uji syukur ke hadirat Tuhan YME atas tersusunnya laporan ketiga dari Kegiatan Studi
Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun Kabupaten Garut
Tahun 2013.
Penyerahan Buku "LAPORAN AKHIR". Buku laporan tahap ketiga ini berisikan tentang latar
belakang, maksud dan tujuan penyusunan, tinjauan wilayah yang diidentifikasi, Fakta dan anlisa
dalam proses perencanaan ini.
Dengan terselesaikannya buku laporan tahap ketiga ini diharapkan dapat memperlancar dan
membantu proses penyusunan laporan-laporan selanjutnya.
Bandung, 2013
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ I–1
1.2 Maksud dan Tujuan.................................................................................. I–2
1.2.1 Maksud ........................................................................................ I–2
1.2.2 Tujuan ......................................................................................... I–3
1.3 Manfaat Kegiatan ..................................................................................... I–3
1.4 Ruang Lingkup Pekerjaan ........................................................................ I–3
1.4.1 Lingkup Wilayah ........................................................................... I–3
1.4.2 Lingkup Materi Kegiatan ............................................................. I–5
1.5 Keluaran .................................................................................................. I–6
1.6 Jangka Waktu Pelaksanaan ..................................................................... I–6
1.7 Sistematika Pembahasan......................................................................... I–6
Halaman iii
Daftar Isi
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es
Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun Kabupaten Garut
BAB 6 KESIMPULAN
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman iv
Daftar Isi
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es
Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun Kabupaten Garut
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Proporsi wilayah menurut penggunaan lahan Kec. Cikelet .......................... III – 1
Tabel 3.2 Proporsi wilayah menurut Kemiringan Lahan Kec. Cikelet .......................... III – 2
Tabel 3.3 Proporsi wilayah menurut ketinggian di atas permukaan laut ...................... III – 2
Tabel 3.4 Data Wilayah Administratif Kecamatan Cikelet ............................................ III – 2
Tabel 3.5 Sumber Daya Alam Kecamatan Cikelet...................................................... III – 3
Tabel 3.6 Proporsi wilayah menurut penggunaan lahan Kec. Pameungpeuk .............. III – 6
Tabel 3.7 Proporsi wilayah menurut Kemiringan Lahan Kec. Pameungpeuk .............. III – 7
Tabel 3.8 Proporsi wilayah menurut ketinggian di atas permukaan laut ...................... III – 7
Tabel 3.9 Data Wilayah Administratif Kecamatan Pameungpeuk ................................ III – 7
Tabel 3.10 Sumber Daya Alam Kecamatan Pameungpeuk.......................................... III – 8
Tabel 3.11 Proporsi wilayah menurut penggunaan lahan Kec. Pakenjeng .................... III – 9
Tabel 3.12 Proporsi wilayah menurut Kemiringan Lahan Kec. Pakenjeng..................... III – 9
Tabel 3.13 Proporsi wilayah menurut ketinggian di atas permukaan laut ...................... III – 9
Tabel 3.14 Data Wilayah Administratif Kecamatan Pakenjeng ...................................... III – 10
Tabel 3.15 Sumber Daya Alam Kecamatan Pakenjeng ................................................ III – 11
Tabel 3.16 Proporsi wilayah menurut penggunaan lahan Kec. Mekarmukti .................. III – 14
Tabel 3.17 Proporsi wilayah menurut Kemiringan Lahan Kec. Mekarmukti ................... III – 14
Tabel 3.18 Proporsi wilayah menurut ketinggian di atas permukaan laut ...................... III – 14
Tabel 3.19 Data Wilayah Administratif Kecamatan Mekarmukti .................................... III – 15
Tabel 3.20 Sumber Daya Alam Kecamatan Mekarmukti .............................................. III – 15
Tabel 4.1 Resume Hasil Survey terhadap kondisi dan Alternatif lokasi ..................... IV – 12
Tabel 4.2 Data armada tangkap yang dimiliki Kabupaten Garut ................................. IV – 13
Tabel 4.3 Data Teknis Armada tangkap ikan dan kebutuhan melaut .......................... IV – 14
Tabel 4.4 Jarak antar PPI ........................................................................................... IV – 18
Tabel 4.5 Skoring pemilihan lokasi rencana pabrik Es ................................................ IV – 19
Tabel 4.6 Kebutuhan es berdasarkan musim tangkap ................................................ IV – 21
Tabel 4.7 Kemampuan alat yang ada di pasaran untuk pabrik Es .............................. IV – 22
Tabel 4.8 Dimensi alat liquid separator berdasarkan standar grasso .......................... IV – 27
Tabel 5.1 Daftar komponen peralatan dan biaya pembangunan pabrik es ................. V–7
Tabel 5.2 Depresiasi dan amortisasi bangunan dan peralatan pabrik es .................... V–8
Tabel 5.3 Biaya Operasional dan margin perusahaan ................................................ V–8
Tabel 5.4 Nilai penjualan es balok .............................................................................. V–9
Tabel 5.5 Skema Peminjaman dana investasi ............................................................ V–9
Tabel 5.6 Perhitungan Break event point .................................................................... V–9
Tabel 5.7 Perhitungan Laba – Rugi Pabrik es .............................................................. V – 10
Tabel 5.8 Perhitungan Proyeksi Cashflow .................................................................. V – 11
Halaman v
Daftar Isi
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es
Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun Kabupaten Garut
Tabel 5.11 Daftar komponen peralatan dan biaya pembangunan pabrik es balok ........ V – 14
Tabel 5.12 Nilai deprisiasi dan amortisasi pabrik dengan skema 2 ............................... V – 15
Tabel 5.13 Skema Peminjaman dana investasi menggunakan skema 2 ...................... V – 15
Tabel 5.14 Perhitungan Break event point menggunakan skema 2 .............................. V – 15
Tabel 5.15 Perhitungan Laba – Rugi Pabrik es menggunakan skema 2 ....................... V – 16
Tabel 5.16 Perhitungan Proyeksi Cashflow Pabrik es menggunakan skema 2 ............. V – 17
Tabel 5.17 Perhitungan lama pengembalian investasi pembangunan skema 2 ............ V – 18
Tabel 5.18 Perhitungan nilai IRR dan NPV pabrik es menggunakan skema 2 .............. V – 19
Halaman vi
Daftar Isi
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es
Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun Kabupaten Garut
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Ruang Lingkup Wilayah Pekerjaan ................................................ I–4
Halaman vii
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.504 pulau dengan panjang
garis pantai kurang lebih 81.000 km. Oleh sebab itu, karakteristik kota-kota di Indonesia
dicirikan oleh tiga karakter, yaitu : Pertama, kota yang berada di tengah-tengah pulau
(kontinental), Kedua, kota yang terletak di pesisir pantai (berada di pulau-pulau besar) dan kota
yang terletak di pesisir pantai namun yang berada di pulau-pulau kecil. Di sepanjang garis
pantai ini terdapat wilayah pesisir yang relatif sempit tetapi memiliki potensi sumber daya alam
hayati dan non-hayati; sumber daya buatan; serta jasa lingkungan yang sangat penting bagi
penghidupan masyarakat dan modal dasar pembangunan nasional, sehingga perlu dikelola
secara terpadu dan berkelanjutan dengan sistem hukum yang memadai.
Pembangunan dan pemanfaatan sumber daya kelautan yang tersimpan di wilayah pesisir Kabupaten
Garut tentunya perlu mendapat perhatian yang tinggi, mengingat besarnya potensi yang tersimpan
dalam sumber daya laut pantal tersebut. Sumber daya perikanan laut merupakan salah satu aspek
penting dari sumber daya laut secara luas yang perlu digali dan dikembangkan. Potensi perikanan
yang ada di perairan pantai selatan diketahui melimpah, mengingat perairan pantai selatan
merupakan daerah tropis dengan kandungan plankton yang kaya, sebagai tempat berkumpulnya
ikan-ikan.
Pelabuhan perikanan sebagai penyedia fasilitas operasional kapal-kapal perikanan memiliki peran
yang cukup signifikan dalam mendukung kegiatan peningkatan perikanan laut. Sehingga keberadaan
pelabuhan perikanan perlu mendapat perhatian khusus dalam pengembangan dan implementasi
peran sebagai penyedia fasilitas pokok kegiatan penangkapan perikanan laut. Dewasa ini banyak
Halaman I - 1
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Salah satu masalah pokok yang penting diperhatikan sesudah pelabuhan perikanan dibangun adalah
pembangunan infrastruktur lainnya guna mendukung optimalisasi pelabuhan ikan sebagai sarana
peningkatan ekonomi nelayan secara umum, salah satunya adalah keberadaan pabrik es yang
sampai saat ini belum tersedia di kawasan pantai selatan Kabupaten Garut.
Dengan melihat banyaknya kapal perikanan yang singgah dan tingkat banyaknya komoditi ikan yang
didaratkan menunjukkan tingkat perkembangan dan pertumbuhan pelabuhan. Dari hal ini maka
dapat dievaluasi apakah sebuah pabrik es layak dikembangkan atau tidak. Berkaitan dengan latar
belakang tersebut di atas maka diperlukannya Penyusunan studi kelayakan pengembangan pabrik es
di kawasan pelabuhan Cilauteureun Kabupaten Garut.
1.2.1. Maksud
Sejalan dengan latar belakang tersebut di atas, maka kegiatan ini dimaksudkan adalah untuk
menyediakan dokumen atau laporan dengan kerangka analisis yang logis yang menilai atau
menganalisa secara komprehensif tentang studi kelayakan pengembangan pabrik es di kawasan
pesisir Kabupaten Garut yang mana diproiritaskan bagi pemenuhan kebutuhan pemanfaatan ikan
hasil tangkapan nelayan pantai selatan.
1.2.2. Tujuan
Tujuan dari pelaksaan kajian ini adalah untuk menghasilkan studi kelayakan terhadap pembangunan
pabrik es di Kabupaten Garut. Apabila diuraikan secara terperinci, hasil kajian tersebut meliputi:
1. Hasil analisis kelayakan dari aspek pasar dan Pemasaran;
2. Hasil analisis kelayakan dari aspek sarana dan prasarana;
3. Hasil analisis kelayakan dari aspek teknis dan operasi;
4. Hasil analisis kelayakan dari aspek manajemen dan SDM;
5. Hasil analisis kelayakan dari aspek ekonomi dan finansial;
6. Hasil analisis kelayakan dari aspek legal;
7. Hasil analisis kelayakan dari aspek lingkungan.
Halaman I - 2
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Adapun ruang lingkup dari alternatif lokasi yang akan dievaluasi dalam penelitian ini adalah
meliputi seluruh alternatif lokasi strategis pada setiap kecamatan di sepanjang pesisir pantai
Kabupaten Garut, yaitu meliputi Kecamatan Cibalong, Pameungpeuk, Cikelet, Pakenjeng,
Bungbulang, Mekarmukti dan Caringin.
Halaman I - 3
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman I - 4
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Tahapan ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang relevan dengan kegiatan penelitian
dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai potensi pengembangan pabrik es ditinjau dari
sudut pandang kelayakan aspek pasar dan pemasaran, aspek sarana dan prasarana, aspek
teknis dan operasi, aspek manajemen dan SDM, aspek ekonomi dan finansial, aspek legal dan
aspek lingkungan. Selanjutnya, pengumpulan data dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu:
[1] studi kepustakaan, [2] survei, [3] observasi, dan [4] wawancara. Hasil pengumpulan data
tersebut diharapkan dapat mendukung terhadap analisis kelayakan pembangunan pabrik es di
Kabupaten Garut.
Pengolahan dan metode analisis data dilakukan dengan ruang lingkup sebagai berikut:
Analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran, yaitu untuk mengukur kelayakan pasar
potensial produk saat ini dengan mempertimbangkan faktor demand dan supply. Kemudian
untuk memprediksi keberlanjutan potensi permintaan produk tersebut dimasa yang akan
datang serta untuk menyusun strategi yang relevan untuk pemasaran produk.
Analisis terhadap aspek teknis dan operasi, yaitu untuk menetapkan rencana kapasitas
produksi dan perencanaan sistem produksi. Disamping itu, dilakukan pula analisis
penetapan lokasi pabrik dengan mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya adalah
ditinjau dari tingkat kedekatan dengan sumber bahan baku, aksesibilitas sarana
transportasi, ketersediaan listrik, ketersediaan sumber air, ketersediaan sarana
telekomunikasi, dan faktor lainnya.
Analisis terhadap aspek sarana dan prasarana, yaitu untuk menetapkan kebutuhan sarana
dan prasarana dengan mempertimbangkan rencana produksi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Analisis terhadap aspek manajemen dan SDM, yaitu untuk merancang struktur organisasi
dan tata kelola yang diperlukan serta analisis terhadap kebutuhan SDM.
Analisis terhadap aspek finansial, yaitu untuk mengukur tingkat profitabilitas usaha ditinjau
dari kriteria penilaian investasi.
Analisis terhadap aspek legal dan lingkungan, yaitu untuk melakukan tinjauan secara legal
mengenai kegiatan usaha, analisis terhadap kesesuaian antara rencana pengembangan
Halaman I - 5
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
dengan karakteristik lingkungan serta kesesuaian dengan peruntukan ruang yang telah
tercantum dalam RTRW 2011-2031 Kab. Garut dan RPJMD Kab. Garut 2009-2014.
1.5. KELUARAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Kajian ini membutuhkan waktu selama 120 (Seratus dua
Puluh) hari kalender sejak penandatangan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), sesuai dengan tahapan
yang telah ditentukan dalam kerangka acuan kerja
Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun ini
disajikan dalam sistematika sebagai berikut :
Halaman I - 6
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman I - 7
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi Koridor Cisaat - Sukabumi
KABUPATEN SUKABUMI
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN
Daerah sebelah Utara, Timur dan Barat secara umum merupakan daerah dataran tinggi
dengan kondisi alam berbukit-bukit dan pegunungan, sedangkan kondisi alam daerah
sebelah selatan sebagian besar permukaan tanahnya memiliki kemiringan yang relatif
cukup curam. Corak alam di daerah sebelah selatan diwarnai oleh iklim Samudra
Indonesia yang memiliki segenap potensi alam dan keindahan pantai. Kabupaten Garut
memiliki iklim tropis, curah hujan yang cukup tinggi, hari hujan yang banyak dan lahan
Halaman II - 2
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
yang subur serta ditunjang dengan banyaknya aliran sungai baik yang bermuara ke
pantai selatan maupun ke pantai utara jawa, hal ini yang menyebabkan sebagian besar
dari luas wilayahnya dipergunakan untuk lahan pertanian.
Secara administratif wilayah Kabupaten Garut memiliki batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur.
Tabel 2.1.
Luas wilayah Kabupaten Garut Menurut kecamatan
Halaman II - 3
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman II - 4
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
gambar 2.1.
Peta Batas administrasi Kabupaten Garut
Halaman II - 5
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
2.1.3. Topografi
Karakteristik topografi Kabupaten Garut sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan
pegunungan, sedangkan bagian Selatan sebagian besar permukaannya memiliki tingkat
kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil.
Elevasi (Ketinggian)
Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang
paling rendah yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi dipuncak
gunung. Wilayah yang berada pada ketinggian 500-1000 m dpl terdapat di Kecamatan
Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang berada pada ketinggian 1000-1500 m dpl
terdapat di Kecamatan Cikajang, Pakenjeng-Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu. Wilayah
yang terletak pada ketinggian 100-500 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong, Cisompet,
Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di dataran rendah pada
ketinggian kurang dari 100 m dpl terdapat di Kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk
Tabel 2.2.
Luas Wilayah Kabupaten Garut menurut Ketinggian dari Permukaan Laut (Ha)
0 – 25 25-100 100-500 500-1000 >1000
Kecamatan Jumlah
mdpl mdpl mdpl mdpl mdpl
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Halaman II - 6
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman II - 7
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
gambar 2.2.
Peta Ketinggian Kabupaten Garut
Halaman II - 8
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
2.1.4. Klimatologi
Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan sebagai daerah
beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari
klasifikasi iklim Koppen. Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di daerah
Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu : pola sirkulasi angin musiman
(monsoonal circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung di bagian
tengah Jawa Barat dan elevasi topografi di Kabupaten Bandung. Curah hujan rata-rata
harian di sekitar Garut berkisar antara 13,6 mm/hari – 27,7 mm/hari dengan bulan basah
9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling daerah pegunungan mencapai
3500-4000 mm/hari. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24ºC - 27ºC. Besaran
angka penguap keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco (1991) adalah
1.572 mm/tahun. Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang
membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan bagian barat Laut Jawa. Pada musim
kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang
terletak di tenggara. Untuk lebih jelasnya kondisi iklim di Kabupaten Garut dapat dilihat
pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3.
Curah Hujan Kabupaten Garut (mm/tahun)
Tipe Curah
Hujan Kecamatan
(mm/tahun)
Baluburlimbangan, Banyuresmi, Cibatu, Cibiuk, Cilawu, Garut Kota,
Kadungora, Karangpawitan, Kersamanah, Leles, Leuwigoong,
1500-2000
Malangbong, Pangatikan, Selaawi, Sucinaraja, Sukaweing, Tarogong
Kaler, Tarogong Kidul dan Wanaraja
Baluburlimbangan, Banjarwangi, Banyuresmi, Bayongbong, Cibalong,
Cibatu, Cigedug, Cilawu, Garut Kota, Kadungora, Karangpawitan,
Karangtengah, Kersamanah, Leles, Leuwigoong, Malangbong,
2000-2500
Pameungpeuk, Pangatikan, Pasirwangi, Peundeuy, Samarang,
Sucinaraja, Sukaresmi, Sukawening, TarogongKaler, Tarogong Kidul,
Wanaraja.
Banjarwangi, Bayongbong, Bungbulang, Caringin, Cibalong, Cigedug,
Cikajang, Cikelet, Cilawu, Cisewu, Cisompet, Cisurupan, Mekarmukti,
2500-3000
Pameungpeuk, Pamulihan, Pasirwangi, Peundeuy, Samarang, Singaraja,
Sukaresmi, Talegong.
Banjarwangi, Bungbulang, Caringin, Cihurip, Cikajang, Cikelet, Cisewu,
3000-3500 Cisompet, Cisurupan, Mekarmukti, Pakenjeng, Pameungpeuk,
Pamulihan, Peundeuy, Singajaya.
Bungbulang, Cihurip, Cikajang, Cikelet, Cisompet, Pakenjeng,
3500-4000
Pamulihan.
Sumber : RTRW Kab. Garut, 2011
Halaman II - 9
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Adapun data curah hujan perkecamatan di Kabupaten Garut dapat dilihat pada tabel 2.4
Curah hujan perkecamatan Kabupaten Garut di bawah ini.
Tabel 2.4.
Berdasarkan data tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tipe curah hujan 1500-
2000 berada di Kecamatan Balubur limbangan, Kecamatan Banyuresmi, Kecamatan
Cibatu, Kecamatan Cibiuk, Kecamatan Cilawu, Kecamatan Garut Kota, Kecamatan
Kadungora, Kecamatan Karangpawitan, Kecamatan Kersamanah, Kecamatan Leles,
Kecamatan Leuwigoong, Kecamatan Malangbong, Kecamatan Pangatikan, Kecamatan
Selaawi, Kecamatan Sucina raja, Kecamatan Sukaweing, Kecamatan Tarogong Kaler,
Halaman II - 10
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Kecamatan Tarogong Kidul dan Kecamatan Wanaraja. Sedangkan Tipe curah hujan 3500-
4000 berada di Kecamatan Bungbulang, Kecamatan Cihurip, Kecamatan Cikajang,
Kecamatan Cikelet, Kecamatan Cisompet, Kecamatan Pakenjeng, Kecamatan Pamulihan
2.1.5. Hidrologi
Berdasarkan arah alirannya, sungai-sungai di wilayah
Kabupaten Garut dibagi menjadi dua daerah aliran sungai
(DAS) yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa
dan Daerah Aliran Selatan yang bermuara di Samudera
Indonesia. Daerah aliran selatan pada umumnya relatif
pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan
dengan daerah aliran utara. Daerah aliran utara merupakan DAS Cimanuk Bagian Utara,
sedangkan daerah aliran selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah
Kabupaten Garut terdapat 38 buah sungai dengan anak sungainya dengan panjang
seluruhnya 1.403,35 Km. Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, nampak
bahwa pola aliran sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara
menunjukkan karakter mendaun, dengan arah aliran utama berupa Sungai Cimanuk
menuju ke utara. Aliran Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang
berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang
anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola pengaliran
sub-paralel, yang bertindak sebagai subsistem dari DAS Cimanuk. Untuk lebih jelasnya
mengenai pola aliran sungai di Kabupaten Garut dapat dilihat pada Tabel 2-5.
Tabel 2.5.
Tabel Ketinggian Tanah Kabupaten Garut
No Ketinggian (dpl) Luas (Ha) %
1 0 - 25 9.618 3,13
2 25 -100 17.975 5,86
3 100 - 500 58.995 19,24
4 500 - 1000 133.887 43,68
5 > 1000 86.044 28,07
Sumber: Garut dalam angka, 2008
Halaman II - 11
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Tabel 2.6.
Jumlah Sungai, Anak Sungai dan Panjang Sungai
di Kabupaten Garut
No Kecamatan Nama Sungai Anak Sungai Panjang (km)
1 Cisurupan Cimanuk 92
Cihideung 5
Cileuleuy 2.6
Cibuluh 5.4
Cibarengkok 12
CiawiGombong 6
Ciparukpuk 6.5
Cibeureum leutik 6.6
Cidayeuh 7.2
Cigunung 7.5
Cigarukgak 8.6
Cipeuteuy 5.5
Cilegong 9.4
Cisarua 8.5
2 Sukaresmi Cikokok 9
3 Bayongbong Cisaat 7
Cisarana 4.8
Cipamulyan 7
Ciawi malang 5
Cisaat 6
Ciruum 6
3 Pasirwangi Cibodas 4.1
Cikamiri 21.5
Citepus 11.5
Cikamojang 3.5
Ciseupan 3.5
4 Samarang Ciroyom 5.5
Garut kota Cimaragas 8.6
Cipeujeuh 7.9
Ciwalen 12.5
Cigulampeng 6
5 Tarogong Cibeureum 9
6 Wanaraja Cisangkan 10.5
7 Karangpawitan Cimalaka 10.4
Cisumangke 9
Cipari 3
Cisangkan -
8 Sukawening Citameng 13
Cikareo 6.4
Cimuara 5
Cijangkar merang 5.5
Cipicung 4
9 Malangbong - - -
BL Limbangan Cimanuk Cipancar 24
Cianten 9.5
Cideres 9
Halaman II - 12
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman II - 13
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman II - 14
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman II - 15
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
gambar 2.3.
Peta DAS Kabupaten Garut
Halaman II - 16
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
2.1.6. Geologi
A. Fisiografis
Secara Fisiografi daerah pemetaan termasuk dalam Zona Pegunungan Selatan Jawa
Barat dan Zona Bandung.
a. Zona Pegunungan Selatan
Merupakan dataran tinggi (plateau) yang membentang dengan arah barat –
timur mulai dari Teluk Palabuhan Ratu sampai Nusakambangan dengan lebar
kurang lebih 50 kilometer dan merupakan sayap geantiklin Jawa.
b. Zona Bandung
Merupakan suatu jalur pegunungan memanjang mulai dari Teluk Palabuhan Ratu
di sebelah barat, terus ke Sukabumi melalui Cimandiri, kemudian melalui Cianjur,
Bandung, Garut, Tasikmalaya dan terakhir di Segara Anakan di pantai selatan
Jawa yang telah hancur (rusak) sesudah atau selama pelengkungan pada Zaman
Tersier. Zona ini secara geologi tidak mudah dibedakan terhadap Zona Bogor dan
sebagian bear telah ditutupi oleh endapan Gunung api Resen. Zona ini di bagian
utara maupun selatannya dibatasi oleh deretan gunung api.
B. Bentang Alam
Bentang alam daerah pemetaan dapat dibagi 4 (empat) satuan morfologi yaitu : satuan
morfologi kerucut gunung api, satuan morfologi perbukitan berelief kasar, satuan
morfologi perbukitan berelief halus dan satuan morfologi pedataran .
a. Satuan Morfologi Kerucut Gunung api
Satuan ini menempati bagian puncak dari Gunung api Kracak, Gunung Cikuray
dan Gunung Papandayan. Daerah ini mempunyai ketinggian diatas 2.000 meter
dari > 40 %, berlembah sempit. Pola aliran sungai memancar (radier) bersumber
dari puncak gunung, dengan ordo sungai 1, kerapatan sungai tinggi hingga
sangat tinggi. Batuan penyusun satuan ini adalah lahar, lava andesit dan breksi
vulkanik.
b. Satuan Morfologi Perbukitan Berelief Kasar
Daerah ini mempunyai ketinggian antara 500 hingga 1.865 mdpl. Karakteristik
yang umum dijumpai pada satuan ini relief sangat kasar, berlembah sempit dan
lereng terjal hingga curam. Kemiringan lereng berkisar antara 15 % hingga > 40
%. Pola aliran sungai berbentuk sub-dendritik dan sebagian sub-paralel. Batuan
penyusun satuan ini adalah endapan vulkanik tua yang terdiri dari breksi
vulkanik, lava andesit, tufa gelas, bongkah-bongkah andesit – basal.
c. Satuan Morfologi Perbukitan Berelief Halus
Halaman II - 17
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Sebagian satuan ini menempati bagian utara, tengah dan selatan daerah
pemetaan. Dicirikan dengan kemiringan lereng berkisar antara 2 hingga 15 %,
lembah–lembah agak landai dan sungai-sungai mempunyai gradien rendah
hingga sedang. Pola aliran sungai mempunyai bentuk dendritik hingga sub-
paralel. Batuan penyusun satuan ini berupa endapan volkanik muda dan endapan
Tersier.
d. Satuan Morfologi Pedataran
Satuan ini menempati dataran Bandung, dataran Pangalengan dan dataran
Garut. Bentangan alamnya menunjukkan relief datar dan setempat landai dengan
kemiringan lereng < 2 % dan lebih dari 15 %. Morfologinya menunjukan kontur
sangat jarang hingga jarang, ketinggian dataran Pangalengan berkisar antara
1.300 hingga 1.400 meter, dataran Bandung berkisar antara 800 hingga 900
meter dan dataran Garut berkisar antara 700 hingga 800 meter diatas
permukaan laut. Aliran sungai umumnya dendritik dan sebagian anastomatik.
Batuan penyusun satuan ini berasal dari hasil rombakan batuan yang lebih tua
dan diendapkan sebagai endapan alluvial dan kipas alluvial.
Halaman II - 18
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
D. Struktur Geologi
Sesar yang dijumpai adalah sesar normal dan sesar geser, berarah lurus yang umumnya
dari barat daya-timur laut. Sesar ini melibatkan batuan-batuan Tersier dan Kuarter,
sehingga disebutkan bahwa sesar tersebut sesar muda. Dari pola arahnya diperkirakan
bahwa gaya tektoniknya berasal dari sebaran selatan-utara dan diduga terjadi paling
tidak Oligosen Akhir-Miosen Awal (Sukendar, 1974 dikutip oleh Alzwar, 1989). Maka
dapat diduga bahwa mungkin sebagian sesar tersebut merupakan pengaktifan sesar lama
yang terjadi sebelumnya. Kekar, umumnya terjadi pada batuan yang berumur lebih tua,
seperti contohnya pada batuan Formasi Jampang dan diorit kuarsa.
Tektonik yang terjadi di daerah pemetaan pada Zaman Tersier sangat dipengaruhi oleh
penunjaman Lempeng Samudera Hindia ke bawah Lempeng Asia Tenggara. Penunjaman
yang terjadi pada Oligosen Akhir-Miosen Awal/Tengah menghasilkan kegiatan gunung api
bersusunan andesit, dibarengi dengan sedimentasi karbonat di laut dangkal. Sedimentasi
terjadi pada lereng di bawah laut, kegiatan magmatik diakhiri dengan penerobosan
diorite kuarsa pada akhir Miosen Tengah mengakibatkan pemropilitan pada Formasi
Jampang. Setelah terjadi perlipatan, pengangkatan dan erosi, maka terjadi kegiatan
magmatik yang menghasilkan kegunung apian.
Pada Plio Plistosen kegiatan gunung api kembali terjadi dan disusul oleh serangkaian
kegiatan gunung api Kuarter Awal sekarang yang tersebar luas di bagian tengah dan
utara daerah pemetaan. Untuk lebih jelasnya kondisi geologi dapat dilihat pada Gambar
Halaman II - 19
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
gambar 2.4.
Peta Geologi Kabupaten Garut
Halaman II - 20
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Dilihat dari jenis tanahnya secara garis besar, jenis tanah di wilayah Kabupaten Garut
meliputi jenis tanah aluvial, asosiasi andosol, asosiasi litosol, asosiasi mediteran, asosiasi
podsolik, dan asosiasi regosol. Dimana jenis tanah tersebut memiliki sifat-sifat tertentu
yang dapat menjadi suatu potensi maupun kendala dalam pemanfaatan lahan tertentu.
Berikut adalah sifat-sifat tanah berdasarkan jenis tanah di wilayah Kabupaten Garut:
Tanah Aluvial, jenis tanah ini secara umum tergolong ke dalam sub group entisols
terbentuk pada daerah dengan bentuk fisiografi dataran banjir. Bahan-bahan
endapan yang dibawa oleh sungai kemudian diendapkan dan terakumulasi pada
daerah ini. Sifat-sifat tanahnya kemudian banyak dipengaruhi oleh jenis bahan
endapan tersebut. Proses pengendapan yang berlangsung berulang-ulang
menyebabkan tanah yang terbentuk berlapis-lapis. Khususnya pada daerah yang
relatif dekat dengan sungai, lapisan-lapisan tersebut tidak mencirikan suatu horison
tertentu. Lapisan-lapisan tanah tersebut umumnya bervariasi baik warna maupun
distribusi besar butir bahan penyusunnya. Endapan yang pembentukannya
dipengaruhi oleh aktivitas laut memiliki karakteristik yang lebih spesifik dari pada
bahan yang terbentuk semata-mata hanya oleh endapan sungai.
Tanah Andosol, jenis tanah ini umumnya berwarna hitam, memiliki penampang yang
berkembang, dengan horizon-A yang tebal, gembur dan kaya bahan organik. Sifat
fisiknya baik, dengan kelulusan sedang. Sifat kimia sedang, peka terhadap erosi.
Batuan asal adalah andesit, tufa andesit dan dasit. Di wilayah Indonesia pada
umumnya, jenis tanah ini banyak terpakai untuk tanaman perdagangan karena kaya
akan bahan organik, N dan K, tetapi miskin akan fosfor.
Tanah Litosol, jenis tanah ini biasa disebut “laterit”. Penampang umumnya tebal,
tanah atasnya mengandung beberapa persen bahan organik. Berwarna coklat,
kuning, hingga kemerahan. Bersifat berbutir, teguh, mantap, mengandung kaolinit,
bersifat tidak plastis, dan dapat diolah pertanian sepanjang tahun. Secara kimia
tanah, jenis tanah ini miskin hara, pH rendah (4,5 – 5,0), unsur N miskin sehingga
perlu pemupukan sempurna untuk pertanian. Jenis tanah ini bersifat meniris, tahan
terhadap erosi.
Tanah Podsolik, jenis tanah ini bersifat gembur dan mempunyai perkembangan
penampang. Cenderung tidak seberapa mantap dan teguh, peka terhadap
pengikisan. Dari segi kimia, jenis tanah ini asam dan miskin, lebih asam dan lebih
miskin dari tanah latosol. Untuk keperluan pertanian, jenis tanah ini perlu
Halaman II - 21
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
pemupukan lengkap dan tindak pengawetan. Untuk jenis tanah podsolik coklat
biasanya dipakai untuk hutan lindung.
Tanah Regosol, jenis tanah ini terbentuk dari bahan induk abu dan pasir vulkan
intermedier. Bentuk wilayahnya berombak sampai bergunung. Tanah Regosol belum
jelas menempatkan perbedaan horizon-horizon. Tekstur tanah ini biasanya kasar,
tanpa ada struktur tanah, konsistensi lepas sampai gembur dan keasaman tanah
dengan pH sekitar 6-7.
Tanah Mediteran, jenis tanah ini mempunyai lapisan solum yang cukup tebal,
teksturnya agak bervariasi lempung sampai liat, dengan struktur gumpal bersudut,
sedang konsisntensinya adalah gempur sampai teguh. Kandungan bahan organik
umumnya rendah sampai sangat rendah.
Berdasarkan luasan jenis tanah tersebut dapat dilihat bahwa di Wilayah Kabupaten Garut
jenis tanah podsolik memiliki jumlah luas yang paling besar, yaitu 88.246,08 hektar atau
48,09 % dan diikuti tanah dari jenisRegosol yang mencapai 42.592,60 hektar atau 23,21
%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7.
Luasan Jenis Tanah (ha)
Nomor Jenis Tanah Hektar %
1 Aluvial 11.271,68 6,14
2 Andosol 26.029,11 14,18
3 AsosiasiLitosol 11.787,92 6,42
4 Mediteran 3.586,88 1,95
5 Podsolik 88.246,08 48,09
6 Regosol 42.592,60 23,21
Total 183.514,27 100,00
Sumber : intrepetasi peta, 2011
Halaman II - 22
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
gambar 2.5.
Peta Jenis Tanah Kabupaten Garut
Halaman II - 23
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Secara garis besar penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Garut terdiri dari 11 jenis
penggunaan lahan yaitu area pemukiman, industri, pertambangan, pesawahan,
tegalan/kering semusim, kebun campuran, perkebunan, padang/semak, hutan, perairan
darat dan pengugunaan lahan lainnya.
Dari 11 jenis penggunaan lahan tersebut diatas, penggunaan lahan berupa Hutan adalah
yang terluas yaitu 71.265 ha atau sekitar 23,25 % dari luas total wilayah kabupaten
disusul oleh penggunaan lahan kebun campuran seluas 56.109 ha atau sekitar 18,31 %
dari luas total wilayah kabupaten.
Penggunaan lahan lain yang mempunyai proporsi cukup besar di wilayah Kabupaten
Garut adalah tegalan dan pesawahan. Penggunaan lahan tegalan tercatat seluas 51.134
ha atau sekitar 16,68 % dari luas total wilayah kabupaten, sedangkan penggunaan lahan
pesawahan tercatat seluas 49.441 ha atau sekitar 16,13 %.
Untuk lebih jelasnya pola penggunaan lahan di Kabupaten Garut, dapat dilihat Gambar
Halaman II - 24
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
gambar 2.6.
Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Garut
Halaman II - 25
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman II - 26
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman II - 27
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Katoli
Kecamatan Islam Protestan Hindu Budha Jumlah
k
Kersamanah 37.786 - - - - 37.786
Cibiuk 35.383 - - - - 35.383
Kadungora 90.819 - - - - 90.819
Bl. Limbangan 83.139 - - - - 83.139
Selaawi 40.501 - - - - 40.501
Malangbong 112.488 - - - - 112.488
Jumlah 2.499.938 1.558 1.261 358 798 2.503.904
Sumber : Kabupaten Garut Dalam Angka, Tahun 2012
Tabel 2.9.
Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur
di Kabupaten Garut Tahun 2012
Kelompok Umur (Tahun) Jumlah
No Nama Kecamatan Penduduk
0-14 15-64 65 +
(Jiwa)
1 Cisewu 9.322 22.075 2.179 33.576
2 Caringin 10.455 18.127 1.512 30.094
3 Talegong 9.317 20.004 1.946 31.267
4 Bungbulang 20.209 36.854 3.657 60.720
5 Mekarmukti 5.360 9.659 899 15.918
6 Pamulihan 6.010 10.839 1.031 17.880
7 Pakenjeng 23.764 39.914 3.211 66.889
8 Cikelet 14.253 25.083 2.318 41.654
9 Pameungpeuk 13.114 23.974 2.474 39.562
10 Cibalong 13.786 25.758 1.937 41.481
11 Cisompet 17.130 30.601 2.993 50.724
12 Peundeuy 8.635 13.055 1.098 22.788
13 Singajaya 16.444 27.568 2.293 46.305
14 Cihurip 5.619 11.667 923 18.209
15 Cikajang 26.967 49.079 3.478 79.524
16 Banjarwangi 20.279 34.403 2.376 57.058
17 Cilawu 32.508 63.682 5.651 101.841
18 Bayongbong 32.976 56.948 4.777 94.701
19 Cigedug 14.449 22.900 1.477 38.826
20 Cisurupan 33.407 58.668 4.646 96.721
21 Sukaresmi 13.821 22.380 1.504 37.705
22 Samarang 25.472 43.522 3.374 72.368
Halaman II - 28
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Dengan ketersediaan lahan sawah dan darat berupa tanah untuk keperluan budidaya
tanaman semusim yang cukup luas menjadikan Kabupaten Garut sebagai daerah yang
mengembangkan aktifitas perekonomian berbasiskan sumber daya alam (pertanian),
sebagaimana ditunjukkan oleh pemanfaatan lahan untuk kepentingan sektor pertanian
yang didominasi oleh tanaman padi sawah (106,041 ha), jagung (41,734 ha), ubi kayu
(23,316 ha), pada tahun 2011.
Untuk tanaman sayuran, kendati luas arealnya berada di bawah tanaman padi dan
palawija, namun Kabupaten Garut dikenal sebagai salah satu sentra penghasil sayuran di
Jawa Barat yang mensuplai kebutuhan sayuran kota-kota besar seperti Bandung dan
Jakarta. Jenis-jenis sayuran yang dihasilkan dari daerah ini adalah kentang, kubis, petsai,
Halaman II - 29
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
kacang merah, cabe besar, tomat, dan lain-lain, yang berasal dari kecamatan Cikajang,
Cisurupan, Samarang, dan Pasirwangi.
Pada kelompok tanaman buah-buahan pada tahun 2007, pisang menempati jumlah
terbesar, yaitu 5.319.448 pohon, diikuti mangga 231.489 pohon. Mangga dan pisang
hampir dijumpai di setiap kecamatan. Populasi alpukat terbanyak terdapat di Kecamatan
Cisurupan, Karangpawitan, dan Banyuresmi. Untuk tanaman pisang terbanyak tumbuh di
Kecamatan Cilawu, Cikelet, Cibalong, dan Peundeuy. Pepaya banyak ditemukan di
Kecamatan Karangpawitan, Cilawu, Peundeuy, dan Malangbong. Sedangkan sebagai
sentra jeruk siam adalah Kecamatan Samarang, Pasirwangi, Cisurupan dan Sukaresmi.
2.4.2. Perkebunan
Perkebunan yang terdapat di kabupaten Garut dikelola oleh Perkebunan Besar Negara
dan perkebunan rakyat yang diusahakan oleh rumah tangga petani dengan luasan sempit
dan jenis tanaman yang dibudidayakan lebih beragam dengan komoditi paling banyak
ditanam adalah teh, tembakau, kelapa, akar wangi, aren, cengkeh (jenis perkebunan
rakyat)
Sedangkan untuk perkebunan Besar Negara (PTPN) jenis perkebunan yang di kelola
adalah berupa jenis tanaman teh, karet, kakao, dan kina, serta Perkebunan Besar Swasta
dengan komoditi kelapa sawit, teh dan karet. Jenis perkebunan yang paling dominan di
hasilkan dari jenis perkebunan besar negara adalah berupa teh dan karet dengan
produksi mencapai 7.309 ton (teh) dan 6.849 ton (karet). Sedangkan untuk jenis
perkebunan besar swasta jenis komoditi yang banyak di hasilkan adalah kelapa sawit
dengan produksi mencapai 49.584 ton dan disusul oleh komoditi jenis teh dengan total
produksi sebesar 1.907 ton. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.9
Halaman II - 30
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Tabel 2.10.
Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Besar Tahun 2011
Luas Tanaman (Ha) /Area (Ha) Produksi (Ton)
Tan,
Jenis Tanaman Tan, Muda Tan, Rusak Jumlah Banyak Wujud
Menghasilkan
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7
A, Perkebunan Besar Negara (PTPN)
1, Teh 88,00 3.025,00 422,00 3.535,00 7.309,00 Teh kering
2, Karet 970,00 4.527,00 347,00 5.844,00 6.849,00 Slab Tipis
3, Kakao 156,00 337,00 - 493,00 216,00 Biji
4, Kina 25,00 - - 25,00 - -
B, Perkebunan Besar Swasta
1, Teh 53,00 1.207,00 290,00 1.550,00 1.907,00 Teh kering
2, Kelapa sawit 190,00 3.099,00 - 3.289,00 49.584,00 TBS
3, Karet 579,00 2.129,00 156,00 2.864,00 1.825,00 Lump Segar
Sumber : Kabupaten Garut dalam angka, 2011
2.4.3. Pertambangan
Di Kabupaten Garut terdapat beberapa sebaran lokasi tambang, adapun jenis tambang
yang ada di Kabupaten Garut terdir atas tambang Batu Ali, tambang Batu Apung,
tambang Batu Buka, tambang Batu Gamping, tambang Batu Granit, tambang Batu Kali,
tambang Kaolin, tambang Mangan, tambang Obsidian, tambang Okar, tambang Pasir,
tambang Pirit, tambang Tospid dan Tambang ras. Adapun sebaran lokasi tambang yang
ada di Kabupaten Garut dapat dilihat pada gambar berikut.
Halaman II - 31
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
gambar 2.7.
Peta Sebaran Tambang di Kabupaten Garut
Halaman II - 32
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
1. Estraria : 24 Ha
2. Terumbu : 525 Ha
3. Padang lamun : 75 Ha
4. Mangrove : 50,9
Potensi sumberdaya lain yang terdapat di Kabupaten Garut adalah sumberdaya energi
dari pasang surut yang dapat dikonversi menjadi energi listrik terutama pada daerah-
daerah teluk dan estuaria. Sumberdaya mineral antara lain berupa biji timah, pasir, besi,
pasir pantai, batu, koblat, mangan, tembaga dan lain-lain.
Kabupaten Garut juga memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai
daerah tujuan wisata pantai dengan beragam objek wisata yang masih belum tergali
dengan optimal.
Di bidang sumberdaya hayati, Kabupaten Garut memiliki potensi sumber daya perikanan
yang cukup besar diantaranya :
Halaman II - 33
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
1. Budidaya laut: Potensi yang ada sebesar 3.400 Ha dan baru dimanfaatkan sebesar
0.5 Ha atau baru sekitar 0.01%
2. Budidaya tambak: potensi yang ada sebesar 1000 Ha dan baru dimanfaatkan sekitar
26.6 Ha atau baru termanfaatkan sekitar 2,66%
Sumber daya manusia yang berusaha di dalam penangkapan ikan di laut yaitu nelayan,
pedagang ikan dan pengolah ikan yang tersebar di 7 kecamatan pantai di Kabupaten
Garut.
Jika dilihat dari perkembangan jumlah nelayan di Kabupaten Garut yang cenderung
meningkat rata-rata 3,5% setiap tahunnya dan sebagian bersar di PPI Cilauteureun (
95%) merupakan nelayan tetap, maka keadaan nelayan cukup potensial.
Jumlah nelayan tetap tercatat 4.019 KK ini belum seberapa bila dibandingkan dengan
jumlah penduduk yang ada di daerah kecamatan pantai sesuai dengan indentifikasi
nelayan diantaranya :
1. Nelayan : 4.019 KK
2. Pedagang Ikan Bakul : 97 orang
3. Pengolah ikan : 18 Orang
4. Jaring Angon :-
5. Ikan Hias :-
6. Rumput Laut :-
Adapun fasilitas yang telah tersedia di masing-masing PPI adalah adanya gedung Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) yang berfungsi sebagai :
Halaman II - 34
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Perahu KM 17 - - -
MT 259 45 65 83
TM 1.932 65 37 247
Jumlah 2.208 100 102 330
Pancing Rawe Botol 55 - - 10
Rawe Buas 82 12 26 64
Rawe Kakap 136 29 51 72
Tonda 417 75 153 220
Kalipo 278 75 157 220
Jumlah 968 191 387 586
Jaring Gill Net 102 24 3 20
Payang 30 1 - 1
Sirang 488 215 253 307
Pukat Pantai 8 - - -
Jumlah 628 240 256 328
Biasanya pada musim biasa, para nelayan bisa memperoleh hasil tangkapan yang
dirupiahkan bisa mencapai Rp200 hingga Rp300 ribu per hari. Terlebih jika musim udang,
cumi dan sontong, nelayan mampu meraup pendapatan hingga Rp1 juta per hari.
Sebagai gantinya, ada sebagian nelayan yang memilih menggarap pertanian untuk
sementara waktu sampai cuaca kembali normal.
Halaman II - 35
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Kuda, Ojek Sepeda Motor, Angkutan Pedesaan (Angdes) dari berbagai desa menuju Kota
Kecamatan, Angkutan Kota (Angkot), Minibus dari berbagai kecamatan menuju Kota
Garut dan Bus besar dengan jurusan Garut - Jakarta, Rental Mobil dari berbagai jenis dan
Taksi.
Terminal Guntur adalah nama terminal terbesar di Kota Garut. Ada juga Kereta Api yang
menuju Jakarta kadang berhenti di beberapa Stasiun Kereta Api di Garut seperti Stasiun
Malangbong, Stasiun Cibatu, dan Stasiun Leles.
2.6. PARIWISATA
Objek dan daya tarik wisata Garut terbagi dalam dua wilayah yaitu wilayah utara dan
wilayah selatan. Bagian utara relatif lebih berkembang dibandingkan dengan Garut
selatan, hal ini dikarenakan akses yang lebih baik.
Pada umumnya di wilayah ini daya tariknya berbasis kekayaan alam seperti air panas
Cipanas, Situ Bagendit, Situ Cangkuang, Curug Citiis, Gunung Guntur, Gunung Haruman,
Gunung Papandayan dan Kawah Telaga Bodas. Ada pula wisata kria seperti (industri
kulit, batik tulis garutan, kerajinan akar wangi), wisata kuliner (dodol, jeruk, kerupuk
kulit, sambal Cibiuk), wisata budaya (Situ Cangkuang, Situ Bagendit). Selain itu terdapat
pula potensi objek dan daya tarik wisata ziarah yang cukup dikenal oleh wisatawan
tertentu.
Halaman II - 36
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Pada wilayah selatan daya tariknya berbasis kekayaan alam seperti perkebunan teh,
wisata Bahari / wisata pantai seperti Pantai Ranca Buaya dan Pameungpeuk. Maka dari
itu konsep pengembnagan pariwisata di Garut Selatan ini adalah wisata alam saja.
Halaman II - 37
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
gambar 2.10.
Peta Sebaran Lokasi Wisata Kabupaten Garut
Halaman II - 38
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
BAB III
PROFIL PPI GARUT SELATAN
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
1) Cibalong,
2) Pameungpeuk,
3) Cikelet,
4) Pakenjeng,
5) Bungbulang,
6) Mekarmukti dan
7) Caringin.
Halaman III - 2
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
3.1.2. Administratif
Halaman III - 3
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Gambar 3.1.
Peta Batas administrasi kecamatan Cikelet
Halaman III - 4
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman III - 5
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
7. Lantai : Keramik
8. Dinding : Tembok
9. Atap : Genting
10. Saluran Pembuangan : Spy Tank
11. Saluran Pemasukan Air : Paralon
12. Program Kebersihan / Sanitasi : Ada
PENANGANAN MUTU
A. Wadah ikan
a. Wadah ikan pada saat dilelang : Ada
b. Kalau ada, jenis wadah : Trays
c. Kondisi wadah : Cukup
d. Bahan wadah : Plastik
B. Penyediaan Air Bersih
a. Sumber Air : PDAM
b. Kondisi Air : Baik
c. Sumber Air Pencuci Ikan : PDAM dan Sumur Pompa
d. Sumber Air Pencuci TPI : PDAM dan Sumur Pompa
Es
a. Penyediaan Es : Ada
b. Penggunaan Es : Nelayan dan Bakul
c. Sumber Air Es : Mata air dan sumur tanah
d. Asal Es : Luar daerah
Perlakuan Terhadap Ikan
a. Ikan di beri Es : Ya
b. Ikan di beri bahan kimia : Tidak
c. Ikan dicuci : Ya
PENGOLAHAN IKAN
a. Unit pengolahan ikan sekitar TPI : Ada
b. Jenis olahan ikan : Pengasinan dan pindang
c. Jumlah pengolah masing2 jenis olahan ikan : 9 Orang
d. Kondidsi tempat pengolahan ikan : Cukup
e. Penanganan ikan bahan baku : Cukup
f. Asal ikan : Lokal
g. Produksi : 2.750 Kg
h. Kondidsi kemasan : Cukup
i. Tujuan pemasaran : Lokal, Kabupaten dan propinsi
Halaman III - 6
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Gambar 3.2.
Kondisi PPI Cilauteureun Kecamatan Cikelet
Halaman III - 7
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
3.2.2. Administratif
Halaman III - 8
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Gambar 3.3.
Peta Batas Adminstrasi Kecamatan Pameungpeuk
Halaman III - 9
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman III - 10
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
3.3.2. Administratif
Gambar 3.4.
Peta Batas Aministrasi Kecamatan Pakenjeng
Halaman III - 11
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman III - 12
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
PENANGANAN MUTU
A. Wadah ikan
a. Wadah ikan pada saat dilelang : Ada
b. Kalau ada, jenis wadah : Trays
c. Kondisi wadah : Cukup
d. Bahan wadah : Plastik
B. Penyediaan Air Bersih
a. Sumber Air : Sumur
b. Kondisi Air : sedang
c. Sumber Air Pencuci Ikan : Sumur
d. Sumber Air Pencuci TPI : Sumur
Es
a. Penyediaan Es : Tidak Ada
b. Penggunaan Es : Nelayan dan Bakul
c. Sumber Air Es : -
d. Asal Es : Luar daerah
Halaman III - 13
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
PENGOLAHAN IKAN
a. Unit pengolahan ikan sekitar TPI : Ada
b. Jenis olahan ikan : Pengasinan dan pindang
c. Jumlah pengolah masing2 jenis olahan ikan : 9 Orang
d. Kondidsi tempat pengolahan ikan : Cukup
e. Penanganan ikan bahan baku : Cukup
f. Asal ikan : Lokal
g. Produksi : - Kg
h. Kondidsi kemasan :-
i. Tujuan pemasaran : Lokal, Kabupaten dan propinsi
Gambar 3.5.
Kondisi PPI Cimarimuara Kecamatan Pakenjeng
Halaman III - 14
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman III - 15
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
3.4.2. Administratif
Gambar 3.6.
Peta Batas Administrasi Kecamatan Mekarmukti
Halaman III - 16
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman III - 17
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
PENANGANAN MUTU
A. Wadah ikan
a. Wadah ikan pada saat dilelang : Ada
b. Kalau ada, jenis wadah : Trays
c. Kondisi wadah : Cukup
d. Bahan wadah : Plastik
B. Penyediaan Air Bersih
a. Sumber Air : Sumur
b. Kondisi Air : sedang
c. Sumber Air Pencuci Ikan : Sumur
d. Sumber Air Pencuci TPI : Sumur
Es
a. Penyediaan Es : Tidak Ada
b. Penggunaan Es : Nelayan dan Bakul
c. Sumber Air Es : -
d. Asal Es : Luar daerah
Perlakuan Terhadap Ikan
a. Ikan di beri Es : Ya
b. Ikan di beri bahan kimia : Tidak
c. Ikan dicuci : Ya
PENGOLAHAN IKAN
a. Unit pengolahan ikan sekitar TPI : Ada
b. Jenis olahan ikan : Pengasinan dan pindang
c. Jumlah pengolah masing2 jenis olahan ikan : 9 Orang
d. Kondidsi tempat pengolahan ikan : Cukup
e. Penanganan ikan bahan baku : Cukup
f. Asal ikan : Lokal
g. Produksi : - Kg
h. Kondidsi kemasan :-
i. Tujuan pemasaran : Lokal, Kabupaten dan propinsi
Halaman III - 18
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Gambar 3.7.
Kondisi PPI Ciliab, Rancabuaya, Kecamatan Caringin
Halaman III - 19
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
BAB IV
ANALISIS PENENTUAN LOKASI
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
etelah melakukan survey ke lokasi rencana pabrik es di wilayah garut selatan maka di
peroleh data primer sebagai berikut :
Halaman IV - 1
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman IV - 2
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
PPI
Halaman IV - 3
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman IV - 4
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman IV - 5
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
PPI pantai
Cimarimuara
Halaman IV - 6
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman IV - 7
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman IV - 8
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman IV - 9
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman IV - 10
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman IV - 11
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Gambar 4.6 Peta Jarak Antar Lokasi PPI di Wilayah Garut Selatan
Tabel 4.1.
Resume Hasil Survey terhadap Kondisi dan Alternatif Lokasi Pabrik Es
No Faktor PPI Cilauteureun PPI Ranca Buaya PPI Cimari PPI Cibalong PPI Cicalobak
Jarak Ke PPI Santolo 0 42 km 20 km 12 km
1 Jarak Ke PPI Ranca Buaya 42 km 0 22 km 30 km
2 Jarak Ke PPI Cimari 20 km 22 km 0 8 km
3 Jarak Ke PPI Cibalong 0
4 Jarak Ke PPI Cicalobak 12 km 30 km 8 km 0
5 Jarak Ke Jalan Utama 2 km 1,5 km 1,7 km 600 m
6 Jarak Ke Pantai 20 m 30 m 20 m 50 m
7 Jarak Ke Sumber Air 2,3 km 6,5 km 0m 5 km
8 Jarak Ke Listrik (Gardu) 3 km 45 km 23 km 15 km
9 Rata-rata Kapal yang berlayar tiap pagi 6-8 0-3 0-3 0-2 0-2
10 Luasan Tanah Kosong 480 m² 320 m² 250 m² 250 m² 250 m²
11 Rata-Rata Kebutuhan es Balok 110 40 30 20 20
12 Harga es Balok 50 kg 24000 27000 27000 22500 27000
13 Harga Listrik per Kwh industri 1380 1380 1380 1380 1380
15 Harga Air PDAM per M3 2100 2100 2100 2100 2100
16 Harga Garam 200 - 300 / kg 200 - 300 / kg 200 - 300 / kg 200 - 300 / kg 200 - 300 / kg
Halaman IV - 12
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan baik di instansi pemerintah daerah baik di
tingkat provinsi jawa barat maupun di tingkat Pemerintah Daerah kabupaten Garut di
peroleh data mengenai jumlah Armada tangkap dan jumlah produksi ikan tangkap laut
yang akan di jadikan dasar untuk melakukan perhitungan kebutuhan pasar atau
permintaan dari Es balok itu sendiri.
Tabel 4.2.
Data Armada Tangkap yang dimiliki Kabupaten garut dan 2 kota terdekat
NAMA KEPMEN JUMLAH UNIT API
No NAMA LOKAL
06/MEN/2011 <5 5-10 10-20 10-30 30-50 50-100 100-200
1 Kab/kota
Kab.Cianjur
pureseine pure seine
Gillnet Gillnet 43
dogol dogol
payang payang
Jaring Cumi bouke ami
pancing ulur Pancing Ulur 77
Rawe Long Line 34
JUMLAH 154 0 0 0 0 0 0
Halaman IV - 13
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Tabel 4.3.
Data Teknis Armada Kapal Tangkap Ikan dan Kebutuhan Operasional Melaut
KAPAL 3 GT
UKURAN 10 m X 1.2 m x 1.2 m
PALKA 1.5 m x 1 m x 1 m atau (1 m x 0.5 m x 0.5 m) x 2
BAHAN PEMBUAT KAPAL Fiber
HARGA BAHAN BAKAR 7000-7500/Liter
AIR 20 Liter - 60 Liter
BERAS 5 Kg
ABK 1-3 Orang
Puncak sedang Paceklik
HASIL > 1 kw ± 40 kg 10 kg - 15 kg
JENIS IKAN Layur, tongkol kakap, lobster, tenggiri kakap, lobster
ALAT TANGKAP sirang, gillnet, pancing sirang, pancing gillnet pancing, sirang
LAMA TRIP 6 Jam - 3 hari 6 Jam - 3 hari 4 jam - 8 jam
BANYAK TRIP 1-3/hari 1 kali/hari 2-3kali/bulan
BAHAN BAKAR 10-30 Liter 10-30 liter 10-20 liter
PENGGUNAAN ES BALOK 2-5 balok 2-5 balok 1-2 balok
KAPAL 5 GT
UKURAN 10 m x 1.5 m x 1.5 m
PALKA (1.5 m x 1 m x 1 m) x 2
BAHAN PEMBUAT KAPAL Fiber
HARGA BAHAN BAKAR 7000-7500/Liter
AIR 40 Liter - 60 Liter
BERAS 5 Kg
ABK 3-4 Orang
Puncak sedang Paceklik
HASIL >3 Kw 1 Kw - 2Kw <1 Kw
JENIS IKAN Layur, tongkol, kakap, tenggiri kakap, tenggiri kakap, tenggiri
ALAT TANGKAP sirang, gillnet, pancing gillnet, pancing gillnet, pancing
LAMA TRIP 6 jam - 3 hari 6 jam - 3 hari 4 jam - 8 jam
BANYAK TRIP 1-2 kali/hari 1 kali/hari 2-3kali/bulan
BAHAN BAKAR 20 - 40 Liter 20 - 40 Liter 20 Liter
PENGGUNAAN ES BALOK 5-8 Balok 5-8 Balok 2-5 balok
Halaman IV - 14
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
KAPAL 10 GT
UKURAN 15 m x 3.5 m x 1.5 m
PALKA (1.8 m x 1.2 m x 1.5 m)x3
BAHAN PEMBUAT KAPAL Kayu
HARGA BAHAN BAKAR 6500/Liter
AIR 500-600 liter
BERAS 10 - 25 Kg
ABK 4 -5 Orang
Puncak sedang Paceklik
HASIL 2 ton 1 ton 5 kw
JENIS IKAN kakap, tenggiri, entong kakap, tenggiri, entong kakap, tenggiri, entong
ALAT TANGKAP Pancing, gillnet Pancing, gillnet Pancing, gillnet
LAMA TRIP 4-7 hari 3-5 hari 3-4 hari
BANYAK TRIP 3 kali/bulan 4 kali/bulan 1-2 kali/bulan
BAHAN BAKAR 50-150 liter/trip 50-100 liter/trip 50 liter
PENGGUNAAN ES BALOK 20 balok 15 balok 10 balok
KAPAL 20 GT
UKURAN 22 m x 5,6 m x 2,2 m
PALKA (1.8 m x 1,5 m x 1.5 m)x3
BAHAN PEMBUAT KAPAL Kayu
HARGA BAHAN BAKAR 6500/Liter
AIR 600-800 liter
BERAS 40-50 kg
ABK 7-8 Orang
Puncak sedang Paceklik
HASIL 3-4 Ton 1-2 ton 5 kw-1 Ton
JENIS IKAN kakap, tenggiri, entong kakap, tenggiri, entong kakap, tenggiri, entong
ALAT TANGKAP Pancing, gillnet Pancing, gillnet Pancing, gillnet
LAMA TRIP 5-10 hari 5-8 hari 4 hari
BANYAK TRIP 3 kali/ bulan 3 kali per bulan 4 kali/bulan
BAHAN BAKAR 100-300 liter 100-300 liter 100 liter
PENGGUNAAN ES BALOK 28-35 balok 28-35 balok <20 balok
Pemilihan lokasi pabrik merupakan salah satu hal yang penting dalam perancanagan pabrik
yang memproduksi barang maupun jasa. Dengan demikian strategi lokasi adalah hal yang
tidak dapat diabaikan dalam proses perancangan. Alasan yang mendasarinya diantaranya
yaitu sektor barang memerlukan lokasi untuk melakukan kegiatan pembuatan produk barang
Halaman IV - 15
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
tersebut atau tempat memproduksi (pabrik) sedangkan untuk sektor jasa memerlukan
tempat untuk dapat memberikan pelayanan bagi konsumen.
Pertimbangan lain dalam perencanaan dan pemilihan lokasi pabrik yaitu faktor sumber
bahan baku, area pemasaran, dan tersedianya tenaga kerja. Setiap pabrik akan berusaha
menjaga agar penyaluran bahan baku dapat berkesinambungan dengan harga layak dan
transportasi rendah. Berbagai industri memilih tempat fasilitas produksinya di dekat area
pemasaran dengan tujuan untuk memperpendek jaringan distribusi produk sehingga cepat
sampai di tangan konsumen.
Pemilihan lokasi pabrik secara umum bisa dikelompokkan berdasarkan beberapa faktor.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan penentuan lokasi adalah:
Halaman IV - 16
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman IV - 17
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Tabel 4.4.
Jarak Antara PPI
No Faktor PPI Cilauteureun PPI Ranca Buaya PPI Cimari PPI Cibalong PPI Cicalobak
Jarak Ke PPI Santolo 0 42 km 20 km 12 km
1 Jarak Ke PPI Ranca Buaya 42 km 0 22 km 30 km
2 Jarak Ke PPI Cimari 20 km 22 km 0 8 km
3 Jarak Ke PPI Cibalong 0
4 Jarak Ke PPI Cicalobak 12 km 30 km 8 km 0
5 Jarak Ke Jalan Utama 2 km 1,5 km 1,7 km 600 m
6 Jarak Ke Pantai 20 m 30 m 20 m 50 m
7 Jarak Ke Sumber Air 2,3 km 6,5 km 0m 5 km
8 Jarak Ke Listrik (Gardu) 3 km 45 km 23 km 15 km
9 Rata-rata Kapal yang berlayar tiap pagi 6-8 0-3 0-3 0-2 0-2
10 Luasan Tanah Kosong 480 m² 320 m² 250 m² 250 m² 250 m²
11 Rata-Rata Kebutuhan es Balok 110 40 30 20 20
12 Harga es Balok 50 kg 24000 27000 27000 22500 27000
13 Harga Listrik per Kwh industri 1380 1380 1380 1380 1380
15 Harga Air PDAM per M3 2100 2100 2100 2100 2100
16 Harga Garam 200 - 300 / kg 200 - 300 / kg 200 - 300 / kg 200 - 300 / kg 200 - 300 / kg
Halaman IV - 18
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Metode pemilihan lokasi pada studi kelayakan pabrik es di wilayah garut selatan
menggunakan Metode Factor Rating, dimana dasar pemilihan metode ini di karenakan pada
ketersediaan data yang terbatas , serta posisi pengguna produk adalah para nelayan yang
notabene berada di sekitar wilayah pantai.
Penentuan lokasi usaha dengan metode ini dilakukan dengan beberapa langkah sebagai
berikut :
Tabel 4.5.
Skoring Pemilihan Lokasi Rencana Pabrik Es Di Wilayah Garut Selatan
PPI Cilauteureun PPI Ranca Buaya PPI Cimari PPI Cibalong PPI Cicalobak
Faktor Bobot
Nilai BXN Nilai BXN Nilai BXN Nilai BXN Nilai BXN
Pasar 30% 110 33 40 12 30 9 20 6 20 6
Bahan Baku 15% 110 16,5 40 6 30 4,5 20 3 20 3
Tenaga kerja 10% 110 11 40 4 30 3 20 2 20 2
Energi 20% 30 6 30 6 30 6 30 6 30 6
Transportasi 20% 20 4 30 6 20 4 50 10 50 10
Pengembangan 5% 22 1,1 8 0,4 6 0,3 4 0,2 4 0,2
Total Skor 100% 71,6 34,4 26,8 27,2 27,2
Halaman IV - 19
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Dari hasil perhitungan menggunakan metode factor rating maka di peroleh nilai terbesar
adalah untuk lokasi cilauteureun dengan skor 71,6 point. Sehingga bisa di di simpulkan
lokasi rencana pabrik es akan di tempatkan di lokasi dekat PPI Cilauteureun kecamatan
Cikelet.
Faktor-faktor non teknis yang perlu menjadi pertimbangan di dalam menentukan lokasi
pabrik es di wilayah Garut Selatan disamping masalah teknis perhitungan Rating Factor
adalah sebagai berikut :
Sehingga jika akan di ambil kesimpulan mengenai lokasi terpilih dari rencana pabrik es di
wilayah garut selatan yang akan di bangun maka dengan mempertimbangkan kondisi teknis
dimana diambil Dari hasil perhitungan menggunakan metode factor rating maka di peroleh
nilai terbesar adalah untuk lokasi cilauteureun dengan skor 71,6 point, namun data non
teknis bahwa wilayah sekitar TPI Cilauteureun merupakan Kawasan strategis nasional yang
mempunyai aturan di dalam pemanfaatannya, maka di ambil kesimpulan bahwa lokasi
pabrik di posisikan di wilayah antara jalan utama wilayah Pameungpeuk (di lihat pada
gambar 4.) sampai dengan wilayah Kecamatan Cibalong. Sehingga keberadaan pasar yang
besar di cilauteureun. Sehingga konsiderasi volume ikan tangkap yang besar di cilauteureun
dan adanya tambak udang yang cukup besar di sekitar TPI Cijeruk dan kebutuhan non
nelayan yang di harapkan cukup besar di wilayah kecamatan Cibalong bisa di penuhi oleh
Rencana Pabrik Es nantinya tentunya dengan pembiayan dan operasional pabrik es yang
Halaman IV - 20
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
seefektif danefisien mungkin tanpa perlu menabrak aturan pemanfaatan lahan di kawasan
Kawasan Strategis Nasional di wilayah cilauteureun .
13 km
8 km
26km
17 km
Jika melihat karakteristik dari konsumen pengguna produk es balok, maka volume kapasitas
produksi pabrik es tidak terlepas dari kegiatan nelayan di dalam melakukan kegiatan
penangkapan dan kegiatan penyimpanan ikan. Dari data primer yang diperoleh dari lokasi
survey dimana di peroleh data kegiatan penangkapan di bagi menjadi 3 kondisi yaitu waktu
Peak Season, Middle Season dan Low Season.
Tabel 4.6.
Halaman IV - 21
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Perahu (Unit)
No PPI KM MT TM
Jumlah Keb Es Jumlah Keb Es Jumlah Keb Es
1 Cilauteureun 14 15 221 1.105 125 375
2 Cijeruk 45 225 65 195
3 Cimarimuara 50 250 37 111
4 Ranca Buaya 176 880 247 741
Jumlah Balok es 14 210 492 2.460 474 1.422
Jumlah kapal Beroperasi 4 63 148 738 142
Peak Season 3 44,1 59 295 57 171
Low Season 1 12,6 30 148 28 57
Kebutuhan Es Balok Per hari 217
Sehingga total Produksi dari pabrik es yang di rencanakan adalah pabrik es dengan
kapasitas 10 ton sehari atau 200 balok dalam satu hari. Volume ini juga di sesuaikan
dengan ketersediaan peralatan yang umum di sediakan oleh vendor alat pembekuan es
balok di Indonesia .
Volume tersebut mampu mengatasi kondisi peak season dari kegiatan penangkapan nelayan
sekaligus mampu mensuplay es ke daerah selatan sekitar kabupaten Garut seperti
kabupaten Cianjur dan kabupaten Tasikmalaya.
Halaman IV - 22
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Air sebagai bahan baku utama sangat menentukan kelangsungan pabrik es, oleh
karena itu keberadaan sumber air menjadi sangat penting. Air sebagai bahan baku
harus memenuhi persyaratan SNI 01-4872.1-2006 tentang Es untuk penanganan Es
untuk penanganan ikan.
Sumber air sebagai bahan baku yang digunakan untuk pembuatan es dapat berasal
dari:
1. Sumur bor;
2. Perusahaan Air Minum (PAM/PAMD);
Adapun kapasitas sumber air yang diperlukan adalah minimal 1,5 kali dari kapasitas
pabrik es, misalnya kapasitas pabrik es 10 ton/hari maka kapasitas sumber air
idealnya minimal 15 ton/hari;
Sumber tenaga listrik untuk menggerakan unit pendingin atau pabrik es adalah
tenaga listrik PLN atau generator set (genset). Dalam menentukan pilihan ini harus
cermat, pertimbangkan sisi efisiensinya baik secara teknis maupun ekonomis.
Halaman IV - 23
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
kecil atau sekitar 22 kva (jika listrik mati rata-rata > 3 jam) dan genset
ini diperlukan hanya untuk;
- menggerakan agitator, agar air garam dalam brine tank (bak air
garam) tetap berputar (sirkulasi) untuk menstabilkan suhu air garam;
- menggerakkan derek (hoist), jika pada saat sedang bongkar es tiba-
tiba listrik mati;
Halaman IV - 24
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Refrigeran yang ideal harus memiliki viskositas yang rendah baik pada fasa cair
dan gas untuk mengurangi penurunan tekanan (pressure drop).
4. Toxicity
Toxicity merupakan sifat beracun suatu refrigeran. Sebenarnya semua refrigeran
beracun (kecuali udara) dan sifat toxicity refrigeran sangat relative karena sifat
racun refrigeran akan timbul ketika konsentrasinya dalam udara sangat tinggi.
Refrigeran seperti CFC dan HCFC tidak akan beracun ketika bercampur dengan
udara sekitar, namun jika CFC dan HCFC terbakar maka akan menghasilkan gas
yang sangat beracun (phosgene-COCl2).
Beberapa organisasi seperti ASHRAE (American Society of Heating &
Reftigerating and Air Conditioning Engineers), HMIS (Hazardous Material
Identification System), NFPA (National Fire Protection Association), NRSC
(The National Refrigeration Safety Code), and NBFU (National Board of Fire
Underwriters) mengelompokan refrigeran yang dapat bersifat racun dengan cara
kontak langsung, mellui pernafasan ataupu lewat pencernaan.
ASHRAE mengelompokkan tingkat beracun refrigeran dengan huruf A dan B.
Kelompok A merupakan refrigeran yang tidak beracun dan kelompok B
merupakan refrigeran yang beracun. Tingkat beracun ini diukur pda konsentrasi
refrigeran di bawah 400 ppm. Contoh kelompok A : R-11, R-12, R-22, R-134a, R-
500, R-502, R-507A, R-741 dan contoh kelompok B : R-40, R-123, R-717, R-764.
5. Flammability
Flammability merupakan sifat mudah terbakarnya suatu refrigeran. Refrigeran
yang ideal haruslah tidak mudah terbakar. ASHRAE mengelompokkan tingkat
flammability refrigeran dalam nomor 1, 2 dan 3. Refrigeran kelompok nomor 1
adalah refrigeran dengan yang tidak mudah terbakar, seperti R-11, R-12,R-12, R-
22, R-123, R-125, R-500, R-502, etc. Refrigeran kelompok nomor 2 adalah
refrigeran yang tingkat flammability-nya rendah, seperti R 717. Refrigeran
Halaman IV - 25
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman IV - 26
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman IV - 27
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
2. Electro Motor
3. Valve Control
Stop valve : MGO 15 A, 20A, 32 A, 65 A & 80 A
Solenoid valve : 30 MVL1 15A, 220 V, 50 HZ
Expantion valve : MEO 15A
Float Switch : Mycom 65 RK
Pressure gauge : BU 100 D x 1,5 & 2,0 Mpa
Safety valve : SVS 15A 19,5 & 9,5 kg/cm
Check valve horizontal : CK – 40 FG
Halaman IV - 28
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
7. Suction Trap
Jumlah : 1 (satu) unit
Diameter shell : 457,2 & 254 mm
Panjang shell : 1200 mm & 1100 mm
Tebal Plat shell : 10 mm
Konstruksi : las listrik, cat anti corrosive,
8. Receiver
Jumlah : 1 (satu) unit
Diameter shell : 508 mm atau 20 “
Panjang shell : 3.000 mm
Tebal Plat shell : 10 mm
Konstruksi : las listrik, cat anti corrosive, safety valve sight glass top
coating finish & bracket
9. Oil Separator
Jumlah : 1 (satu) unit
Diameter shell : 318,6 mm atau 14 “
Panjang : 1.000 mm
Tebal : 10 mm
Konstruksi : las listrik, cat anti corrosive, safety valve sight glass,top
coating finish & bracket
10. Accumulator
Jumlah : 1 (satu) unit
Diameter shell : 318,6 mm
Panjang : 1.000 mm
Tebal : 10 mm
Konstruksi : las listrik, cat anti corrosive, safety valve sight glass, top coating
finish & bracket
Halaman IV - 29
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Kapasitas : 50 Kg
Ukuran atas : 260 mm x 260 mm
Ukuran bawah : 240 mm x 240 mm
Tinggi : 1.150 mm
Tebal plat : 2 mm
Gambar 4.11 Agitator Sirkulasi Air Garam dan Blower air jernih
Halaman IV - 30
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman IV - 31
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Terbuat dari Plat Besi 4 – 5 mm, lengkap dengan 3 (tiga) buah lifting point.
Sistem
refrigerasi
primer
Cetakan es
Brine /refrigeran
sekunder
Halaman IV - 32
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman IV - 33
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
2. Ice Storage
Ice Storage atau gudang es diperlukan agar kontinuitas produksi tidak terganggu akibat
daya serap pasar kurang. Pada musim ikan kebutuhan es cukup tinggi namun sebaliknya jika
tidak musim ikan, pada saat itulah diperlukan gudang untuk menyimpan es.
Ice storage ini dirancang dengan suhu ruangan – 5° C sehingga perlu dilengkapi dengan
unit pendingin (refrigeration unit) agar es ini tidak mencair, adapun kapasitas ice storageini
idealnya 3 (tiga) kali kapasitas pabrik es.
Halaman IV - 34
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
BAB V
Pabrik es adalah suatu unit produksi untuk membuat dan menghasilkan es dalam bentuk es
balok ataupun flake ice sebagai bahan pembantu untuk mendinginkan hasil perikanan dalam
rangka mempertahankan mutu ikan.
Pekerjaan pembangunan pabrik es terdiri dari pekerjaan sipil yaitu bangunan pabrik dan
pekerjaan mekanikal yaitu instalasi unit refrigerasi atau unit pendingin dimana dalam unit ini
terjadi proses pendinginan/pembekuan bahan baku air menjadi es. Adapun komponen yang di
instal ini antara lain adalah compressor, condensor, receiver, evaporator (verdamper), brine
tank (bak air garam), suction trap, accumulator, oil separator, agitator, control valve dan
instalasi listrik sebagai sumber tenaga untuk menggerakan unit pendingin tersebut.
Secara teknis, jika seluruh komponen yang di instal ini tidak sesuai dengan kapasitas yang
telah ditentukan (salah perhitungan), maka proses pembekuan air menjadi es tidak tercapai
atau proses pembekuannya memerlukan waktu yang cukup lama sehingga tidak efisien, oleh
karena itu; penentuan, perhitungan dan pemeriksaan spesifikasi teknis dari komponen –
komponen tersebut menjadi sangat penting. Jika tidak, maka hasil yang diperoleh bukannya
air beku (es) tapi hanya air dingin yang tidak mempunyai nilai jual.
Proses pendinginan ini terjadi pada saat freon atau amonia (refrigerant) disirkulasikan
oleh compressor keseluruh komponen dengan tekanan tinggi dan pada saat masuk ke
evaporator (verdamper) melalui katup ekspansi (expantion valve) terjadi proses penurunan
tekanan & temperatur (yang disebut proses pendinginan). Melalui verdamperini, air garam
dalam brine tank didinginkan hingga mencapai suhu – 15° C atau lebih rendah lagi sehingga
dapat membekukan air dalam ice can (cetakan es) yang direndam dalam brine tank tersebut.
Secara ekonomis, dalam perhitungan biaya operasional pabrik es, komponen biaya yang
cukup menentukan adalah komponen biaya untuk tenaga listrik (PLN atauGenerator Set)
sebagai tenaga penggerak unit pendingin tersebut. Penentuan atau pemilihan penggunaan
sumber tenaga listrik tersebut harus hati-hati karena dampaknya cukup berarti, sebagai
contoh; jika menggunakan PLN sebagai sumber tenaga listrik akan ada penghematan biaya
operasional sekitar 30 % dibanding menggunakan Generator Set.
Halaman V - 1
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Selain besarnya pasar yang di layani , kondisi lokasi rencana pabrik Es Balok di
cilauteureun cenderung mempunyai fasilitas infrastruktur yang cukup lengkap dan
memadai jika akan di kembangkan pabrik es, dimana adanya lahan terbuka dengan
luas sekitar 120 m2 (di dekat SPBU tidak terpakai) dan sudah tersedianya sumber
listrik PLN yang memadai serta sudah tersedianya sarana air baku/PDAM ataupun dari
sumber lain yang dekat yang mampu mensupport ketersediaan bahan baku air untuk
pembuatan es balok
Dari sisi kebencanaan maka posisi cilauteureun yang agak menjorok ke daratan
mempunyai keuntungan pengurangan akibat bencana tsunami. Kondisi morfologi
yang cenderung datar juga mengindikasikan bahwa lokasi rencana pabrik es di
cilauteureun cenderung tidak mempunyai bahaya kebencanaan pergerakan tanah.
Selain itu kondisi insfrastruktur jalan yang baik dan memadai akan memudahkan
pihak perusahaan untuk mengevakuasi karyawannya jika terjadi bencana.
Halaman V - 2
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
b. Condensing unit
Dalam aplikasinya, terdapat tiga jenis condenser berdasarkan media
pendinginnya, yaitu :
Halaman V - 3
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Refrigerant vapor in
Shell
Halaman V - 4
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
c. Evaporator unit
Evaporator berfungsi untuk menguapkan refrigerant, dalam hal ini refrigeran akan
mengambil panas dari sistem. Dalam sistem refrigerasi yang besar (umumnya tipe shell
and tube), evaporator salah satu tipe yang dipakai adalah Tipe Flooded Evaporator.
Refrigeran dari XV akan masuk menggenangi shell yang di dalamnya berisi pipa yang berisi
air. Air hangat yang masuk di dalam pipa akan diserap panasnya oleh refrigeran yang
menggenangi shell. Akibat perpindahan panas ini, refrigeran yang menggenangi shell akan
menguap dan uap refrigeran akan naik menuju kompresor, sedangkan air yang keluar dari
shell akan menjadi dingin. Flooded evaporator biasanya dilengkapi oleh sensor level liquid
refrigeran di dalam shell yang terhubung dengan mekanisme kerja electronic expansion valve
sehingga akan mengatur banyaknya refrigeran yang akan masuk ke dalam shell untuk
menjaga tingkat terendah refrigeran yang menggenangi shell.
Halaman V - 5
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Kepala Unit
Dalam Simulasi perhitungan kelayakan finansial , maka ada 2 alternatif simulasi kelayakan
finansial terhadap rencana pembangunan pabrik es di wilayah garut selatan yaitu :
a. Simulasi perhitungan Kelayakan dengan format investasi murni dari investor swasta.
Dengan modal sendiri sebesar 25% dan pinjaman perbankan sebesar 75% dari total
biaya pembangunan
b. Simulasi biaya perhitungan kelayakan dengan format dimana fixed asset berupa
tanah untuk kegiatan pabrik seluas 200 m2 di sediakan oleh pemerintah daerah.
Dengan persayaratan bahwa tanah tersebut selama 20 tahun di pinjamkan ke pihak
swasta/investor.
Pada Skema investasi dan perhitungan kelayakan finansial ini, semua biaya pembangunan ,
pengadaan tanah, pembangunan bangunan pabrik dan penyambungan jaringan listrik industri
di bebankan kepada pihak investor.
Halaman V - 6
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Tabel 5.1.
Daftar Komponen peralatan dan Biaya Pembangunan Pabrik Es Balok Kapasitas 10
Ton/hari
No Komponen Peralatan Pabrik Es Biaya
A Mekanikal
1 Kompresor N8WA 45 KW
Electro motor
Sasis, pulley, fan belt
Jumlah Rp 245.385.000
2 Brine tank
Plat kapal
siku
styroform (polyurethan)
Jumlah Rp 116.235.000
3 Shell and tube condensor Rp 165.496.500
4 Brine coil Rp 110.146.500
5 Amonia receiver Rp 16.605.000
6 Oil separator Rp 19.372.500
7 Accumulator Rp 18.819.000
8 Suction trap Rp 4.428.000
9 ice can 50 kg Rp 143.356.500
10 ice can frame Rp 60.885.000
11 Ice can dumper Rp 13.284.000
12 Ice can filler Rp 7.749.000
13 Brine agitator Rp 9.409.500
14 Crane hoist Rp 38.745.000
15 NH3 piping dan accessories Rp 33.210.000
16 Valve control Rp 33.210.000
17 Cooling tower Rp 99.630.000
18 Water pum and instalation Rp 11.070.000
19 Filling water pump Rp 7.749.000
20 Water control valve and piping Rp 3.321.000
21 Brine tangk wooden cover Rp 22.140.000
22 Running tes
Amonia, oil, solar
garam
Jumlah Rp 30.750.000
B Pekerjaan electrikal
Kabel kabel dan accessories
Panel control
jumlah Rp 55.350.000
C Biaya Pemasangan Jaringan Listrik Industri Rp 125.000.000
D Biaya Pekerjaan Bangunan Sipil 140 m2 Rp 280.000.000
E Biaya Pengadaan Lahan Pabrik 200 m2 Rp 50.000.000
F Pekerjaan pemasangan ( perakitan dan instalasi) dan pengetesan Rp 73.800.000,00
TOTAL BIAYA PEMBANGUNAN PABRIK ES Rp 1.795.146.500,00
Halaman V - 7
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Tabel 5.3.
Biaya Operasional dan Margin Perusahaan
Biaya Jumlah
No Uraian Volume Satuan
(Rp) (Rp)
A. Biaya Operasional Per Bulan
1. Biaya listrik 40 KVA 1 bulan 33.120.000 33.120.000
2. Oli Compressor 10 liter 25.000 250.000
3. Garam 500 Kg 1.000 500.000
4. Gaji karyawan;
- Kepala Unit 1 Orang 2.500.000 2.500.000
- Tenaga administrasi & Penjualan 1 Orang 1.250.000 1.250.000
- Staff administrasi & Penjualan 2 Orang 1.250.000 1.250.000
- Teknisi 1 Orang 1.250.000 1.000.000
- Operator 4 Orang 1.150.000 3.000.000
5. Uang makan 180 org/bln 15.000 2.700.000
6. Lain – lain 1 Bulan 4.500.000 4.500.000
JUMLAH 50.070.000
B. Biaya Operasional Pabrik es untuk produksi 5.000 balok/bulan sebesar Rp. 50.070.000Sehingga dapat
dihitung Biaya Produksi per balok es sebesar Rp. 10.014,-
C. Penjualan- Jika Harga per balok Rp. 18.000- Keuntungan per balok Rp. 18.000 – Rp. 10.014 = Rp.
7.986,-
D. Keuntungan
- Per Hari (Balok) 200 7.986 1.597.200
- Per bulan (Balok) 5.000 7.986 39.930.000
- Per Tahun (Balok) 12 39.930.000 479.160.000
Halaman V - 8
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Tabel 5.4.
Tabel Nilai Penjualan Es Balok
Tabel 5.5.
Skema Peminjaman Dana Investasi
SKEMA PEMINJAMAN DANA INVESTASI
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PABRIK ES
75 % pinjaman sektor Perbankan Unit : Rp.
TAHUN PINJAMAN BUNGA LOAN INSTALLMENT TOTAL PEMBAYARAN
0 1.346.359.875 - - -
1 1.276.734.839 188.490.383 69.625.036 258.115.419
2 1.197.362.297 178.742.877 79.372.541 258.115.419
3 1.106.877.600 167.630.722 90.484.697 258.115.419
4 1.003.725.045 154.962.864 103.152.555 258.115.419
5 886.131.132 140.521.506 117.593.913 258.115.419
6 752.074.072 124.058.359 134.057.060 258.115.419
7 599.249.023 105.290.370 152.825.049 258.115.419
8 425.028.468 83.894.863 174.220.556 258.115.419
9 226.417.034 59.503.985 198.611.433 258.115.419
10 0 31.698.385 226.417.034 258.115.419
11 0 0 258.115.419 258.115.419
12 0 0 258.115.419 258.115.419
13 0 0 258.115.419 258.115.419
14 0 0 258.115.419 258.115.419
15 0 0 258.115.419 258.115.419
Tabel 5.6.
Tabel Perhitungan Break even Point
Halaman V - 9
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
OPERASIONAL PABRIK
PARTICULARS
TH - 0 (Rp) TH - 1 (Rp) TH - 2 (Rp) TH - 3 (Rp) TH - 4 (Rp) TH - 5 (Rp) TH - 6 (Rp) TH - 7 (Rp) TH - 8 (Rp) TH - 9 (Rp) TH - 10 (Rp) TH - 11 (Rp) TH - 12 (Rp) TH - 13 (Rp) TH - 14 (Rp) TH - 15 (Rp) TH - 16 (Rp) TH - 17 (Rp) TH - 18 (Rp) TH - 19 (Rp) TH - 20 (Rp)
NILAI PENJUALAN ES BALOK 0 864.000.000 1.220.400.000 1.360.800.000 1.501.200.000 1.641.600.000 1.782.000.000 1.922.400.000 2.062.800.000 2.203.200.000 2.343.600.000 2.527.200.000 2.710.800.000 2.894.400.000 3.078.000.000 3.261.600.000 3.445.200.000 3.628.800.000 3.812.400.000 3.996.000.000 4.179.600.000
BIAYA PENGELUARAN
- BIAY A PRODUKSI 0 400.440.000 440.484.000 484.532.400 532.985.640 586.284.204 644.912.624 709.403.887 780.344.276 858.378.703 944.216.573 1.038.638.231 1.142.502.054 1.256.752.259 1.382.427.485 1.520.670.234 1.672.737.257 1.840.010.983 2.024.012.081 2.226.413.289 2.449.054.618
- BIAY A BAHAN BAKU 0 6.000.000 6.600.000 7.260.000 7.986.000 8.784.600 9.663.060 10.629.366 11.692.303 12.861.533 14.147.686 15.562.455 17.118.700 18.830.570 20.713.627 22.784.990 25.063.489 27.569.838 30.326.822 33.359.504 36.695.454
- BIAY A SDM PABRIK 0 48.000.000 52.800.000 58.080.000 63.888.000 70.276.800 77.304.480 85.034.928 93.538.421 102.892.263 113.181.489 124.499.638 136.949.602 150.644.562 165.709.018 182.279.920 200.507.912 220.558.703 242.614.574 266.876.031 293.563.634
- BIAY A SDM PIMPINAN & ADM 0 60.000.000 69.000.000 79.350.000 91.252.500 104.940.375 120.681.431 138.783.646 159.601.193 183.541.372 211.072.578 242.733.464 279.143.484 321.015.006 369.167.257 424.542.346 488.223.698 561.457.252 645.675.840 742.527.216 853.906.299
- BIAY A BUNGA DAN PEMBIAYAAN 0 188.490.383 178.742.877 167.630.722 154.962.864 140.521.506 124.058.359 105.290.370 83.894.863 59.503.985 31.698.385 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
- DEPRESIASI & AMORTISASI 0 166.966.317 166.966.317 166.966.317 166.966.317 166.966.317 155.896.317 155.896.317 155.896.317 155.896.317 155.896.317 27.416.667 27.416.667 27.416.667 27.416.667 27.416.667 8.750.000 8.750.000 8.750.000 8.750.000 8.750.000
TOTAL PENGELUARAN 0 869.896.699 914.593.194 963.819.438 1.018.041.321 1.077.773.802 1.132.516.271 1.205.038.514 1.284.967.372 1.373.074.173 1.470.213.028 1.448.850.454 1.603.130.506 1.774.659.065 1.965.434.055 2.177.694.156 2.395.282.356 2.658.346.776 2.951.379.317 3.277.926.040 3.641.970.005
KEUNTUNGAN SEBELUM PAJAK 0 -5.896.699 305.806.806 396.980.562 483.158.679 563.826.198 649.483.729 717.361.486 777.832.628 830.125.827 873.386.972 1.078.349.546 1.107.669.494 1.119.740.935 1.112.565.945 1.083.905.844 1.049.917.644 970.453.224 861.020.683 718.073.960 537.629.995
PAJAK -589.670 30.580.681 39.698.056 48.315.868 56.382.620 64.948.373 71.736.149 77.783.263 83.012.583 87.338.697 107.834.955 110.766.949 111.974.094 111.256.595 108.390.584 104.991.764 97.045.322 86.102.068 71.807.396 53.762.999
KEUNTUNGAN SETELAH PAJAK -5.307.029 275.226.125 357.282.506 434.842.811 507.443.578 584.535.356 645.625.338 700.049.366 747.113.245 786.048.275 970.514.591 996.902.544 1.007.766.842 1.001.309.351 975.515.259 944.925.880 873.407.901 774.918.615 646.266.564 483.866.995
Halaman V - 10
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
DESKRIPSI TH-1 (Rp) TH - 1 (Rp) TH - 2 (Rp) TH - 3 (Rp) TH - 4 (Rp) TH - 5 (Rp) TH - 6 (Rp) TH - 7 (Rp) TH - 8 (Rp) TH - 9 (Rp) TH - 10 (Rp) TH - 11 (Rp) TH - 12 (Rp) TH - 13 (Rp) TH - 14 (Rp) TH - 15 (Rp) TH - 16 (Rp) TH - 17 (Rp) TH - 18 (Rp) TH - 19 (Rp) TH - 20 (Rp)
InFlow :
Pinjaman 1.256.602.550 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ekuitas 538.543.950 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Net Income -5.307.029 275.226.125 357.282.506 434.842.811 507.443.578 584.535.356 645.625.338 700.049.366 747.113.245 786.048.275 970.514.591 996.902.544 1.007.766.842 1.001.309.351 975.515.259 944.925.880 873.407.901 774.918.615 646.266.564 483.866.995
Depresiasi & Amortisasi 166.966.317 166.966.317 166.966.317 166.966.317 166.966.317 155.896.317 155.896.317 155.896.317 155.896.317 155.896.317 27.416.667 27.416.667 27.416.667 27.416.667 27.416.667 8.750.000 8.750.000 8.750.000 8.750.000 8.750.000
Total Inflow 1.795.146.500 161.659.287 442.192.442 524.248.822 601.809.128 674.409.895 740.431.673 801.521.654 855.945.682 903.009.561 941.944.592 997.931.258 1.024.319.211 1.035.183.509 1.028.726.018 1.002.931.926 953.675.880 882.157.901 783.668.615 655.016.564 492.616.995
OutFlow :
100%
Investasi 1.795.146.500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pembayaran Pinjaman 10 Year 143.611.720 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 0 0 0 0 0
Total Outflow 1.795.146.500 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 258.115.419 0 0 0 0 0
Inflow - Outflow 0 (96.456.131) 184.077.023 266.133.403 343.693.709 416.294.476 482.316.254 543.406.236 597.830.263 644.894.142 683.829.173 739.815.839 766.203.792 777.068.090 770.610.599 744.816.507 953.675.880 882.157.901 783.668.615 655.016.564 492.616.995
YEAR BEGINNING CASH 0 -96.456.131 87.620.892 353.754.295 697.448.004 1.113.742.480 1.596.058.734 2.139.464.970 2.737.295.233 3.382.189.375 4.066.018.548 4.805.834.387 5.572.038.179 6.349.106.269 7.119.716.868 7.864.533.375 8.818.209.254 9.700.367.156 10.484.035.771 11.139.052.335
YEAR ENDING CASH -96.456.131 87.620.892 353.754.295 697.448.004 1.113.742.480 1.596.058.734 2.139.464.970 2.737.295.233 3.382.189.375 4.066.018.548 4.805.834.387 5.572.038.179 6.349.106.269 7.119.716.868 7.864.533.375 8.818.209.254 9.700.367.156 10.484.035.771 11.139.052.335 11.631.669.330
Halaman V - 11
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
CASH IN KUMULATIF
TH-KUMULATIF YEAR CASH OUT NET CASH FLOW
NET PROFIT DEPRECIATION NET CASH FLOW
0 0 1.346.359.875 0 0 -1.346.359.875 -1.346.359.875
1 1 69.625.036 -5.307.029 166.966.317 92.034.251 -1.254.325.624
2 2 79.372.541 275.226.125 166.966.317 362.819.901 -891.505.723
3 3 90.484.697 357.282.506 166.966.317 433.764.125 -457.741.599
4 4 103.152.555 434.842.811 166.966.317 498.656.573 40.914.975
5 5 117.593.913 507.443.578 166.966.317 556.815.982 597.730.957
6 6 134.057.060 584.535.356 155.896.317 606.374.613 1.204.105.570
7 7 152.825.049 645.625.338 155.896.317 648.696.606 1.852.802.175
8 8 174.220.556 700.049.366 155.896.317 681.725.127 2.534.527.302
9 9 198.611.433 747.113.245 155.896.317 704.398.128 3.238.925.430
10 10 226.417.034 786.048.275 155.896.317 715.527.558 3.954.452.987
11 11 258.115.419 970.514.591 27.416.667 739.815.839 4.694.268.826
12 12 258.115.419 996.902.544 27.416.667 766.203.792 5.460.472.618
13 13 258.115.419 1.007.766.842 27.416.667 777.068.090 6.237.540.708
14 14 258.115.419 1.001.309.351 27.416.667 770.610.599 1.547.678.688
15 15 258.115.419 975.515.259 27.416.667 744.816.507 1.515.427.106
16 16 0 944.925.880 8.750.000 953.675.880 8.706.643.693
17 17 0 873.407.901 8.750.000 882.157.901 9.588.801.595
18 18 0 774.918.615 8.750.000 783.668.615 10.372.470.210
19 19 0 646.266.564 8.750.000 655.016.564 11.027.486.773
20 20 0 483.866.995 8.750.000 492.616.995 11.520.103.769
335,05 11,17
Pay Back Periode 3 TAHUN 11 BULAN
Halaman V - 12
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
IR R = 31%
ASUMSI MAR R = 14%
NPV Rp1.846.387
KESIMPULAN
PR OYEK PEMBANGUNAN PABR IK ES LAYAK SECAR A FINANSIAL
DIKARENAKAN IRR > MARR DAN NILAI NPV POSITIF
Halaman V - 13
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Pada Skema investasi dan perhitungan kelayakan finansial ini, semua biaya pembangunan ,
pembangunan bangunan pabrik dan penyambungan jaringan listrik industri di bebankan
kepada pihak investor, kecuali pengadaan lahan , dimana di pinjamkan dari Pemerintah
Daerah Kabupaten Garut.
Tabel 5.11.
Daftar Komponen peralatan dan Biaya Pembangunan Pabrik Es Balok
Tabel 5.12.
Nilai Depresiasi dan Amortisasi Pabrik Es Menggunakan Skema 2
Tabel 5.13.
Skema Peminjaman Dana Investasi Menggunakan Skema 2
SKEMA PEMINJAMAN DANA INVESTASI
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PABRIK ES
75 % pinjaman sektor Perbankan Unit : Rp.
TAHUN PINJAMAN BUNGA LOAN INSTALLMENT TOTAL PEMBAYARAN
0 1.308.859.875 - - -
1 1.241.174.096 183.240.383 67.685.779 250.926.161
2 1.164.012.309 173.764.373 77.161.788 250.926.161
3 1.076.047.871 162.961.723 87.964.438 250.926.161
4 975.768.412 150.646.702 100.279.459 250.926.161
5 861.449.828 136.607.578 114.318.583 250.926.161
6 731.126.643 120.602.976 130.323.185 250.926.161
7 582.558.212 102.357.730 148.568.431 250.926.161
8 413.190.201 81.558.150 169.368.011 250.926.161
9 220.110.668 57.846.628 193.079.533 250.926.161
10 0 30.815.493 220.110.668 250.926.161
11 0 0 250.926.161 250.926.161
12 0 0 250.926.161 250.926.161
13 0 0 250.926.161 250.926.161
14 0 0 250.926.161 250.926.161
15 0 0 250.926.161 250.926.161
Halaman V - 15
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
OPERASIONAL PABRIK
PARTICULARS
TH - 0 (Rp) TH - 1 (Rp) TH - 2 (Rp) TH - 3 (Rp) TH - 4 (Rp) TH - 5 (Rp) TH - 6 (Rp) TH - 7 (Rp) TH - 8 (Rp) TH - 9 (Rp) TH - 10 (Rp) TH - 11 (Rp) TH - 12 (Rp) TH - 13 (Rp) TH - 14 (Rp) TH - 15 (Rp) TH - 16 (Rp) TH - 17 (Rp) TH - 18 (Rp) TH - 19 (Rp) TH - 20 (Rp)
NILAI PENJUALAN ES BALOK 0 864.000.000 1.220.400.000 1.360.800.000 1.501.200.000 1.641.600.000 1.782.000.000 1.922.400.000 2.062.800.000 2.203.200.000 2.343.600.000 2.527.200.000 2.710.800.000 2.894.400.000 3.078.000.000 3.261.600.000 3.445.200.000 3.628.800.000 3.812.400.000 3.996.000.000 4.179.600.000
BIA YA PENGELUARAN
- BIA YA PRODUKSI 0 400.440.000 440.484.000 484.532.400 532.985.640 586.284.204 644.912.624 709.403.887 780.344.276 858.378.703 944.216.573 1.038.638.231 1.142.502.054 1.256.752.259 1.382.427.485 1.520.670.234 1.672.737.257 1.840.010.983 2.024.012.081 2.226.413.289 2.449.054.618
- BIA YA BAHAN BAKU 0 6.000.000 6.600.000 7.260.000 7.986.000 8.784.600 9.663.060 10.629.366 11.692.303 12.861.533 14.147.686 15.562.455 17.118.700 18.830.570 20.713.627 22.784.990 25.063.489 27.569.838 30.326.822 33.359.504 36.695.454
- BIA YA SDM PABRIK 0 48.000.000 52.800.000 58.080.000 63.888.000 70.276.800 77.304.480 85.034.928 93.538.421 102.892.263 113.181.489 124.499.638 136.949.602 150.644.562 165.709.018 182.279.920 200.507.912 220.558.703 242.614.574 266.876.031 293.563.634
- BIA YA SDM PIMPINAN & ADM 0 60.000.000 69.000.000 79.350.000 91.252.500 104.940.375 120.681.431 138.783.646 159.601.193 183.541.372 211.072.578 242.733.464 279.143.484 321.015.006 369.167.257 424.542.346 488.223.698 561.457.252 645.675.840 742.527.216 853.906.299
- BIA YA BUNGA DAN PEMBIA YAAN 0 183.240.383 173.764.373 162.961.723 150.646.702 136.607.578 120.602.976 102.357.730 81.558.150 57.846.628 30.815.493 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
- DEPRESIA SI & AMORTISASI 0 164.466.317 164.466.317 164.466.317 164.466.317 164.466.317 153.396.317 153.396.317 153.396.317 153.396.317 153.396.317 24.916.667 24.916.667 24.916.667 24.916.667 24.916.667 6.250.000 6.250.000 6.250.000 6.250.000 6.250.000
TOTAL PENGELUARAN 0 862.146.699 907.114.690 956.650.440 1.011.225.159 1.071.359.873 1.126.560.888 1.199.605.873 1.280.130.658 1.368.916.815 1.466.830.136 1.446.350.454 1.600.630.506 1.772.159.065 1.962.934.055 2.175.194.156 2.392.782.356 2.655.846.776 2.948.879.317 3.275.426.040 3.639.470.005
KEUNTUNGAN SEBELUM PAJAK 0 1.853.301 313.285.310 404.149.560 489.974.841 570.240.127 655.439.112 722.794.127 782.669.342 834.283.185 876.769.864 1.080.849.546 1.110.169.494 1.122.240.935 1.115.065.945 1.086.405.844 1.052.417.644 972.953.224 863.520.683 720.573.960 540.129.995
PAJAK 185.330 31.328.531 40.414.956 48.997.484 57.024.013 65.543.911 72.279.413 78.266.934 83.428.318 87.676.986 108.084.955 111.016.949 112.224.094 111.506.595 108.640.584 105.241.764 97.295.322 86.352.068 72.057.396 54.012.999
KEUNTUNGAN SETELAH PAJAK 1.667.971 281.956.779 363.734.604 440.977.357 513.216.114 589.895.201 650.514.714 704.402.408 750.854.866 789.092.877 972.764.591 999.152.544 1.010.016.842 1.003.559.351 977.765.259 947.175.880 875.657.901 777.168.615 648.516.564 486.116.995
Halaman V - 16
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
DESKRIPSI TH-1 (Rp) TH - 1 (Rp) TH - 2 (Rp) TH - 3 (Rp) TH - 4 (Rp) TH - 5 (Rp) TH - 6 (Rp) TH - 7 (Rp) TH - 8 (Rp) TH - 9 (Rp) TH - 10 (Rp) TH - 11 (Rp) TH - 12 (Rp) TH - 13 (Rp) TH - 14 (Rp) TH - 15 (Rp) TH - 16 (Rp) TH - 17 (Rp) TH - 18 (Rp) TH - 19 (Rp) TH - 20 (Rp)
InFlow :
Pinjaman 1.221.602.550 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ekuitas 523.543.950 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Net Income 1.667.971 281.956.779 363.734.604 440.977.357 513.216.114 589.895.201 650.514.714 704.402.408 750.854.866 789.092.877 972.764.591 999.152.544 1.010.016.842 1.003.559.351 977.765.259 947.175.880 875.657.901 777.168.615 648.516.564 486.116.995
Depresiasi & Amortisasi 164.466.317 164.466.317 164.466.317 164.466.317 164.466.317 153.396.317 153.396.317 153.396.317 153.396.317 153.396.317 24.916.667 24.916.667 24.916.667 24.916.667 24.916.667 6.250.000 6.250.000 6.250.000 6.250.000 6.250.000
Total Inflow 1.745.146.500 166.134.287 446.423.096 528.200.921 605.443.674 677.682.431 743.291.517 803.911.031 857.798.724 904.251.183 942.489.194 997.681.258 1.024.069.211 1.034.933.509 1.028.476.018 1.002.681.926 953.425.880 881.907.901 783.418.615 654.766.564 492.366.995
OutFlow :
100%
Investasi 1.745.146.500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pembayaran Pinjaman 10 Year 139.611.720 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 0 0 0 0 0
Total Outflow 1.745.146.500 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 250.926.161 0 0 0 0 0
Inflow - Outflow 0 (84.791.874) 195.496.934 277.274.760 354.517.513 426.756.270 492.365.356 552.984.869 606.872.563 653.325.022 691.563.033 746.755.097 773.143.050 784.007.348 777.549.856 751.755.765 953.425.880 881.907.901 783.418.615 654.766.564 492.366.995
YEAR BEGINNING CASH 0 -84.791.874 110.705.061 387.979.820 742.497.333 1.169.253.603 1.661.618.959 2.214.603.828 2.821.476.392 3.474.801.413 4.166.364.446 4.913.119.543 5.686.262.593 6.470.269.940 7.247.819.797 7.999.575.562 8.953.001.441 9.834.909.343 10.618.327.958 11.273.094.521
YEAR ENDING CASH -84.791.874 110.705.061 387.979.820 742.497.333 1.169.253.603 1.661.618.959 2.214.603.828 2.821.476.392 3.474.801.413 4.166.364.446 4.913.119.543 5.686.262.593 6.470.269.940 7.247.819.797 7.999.575.562 8.953.001.441 9.834.909.343 10.618.327.958 11.273.094.521 11.765.461.517
Halaman V - 17
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
CASH IN KUMULATIF
TH-KUMULATIF YEAR CASH OUT NET CASH FLOW
NET PROFIT DEPRECIATION NET CASH FLOW
0 0 1.308.859.875 0 0 -1.308.859.875 -1.308.859.875
1 1 67.685.779 1.667.971 164.466.317 98.448.509 -1.210.411.366
2 2 77.161.788 281.956.779 164.466.317 369.261.308 -841.150.058
3 3 87.964.438 363.734.604 164.466.317 440.236.483 -400.913.575
4 4 100.279.459 440.977.357 164.466.317 505.164.215 104.250.639
5 5 114.318.583 513.216.114 164.466.317 563.363.847 667.614.487
6 6 130.323.185 589.895.201 153.396.317 612.968.332 1.280.582.819
7 7 148.568.431 650.514.714 153.396.317 655.342.599 1.935.925.418
8 8 169.368.011 704.402.408 153.396.317 688.430.713 2.624.356.131
9 9 193.079.533 750.854.866 153.396.317 711.171.650 3.335.527.781
10 10 220.110.668 789.092.877 153.396.317 722.378.526 4.057.906.307
11 11 250.926.161 972.764.591 24.916.667 746.755.097 4.804.661.404
12 12 250.926.161 999.152.544 24.916.667 773.143.050 5.577.804.454
13 13 250.926.161 1.010.016.842 24.916.667 784.007.348 6.361.811.801
14 14 250.926.161 1.003.559.351 24.916.667 777.549.856 1.561.557.204
15 15 250.926.161 977.765.259 24.916.667 751.755.765 1.529.305.621
16 16 0 947.175.880 6.250.000 953.425.880 8.844.543.302
17 17 0 875.657.901 6.250.000 881.907.901 9.726.451.204
18 18 0 777.168.615 6.250.000 783.418.615 10.509.869.819
19 19 0 648.516.564 6.250.000 654.766.564 11.164.636.382
20 20 0 486.116.995 6.250.000 492.366.995 11.657.003.378
289,68 9,66
Pay Back Periode 3 TAHUN 9 BULAN
Halaman V - 18
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Tabel 5.18. Perhitungan Nilai IRR dan NPV Pabrik Es Menggunakan Skema 2
TABEL PERHITUNGAN IRR DAN NPV
PABRIK ES KPT 10 TON/HARI
IR R = 32%
ASUMSI MAR R = 14%
NPV Rp3.326.402
KESIMPULAN
PR OYEK PEMBANGUNAN PABR IK ES LAYAK SECAR A FINANSIAL
DIKARENAKAN IRR > MARR DAN NILAI NPV POSITIF
Halaman V - 19
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
5.3. PERIZINAN
Berdasarkan hasil akhir dari penentuan lokasi dan analisis kelayakan secara finansial dari
pabrik es di Kabupaten Garut, maka langkah berikutnya adalah mencantumkan skema
prosedur perizinan dari pembangunan pabrik es tersebut.
Berdasarkan Perda Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2012 tentang penanaman modal
prosedur dari perizinan pembangunan pabrik es mengacu pada apa yang telah ditetapkan
oleh Perda Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2012 bab VI tentang pelayanan dan perizinan
sebagai berikut.
Lingkup Pelayanan
(1) Pemerintah Daerah menyelenggarakan pelayanan penanaman modal, meliputi :
a. bidang usaha;
b. penanam modal;
d. perizinan;
e. ketenagakerjaan;
Bidang Usaha
(1) Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi penanaman modal daerah, kecuali
bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan
persyaratan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pemerintah Daerah mengusulkan bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang
terbuka dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Pemerintah, sesuai dengan kriteria dan persyaratan bidang usaha serta prioritas dan
kepentingan daerah.
(3) Kriteria dan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
a. memberikan perlindungan sumber daya alam dan lingkungan;
b. mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah, serta koperasi;
Halaman V - 20
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Penanam Modal
Penanaman modal di daerah dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha meliputi :
a. penanam modal dalam negeri; dan
e. izin lokasi;
Halaman V - 21
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
I. IJIN INVESTASI
A. Permohonan
Model I PMDN , dilengkapi :
Peserta Indonesia :
o Akte Perusahaan
o Salinan KTP apabila perorangan
o Salinan NPWP
Peserta Asing :
o Akte Perusahaan
o Salinan Paspor apabila perorangan
Halaman V - 22
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Halaman V - 23
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
o Hak Guna Bangunan (HGB) yang luasnya lebih dari 5 Ha (lima hektar)
o Hak Guna Usaha (HGU) yang luasnya tidak lebih dari 200 Ha (duaratus hektar)
A. Ketentuan Umum
Retribusi Pelayanan Izin Gangguan adalah izin yang diberikan bagi tempat-tempat
Usaha berdasarkan Undang-undang Gangguan Stbl. 1926 Nomor 226, Stbl. 1940
Nomor 450;
Pelayanan diberikan kepada perusahaan yang telah memiliki AMDAL atau bagi BADAN
yaitu sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
Halaman V - 24
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau
daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana
pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial
politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan
lainnya;
Penetapan ijin berlaku 3 (Tiga) Tahun atau sampai terjadi perubahan jenis usaha,
kepemilikan perusahaan dan perluasan kegiatan usaha
Untuk perpanjangan tarif izin gangguan dikenakan retribusi sesuai dengan biaya
penetapan izin baru.
B. Persyaratan
C. Prosedur Pelayanan
D. Biaya
Dikenakan pungutan retribusi dengan perhitungan :
[luas ruang usaha] x [indeks lokasi] x [indeks gangguan] x [tarif]
Penetapan indeks lokasi berdasar pada lokasi perusahaan dengan klasifikasi sbb :
jalan negara :5
jalan propinsi :4
jalan kabupaten :3
jalan desa/lingkungan :2
Halaman V - 25
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
E. Waktu Penyelesaian
1 s.d. 10 Hari Kerja
A. Ketentuan Umum
Izin Mendirikan Bangunan adalah Izin yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten
Daerah Tingkat II Garut dalam rangka mendirikan Bangunan secara fisik
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1987.
Bangunan yang dimaksud adalah sesuatu yang didirikan atau dibangun yang
melekat pada tanah
Ijin Mendirikan Bangunan sekaligus berlaku bagi penggunaan bangunan
Jangka waktu berlakunya Izin Mendirikan Bangunan selama bangunan itu berdiri
dan tidak ada perubahan bentuk.
B. Persyaratan
Halaman V - 26
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Ijin Lokasi
Photo copy Akta pendirian bagi perusahaan yang berstatus Badan Hukum
Photo copy sertifikat hak atas tanah atau bukti perolehan tanah lainya
Surat pernyataan pemohon tentang kesanggupan mematuhi persyaratan -
persyaratan teknis bangunan sesuai ketentuan yang berlaku
Photo copy Surat Izin Peruntukan Penggunaan Tanah
Surat pernyataan / surat perjanjian penggunaan tanah bagi pemohon yang
menggunakan tanah yang bukan miliknya
Surat pernyataan menyediakan lahan parkir bagi bangunan ruko,perusahaan,
industri dan tempat rekreasi, sebagaimana tercantum dalam gambar
situasi/Gambar Tapak Bangunan
Perhitungan konstruksi bangunan baja dan atau beton apabila bangunan
bertingkat, serta penyelidikan tanah /zondering tanah
Photo copy Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Upaya
Pengelolaan Lingkungan /Upaya Pemantauan Lingkungan (AMDAL) dan Upaya
Pengelolaan Lingkungan /Upaya Pemantauan lingkungan (UKL/UPL),bagi
bangunan perusahaan yang wajib memiliki
Photo copy Analisa Mengenai Dampak Lalu Lintas
Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga
Rekomendasi kecamatan dan BAP Tim Komisi kecamatan, kecuali untuk
bangunan rumah tinggal
untuk perombakan, perubahan dan penambahan diketahui cukup RT/RW
C. Prosedur Pelayanan
D. Biaya
Halaman V - 27
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
jalan arteri primer dan kolektor primer dikenakan retribusi sebesar 100 (seratus)
prosen kali biaya retribusi;
jalan lokal promer dan arteri sekunder dikenakan retribusi sebesar 90 (sembilan
puluh) prosen kali biaya retribusi;
jalan kolektor sekunder dan lokal sekunder dikenakan retribusi sebesar 80 (delapan
puluh) porsen kali biaya;
jalan desa dikenakan retribusi sebesar 60 (enam puluh) porsen
gang dikenakan retribusi 50 (lima puluh) porsen kali biaya
Biaya izin perombakan /penambahan bangunan ditetapkan sebesar 1 (satu) prosen kali biaya
perombakan atau penambahan; dengan biaya pengukuran, pengawasan dan pemeriksaan
gambar bestek bangunan dari bangunan yang dirombak /ditambah ditetapkan sebagai berikut
:
Halaman V - 28
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Biaya lainnya:
Balik nama Izin Mendirikan Bangunan, pemohon dikenakan biaya sebesar 50 % dan
besarnya biaya retribusi IMB;
Biaya pemecahan Izin Mendirikan Bangunan dikenakan biaya sebesar 10 % dari
besarnya biaya retribusi IMB;
Biaya salinan Izin Mendirikan Bangunan dikenakannya sebesar 5 % dari besarnya
biaya retribusi IMB;
Biaya pembatalan Izin Mendirikan Bangunan dikenakan biaya sebesar 2 % dari
besarnya biaya retribusi IMB;
Biaya pencabutan Izin Mendirikan Bangunan dikenakan biaya sebesar 5 % dari
besarnya biaya retribusi IMB.
E. Waktu Penyelesaian
12 Hari Kerja
B. Persyaratan
Halaman V - 29
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
C. Prosedur Pelayanan
D. Biaya
Tarif Retribusi:
1. Industri dan pelabuhan : 4%
2. Pariwisata : 1%
3. Kompleks Perumahan, Rumah Sederhana, RSS : 0,5%
4. Real Estate : 2,55
5. Jenis-jenis usaha komersial : 2%
Halaman V - 30
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
F. Waktu Penyelesaian
12 Hari Kerja
Halaman V - 31
L a p o r a n AKHIR
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
BAB VI
KESIMPULAN
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Beberapa Kesimpulan yang bisa di tarik terhadap rencana pembangunan pabrik es di wilayah
garut selatan yaitu :
1. Potensi perikanan di wilayah Garut Selatan begitu besar dan potensial menuntut
ketersediaan sarana produksi pendukung seperti keberadaan pabrik es balok yang
reliabel
2. Perencanaan Pabrik es di wilayah Garut selatan juga memperhatikan potensi pasar
di wilayah terdekat dengan wilayah garut selatan seperti wilayah cianjur selatan
sebagai pangsa pasar potensial.
3. Penentuan Lokasi rencana pembangunan pabrik es selain memperhatikan faktor
teknis seperti ketersediaan air,listrik dan kedekatan dengan pasar, juga harus
memperhatikan faktor non teknis seperti : faktor keamanan dan keberlangsungan
investasi, Faktor regulasi pengaturan penggunaan ruang. Sehingga penentuan
lokasi di tetapkan merupakan area di antara jalan di wiayah Kec. Pameungpeuk di
dekat perbatasan kecamatan Cibalong
4. Kapasitas produksi dari rencana pabrik es Balok yang di bangun adalah 10 tpd.
Dengan dimensi balok es adalah 30x30 cm.
5. Peralatan Pabrik es yang digunakan mengikuti standar pabrik Es yang di kenal di
Indonesia yaitu Standar Grasso dengan spesifikasi peralatan mengikuti Grasso 310
6. Luas Lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan pabrik es mengikuti standar yang
di berikan adalah sekitar 200 m2
7. Untuk Kelayakan Finansial pembangunan pabrik es balok, di buat menjadi 2 skema
pembiayaan yaitu : (1) 100% Pembiayaan Investor dan (2) Biaya Land Aquisition
Tidak dimasukan kedalam biaya Investasi
8. Besaran Biaya Investasi untuk Skema 1 adalah Rp. 1.795.146.500,- sedangkan biaya
Investasi untuk skema 2 adalah Rp. 1.745.146.500,-
9. Nilai Kelayakan Investasi untuk skema 1 adalah : Nilai PBP adalah 3 tahun 11 bulan,
Nilai IRR adalah 31 % dan nilai NPV adalah Rp.1.848.146.000
10. Nilai Kelayakan Investasi untuk skema 2 adalah : Nilai PBP adalah 3 tahun 9 bulan,
Nilai IRR adalah 32 % dan nilai NPV adalah Rp.3.326.402.000
Halaman VI - 1
L a p o r a n ANTARA
Studi Kelayakan Pengembangan Pabrik Es Di Kawasan Pelabuhan Cilauteureun
KABUPATEN GARUT Tahun 2013
Kondisi Pelabuhan Ciliab, Rancabuaya, Kecamatan Caringin
PPI
Kondisi TPI di pantai Cimarimuara, Kecamatan Pakenjeng
PPI pantai
Cimarimuara
Kondisi TPI di pantai Cilauteureun, Kecamatan Cikelet