Anda di halaman 1dari 16

co

Lauw Tjun Nji m

 Beranda

 Basic

 Survey & Earthwork

 Engineering

 Sipil & Konstruksi

 Manajemen Proyek

 Standar

 Contract

 Brosur

 About Me
Sekilas tentang batu bara
Batu bara, sebagai sumber penghasil fly ash, berdasarkan ASTM D.388 Lignite adalah kat
dikelompokkan menjadi 4, yaitu : umumnya digunak

 batubara Lignitic Mempunyai kema


 batubara Sub-bitumminous
 batubara Bitumminous
 batubara Antrachite

Limbah pembakaran batu bara sendiri terbagi atas 2 kelompok :

 Bottom ash, yaitu abu berat


 Fly ash, yaitu abu terbang/ringan

Bagan pemisahan & penampungan fly ash di power plant :

lignite coal -- klik untuk mem


Sub-bituminous
digunakan untuk

Mempunyai kada

klik untuk memperbesar gambar

Anthracite coal adalah jenis batu bara yang mempunyai kadar karbon tertinggi dan kadar air Bi
dan abu terendah dan bersifat lambat terbakar. me
me
Kadar karbon di atas 87% dalam abu kering dan kemampuan membangkitan panas tertinggi
Me
ba
antrachite coal -- klik untuk memperbesar gambar

bitu

Definisi, properti dan pengelompokan


Definisi :
SNI 03-6414-2002 mendefinisikan pengertian fly ash/abu terbang :
Abu terbang adalah limbah hasil pembakaran batu bara pada tungku pembangkit
listrik tenaga uap yang berbentuk halus, bundar dan bersifat pozolanik

ASTM C-618 mendefinisikan bahan yang bersifat pozolan sebagai :


a siliceous or siliceous and aluminous material which, in itself, possesses little or no
cementitious value but which will, in finely divided form in the presence of moisture,
react chemically with calcium hydroxide at ordinary temperature to form compounds
possessing cementitious properties

Dengan demikian pengertian fly ash sebagai bahan pozolanic, adalah :


 bahan yang mengandung senyawa silika atau silika + alumina
 secara independen sangat sedikit atau tidak mempunyai kemampuan
mengikat (non-cementitious)
 dalam bentuk yang sangat halus dapat bereaksi dengan kalsium
hidroksida (dengan kelembaban yang cukup & dalam suhu kamar)
untuk membentuk suatu bahan yang mempunyai sifat
mengikat (cementitious)

Pemakaian fly ash sebagai bahan tambah dalam adukan beton dan campuran pembuatan
semen sudah mulai sejak tahun 1930-an.

Properti :
Fly ash terutama terdiri atas senyawa silicate glass yang mengandung silika (Si),
alumina (Al), ferrum (fe), dan kalsium (Ca).
Kandungan kecil senyawa lain yang terdapat dalam fly ash adalah magnesium (Mg),
sulfur (S), sodium (Na), potassium (P), dan karbon (C).
Kandungan bahan berbahaya yang ada dalam fly ash antara lain : arsenic, berilium,
boron, cadmium, chromium,cobalt, lead, mangan, merkuri, selenium, strontium,
thallium, vanadium, juga mengandung dioksin dan senyawa PAH (polycyclic aromatic
hydrocarbon).

Fly ash umumnya terdiri dari partikel solid yang berbentuk bulat, dan sebagian adalah
partikel bulat berongga serta partikel bulat yang berisi partikel-partikel bulat lain yang
lebih kecil.

Ukuran partikel fly ash bervariasi mulai yang lebih kecil dari1 μm (micrometer) sampai
yang lebih besar dari 100 μm (beberapa literatur menyebutkan ukuran 0,5 μm - 300 μm),
dengan sebagian besar partikel berukuran kurang dari 20 μm. Umumnya hanya sekitar
10% sampai 30% ukuran partikel fly ash lebih besar dari 50 μm.

Luas permukaan fly ash umumnya berkisar 300 m2/kg - 500 m2/kg fly ash, dengan batas
bawah 200 m2/kg dan batas atas 700 m2/kg.

Specific Gravity (Gs) fly ash bervariasi, ada beberapa institusi yang memberikan rentang
nilai specific gravity, rentang terbesar yang diberikan dari institusi-institusi tersebut
adalah antara 1,6 - 3,1.
Pada umumnya specific gravity material fly ash berkisar antara 1,9 - 2,55.

Massa jenis fly ash dalam kondisi loose berkisar 540 - 860 kg/m3, dan dalam kondisi
dipadatkan dengan penggetaran dalam kemasan pada umumnya mempunyai massa jenis
1.120 - 1.500 kg/m3.

Pengelompokan :
Penggolongan fly ash pada umumnya dilakukan dengan memperhatikan kadar senyawa
kimiawi (SiO2 + Al2O3 + Fe2O3), kadar CaO (high calcium dan low calcium), dan
kadar karbon (high carbon dan low carbon).

Kandungan karbon berpengaruh pada Loss on Ignition, yang ditetapkan LOI tidak boleh
lebih dari 6% (fly ash kelas F dan C) atau 10 % (fly ash kelas N)

Canadian Standard CSA A-23.5 mengatur kadar CaO dalam fly ash yang diperbolehkan
dan pengklasifikasiannya yaitu :

 Type F memiliki kadar CaO < 8%


 Type CI memiliki kadar CaO 8-20%
 Type CH memiliki kadar CaO > 20%

Fly ash yang dapat digunakan untuk campuran pengganti sebagian semen dalam beton
diatur dalam ACI Manual of Concrete Practice 1993 Part 1 226.3R-3 dan ASTM C
618 (Standard Specification for Coal Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for
Use as a Mineral Admixture in Portland Cement Concrete), dan dibagi menjadi 3 kelas :

Cathodolumine
catatan : ayakan/mesh 325 = ukuran lubang 45 μm (= 0,045 mm)

Pertimbangan Penggunaan :
Penggunaan fly ash dalam berbagai kebutuhan konstruksi didasari oleh pertimbangan :

 teknis (manfaat yang diperoleh dari sifat dan properti/karakter material fly ash)
 lingkungan (memanfaatkan limbah untuk kepentingan yang berguna)
 ekonomi (menghasilkan beton yang lebih murah)
Beberapa keberatan atas pemakaian fly ash, selain karena faktor teknis yang
memunculkan efek merugikan, adalah karena faktor pengaruh kandungan bahan Standar ASTM
berbahaya dalam fly ash.
 ASTM C
 ASTM C
 ASTM D
 ASTM E
 ASTM E
 ASTM D

Standar ACI un

 ACI 232
 ACI 229
 ACI 318

Standar SNI un

 SNI-03-2
 SNI-03-6
 SNI-03-6
Fly as
Fly ash yang
10% yang d
atau bitume

Kadar (SiO2
Kadar CaO
Kadar karbo

Fly ash kela


yang tidak m
hanya bersif
Fly ash kelas C
Fly ash yang mengandung CaO di atas 10% yang
dihasilkan dari pembakaran lignite atau sub-
bitumen batubara (batubara muda / sub-
bitumminous).

Kadar (SiO2 + Al2O3 + Fe2O3) > 50%.


Kadar CaO > 10% (ASTM 20%, CSA
menetapkan angka 8-20% untuk tipe CI dan di atas
20% untuk CH )
Kadar karbon (C) sekitar 2%

Fly ash kelas C disebut juga high-calcium fly ash


Karena kandungan CaO yang cukup tinggi, fly ash
tipe C mempunyai sifat cementitious selain juga
sifat pozolan.
Oleh karena fly ash tipe C mengandung kadar CaO
yang cukup tinggi dan mempunyai sifat
cementitious, jika terkena air atau kelembaban,
akan berhidrasi dan mengeras dalam waktu sekitar
45 menit.
Fly as
Pozzolan al
digolongkan
chertz, shale
biasa dipros
melalui pros
mempunyai

kiri ke kanan : fly ash (Class C), metakaolin (calcined clay), silica fume, fly ash (Class F), slag, calcined shale.

Sifat fly ash yang diharapkan untuk


dimanfaatkan
Beberapa sifat atau karakter dari fly ash yang diharapkan untuk
dimanfaatkan dan memberikan kelebihan bagi campuran beton, adalah :

a. spherical Shape (bentuk partikel yang hampir bulat sempurna), yang


menghasilkan ball bearing effect untuk "melumasi" adukan pasta dan
mortar semen sehingga mempunyai kemampuan alir (flowability) dan
workability yang lebih baik.

b. ukuran partikel yang sangat halus, yang membuat fly ash mampu
mengisi celah kecil dalam komposisi adukan beton, sehingga meningkatkan
kepadatan beton sehingga lebih impermeable (kedap air), lebih tahan
terhadap abrasi, dan memperkecil susut beton

c. dalam kadar tertentu dan lingkungan yang mendukung (kelembaban


cukup dan suhu normal/kamar), kandungan senyawa silika atau silika +
alumina akan mengikat senyawa sisa hasil hidrasi semen (kalsium
hidroksida) yang tidak mempunyai kemampuan mengikat, menjadi senyawa
baru yang mempunyai sifat cementitious (mengikat) sehingga dalam taraf
tertentu akan meningkatkan kekuatan beton yang dihasilkan

d. dalam kadar tertentu, membantu meningkatkan ketahanan terhadap


sulfat dan garam alkali

e. mengurangi reaktifitas silika-alkali

f. mengurangi potensi bleeding dan segregasi

g. memperpanjang waktu setting sehingga memberikan waktu lebih


banyak untuk pengerjaan beton segar

h. mengurangi panas hidrasi, sehingga diharapkan mengurangi


kemungkinan terjadinya retak selama proses setting dan hardening beton

i. membuat biaya produksi beton menjadi lebih murah, karena secara


ekonomis fly ash lebih murah dari semen

dari sifat-sifat yang dimiliki fly kurangnya pengawalan mutu


ash dan harapan untuk dan perawatan pekerjaan dapat
pemanfaatannya, dalam mengakibatkan sifat yang
prakteknya masih diharapkan memberi manfaat
ditemui kondisi yang tidak tercapai dan efek yang
menunjukkan kegagalan dalam merugikan terkadang muncul
mencapai beberapa manfaat
yang diinginkan

tingkat variasi fly ash yang dihasilkan, karena merupakan bahan


limbah dan belum optimalnya quality control atas produk fly ash dan
penggunaannya, memungkinkan pula variasi dalam sifat dan pengaruh
penambahan fly ash dalam campuran beton yang membuat manfaat yang
diharapkan tidak tercapai dan efek yang merugikan justru timbul
Berikut ini bagan siklus pemakaian fly ash dan tabel bahaya fly ash bagi kesehatan :
Siklus Pemakaian Fly Ash (klik untuk memperbesar)
POWERED BY Create your own unique website with customizable
templates.GET STARTED

Anda mungkin juga menyukai