Brondek
Brondek
Beranda
Basic
Engineering
Manajemen Proyek
Standar
Contract
Brosur
About Me
Sekilas tentang batu bara
Batu bara, sebagai sumber penghasil fly ash, berdasarkan ASTM D.388 Lignite adalah kat
dikelompokkan menjadi 4, yaitu : umumnya digunak
Mempunyai kada
Anthracite coal adalah jenis batu bara yang mempunyai kadar karbon tertinggi dan kadar air Bi
dan abu terendah dan bersifat lambat terbakar. me
me
Kadar karbon di atas 87% dalam abu kering dan kemampuan membangkitan panas tertinggi
Me
ba
antrachite coal -- klik untuk memperbesar gambar
bitu
Pemakaian fly ash sebagai bahan tambah dalam adukan beton dan campuran pembuatan
semen sudah mulai sejak tahun 1930-an.
Properti :
Fly ash terutama terdiri atas senyawa silicate glass yang mengandung silika (Si),
alumina (Al), ferrum (fe), dan kalsium (Ca).
Kandungan kecil senyawa lain yang terdapat dalam fly ash adalah magnesium (Mg),
sulfur (S), sodium (Na), potassium (P), dan karbon (C).
Kandungan bahan berbahaya yang ada dalam fly ash antara lain : arsenic, berilium,
boron, cadmium, chromium,cobalt, lead, mangan, merkuri, selenium, strontium,
thallium, vanadium, juga mengandung dioksin dan senyawa PAH (polycyclic aromatic
hydrocarbon).
Fly ash umumnya terdiri dari partikel solid yang berbentuk bulat, dan sebagian adalah
partikel bulat berongga serta partikel bulat yang berisi partikel-partikel bulat lain yang
lebih kecil.
Ukuran partikel fly ash bervariasi mulai yang lebih kecil dari1 μm (micrometer) sampai
yang lebih besar dari 100 μm (beberapa literatur menyebutkan ukuran 0,5 μm - 300 μm),
dengan sebagian besar partikel berukuran kurang dari 20 μm. Umumnya hanya sekitar
10% sampai 30% ukuran partikel fly ash lebih besar dari 50 μm.
Luas permukaan fly ash umumnya berkisar 300 m2/kg - 500 m2/kg fly ash, dengan batas
bawah 200 m2/kg dan batas atas 700 m2/kg.
Specific Gravity (Gs) fly ash bervariasi, ada beberapa institusi yang memberikan rentang
nilai specific gravity, rentang terbesar yang diberikan dari institusi-institusi tersebut
adalah antara 1,6 - 3,1.
Pada umumnya specific gravity material fly ash berkisar antara 1,9 - 2,55.
Massa jenis fly ash dalam kondisi loose berkisar 540 - 860 kg/m3, dan dalam kondisi
dipadatkan dengan penggetaran dalam kemasan pada umumnya mempunyai massa jenis
1.120 - 1.500 kg/m3.
Pengelompokan :
Penggolongan fly ash pada umumnya dilakukan dengan memperhatikan kadar senyawa
kimiawi (SiO2 + Al2O3 + Fe2O3), kadar CaO (high calcium dan low calcium), dan
kadar karbon (high carbon dan low carbon).
Kandungan karbon berpengaruh pada Loss on Ignition, yang ditetapkan LOI tidak boleh
lebih dari 6% (fly ash kelas F dan C) atau 10 % (fly ash kelas N)
Canadian Standard CSA A-23.5 mengatur kadar CaO dalam fly ash yang diperbolehkan
dan pengklasifikasiannya yaitu :
Fly ash yang dapat digunakan untuk campuran pengganti sebagian semen dalam beton
diatur dalam ACI Manual of Concrete Practice 1993 Part 1 226.3R-3 dan ASTM C
618 (Standard Specification for Coal Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for
Use as a Mineral Admixture in Portland Cement Concrete), dan dibagi menjadi 3 kelas :
Cathodolumine
catatan : ayakan/mesh 325 = ukuran lubang 45 μm (= 0,045 mm)
Pertimbangan Penggunaan :
Penggunaan fly ash dalam berbagai kebutuhan konstruksi didasari oleh pertimbangan :
teknis (manfaat yang diperoleh dari sifat dan properti/karakter material fly ash)
lingkungan (memanfaatkan limbah untuk kepentingan yang berguna)
ekonomi (menghasilkan beton yang lebih murah)
Beberapa keberatan atas pemakaian fly ash, selain karena faktor teknis yang
memunculkan efek merugikan, adalah karena faktor pengaruh kandungan bahan Standar ASTM
berbahaya dalam fly ash.
ASTM C
ASTM C
ASTM D
ASTM E
ASTM E
ASTM D
Standar ACI un
ACI 232
ACI 229
ACI 318
Standar SNI un
SNI-03-2
SNI-03-6
SNI-03-6
Fly as
Fly ash yang
10% yang d
atau bitume
Kadar (SiO2
Kadar CaO
Kadar karbo
kiri ke kanan : fly ash (Class C), metakaolin (calcined clay), silica fume, fly ash (Class F), slag, calcined shale.
b. ukuran partikel yang sangat halus, yang membuat fly ash mampu
mengisi celah kecil dalam komposisi adukan beton, sehingga meningkatkan
kepadatan beton sehingga lebih impermeable (kedap air), lebih tahan
terhadap abrasi, dan memperkecil susut beton