Dibuat Oleh :
Antena Grid parabolic tersebut dibuat untuk bisa bekerja pada gelombang 2.4 GHz.
Antena pemancar merubah tenaga listrik menjadi gelombang radio
Polarisasi Antena Grid
Polarisasi dari antena ini yang vertikal akan membuat potongan signal yang
dipancarkan menjadi terbatas. Karena pola radiasi dengan pola polarisasi dari Antena
Omni yang khas itulah, mengapa dapat menjangkau area yang banyak namun hanya
terjadi pada bagian bawah saja. Selain untuk menerima dan menangkap signal telepon
seluler (HP), siaran televisi (TV) terbatas, antena Omni ini juga cocok dipakai sebagai
antena WiFi.
3) Antena Sectoral
Antena sectoral hampir mirip dengan antena Omni directional, yang dapat dipakai
untuk accesss Point to serve a Point-to-Multi-Point (P2MP) links. Pada beberapa antena
sectoral dibuat tegak lurus dan ada juga yang dibuat horisontal. Antena sectoral
mempunyai gain yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Antena Omni
directional yang sekitar 10-19 dBi, yang bekerja pada jarak atau area cakupan 6-8 Km.
Semakin besar direktivitas maka lebar berkas antena semakin sempit. Dalam
penggunaan praktis yang dimaksud directivity merupakan direktivitas maksimum yaitu
pada arah sumbu pancar (pada arah pancaran maksimal).
2) Gain (Penguatan)
Macam - macam referensi atau pembanding yang biasa digunakan yaitu isotropis,
dimana efisiensi antena isotropis adalah 100 %, dipol λ/2, horn, dll. antena bergantung
pada direktivitas antena dan efisiensi antena. Hubungan ketiganya dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Dimana η adalah factor efisiensi antena (0≤ η ≤ 1 atau 0 ≤ η ≥ 100% )
Satuan gain yang menggunakan isotropik sebagai antena referensi adalah dBi.
Antena dengan beam ke satu arah tertentu dimana memiliki gain/penguatan yang tinggi.
Kebanyakan antena susunan tipe ini memiliki beam tunggal yang tegak lurus terhadap
3) Bandwidth
Bandwidth atau lebar pita frekuensi dari suatu antena adalah daerah frekuensi kerja
suatu antena yang dibatasi oleh VSWR tertentu. Biasanya bandwidth dibatasi pada
VSWR ≤ 1,5. Pada antena pita lebar atau broadband, bandwidth merupakan
perbandingan antara frekuensi atas dengan frekuensi bawah, contoh : bandwidth 10:1
mengindikasikan bahwa frekuensi atas 10 kali lebih tinggi dari frekuensi bawah.
Sedangkan pada antena pita sempit atau narrowband, bandwidth dinyatakan dalam
persentase dari perbedaan frekuensi (atas dikurangi bawah) yang melewati frekuensi
tengah bandwidth, contoh: bandwidth 5% mengindikasikan bahwa perbedaan frekuensi
adalah 5% dari frekuensi tengah bandwidth. Adapun persamaan untuk mendapatkan
bandwith yang diinginkan dinyatakan dengan :
dimana :
BW = bandwidth lebar pita, MHz untuk VSWR < 2:1
f = frekuensi operasi, GHz
t = tebal bahan, dalam inchi (kebanyakan ketebalan board tersedia dalam satuan
1/32 inchi = 0,794 mm)
4) Polarisasi
Polarisasi antena pada arah tertentu didefinisikan sebagai polarisasi dari gelombang
yang dipancarkan oleh antena tersebut. Jika antena sebagai penerima maka polarisasi
antena adalah polarisasi dari gelombang datang pada arah tertentu yang menghasilkan
daya terima maksimum.
Jenis polarisasi dapat diketahui dengan persamaan rasio kuat medan elektrik.
5) Diagram Arah
Diagram arah yaitu suatu grafik yang menunjukkan pola pancaran atau penerimaan
suatu antena sebagai fungsi dari arahnya. Penggambaran penampang melintangnya
dengan arah vertikal dan horizontal dengan polarisasi elektrik dan magnetik. Berkas
antena ditunjukkan dengan sudut pancaran antena yang tajam, sehingga pancarannya
lebih kuat untuk penerimaan. Berkas antena ini memiliki luas yang disebut luas berkas
(beam area) yaitu luas sudut ruang yang mewakili arah pancaran daya dari antena.
Dalam diagram arah diatas terdapat tiga daerah pancaran yaitu: 1 lobe utama (main
lobe), 2 lobe sisi samping(side lobe),3 lobe sisi belakang (back lobe). FNBW (First Null
Beamwidth) _ sudut saat penerimaan daya pertama kali. HPBW (Half Power
Beamwidth) _ sudut yang dibentuk oleh dua arah yang mempunyai intensitas radiasi ½
kali (- 3 dB) dari intensitas radiasi maksimumnya; sudut ini terletak dalam sebuah
bidang yang merupakan arah maksimum beam.
6) Impedansi Antena
Impedansi antena didefinisikan sebagai perbandingan antara medan elektrik terhadap
medan magnetik pada suatu titik, dengan kata lain pada sepasang terminal maka
impendansi antena bisa didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan terhadap
arus pada terminal tersebut.
Impedansi antena merupakan hal yang penting dalam perancangan antenna karena
sebenarnya antena itu sendiri berfungsi sebagai penyepadan impedansi antenna tersebut
dengan impedansi saluran. Penyepadan ini perlu dilakukan supaya terjadi transfer daya
maksimum dari sumber ke antena atau sebaliknya. Impedansi suatu saluran (antena)
ditentukan oleh ukuran, konstruksi fisik dan bahan serta frekuensi kerja antena tersebut.
7) Efisiensi Antena
Efisiensi total antena digunakan untuk menghitung rugi-rugi pada terminal input dan
pada struktur antena. Beberapa rugi-rugi terjadi karena:
- Pemantulan (refleksi) karena ketidaksepadanan impendansi antara saluran dengan
antena.
- Rugi – rugi konduksi dan dielektrika yang terjadi pada antena.
- window awal pas ketika membuka CST, pengguna bisa milih template desain yang
dibutuhkan sesuai perancangan.
- Ketika ingin desain antenna horn dan sejenisnya bisa pilih yang Waveguide, jika
desain antenna microstrip pilih yang Planar, dan ketika ingin membuat antenna wire
pilih yang Wire.
Beberapa langkah-langkah dalam start awal dalam melakukan simulasi adalah:
- Buka aplikasi CST Microwave Studio Suite . Kemudian choose an aplication area
and then select one of the workflows. Jika ingin merancang antena yagi maka, Pilih
MW & RF & Optical, kemudian klik Antenna , lalu Next.
- Pilih wire untuk memilih workflow kemudian Next.
- Pilih time domain kemudian Next .
- Kemudian pilih satuan units yang diinginkan. Lalu klik Next.
- Untuk meng-create template , klik finish. Maka CST Microwave Studio Suite 2016
siap untuk digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Herudin, “Perancangan Antena Mikrostrip Frekuensi 2,6 GHz untuk Aplikasi LTE (Long Term
Evolution).” SETRUM Vol.1, Jun-2012.
Balanis, Constantine A, “Antena Theory Analysis and Design”, 2nd ed., John Wiley & Sons
Inc., Kanada, 1997.
Nurmindha, Riska,“Desain dan Realisasi Antena Mikrostrip dengan Patch Parasitik untuk
Meningkatkan Gain Antena”, Laporan Tugas Akhir Teknik Telekomunikasi Institut Teknologi
Bandung, 2007.