Anda di halaman 1dari 2

Penomoran Panjang Jalan (Stationing)

Penomoran (stationing) panjang jalan pada tahap perencanaan adalah memberikan


nomor pada interval-interval tertentu dari awal pekerjaan. Nomor jalan (STA jalan)
dibutuhkan sebagai sarana komunikasi untuk dengancepat mengenal lokasi yang
sedang dibicarakan, selanjutnya menjadi panduan untuk lokasi suatu tempat. Nomor
jalan ini sangat bermanfaat pada saat perencanaan dan pelaksanaan. Disamping itu
penomoran jalan tersebut diperoleh informasi tentang panjang jalan secara
keseluruhan. Setiap STA jalan dilengkapi dengan gambar potongan melintangnya.
Nomor jalan atau STA jalan ini sama fungsinya dengan patok Km disepanjang jalan.
Perbedaannya adalah :

1. Patok Km merupakan petunjuk jarak yang diukur dari patok Km 0, yang


umumnya terletak di ibukota provinsi atau kotamadya.
2. Patok STA merupakan petunjuk jarak yang diukur dari awal pekerjaan (proyek)
sampai dengan akhir pekerjaan.
3. Patok Km berupa patok permanen yang dipasang dengan ukuran standar yang
berlaku.
4. Patok STA merupakan patok sementara selama masa peleksanaan ruas jalan
tersebut.

Menentukan Stationing (STA) Penomoran (stationing) panjang jalan pada tahap


perencanaan adalah dengan memberi nomor pada interval-interval tertentu dari awal
sampai akhir proyek. Nomor jalan (STA) dibutuhkan sebagai sarana informasi untuk
dengan cepat mengenali lokasi yang sedang ditinjau dan sangat bermanfaat pada saat
pelaksanaan dan perencanaan. Adapun interval untuk masing-masing penomoran jika
tidak adanya perubahan arah tangent pada alinyemen horizontal maupun alinyemen
vertikal adalah sebagai berikut :
a. Setiap 100 m, untuk daerah datar
b. Setiap 50 m, untuk daerah bukit
c. Setiap 25 m, untuk daerah gunung

Penomoran Panjang Jalan (Stasioning)


Menurut buku Rekayasa Jalan Raya yang diterbitkan oleh Gunadarma, untuk
menetukan panjang suatu lokasi jalan atau jarak dari suatu tempat sampai ke tempat
lain pada suatu lokasi jalan perlu digunakan stationing. Yang dimaksud dengan
stationing adalah penentuan jarak langsung yang diukur dari titik awal, sedangkan
stasiun (Sta) adalah jarak langsing yang diukur dari titik awal (Sta. 0+000) sampai
titik yang dicari stasiunnya. Untuk menentukan stasiun (Sta) pada suatu titik diberikan
contoh seperti pada gambar 2.40. Dari hasil pengukuran dan perhitungan maka akan
didapatkan titik-titik tertentu yaitu : A; TC; CT; TS1; SC1; CS1; SC1; dan B serta
panjang d1; Lc; d2; Lt1; dan d3 seperti pada gambar 2.40.
Misal titik awal suatu rencana jalan adalah titik A, maka:
Titik A q = Sta. 0 + 000
Titik TC = Sta. A + dl
Titik CT = Sta. TC + Lc
Titik TS1 = Sta. CT + d2
Titik St1 = Sta. TS1 + Lt1
Titik B = Sta. ST1 + d3

Dimana:
A = Titik awal jalan
d1 = Panjang bagian lurus (tangen) darii A sampai TC TC = Titik awal
lengkung circle
Lc = Panjang lcngkung circle
CT = Titik akhir lengkung circle
d2 = Panjang bagian lurus antara CT sampai TSI
TS1 = Titik awal tikungan S-C-S
LT1 = Panjang total tikungan S-C-S
ST1 = Titik akhir tikungan S-C-S
d3 = Panjang bagian lurus (tangen) antara STI sampai BB
B = Titik akhir jalan

Titik-titik awal penting seperti tersebut diatas harus ditetapkan atau dihitung
stasiunnya. Dalam menghitung stasiun patok-patok pengukuran memanjang yang lain
diluar patok-patok penting diatas dilakukan dengan cara yang sama. Perlu
diperhatikan dalam memasang patok-patok pengukuran sebaiknya:
a. Untuk daerah dataraN, jarak antar patok + 100 m
b. Untuk daerah perbukitan, jarak antar patok + 50 m
c. Untuk daerah pegunungan, jarak antar patok + 25 m
d. Untuk bagian lengkung, jarak patok harus dibuat lebih pendek menurut
keperluan ketelitian.

Anda mungkin juga menyukai