun ke dunia kerja dan

supaya mahasiswa bidang pendidikan dapat mengetahui dan memahami


permasalahan ketika mengajar dan bagaimana mengatasinya, cara penyusunan RPP,

mengenal dan beradaptasi dengan lingkungan sekolah, mengenal karakteristik siswa,

mempelajari profil melalui teladan dari guru-guru yang bertugas. Selain itu,

mahasiswa juga dapat mempelajari nilai-nilai pendidikan, moral, budaya disekolah,

tata tertib dan administrasi sekolah.

BAB II

Kegiatan yang dilakukan Selama Orientasi

2.1 Kegiatan yang dirancang

Kegiatan yang dilakukan selama masa PKM yaitu:

1. Penyerahan mahasiswa PKM kepada pihak sekolah oleh Dosen Pembimbing

2. Mengikuti pembekalan dari Kepala Sekolah SMAN 77 Jakarta

3. Mengikuti pembekalan dari penanggung jawab PKM SMAN 77 Jakarta

4. Berkenalan dengan Guru-guru dan staf tata usaha

5. Melakukan observasi terhadap lingkungan sekolah

6. Melakukan observasi cara Guru mengajar di dalam kelas

7. Mendiskusikan silabus dan RPP Bahasa Jepang bersama Guru pamong

SMAN 77 Jakarta memberlakukan Jam belajar mulai dari jam 06:45 pagi

sampai dengan jam 03:00 siang, SMAN 77 Jakarta memiliki 10 Jam pelajaran, pada
jam pelajaran 1 sampai 7 memiliki waktu 45 menit per jam pelajaran sedangkan jam

pelajaran 8 sampai 10 hanya 40 menit jam pelajaran. Di SMAN 77 Jakarta mata

pelajaran bahasa Jepang adalah mata pelajaran wajib yang ada di kelas X dan XI baik

IPA maupun IPS, perminggu setiap kelas mendapatkan 2x45 menit jam pelajaran.

Pada kegiatan observasi, aktivitas-aktivitas yang guru pamong lakukan kami

amati dimulai dari awal sampai akhir pelajaran. Pertama-tama guru memasuki kelas

dengan mengucapkan salam dalam bahasa Jepang lalu para siswa membalas salam

dari guru dengan bahasa Jepang juga. Guru mengecek apakah ada yang tidak masuk

atau tidak, menanyakan kembali tentang materi minggu lalu dan menanyakan apakah

ada tugas minggu lalu yang belum terselesaikan. Lalu menyiapkan alat pembelajaran

dan memulai pembelajaran.

Pada saat pembelajaran banyak siswa yang tidak fokus dan ribut pada saat

guru sedang mengajar sehingga sering sekali guru harus mengetuk meja untuk

mengembalikan fokus para siswa. Ada juga siswa yang bermain handphone dan

games pada saat guru mengajar terutama di barisan belakang. Salah satu cara guru

menghadapinya adalah dengan berkeliling ke belakang. Metode pembelajaran yang

digunakan cukup baik juga selain guru menjelaskan siswa juga di beri pertanyaan

sehingga siswa juga aktif dalam pembelajaran lalu untuk latihan mereka harus

melakukan tanya jawab secara berantai ke teman disampingnya dan seterusnya.

Media pembelajaran yang digunakan adalah proyektor dan papan tulis.


Pada akhir kegiatan, mereka diberikan tugas latihan dengan materi yang sudah

dipelajari, lalu guru menanyakan dan mereview pelajaran yang sudah di pelajari.

Pembelajaran diakhiri dengan mengucapkan salam dalam bahasa Jepang.

Pembelajaran Bahasa Jepang di SMAN 77 dilaksanakan pada kelas X yang

berjumlah 6 kelas (3 IPA dan 3 IPS), kelas XI berjumlah 6 kelas (3 IPA dan 3 IPS)

Dalam hal latihan mengajar, terdapat dua jenis latihan mengajar yang

kami dapat, yaitu latihan terbimbing dan latihan mandiri.

 Latihan Terbimbing

Dalam latihan termbimging mahasiswa mengajar sambil disaksikan

oleh guru pamong dan diberikan feedback setelah kegiatan pembelajaran

untuk mengetahui kekurangan dari pengajarannya.

 Latihan Mandiri

Dalam latihan mandiri, mahasiswa mengajar di kelas sendiri tanpa

bantuan dari guru ataupun mahasiswa PKM lain.

2.2 Cara Mengumpulkan Data

Untuk memperolah data-data terkait sekolah kami mewawancarai Penanggung

Jawab PKM SMAN 77 Jakarta, Staff Tata Usaha dan Staff Perpustakaan. Selain itu

juga terdapat kami melakukan observasi terhadap lingkungan sekolah dan kegiatan

pembelajaran di dalam kelas.


BAB III

Temuan orientasi

A. Keadaan Fisik Sekolah

SMA Negeri 77 beralamat di Jalan Cempaka Putih Tengah XVIII, RT.

3 / RW. 8, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10510.

Dengan perincian sebagai berikut :

No Ruang Luas (m2) Jumlah ruang

1 Luas tanah 5630m2 -

2 Luas bangunan -

3 Ruangan kepala sekolah 1

4 Ruang tata usaha 1

5 Ruang guru 1

6 Ruang perpustakaan 1

7 Ruang fotokopian 1
8 Ruang print 1

9 Ruang Masjid 1

10 Ruang kelas 9x8 18

11 Ruang kantin 108 m2 1

12 Ruang BK 9 x 8 m2 2

13 Ruang aula / serbaguna 1

14 Ruang koperasi 1

15 Ruang audio visual 1

16 Ruang Lab. Fisika 1

17 Ruang Lab. Biologi 1

18 Ruang lab. kimia 1

19 Ruang lab. Bahasa 1

18 Ruang Lab. komputer 1

19 Toilet / kamar mandi 26

20 Lapangan upacara / olahraga 1

21 Tempat parkir 1

22. Ruang UKS 1

23 Ruang Osis 1

24 Rumah kompos 1

B. Keadaan Lingkungan Sekolah


Jenis-jenis bangunan yang mengelilingi sekolah antara lain : Gedung

SMPN 77 Jakarta yang bersebalahan persis, mesjid, perumahan penduduk

cempaka putih tengah. Letak sekolah SMAN 77 Jakarta sangat kondusif

karena di dikelilingi oleh perumahan penduduk elit yang memiliki tingkat

keamanan yang baik.

C. Fasilitas Sekolah

Beberapa fasilitas sekolah yang terdapat pada SMAN 77 Jakarta di

antaranya:

1. Perpustakaan memiliki ruangan yang tidak begitu besar namun memiliki

fasilitas yang memadai seperti terdapat tiga komputer, satu sofa dan satu

mesin print.

2. Ruang laboratorium berjumlah 5 ruangan

3. Ruang print dan fotocopy khusus guru masing-masing terdapat satu

ruangan

4. Ruangan BK ( bimbingan konseling )

5. Ruang UKS memiliki ruangan yang cukup luas dengan tiga tempat tidur.

6. Ruang aula / ruang serbaguna

7. Mushola

8. Kantin terdapat satu ruangan dan satu dapur sekolah

9. Kamar mandi / WC
D. Guru dan Siswa

Data jumlah guru dan siswa sebagai berikut

a. Jumlah guru : 39 orang

b. Jumlah kelas : 18 ruangan

c. Jumlah siswa perkelas : 36 orang

d. Jumlah siswa seluruhnya : 648 orang

E. Interaksi Sosial

Interaksi sosial antara guru dengan guru, guru dengan staf sekolah,

guru dengan murid, guru dengan pengajar PKM dan PPL sangatlah baik dan

masih dalam batas wajar. Seluruh kegiatan belajar mengajar dan rutinitas

sekolah pada umumnya berjalan normal. Sesama warga sekolah saling

bertegur sapa, menyalami yang lebih tua saling menghargai dan menghormati.

Meskipun ada beberapa siswa yang perlu diberikan perhatian khusus karena

melanggar peraturan sekolah seperti terlambat, tidak disiplin dalam

berpakaian , dan tidak bersemangat dalam belajar.

Jumlah rata-rata siswa yang melanggar tata tertib siswa tiap bulannya

terdapat siswa, siswa yang terlambat setiap bulannya sebanyak 15 siswa, dan
siswa yang tidak masuk setiap bulannya terdapat 20 siswa. Jenis pelanggaran

yang sering dilakukan siswa-siswi antara lain datang terlambat, tidak disiplin

dalam berpakaian atau tidak menggunakan atribut sekolah dengan lengkap.

F. Kegiatan pembelajaran

Berikut ini beberapa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas

X dan kelas XI dengan sistem pembagian rolling oleh guru pamong .

A. Membuka Pembelajaran

Pertama kali masuk kelas hal yang dilakukan adalah memastikan kelas

kondusif (kebersihan kelas atau kondisis kelas) , setelah melihat kesiapan

siswa dalam memulai pembelajaran, guru akan mengecek kehadirian

siswa setelah itu akan mereview materi sebelumnya, memberikan

apresepsi, dan setelah itu guru akan menjelaskan tujuan pembelajaran dan

topik pembelajajaran hari ini. Selama pembukaan pembelajaran ada

beberapa siswa yang minta ijin ke toilet dan keluar kelas untuk beberapa

urusan sekolah (dipanggil guru atau melengkapi berkas-berkas tertentu) ,

dan ada juga beberapa siswa yang mengobrol dan masih fokus ke HP.

Waktu yang digunakan selama pembukaan sekitar 5 sampai 10 menit.


B. Kegiatan Pembelajaran

Selama pembelajaran berlangsung siswa memperhatikan penjelasan

dan instruksi dari guru tapi ada beberapa dari mereka yang masih ngobrol,

tidur, ribut dan bermain game di HP saat penjelasan diberikan, guru

mengantisipasinya dengan teguran pertama kepada semua siswa jika

masih saja membuat situasi kelas menjadi berisik atau tidak

memperhatikan penjelasan guru maka guru akan menegur langsung ke

murid yang bersangkutan setelah memberikan pertanyaan sekitaran materi

yang baru di jelaskan jika siswa tersebut tidak bisa menjawabnya maka

guru akan memberikan peringatan untuk fokus ke pembelajaran dan

memberikan jawaban dari pertanyaan tersebut . Jumlah siswa yang

mengajukan pertanyaan biasanya 1 - 5 orang. Untuk bobot pertanyaannya

masih dalam kategori sedang. Guru menggunakan metode yang dapat

memotivasi siswa dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang

digunakan adalah power point, speaker, LCD, dan papan tulis. Kendala

yang dihadapi saat proses pembelajaran berlangsung adalah ada beberapa

LCD di ruang kelas X yang tidak bisa bekerja, dan sekolah belum

menyediakan speaker yang dapat mencakup seluruh kelas dalam

pembelajaran mendengar/ listening bahasa Jepang.


C. Penutup

Untuk mengakhiri pembelajaran guru memberikan waktu kepada

siswa untuk bertanya jika tidak ada yang ditanyakan maka akan masuk ke

dalam sesi refleksi materi pembelajaran yang sudah dipelajari, setelah itu

guru akan memberikan tugas atau latihan dibeberapa pertemuan dan

diakhir pertemuan guru akan menyimpulakan materi hari ini serta

memberitahukan materi dipertemuan selanjutnya. Waktu yang digunaka

untuk menutup pembelajaran sekitar 5- 10 menit.

Pembelajaran berjalan lancar hanya saja ada beberapa siswa yang

masih kurang memperhatikan pembelajaran dengan baik dikarenakan

kurangnya metode pembelajaran yang bervariasi serta media pembelajaran

yang digunakan.

E. Langkah – Langkah dalam menyusun RPP

1. Mencantumkan Indetitas

Nama sekolah , mata pelajaran, kelas, semester, pertemuan, waktu, standar

kompetensi, dan kempotensi dasar.


2. menentukan materi pembelajaran dan disesuaikan dengan silabus

3. Menyusun kompetensi dasar yang dapat ditentukan sesuai dengan silabus yang

diberikan oleh sekolah.

4. Menentukan Indikator merupakan

a. Ciri perilaku atau bukti yang bisa terukur yang dapat memberikan

gambaran bahwa siswa didik telah mencapai kompetensi dasar yang

ditentukan, perubahan tersebut dapat diukur melalui sikap, pengetahuan

dan keterampilan .

b. Dikembangkan berdasarkan karakteristik siswa, institusi pendidikan, dan

potensi daerah

Dalam menyusun indikator pembelajaran kami melihat siswa SMAN 77 Jakarta

merupakan siswa yang tergolong sangat baik dalam pencapaian akademis.

Penangkapan materi dan bagaimana berinteraksi, bertanya, mengamati, dan

menganalisis sangat baik dalam pembelajaran bahasa Jepang.


3. Alokasi Waktu

Alokasi waktu yang ditetapkan oleh sekolah pada setiap satu jam pembelajaran

memiliki waktu 45 menit. Pada setiap satu pertemuan terdapat dua jam pembelajaran

dengan waktu 90 menit ( 2 x 45 menit ).

4. menemukan tujuan pembelajaran dari pembelajaran pada materi tersebut yang

sesuai dengan kondisi kelas atau siswa

5. menentukan kegiatan-kegiatan yang akan ditempuh dalam proses pembelajaran

yang dibagi dalam dua kegiatan Inti dan disesuaikan dengan indikator dan tujuan

yang hendak dicapai. Kegiatan mengubah metode saintifik.

6. menentukan sistem penilaian yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang

ditentukan. Penilaian berbentuk ;

Contoh :

Lampiran 1

1. Rubrik Penilaian Keterampilan (Kelompok)

SKOR Skor
Kriteria
1 2 3 4 Maksimal
Kemampuan be Sama sekali Tidak Menggunakan Mampu
rkomunikasi tidak menggunakan bahasa Jepang berkomunika
secara lisan menggunakan bahasa Jepang yang baik, si dengan
menggunakan bahasa Jepang. secara namun ada baik dan 4
bahasa Jepang. keseluruhan. sedikit benar.
kesalahan.
Kemampuan Tidak dapat Presentasi Presentasi Mampu
mempresentasi mengungkapka menggunakan menggunakan mempresent
kan hasil diskusi n hasil diskusi. bahasa Jepang bahasa Jepang asikan hasil
dalam bahasa kurang lancar, kurang lancar, diskusi dalam
4
Jepang. terbata-bata, tapi dapat bahasa
sehingga sulit dipahami. Jepang yang
dipahami. baik dan
benar.
Jumlah Skor 8

Nilai = total skor x 12,5


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Praktik Keterampilan Mengajar (PKM) merupakan pengalaman yang sangat

berharga bagi seorang calon guru. PKM yang dilaksanakan penulis dalam waktu lebih

kurang empat bulan di SMA Negeri 77 Jakarta ini memberikan sedikit gambaran

kondisi nyata bagaimana mengajar dan menghadapi murid di kelas.

Kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki SMA Negeri 77 Jakarta ini

berperan aktif mendukung Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) serta mengasah

kecakapan emosional dan keterampilan dalam mengembangkan metode, mengelola

media, dan mengelola kelas agar dapat membimbing setiap kegiatan yang

dilaksanakan di sekolah.

Di Setiap lingkungan yang baru akan ada tantangan atau masalah yang

ditemui dan harus dihadapi dengan bijak. Dalam hal ini lingkungan baru tersebut

adalah lingkungan sekolah SMA Negeri 77 Jakarta. Sebagai seorang calon guru,

penulis perlu beradaptasi dengan baik di lingkungan sekolah. Belajar dan terus belajar

adalah kunci sukses dan keberhasilan yang hakiki, berkat terus belajar dari masalah

yang ada serta dari pengalaman-pengalam guru di sekolah, segala masalah yang

ditemui penulis dapat dihadapi dengan baik secara profesional selayaknya guru

sesungguhnya dan dapat dijadikan pembelajaran kedepan. Kedepannya, penulis juga


berharap dapat dengan mudah terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya karena telah

mendapat banyak pengalaman dan pembelajaran selama melaksanakan PKM ini.

Agar kegiatan PKM di SMA Negeri 77 Jakarta dapat berjalan dengan baik

maka melalui tahapan orientasi, proses kegiatan, dan evaluasi kegiatan yang

dilaksanakan secara terencana dan terstruktur melalui bimbingan guru pamong dan

dosen pembimbing.

4.2 Tindak Lanjut

Berdasarkan pengamatan selama praktik mengajar yang telah dilakukan, maka

penulis menyarankan beberapa hal yang mudah-mudahan bermanfaat,

diantaranya:

a. Pendidik hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang beragam

dan menarik yang dapat memotivasi anak, seperti game atau lagu.

b. Pendidik hendaknya menghapal nama muridnya agar murid merasa

dihargai dan lebih termotivasi belajar.

c. Meskipun harus dapat mengontrol emosinya, pendidik juga harus tegas

dalam bertindak pada murid.

d. Dalam kegiatan pembelajaran, pendidik dituntut untuk kreatif dan inovatif.

e. Supaya tidak bosan belajar, sesekali diperlukan menghadirkan permainan

yang bermanfaat guna meningkatkan motivasi belajar murid.


f. Matapelajaran bahasa Jepang tidak hanya terkait teori tetapi juga banyak

praktik. Untuk itu, perlunya diberikan kesempatan bagi murid supaya bisa

mengaplikasikan teori yang diperolehnya.

g. Perlunya memaksimalkan peran laboratorium bahasa pada matapelajaran

bahasa Jepang.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PRAKTEK

KETERAMPILAN MENGAJAR

SMA NEGERI 77 JAKARTA

Disusun oleh
Calvin Dwibijaya (2915152811)
Ludia Amaye Maryen (2915132461)
Violin Putri Agusta (2915152603)
Zahra Putri Fadila (2915143563)

Prodi Pendidikan Bahasa Jepang


Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Jakarta
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan PKM ini telah disusun sesuai dengan pedoman PKM UNJ

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Guru Pamong

Eky Kusuma Hapsari, S.S.,M.Hum Endah Wijayanti

NIP. 1982050720050120002 NIP. 17006212008012023

Kepala Sekolah SMA N 77 Jakarta

Dra. Sri Rahmina Utami, Kons


NIP 1966011997022002

Anda mungkin juga menyukai