Penyakit Ginjal
“Chronic Kidney Disease”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penyakit- Penyakit Dalam
yang Menyertai Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang diampu oleh Ni Made Dwi
Purnamayanti, S.Si.T., M. Keb
Oleh :
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Penyakit-
Penyakit Dalam yang Menyertai Kehamilan, Persalinan, dan Nifas”
sebagai salah satu bagian dalam pengambilan nilai Mata Kuliah serta
dapat dijadikan materi pembelajaran yang dapat dipelajari maupun
dipahami oleh mahasiswa, dan juga makalah ini dapat menjadi bukti dari
tugas yang telah diberikan serta membantu dosen sebagai pengambilan
pertimbangan nilai mahasiswa.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami apa itu Choronic Kidney Disease
b. Memahami fungsi fisiologis ginjal.
c. Memahami mengenai factor penyebab CKD pada kehamilan.
d. Memahami gejala dan tanda CKD.
e. Memahami pengaruh CKD dalam kehamilan, persalinan, dan
nifas.
BAB II
PEMBAHASAN
Tanda dan gejala penyakit ginjal sering tidak spesifik, yang berarti mereka
juga dapat disebabkan oleh penyakit lain. Karena ginjal sangat mudah
beradaptasi dan mampu mengimbangi kehilangan fungsi, tanda dan gejala
mungkin tidak muncul sampai terjadi kerusakan permanen.
D. Patofisiologi
Patofisiologi penyakit ginjal akibat kehamilan masih belum diketahui.
Patofisiologi CKD pada awalnya dilihat dari penyakit yang mendasari,
namun perkembangan proses selanjutnya kurang lebih sama. Penyakit ini
menyebabkan berkurangnya massa ginjal. Sebagai upaya kompensasi,
terjadilah hipertrofi struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa yang
diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokin dan growth factor.
Akibatnya, terjadi hiperfiltrasi yang diikuti peningkatan tekanan kapiler dan
aliran darah glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat, hingga
pada akhirnya terjadi suatu proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang
masih tersisa. Sklerosis nefron ini diikuti dengan penurunan fungsi nefron
progresif, walaupun penyakit yang mendasarinya sudah tidak aktif lagi
(Suwitra, 2009).
Diabetes melitus (DM) menyerang struktur dan fungsi ginjal dalam
berbagai bentuk. Nefropati diabetik merupakan istilah yang mencakup semua
lesi yang terjadi di ginjal pada DM (Wilson, 2005).
Hipertensi juga memiliki kaitan yang erat dengan gagal ginjal. Hipertensi
yang berlangsung lama dapat mengakibatkan perubahan-perubahan struktur
pada arteriol di seluruh tubuh, ditnadai dengan fibrosis dan hialinisasi
(sklerosis) dinding pembuluh darah. Salah satu organ sasaran dari keadaan
ini adalah ginjal (Wilson, 2005). Ketika terjadi tekanan darah tinggi, maka
sebagai kompensasi, pembuluh darah akan melebar. Namun di sisi lain,
pelebaran ini juga menyebabkan pembuluh darah menjadi lemah dan
akhirnya tidak dapat bekerja dengan baik untuk membuang kelebihan air
serta zat sisa dari dalam tubuh. Kelebihan cairan yang terjadi di dalam tubuh
kemudian dapat menyebabkan tekanan darah menjadi lebih meningkat,
sehingga keadaan ini membentuk suatu siklus yang berbahaya (National
Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, 2014).
Gangguan hipertensi pada kehamilan sering terjadi, terjadi pada 6%
sampai 8% kehamilan. Diagnosis banding kejadian hipertensi selama
kehamilan termasuk hipertensi kronis, hipertensi gestasional, atau
preeklamsia (suarez, dkk, 2019).
F. Penatalaksanaan
Wanita dengan CKD harus memahami dampak jangka panjang yang
ditimbulkan terhadap fungsi ginjal bila terjadi kehamilan, namun apabila
seseorang merencanakan kehamilan, yang harus diperhatikan adalah untuk
menghindari obat-obatan yang bersifat fetotoksik, seperti ACE (angiotensin
converting enzyme) inhibitor dan ARB (angiotensin II receptor blocker).1
Asam folat 400 µg/hari juga sebaiknya diberikan dari sebelum kehamilan
hingga kehamilan 12 minggu. Aspirin dosis rendah (50-150 mg/hari)
dianjurkan untuk diberikan dari awal kehamilan untuk mengurangi risiko
preeklampsia dan memperbaiki kondisi perinatal.
Penyakit ginjal kronis mempunyai cakupan yang luas dari berbagai
bidang yaitu penanganan multidisiplin dari bidang obstetrik, nefrologi,
pediatrik. Monitor yang ketat sangat diperlukan tergantung dari tingkat
pemantauannya.
Pemantauan gejala klinis, laboratorium, maupun pemeriksaan USG harus
ditingkatkan seiring besarnya usia kehamilan. Hal-hal yang harus dipantau
dalam penatalaksaan CKD pada Ibu hamil adalah:
1. Urin
Setiap 4-6 minggu urin harus diperiksa apakah ada infeksi, dan
pemberian antibiotik profilaks dianjurkan setelah adanya infeksi
saluran kemih. Proteinuria ditatalaksana dengan menggunakan
tromboprofilaks Low Molecular Weight Heparin (LMWH) bila terdapat
protein lebih dari 1 gr/24 jam. Bila terjadi hematuria, pemeriksaan
mikroskopis silinder sel darah merah menandakan adanya penyakit
parenkim ginjal yang aktif, sedangkan morfologi sel darah merah yang
normal menandakan adanya kelainan urologi.
2. Tekanan darah
Tekanan darah harus diperiksa secara teratur, dan target pencapaian
adalah diantara 120/70 mmHg dan 140/90 mmHg dengan pengobatan
antihipertensi. Tekanan darah yang rendah berhubungan dengan
restriksi perkembangan janin dan tekanan darah tinggi berhubungan
dengan kerusakan renovaskuler.
3. Fungsi ginjal
Serum kreatinin dan ureum harus diperiksa secara teratur,
frekuensinya tergantung dari stadium penyakit.
4. Darah lengkap
Pemeriksaan hemoglobin disertai pemeriksaan besi (feritin serum)
diperlukan untuk mempertahankan hemoglobin dalam batas 10-11
mg/dl.
5. USG ginjal
Pemeriksaan ini dilakukan mulai dari kehamilan 12 minggu untuk
melihat dimensi pelvikalis ginjal dan ulangi pemeriksaan bila terdapat
tanda-tanda obstruks
B. Saran
Seperti yang kita ketahui CKD adalah peyakit yang sangat sulit untuk
dihilangkan bahkan penyakit ini dapat menjadi permanen dan tentu saja
merugikan tubuh terutama pada wanita yang memiliki impian untuk hamil. Aa
baiknya bagi kita untuk melakukan pencegahan dengan cara menjaga
kebugaran tubuh dan memperhatikan diet yag kita konsumsi sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Albertus, Audric. Risiko Kehamilan Pada Wanita Dengan Penyakit Ginjal Kronis,
https://www.alomedika.com/risiko-kehamilan-pada-wanita-dengan-
penyakit-ginjal-kronis, 28 November 2019 (22.26)
Aprilia, Dinda 2019, Penyakit Ginjal Kronis pada Kehamilan, Jurnal Fakultas
Kedokteran Universitas Adalas, 8(3) : 708-716
Coresh, Josep 2017, Update On The Burden Of CKD, J Am Soc Nephrol, 28(4):
1020–1022.
Fitzpatrick, Alyssa; Mohammadi, Fadak; Jesudason, Shilpanjali 2016, Managing
Pregnancy In Chronic Kidney Disease: Improving Outcomes For Mother
And Baby, International Journal Women’s Health, 8: 273–285
Gonzalez Suarez, Maria L; Kattah, Andrea; Grande, Joseph P; Garovic, Vesna
2019, Renal Disorders in Pregnancy: Core Curriculum 2019, American
Journal of Kidney Diseases, 73(1): 119-130
Martin, Mona 2017, Asuhan Keperawatan Pada pasien ckd, Fakultas Ilmu
Kesehatan UMP, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 7-8.
Mayo Clinic. Chronic kidney disease,
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-kidney-
disease/symptoms-causes/syc-20354521, 29 November 2019 (21.36)
Piccoli, Giorgina Barbara; dkk, 2015, Risk of adverse pregnancy outcomes in
women with CKD, Journal of the American Society of Nephrology, 26(8) :
2011-2022
Zhang, Jing Jing; dkk, 2015, A Systematic Review and Meta-analysis Of
Outcomes Of Pregnancy In CKD, Clinical Journal of the American Society
of Nephrology, 10(11) : 1964-1978.