Kelompok 11 Kelas A
Carolina Tiara A. 19.I1.0049
Joseph Evan S. 19.I1.0051
Christopher Mario H. 19.I1.0054
Fernando Budiono 19.I1.0057
Olivia Veralta A. 19.I1.0058
Tumbuhan yang memakan serangga umumnya memiliki ordo Sarraceniales. Ordo ini
memiliki daun tunggal yang berfungsi menjadi mulut ataupun alat untuk memangsa serangga yang
berada di daun tumbuhan tersebut (Tjitrosoepomo, 1989). Ordo Sarraceniales sendiri memiliki 3
famili yaitu Sarraceniaceae, Draseraceae dan Nepenthaceae (Bhattacharyya dan Jahri, 1998).
Namun, family yang akan kita bahas adalah family Nepenthaceae yang memiliki satu buah genus
yaitu genus Nepenthes atau yang bisa disebut dengan Kantung Semar. Selain itu, genus ini
memiliki karakteristik yang unik dimana tumbuhan tersebut mampu menyerap unsur N dari tubuh
serangga yang terjebak di kantung tumbuhan tersebut (Kinnaird, 1997).
Genus yang akan kita bahas ini yaitu genus Nepenthes atau kantung semar mempunyai
sekitar 60 spesies tumbuhan. Genus ini banyak tumbuh di negara Indonesia dan Malaysia. Namun,
selain 2 negara tersebut terdapat negara Australia khususnya di Madagaskar dan kepulauan
Kaledonia yang kawasannya ditumbuhi oleh tanaman dengan genus ini. Tumbuhan ini dapat
tumbuh pada ketinggian 900 m – 3000 m dpl (Crawford and Parmele, 2007). Ditemukan 82 jenis
Nepenthes namun 64 diantaranya terdapat di Indonesia (Handayani, 2001). Di daerah Kalimantan,
Serawak, Sabah dan Brnuei ditemukan jenis Nepenthes terbanyak yaitu 32 jenis dan Sumatera
ditemukan 29 jenis ( Clarke, 2001) dan Sumatera Barat ditemukan sebanyak 18 jenis (Nepenthes
Team, 2004). Terdapat beberapa spesies yang sering ditemukan yaitu N. ampullaria, N. tubaica,
N. rafflesiana dan N. maxima, dari beberapa spesies tersebut dikalangan masyarakat lebih dikenal
dengan sebutan kantung semar (Tjitrosoepomo, 1989). Asal mula nama kantung semar ini
dikarenakan struktur yang dimiliki oleh tanaman ini sangat unuk yaitu memiliki struktur seperti
kantung dimana, kantung ini menjadi jebakan yang sangat mematikan bagi serangga yang masuk
ataupun hinggap di daerah kantung pada tanaman ini. Karena tumbuhan kantung semar ini
memangasa serangga maka, tumbuhan ini dapat digolongkan sebagai tumbuhan karnivora (
Kinnaird, 1997).
Sumatera yang menjadi wilayah penyebaran tanaman kantung semar tersebesar kedua
setelah Kalimantan ( Wistuba, Nerz, and Fleischmann, 2007). Semakin bertambahnya tahun
habitat dari tanaman ini semakin terancam karena faktor manusia. Faktor manusia yang dapat
mengancam berkurangnya tanaman ini adalah pembalakan liar dan kebakaran hutan. Namun,
terdapat berbagai upaya untuk melestarikan tanaman ini kembali yang diakibatkan oleh ulah
manusia contohnya adalah usaha konversi yang dilakukan secara in-situ ataupun ex-situ dengan
melakukan metode budidaya dan pemuliaan ( Azwar, et al 2006). Didaeah Paninjauan Solok
dijumpai salah satu kantung semar dengan spesies N. reinwardtiana. Terdapat suatu informasi
yang didapatkan dari masyarakat setempat tentang kantung semar jenis ini. Masyarakat
memberikan informasi bila tanaman ini selain menjadi tanaman hias dapat juga dijadikan sebagai
obat panas anak – anak, mencegah ataupun mengobati anak – anak yang masih suka ngompol,
pembungkus makanan dan dapat melepas rasa haus.
Klasifikasi tumbuhan kantung semar (Tjitrosoepomo, 1989) :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisilo : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Dialypetalae
Ordo : Sarraceniales
Famili : Nepenthaceae
Genus : Nepenthes
Pada tumbuhan kantong semar (Nepenthes spp.) memiliki akar tunggang yang tertanam 10 cm
dibawah tanah, akar pada kantong semar ini tidak berguna untuk menyerap unsur hara ataupun
nutrisi didalam tanah karena kantong semar tidak harus tumbuh ditempat yang subur. Batang pada
kantong semar termasuk batang memanjat yang membutuhkan bantuan berupa sulur untuk
menunjang batang tersebut (Osunkoya et al., 2007). Daun pada kantong semar berbentuk lanset,
lonjong dan licin (Akhmalia, 1999) . Pada sulur daun (tendril) adalah bagian yang menghubungkan
kantung dengan helaian daun yang memiliki panjang yang berbeda- beda pada kantung atas
memiliki sulur daun yang lebih panjang di banding dengan kantung bawah dan kantung roset.
menurut Mansur (2006), kantung Nepenthes dibedakan menjadi tiga yaitu kantung roset, kantung
bawah dan kantung atas. Kantung roset keluar dari ujung daun roset. Kantung atas keluar dari
ujung daun bagian atas, berbentuk corong, pinggang atau silinder dan tidak memiliki sayap.
Bentuk tersebut memungkinkan serangga yang sedang terbang dapat terperangkap oleh kantung.
Kantung bawah muncul dari ujung daun bagian bawah dan biasanya menyentuh tanah. Kantung
bawah memiliki sayap yang berfungsi sebagai tempat berpijak bagi serangga hingga mencapai
mulut kantung. Kantung sendiri merupakan alat pencernaan pada tumbuhan kantong semar. Pada
dalam kantung tersebut terdapat cairan asam, enzim proteolase dan enzim kitinase (Purwanto,
2007).
Taji berbentuk gerigi dan biasanya digunakan sebagai penutup. Ujung tambahan (filiform
appendage) merupakan juluran sempit memanjang yang bergantungan di ujung penutup dan hanya
dimiliki oleh beberapa jenis tumbuhan kantong semar. Zona berlilin (waxy zone) berada di bagian
kantung sebelah dalam. Warna bagian luar dan dalam pada bagian ini berbeda karena berfungsi
untuk menarik serangga. Sedangkan lilin berfungsi agar serangga yang sudah masuk atau
terperangkap tidak dapat keluar kembali ( Witarto, 2006). Zona pencernaan (degestive zone)
merupakan daerah dekomposisi yang dibantu oleh mikroorganisme dekomposer untuk mencerna
makanan berupa serangga.
Tanaman yang asalnya adalah dari genus Nepenthes¸ atau yang lenih dikenal dengan namanya
yang umum yaitu kantung semar memiliki banyak manfaat jika dikonsumsi oleh manusia. Perlu
diketahui juga bahwa tanaman karnivora satu ini sudah cukup terkenal untuk dijadikan bahan
membuat makanan di negara sebelah yaitu Malaysia. Di Negara Malaysia, Kantung Semar sering
dijadikan pembungkus bahan makanan pada Periuk Kera. Bukan tanpa alasan periuk kera
menggunakan Kantung Semar untuk dijadikan pembungkus makanan, hal ini dikarenakan oleh
manfaat yang dimiliki oleh Kantung Semar jika dikonsumsi antara lain untuk obat penurun panas
untuk anak anak, Kantong Semar juga dapat menyembuhan batuk (Mansur, 2006), dapat
menghindarkan anak - anak dari mengompol, dan yang terakhir dapat menghilangkan dahaga
dengan cara meminum cairan yang terdapat pada kantung semar yang masih dalam keadaan
tertutup.
Oleh karena memiliki banyak manfaat di dalamnya, keberadaan dari Kantong Semar terancam
punah karena manfaat yang dimiliki yaitu sebagai sumber protein, tanaman untuk dijadikan obat-
obatan, dan juga bias dijadikan sebagi sumber protein membuat keberadaan akan Kanting Semar
ini semakin diburu (Susanti, 2012)
KESIMPULAN