Anda di halaman 1dari 7

KONTROL OVERLAPPING dan STATIONING

1. Kontrol Overlapping
Pada setiap tikungan yang sudah direncanakan, jangan sampai
terjadi Overlapping. Karena kalau hal ini terjadi maka tikungan
tersebut menjadi tidak aman untuk digunakan sesuai kecepatan
rencana.
Syarat supaya tidak terjadi Overlapping: Panjang tangen antara dua
tikungan harus lebih besar dari perjalanan 3 detik dengan VR
ai > 3VR
Dimana:
ai = daerah tangen (meter)
V = kecepatan rencana (km/jam)
Contoh:
VR = 120 km/jam = 33.333 m/dtk
a ≥ 3 x 33.333 → a ≥ 100 m
Geometri Jalan Raya 1
Lengkung
S-C-S B
PI1

A Lengkung
PI2 FC

Bila
o a1 = d1 – Tt1 > 100 meter, maka aman - tidak overlapping
o a2 = d2 – Tt1 – Tt2 > 100 meter, maka aman - tidak overlapping
o a3 = d3 – Tt2 > 100 meter, maka aman - tidak overlapping

Geometri Jalan Raya 2


2. Penentuan Stationing

Penomoran panjang jalan pada tahap perencanaan adalah


memberi nomor pada interval-interval tertentu dari awal sampai
akhir proyek. Nomor jalan Stationing (Sta) jalan dibutuhkan
sebagai prasarana komunikasi bagi pengguna jalan dari tahap
desain sampai dengan jalan tersebut terbangun. Oleh sebab itu,
Stationing jalan berguna untuk :
a) Penunjuk tempat atau lokasi dari bagian jalan yang didesain
atau dilaksanakan.
b) Penunjuk panjang jalan yang sedang didesain atau
dilaksanakan.
c) Informasi tentang panjang tikungan jalan secara
keseluruhan

Geometri Jalan Raya 3


Nomor jalan atau Sta ini sama fungsinya dengan patok-patok Km
disepanjang jalan, namun juga terdapat perbedaannya yaitu:
 Patok Km merupakan petunjuk jarak yang diukur dari patok

Km 0, yang umumnya terletak di Ibu Kota Provinsi atau


Kotamadya, sedangkan patok Sta merupakan petunjuk yang
diukur dari bawah sampai akhir proyek.
 Patok Km merupakan patok permanen yang dipasang dengan

ukuran standar yang berlaku, sedangkan patok Sta


merupakan patok sementara selama masa pelaksanaan
proyek jalan tersebut.

Geometri Jalan Raya 4


Penomoran stationing Jalan pada ruas Jalan yang lurus:
Sta jalan ditulis menggunakan angka a + b00 yang berarti a Km
dan b00 m dari awal proyek, sebagai contoh :
a) Sta 0+000, berarti 0 Km dan 0 m dari awal proyek.
b) Sta 10+250, berarti 10 Km dan 250 m dari awal proyek.
Penomoran pada tikungan jalan:
Penomoran panjang jalan pada Tikungan Jalan adalah
memberikan nomor pada interval-interval tertentu dari awal
dimulainya tikungan. Penomoran pada tikungan jalan yaitu:
a) Stationing titik CT pada tikungan jenis lingkaran sederhana,
b) Stationing titik TS,
c) Stationing titik SC,
d) Stationing titik CS,
e) Stationing titik ST.
• b,c,d,e pada tikungan jenis Spiral Circle Spiral dan Spiral Spiral.
Geometri Jalan Raya 5
Bila diketahui titik A awal rencana dibagian tangent pertama
dan titik B akhir rencana di bagian tangent kedua, C adalah titik
pertemuan tangent horizontal (atau PH). Panjang A ke C adalah
d1 dan panjang C ke B adalah d2. Perhitungan penomoran pada
tikungan jalan untuk setiap titik penting adalah sebagai berikut:

Pada tikungan FC :
o Sta TC = Sta titik A + d1 – Tc
o Sta CT = Sta TC + Lc

Pada Tikungan SCS :


o Sta TS = Sta titik A + d1 - Tt
o Sta SC = Sta TS + Ls
o Sta CS = Sta SC + Lc
o Sta ST = Sta CS + Ls

Geometri Jalan Raya 6


B
PI1 Sta CT
Lengkung Sta TC
S-C-S & FC d1
Tt

Sta CS d3
Sta SC
Tc
Sta TS Sta ST d2

A
PI2

Sta = Station = titik pertemuan Lengkung S-C-S


Sta TS = Sta Titik A + d1 – Tt TS = tangen ke spiral
SC = spiral ke circle
Sta SC = Sta TS + Ls Tt = panjang tangen (jarak TS ke PI atau PI ke ST)
Sta CS = Sta SC + Lc1 Lc = panjang busur lingkaran (jarak SC ke CS)
Ls = panjang spiral (jarak TS ke SC atau CS ke ST)
Sta ST = Sta CS + Ls
Lengkung FC
Sta TC = Sta ST + d2 – (Tt + Tc) TC = tangen ke circle
CT = circle ke tangen
Sta CT = Sta TC + Lc2 Tc = panjang tangen (jarak TC ke PI atau PI ke CT)
Sta B = Sta CT + (d3 – Tc) Lc = panjang busur lingkaran

Geometri Jalan Raya 7

Anda mungkin juga menyukai