Anda di halaman 1dari 5

PENGECEKAN

VERTICALITY DAN
LEVELING LANTAI
GUDANG TAMBAK
JABON
PT MEGA SURYA MAS
BY
SURVEY KARYA BHAKTI
MALANG

[Type the fax number]


LAPORAN PENGUKURAN VERTICALITI KOLOM
DAN LEVELING BANGUNAN GUDANG

1. LATAR BELAKANG
Suatu struktur bangunan yang berdiri diatas tanah mempunyai perilaku yang tidak
dapat di abaikan begitu saja, entah itu bangunan berstruktur beton , struktur baja, maupun
struktur kayu. Hal ini dinamakan dinamika struktur. Faktor yang mempengaruhi perilaku
struktur tersebut di dapatkan dari faktor dalam maupun faktor luar. Factor dalam meliputi
gaya gaya dalam dan moment, sedangkan faktor luar berhubungan dengan beban Gedung,
beban hujan, beban angin, dan gempa. Untuk itu agar dinamika struktur tersebut dapat
diketahui diperlukan pengecekan bangunan secara berkala. Pengecekan tersebut meliputi
pengecekan verticality dan leveling bangunan. Pengecekan dilakukan oleh juru ukur atau
sering disebut surveyor. Setiap pengukuran kontruksi oleh seorang surveyor mempunyai
metode yang berbeda beda,oleh karenanya seorang surveyor haruslah mengikuti prosedur
yang sudah belaku supaya dapat mengurangi kesalahan – kesalahan yang terjadi.Di
harapkan supaya di kemudian hari tidak terjadi kesalahan.

2. RUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah pada pengukuran verticality dan leveling lantai ini adalah :
a. Bagaimana kondisi struktur Gudang sebelum dan sesudah dilakukan pengecekan
berkala ?
b. Bagaimanakah hasil dari pengecekan verticality dan leveling Gudang ?

3. TUJUAN
Tujuan dari cek verticality dan Leveling lantai gudang adalah:
a. Untuk mengetaui aspek teknis Vertikality kolom & Leveling lantai apakah terdapat
dinamika struktur/ perubahan struktur.
b. Untuk memberikan sitem informasi sederhana pada hasil pengukuran verticality
kolom & leveling lantai gudang.

4. MANFAAT
Adapun manfaat pengukuran Verticality kolom & Leveling lantai ini adalah :
a. Dapat mengetaui Kemiringan kolom apakah masih diambang batas kewajaran.

1
b. Dapat mengetaui penurunan lantai dari awal pekerjaan sampai pengecekan di
laksanakan dan apakah masih di ambang batas kewajaran penurunan.
c. Dapat di ketaui kendala – kendala yang terjadi pada aspek teknisnya.

5. PERALATAN PENGUKURAN
Adapun peralatan yang di gunakan pada pengukuran cek Vertikality & Leveling ini
adalah:
a. Alat ukur Total Station ( TS ) Topcon ES 102 series untuk pengukuran Verticality
kolom gudang.
b. Auto Level Topcon ATB 4A untuk pengukuran leveling lantai gudang.
c. Meteran 50 meter dan 7.5 meter.
d. Baak ukur 5 meter.

6. METODE PENGUKURAN
a. Pertama tama kita lakukan menentuan titik BM awal pada sembarang tempat, di mana
setiap BM di anggap bisa mengambil / mewakili titik-titik kolom yang akan kita ambil
koordinatnya dan akan kita cek verticalitynya.Pengukuran pengambilan situasi kolom-
kolom gudang dilakukan dengan pengambilan data jarak dan sudut horizontal pada
masing-masing kolom,dimana jarak yang kita pakai adalah dengan jarak optis,tujuan
pengambilan sudut dan jarak optisnya adalah untuk bisa kita hitung agar bisa
mengetaui posisi koordinat masing-masing kolom yang kita data, dan Pengukuran
Verticality kolom kita lakukan pengecekan searah subu X yaitu arah timur – barat dan
arah sumbu Y yaitu arah utara – selatan kita mengunakan metode colokan meteran, di
mana kita letakan meteran di ujung bawah dan ujung atas kolom H-beam pada
ketinggian 9.10 meter ,lalu kita baca hasil colokan meteran antara bawah dan atas
dengan menggunakan alat ukur TS ( Total Station ) maka akan mengetaui kemiringan
pada masing-masing kolom gudang.
b. Untuk pengukuran leveling lantai kita mengunakan metode pengambilan beda tinggi
lantai melalui BM awal yang telah kita sepakati bersama yaitu lantai tandon air
belakang gudang sebelah selatan. Pengambilan data menggunakan alat yang di sebut
auto level,dimana alat yang kita gunakan adalah auto level Topcon ATB 4A.Pertama –
tama kita tentukan BM awal untuk kita transfer ke area gudang.Cara pengambilan data
leveling lantai kita ambil pada masing – masing lantai di sebelah pediscal,tujuanya

2
untuk mengetaui beda tinggi lantai setiap pediscal apakah berpengaruh pada
kemiringan kolom H-beam.

7. PENGOLAHAN DATA
Tahap pengolahan data pada pengukuran verticality dan leveling bangunan adalah sebagai
berikut:
a. Data verticality kita hitung berdasarkan hasil colokan meteran yang kita ambil di
ujung bawah kolom H-beam / atas pediscal dan top kolom H-beam pada ketinggian
9.10 meter.
b. Data leveling lantai kita hitung beda tinggi antar lantai di mana pengambilan datanya
sebelah masing - masing pediscal di dalam gudang,dimana BM awal yang kita pakai
adalah lantai tendon air yang berada di sebelah selatan gudang.Nilai elevasi yang kita
pakai adalah elevasi local dan bukan elevasi tanah nasional dari permukaan nol air
laut.
c. Proses penggambaran hasil dari perhitungan koordinat pengukuran dan leveling lantai.
8. PENYAJIAN DATA
Penyajian data pengukuran adalah
a. Data ukur asli yang di ambil dari lapangan
b. Data perhitungan Verticality dan leveling dari hasil pengukuran verticality dan beda
tinggi lantai.
c. Gambar situasi berupa dwg yang mana menerangkan letak titik – titik actual lapangan
yang kita ambil pada saat pengukuran berlangsung,dimana gambar dwg sudah kita
lampirkan hasil pengukuran berupa keterangan kemiringan kolom dan elevasi lantai
gudang.

9. HASIL PENGUKURAN
Dari hasil pengukuran verticality & leveling lantai unutk sementara sudah bisa kami
simpulkan di mana hasil yang kita dapatkan untuk kemiringan kolom H-beam adalah:
a. Grid 1 yang mana pada pengukuran pada bulan Mei 2014,Juni 2015,Juni 2018,dan
September 2019 hasil pengecekan verticality kolom ada kemiringan terbesar grid X
pada kolom 1E,sebesar 13 milimeter ,dan untuk leveling lantai untuk grid 1 penurunan
yang paling besar adalah 15 milimeter di posisi as grid 1I .
b. Grid 2 yang mana pada pengukuran awal Mei 2014, Juni 2015,juni 2018,dan
September 2019 hasil pengecekan verticality kolom ada kemiringan terbesar grid Y

3
pada kolom 2E 54 milimeter. Dan untuk leveling lantai untuk grid 2 penurunan yang
paling besar adalah 24 millimeter di posisi as grid 2K.
c. Grid 3 yang mana pada pengukuran awal Mei 2014,Juni 2015,Juni 2018,dan
September 2019 hasil pengecekan verticality kolom ada kemiringan terbesar grid Y
pada kolom 3F 17 milimeter. Dan untuk leveling lantai grid 3 penurunan yang paling
besar adalah 7 millimeter di posisi as grid 3H.
d. Grid 4 yang mana pada pengukuran awal Mei 2014,Juni 2015,Juni 2018,dan
September 2019 hasil pengecekan verticality kolom ada kemiringan terbesar grid X
pada kolom 4D 57 millimeter.Dan untuk leveling lantai grid 4 penurunan yang paling
besar adalah 82 millimeter di posisi as grid 4C.
e. Grid 5 yang mana pada pengukuran awal Mei 2014,Juni 2015,Juni 2018,dan
September 2019 hasil pengecekan verticality kolom ada kemiringan terbesar grid Y
pada kolom 5F 32 milimeter. Dan untuk leveling lantai grid 5 penurunan yang paling
besar adalah 54 millimeter di posisi as grid 5C.
f. .Grid 6 yang mana pada pengukuran awal Mei 2014,Juni 2015,Juni 2018,dan
September 2019 hasil pengecekan verticality kolom ada kemiringan terbesar grid Y
pada kolom 6B 39 milimeter.Dan untuk leveling lantai untuk grid 6 penurunan yang
paling besar adalah 64 millimeter di posisi as grid 6I.
g. Grid 7 yang mana pada pengukuran awal Mei 2014,Juni 2015,Juni 2018,dan
September 2019 hasil pengecekan verticality kolom ada kemiringan terbesar grid Y
pada kolom 7L 34 milimeter.Dan untuk leveling lantai untuk grid 7 penurunan yang
paling besar adalah 20 millimeter di posisi as grid 7H.
h. Grid 8 yang mana pada pengukuran awal Mei 2014,Juni 2015,Juni 2018,dan
September 2019 hasil pengecekan verticality kolom tidak ada kemiringan pada grid X
maupun grid Y.Dan untuk leveling lantai untuk grid 8 penurunan yang paling besar
adalah 6 millimeter di posisi as grid 8J.

Anda mungkin juga menyukai