Anda di halaman 1dari 14

RENDAHNYA KEPEMILIKAN AKTA KELAHIRAN KABUPATEN SUMEDANG

Dosen Mata Kuliah


Dian Fitriani Afifah., S.IP., M.I.Pol
Disusun Oleh :
Nadia Alliya Sabarina 170204180002
Salsa Az – Zahra 170204180010
Gisti Dwi R 170204180012
Hafshah Talia N.A. 170204180040
Zulfa Mumtazatunnisa 170204180070
Hasya Nabilah Almas 170204180110
Fahmi Rizki Febriansyah 170204180120
Elhami Rahmi Syifa 170204180122
Moch. Septian Rahardi 170204180164
Razwa Hana Juan Irshiah 170204180168
Kelas B

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
.................................................................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN
................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
............................................................................................................. I
1.1 Latar Belakang
…………............................................................................................. I
1.2 Identifikasi Masalah
.................................................................................................... II
1.3 Tujuan Penulisan
…………………….….................................................................... III
1.4 Manfaat Penulisan
....................................................................................................... IV
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
.................................................................................................... IV
2.1 Pemerintah Daerah
....................................................................................................... V
2.2 Administrasi Pemerintahan
….………………………………………………………. VI
2.3 Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil
……………………………………... VII
2.4 Pelayanan Publik
......................................................................................................... VIII
2.5 Status Kewarganegaraan
.............................................................................................. IX
2.6 Akta Kelahiran ...........................................................................................................
X
BAB 3 LOKASI DAN
WAKTU.................................................................................................... V
3.1 Lokasi
........................................................................................................................... VIII
3.2 Waktu
........................................................................................................................... IX
3.3 Informan ..................................................................................................................
IX
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................
VI
LAMPIRAN ..............................................................................................................................
VI

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Data kependudukan merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah negara karena
dari data kependudukan tersebut menjadi sebuah acuan untuk negara dalam membangun
negaranya. Data dapat diartikan sebagai kumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari
suatu pengamatan (observasi) yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau
persoalan. Oleh karena itu data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya,
tepat waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang
suatu masalah secara menyeluruh merupakan data relevan. Sedangkan kependudukan atau
demografi merupakan ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Dengan
demikian data kependudukan adalah segala tampilan data penduduk dalam bentuk resmi
maupun tidak resmi yang diterbitkan oleh badan-badan pencatatan kependudukan
(pemerintah maupun non pemerintah), dalam berbagai bentuk baik angka, grafik, gambar dan
lain lain. UU No.24 Tahun 2013 pasal 1 poin 9 menyebutkan bahwa data kependudukan
adalah data perseorangan dan/atau data agregat yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan
pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Adapun dokumen – dokumen yang diberikan
terkait urusan kependudukan yaitu pengurusan Akta Kelahiran, Kartu Tanda Penduduk
(KTP), Kartu Keluarga (KK), Akta Nikah, Akta Cerai, Akta Kematian, Keterangan Pindah
Penduduk dan lain sebagainya. Diantara beberapa dokumen tersebut, akta kelahiran
merupakan hal yang paling urgensi karena data yang ada dalam akta kelahiran merupakan
bukti keabsahan identitas seseorang, selain dapat berfungsi sebagai identitas administrasi
kependudukan (KTP, KK) juga dapat berfungsi untuk pengurusan sekolah, pendaftaran
pernikahan di KUA, mencari pekerjaan yang layak, sebagai persyaratan pembuatan paspor,
dapat untuk mengurus hak ahli waris, pengurusan asuransi, tunjangan keluarga, mengurus
hak dana pensiun dan yang terpenting bagi umat muslim di Indonesia sebagai syarat untuk
pengurusan pelaksanakan ibadah haji. Namun saat ini masih banyak penduduk di Indonesia
yang belum memiliki akta kelahiran. Website Kementrian Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia menyebutkan bahwa Data hasil Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) BPS tahun 2016 menunjukkan masih rendahnya kepemilikan
akte kelahiran anak usia 0-17 tahun, hanya sekitar 66,30 % yang memiliki akte kelahiran dan
dapat menunjukkannya. Adapun yang mengaku memiliki akta kelahiran namun tidak dapat
menunjukkannya sekitar 15,38 %. Sedangkan yang tidak memiliki akte kelahiran ada sekitar
18,05 %, bahkan ada sekitar 0,27 % yang tidak tahu tentang akta kelahiran. Diberitakan juga
dari situs berita Media Indonesia, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat,
kepemilikan akta kelahiran di Papua hanya 39,28%, Papua Barat 51, 62% dan Maluku 61%.
Sedangkan provinsi dengan kepemilikan akta kelahiran tertinggi dicapai oleh Lampung, Jawa
Tengah dan Kalimantan Timur melebihi 100%. Untuk provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Jabar Abas Basari mengungkapkan hasil
konsolidasi Kementerian Dalam Negeri per April 2017 menyebutkan jumlah anak usia 0-18
tahun di Jabar sebanyak 13.319.785 orang, namun hanya 8.159.810 anak yang memiliki akta
kelahiran atau 61,26 persen dari total keseluruhan anak yang artinya kepemilikan akta
kelahiran masih tergolong rendah.
Sama halnya dengan jumlah kepemilikan akta kelahiran di Kabupaten Sumedang.
Pada tahun 2016 baru sekitar 58,5 persen atau 174.787 jiwa penduduk usia 0-18 tahun yang
telah memiliki akta. Jadi ada 123.803 jiwa (41,5 persen) usia 0-18 tahun, yang belum
memiliki akta. Sedangkan pada tahun 2017 Kepala Bidang Pencatatan Sipil Disdukcapil,
Jajang Sudayat, menyebutkan bahwa akta kelahiran baru dimiliki 65,47 persen penduduk
saja. Sementara, sisanya belum mempunyai dokumen kependudukan yang sangat penting
dan berguna seumur hidup ini. Hal tersebut disebabkan oleh anggaran daerah yang terbatas
sehingga membuat kegiatan ini jarang dilakukan. Selain itu karna pembuatan akta kelahiran
dilakukan di kantor Disdukcapil, maka harus dilakukan jemput bola untuk mempercepat
kepemilikan akta kelahiran. Jumlah kendaraan yang tidak memadai mengakibatkan
pelayanan memakan waktu lama.
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas mendorong penulis untuk melakukan
penelitian terhadap pelayanan administrasi kependudukan dalam hal ini penulis mengangkat
judul : “Kualitas Pelayanan Pembuatan Akta Kelahiran Pada Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sumedang”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasikan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana prosedur pembuatan akta kelahiran?
2. Mengapa masih banyak yang belum memiliki akta kelahiran?
3. Apa dampak yang ditimbulkan jika tidak memiliki akta kelahiran?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan makalah ini
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan akta kelahiran.
2. Untuk mengetahui seberapa banyak masyarakat yang masih tidak memiliki
akta kelahiran.
3. Untuk mengetahui dampak apa yang akan terjadi jika masyarakat masih belom
memiliki akta kelahiran.
1.4 Manfaat Penulisan
Berdasarkan identifikasi masalah dan tujuannya, maka penulisan makalah ini memiliki
beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam meminimalisir permasalahan pembuatan
akta kelahiran.
2. Untuk memberikan informasi kepada masyakarat bahwa pentingnya pembuatan akta
kelahiran.
3. Agar masyarakat tidak kesulitan memenuhi persyaratan administrasi kependudukan.
Berdasarkan rumusan masalah yang dituliskan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan pembuatan Akta Kelahiran
pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sumedang.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemerintah Daerah
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom. Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan
penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan
menyejahterakan masyarakat.

2.2 Administrasi Pemerintahan


Administrasi Pemerintahan adalah tata laksana dalam pengambilan keputusan dan/atau
tindakan oleh badan dan/atau pejabat pemerintahan. Fungsi Pemerintahan adalah fungsi dalam
melaksanakan Administrasi Pemerintahan yang meliputi fungsi pengaturan, pelayanan,
pembangunan, pemberdayaan, dan pelindungan. Keputusan Administrasi Pemerintahan yang
juga disebut Keputusan Tata Usaha Negara atau Keputusan Administrasi Negara yang
selanjutnya disebut Keputusan adalah ketetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Tindakan Administrasi
Pemerintahan yang selanjutnya disebut Tindakan adalah perbuatan Pejabat Pemerintahan atau
penyelenggara negara lainnya untuk melakukan dan/atau tidak melakukan perbuatan konkret
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan.

2.3 Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Pengertian Administrasi dalam perspektif etimologi berasal dari bahasa latin yang
terdiri dari kata "ad" artinya intensif dan "ministrare" artinya melayani, membantu,
mengarahkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa administrasi secara etimologi merupakan
melayani secara intensif. Adapun definisi dalam perspektif Terminologis: ”Administrasi adalah
kegiatan sekelompok manusia melalui tahapan yang teratur dan dipimpin secara efektif dan
efisien, dengan menggunakan sarana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan
dalam implementasinya, administrasi berkembang dan mempunyai tugas-tugas yang biasa
disebut sebagai fungsi administrasi diantaranya adalah fungsi perencanaan, pengorganisasian
sampai dan fungsi pengawasan.” (Musanef, 1996: 1)

Kependudukan erat hubungannya dengan demografi. Kata demografi berasal dari


bahasa Yunani yang berarti: “Demos” adalah rakyat atau penduduk dan “Grafein” adalah
menulis. Dapat disimpulkan bahwa demografi adalah tulisan atau karangan mengenai rakyat
atau penduduk. Istilah ini dipakai untuk pertama kalinya oleh Achille Guillard dalam
karangannya yang berjudul Elements de Statistique Humaine on Demographic Compares pada
tahun 1885. Sedangkan secara etimologis dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
dinamika kependudukan manusia. Demografi mencakup ukuran, struktur, distribusi penduduk,
dan bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian,dan
migrasi.(Surapaty, 1990)

Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam


penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil,
pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk
pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Penyelenggara adalah Pemerintah, pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab dan berwenang dalam urusan
Administrasi Kependudukan. Instansi Pelaksana adalah perangkat pemerintah kabupaten/kota
yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam urusan Administrasi
Kependudukan. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh
Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang
dihasilkan dari pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Data Kependudukan
adalah data perseorangan dan/atau data agregat yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata
Penduduk, pencatatan atas pelaporan Peristiwa Kependudukan dan pendataan Penduduk rentan
Administrasi Kependudukan serta penerbitan Dokumen Kependudukan berupa kartu identitas
atau surat keterangan kependudukan. Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang dialami
Penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan
Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan/atau surat keterangan kependudukan lainnya
meliputi pindah datalng, perubahan alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap.
Nomor Induk Kependudukan, selanjutnya disingkat NIK, adalah nomor identitas
Penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar
sebagai Penduduk Indonesia. Kartu Keluarga, selanjutnya disingkat KK, adalah kartu identitas
keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta
identitas anggota keluarga. Kartu Tanda Penduduk, selanjutnya disingkat KTP, adalah identitas
resmi Penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pencatatan Sipil adalah pencatatan
Peristiwa Penting yang dialami oleh seseorang dalam register Pencatatan Sipil pada Instansi
Pelaksana. Pejabat Pencatatan Sipil adalah pejabat yang melakukan pencatatan Peristiwa
Penting yang dialami seseorang pada Instansi Pelaksana yang pengangkatannya sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh
seseorang meliputi kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan anak,
pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahan status
kewarganegaraan. Unit Pelaksana Teknis Dinas Instansi Pelaksana, selanjutnya disingkat
UPTD Instansi Pelaksana, adalah satuan kerja di tingkat kecamatan yang melaksanakan
pelayanan Pencatatan Sipil dengan kewenangan menerbitkan akta.

2.4 Pelayanan Publik


Pengertian Pelayanan Publik dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan bagi masyarakat sesuai peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan
administratif yang disediakan oleh pemerintah. Di dalam pelayanan publik kegiatan yang
dilakukan yaitu berbagai pelayanan meliputi administratif seperti pelayanan KTP, akta
kelahiran, sertifikasi tanah, dan perizinan, merupakan pelayanan yang diselenggarakan untuk
menjamin hak dan kebutuhan dasar warga negara. Pelayanan KTP dan akta kelahiran sangat
vital dalam kehidupan warga karena keduanya menjamin keberadaan, identitas warga dan hak-
hak sipil lainnya. Pelayanan seperti itu tentu sangat penting dan menjadi bagian dari pelayanan
publik yang harus diselenggarakan oleh negara.” (Dwiyanto, 2010:20)

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya disebut
Penyelenggara adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen
yang dibentuk berdasarkan undang- undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan
hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Pelaksana pelayanan
publik yang selanjutnya disebut Pelaksana adalah pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang
yang bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan atau
serangkaian tindakan pelayanan publik. Standar pelayanan adalah tolok ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas
pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka
pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.

Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan
Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
secara minimal.

2.5 Status Kewarganegaraan


Warga negara merupakan salah satu hal yang bersifat prinsipal dalam kehidupan
bernegara. Tidaklah mungkin suatu negara dapat berdiri tanpa adanya warga negara. Setiap
negara mempunyai hak untuk menentukan siapa saja yang dapat menjadi warga negaranya,
dalam hal ini setiap negara berdaulat, hampir tidak ada pembatasan. Namun demikian suatu
negara harus tetap menghormati prinsip-prinsip umum hukum internasional. Atas dasar inilah
diperlukan adanya pengaturan mengenai kewarganegaraan.
Terkait kewarganegaraan, sangat penting artinya bagi setiap orang agar kedudukannya
sebagai subjek hukum yang berhak menyandang hak dan kewajiban hukum dapat dijamin
secara legal dan aktual. Terlebih dalam lalu lintas hukum Internasional, status
kewarganegaraan itu dapat menjadi jembatan bagi setiap warga negara untuk menikmati
keuntungan dari hukum lnternasional. Sebagaimana dinyatakan oleh A.W.Bradley dan K.D.
Ewing, nasionalitas dan status kewarganegaraan menghubungkan seseorang dengan orang lain
dalam pergaulan Internasional.

2.6 Akta Kelahiran


Dalam pertumbuhan penduduk diperlukan kontrol yang baik agar pertumbuhan
penduduk tidak membludak dan keluar dari kendali pemerintah sehingga dalam mengontrol
pertumbuhan penduduk dan mengetahui jumlah penduduk diperlukan dokumen yang dapat
mencatat identitas setiap penduduk. Salah satu dokumen yang diperlukan untuk kehidupan
bernegara yaitu Akta Kelahiran. Istilah “akta” yang dalam bahasa Belanda disebut
“acte”/”akte” dan yang dalam bahasa Inggris disebut “act”/”deed”, pada umumnya (menurut
pendapat umum) mempunyai 2 (dua) arti yaitu:
1. Perbuatan atau perbuatan hukum (pengertian yang luas).
2. Suatu tulisan yang dibuat untuk dipakai/digunakan sebagai bukti perbuatan hukum
tersebut, yaitu berupa tulisan yang ditujukan kepada pembuktian sesuatu.

Definisi akta kelahiran menurut Septiana (2013:31) Akta kelahiran merupakan


dokumen kependudukan yang berlaku seumur hidup hasil pencatatan terhadap peristiwa
kelahiran seseorang yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dalam rangka untuk
memperoleh kepastian terhadap kedudukan seseorang. Adapun bukti otentik tersebut dapat
digunakan untuk mendukung kepastian tentang status atau kedudukan seseorang adalah akta
kelahiran yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan akta kelahiran

Tujuan pembuatan akta kelahiran sebagai berikut :

a. Untuk pembuatan passport dan perjalanan ke luar negeri.


b. Untuk pembuatan akta nikah dan surat nikah.
c. Untuk pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
d. Untuk pembuatan Surat Izin mengemudi (SIM).
e. Untuk mengurus hak-hak bagi ahli waris berdasarkan hukum di Indonesia, masalah
asuransi, tunjangan keluarga, beasiswa dan dana pensiun.
f. Untuk pengurusan status kewarganegaraan.

Akta kelahiran terdiri dari sebagai berikut :

a. Akta Kelahiran Umum


Akta kelahiran umum adalah akta kelahiran yang diterbitkan berdasarkan laporan
kelahiran yang disampaikan dalam waktu yang ditentukan oleh perundang-undangan,
Esensi dari kelahiran umum adalah disampaikan dalam 60 hari kerja sejak kelahiran.

b. Akta Kelahiran Istimewa

Akta kelahiran istimewa adalah akta kelahiran yang diterbitkan berdasarkan laporan
kelahiran yang disampaikan setelah melewati batas waktu yang ditentukan oleh
perundang-undangan. Batas waktu lewat yakni melebihi 60 hari.

c. Akta Kelahiran Luar Biasa

Akta kelahiran luar biasa adalah akta kelahiran yang diterbitkan oleh kantor catatan
sipil pada zaman Revolusi antara 1 Mei 1940 sampai 31 Desember 1949 dan kelahiran
tersebut tidak diwilayah hukum kantor catatan sipil setempat.

d. Akta Kelahiran Tambahan

Akta kelahiran tambahan adalah akta kelahiran yang diterbitkan oleh pejabat
berwenang terhadap orang yang lahir tanggal 1 januari sampai 31 Maret 1983.

e. Akta Kelahiran Kolektif

Akta kelahiran kolektif adalah pembuatan akta kelahiran secara bersama-sama. Ada
dua cara pembuatan akta kelahiran kolektif ini yaitu :

1. Akta Kolektif Swadaya, dimana suatu daerah menunjuk seseorang atau tim
kepanitiaan untuk mengurus permohonan pembuatan akta kelahiran secara
bersama- sama. Tim atau orang tersebut datang ke KCS di Ibukota Kabupaten.
2. Akta Kolektif Jemput Bola, artinya pembuatan akta kelahiran di suatu daerah
secara bersama-sama, dengan cara para pemohon akta kelahiran cukup datang
ke kantor kelurahan setempat dimana para petugas dari KCS datang ke kantor
kelurahan tersebut dan membuka pelayanan permohonan akta kelahiran.
BAB 3
LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
3.1 Lokasi
Penelitian ini akan dilakukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (disdukcapil)
Kabupaten Sumedang untuk melakukan wawancara sebagai narasumber dari pihak instansi
pelaksana.

3.2 Waktu
Penelitian ini akan dilakukan dengan jangka waktu satu bulan. Berikut merupakan
matriks kerja atau timeline kegiatan penelitian yang akan kami lakukan.

Kegiatan WAKTU

Oktober 2019 November 2019

Minggu ke-

1 2 3 4 1 2 3 4

Pemilihan Topik dan


Pembimbingan Penyusunan
Makalah Penelitian

Persentasi Topik Riset Utama


Penelitian

Pelaksanaan Penelitian

Penyusunan Laporan Penelitian


Persentasi Hasil Penelitian

Keterangan :

Rencana Pelaksanaan
Kerja

3.3 Informan

No. Informan Data yang dibutuhkan

1 Pihak penyelenggara instansi Meminta data dan informasi seputar akta


disdukcapil Kabupaten Sumedang kelahiran di Kabupaten Sumedang

2 Masyarakat Kabupaten Sumedang Menanyakan segala informasi yang


berkaitan dengan akta kelahiran

DAFTAR PUSTAKA
 HUTABARAT, E. S. G. (2013). STUDI TENTANG PENERBITAN AKTA
CATATAN SIPIL OLEH DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
KOTA MEDAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006
TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN. Jurnal Hukum Administrasi
Negara, 1(1), 69–73. https://doi.org/10.11113/jt.v56.60
 Fatkhur Rohman, D., Hanafi, I., & Hadi, M. (2013). Implementasi Kebijakan Pelayanan
Administrasi Kependudukan Terpadu. Jurnal Administrasi Publik Mahasiswa
Universitas Brawijaya, 1(5), 962–971. Retrieved from
https://media.neliti.com/media/publications/75289-ID-implementasi-kebijakan-
pelayanan-adminis.pdf
 Abdali, P. (2015). ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
KEPEMILIKAN AKTA KELAHIRAN DI KECAMATAN PERHENTIAN RAJA
KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2014-2015. Jurnal Ilmu Pemerintahan, 151, 10–17.
https://doi.org/10.1145/3132847.3132886
 Novianti. (2014). Status Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora dalam Perspektif
Hukum Internasional. Kajian, 19(4), 311–325.
https://jurnal.dpr.go.id/index.php/kajian/article/view/562/457
 Dinas Penduduk dan Catatan Sipil Provinsi Kalimantan Barat. (2017). Memahami
Tentang Pentingnya Data Kependudukan. Diakses dari:
https://dukcapil.kalbarprov.go.id/post/memahami-tentang-pentingnya-data-
kependudukan . (19 Oktober 2019).
 Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2018). Pentingnya
Keabsahan Anak. Diakses dari:
https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/1875/pentingnya-
keabsahan-anak . (19 Oktober 2019).
 Astuti, Indriyani. (2019). Ini 3 Provinsi dengan Angka Kepemilikan Akta Kelahiran
Rendah. Diakses dari: https://mediaindonesia.com/read/detail/209058-ini-3-
provinsi-dengan-angka-kepemilikan-akta-kelahiran-rendah . (19 Oktober 2019).
 Iman, Regi., Putri, Winda Destiana. (2017). Anaka yang Miliki Akta Kelahiran di Jabar
Baru 61 Persen. Diakses
dari:https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/04/26/op0edl359-
anak-yang-miliki-akta-kelahiran-di-jawa-barat-baru-61-persen . (19 Oktober
2019)
 Oche. (2017). Baru 65 Persen Warga Sumedang yang Miliki Akta Kelahiran. Diakses
dari:hettps://jabar.pojoksatu.id/priangan/2017/10/05/baru-dimiliki-65-persen-
penduduk/ . (19 Oktober 2019)
 Sumedang Ekspres.com. (2016). Kepemilikan Akta Masih Minim. Diakses dari:
https://www.sumedangekspres.com/kepemilikan-akte-masih-minim/ (19 Oktober
2019)
 Sarjanaku.com. (2016). Pengertian Administrasi Pendidikan, Manajemen, Makalah,
Tujuan, Fungsi, Menurut Para Ahli. Diakses
dari:http://www.sarjanaku.com/2010/01/makalah-dasar-dasar-
administrasi.html?m=1 (20 Oktober 2019)
 Ekosusiloaja. (2016). Pengertian Administrasi Menurut Para Pakar. Diakses dari:
http://ekosusiloaja.blogspot.com/2011/12/pengertian-administrasi-menurut-
para.html?m=1 (21 Oktober 2019)
 Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah. Sekretariat Negara. Jakarta.
 Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi
Pemerintahan. Sekretariat Negara. Jakarta.
 Republik Indonesia. 2013. Undang-Undang No. 24 Tahun 2013 Tentang Administasi
Kependudukan. Sekretariat Negara. Jakarta.
 Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112. Sekretariat
Negara. Jakarta.

LAMPIRAN
Pedoman Wawancara
Informan: Dinas Penduduk dan Catatan Sipil Kabupaten Sumedang
1. Penjelasan tentang Disdukcapil Kabupaten Sumedang
2. Jumlah data penduduk Kabupaten Sumedang
3. Berapakah jumlah perempuan dan laki-laki di Kabupaten Sumedang?
4. Berapakah jumlah usia produktif dan non produktif?
5. Bagaimana pertumbuhan kelahiran pertahun?
6. Apa saja dokumen yang dibuat di Disdukcapil Kabupaten Sumedang?
7. Bagaimana cara, prosedur, dan persyaratan pembuatan Akta Kelahiran?
8. Bagaimana pelayanan pembuatan Akta Kelahiran?
9. Berapa jumlah kepemilikan Akta di Kabupaten Sumedang?
10. Berapakah jumlah masyarakat yang tidak memiliki Akta Kelahiran?
11. Bagaimana persentase kepemilikan Akta tiap tahunnya?
12. Kecamatan mana yang paling banyak tidak memiliki Akta kelahiran?
13. Dikeluarahan manakah?
14. Apa faktor penyebab tidak memiliki Akta Kelahiran?
15. Apa kendala pembuatan Akta Kelahiran di Disdukcapil Kabupaten Sumedang?
16. Apakah Pemerintah Kabupaten Sumedang pernah melakukan sosialisasi terkait Akta
Kelahiran?
17. Apakah sosialisasinya menyeluruh?
18. Bagaimana jika salah satu dokumen persyaratan Akta Kelahiran tidak lengkap?
19. Bagaimana solusi dari permasalahan tersebut?
20. Apa yang akan dilakukan Disdukcapil Kabupaten Sumedang kedepannya untuk
pelayanan yang lebih baik?

Informan: Masyarakat Kabupaten Bandung


1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang akta kelahiran?
2. Seberapa pentingkah akta kelahiran untuk bapak/ibu?
3. Mengapa bapak/ibu belum memiliki akta kelahiran? (untuk yang belum memiliki)
4. Apakah bapak/ibu pernah mendapatkan sosialisasi mengenai pembuatan akta kelahiran
5. Apakah bapak/ibu mengalami kerumitan dalam mempersiapkan dokumen persyaratan
pembuatan akta kelahiran? Dan bagaimana pengalamannya ketika membuat akta
kelahiran?
6. Bagaimana menurut bapak/ibu pelayanan pembuatan akta kelahiran di kab sumedang?
7. Apa bapak/ibu memiliki saran atau kritik untuk disdukcapil kab sumedang dalam
pembuatan akta kelahiran?

Anda mungkin juga menyukai