DIBUAT OLEH :
NAMA : GALANG SATYAJAYA
KELAS : 52
Pengelompokan Narkoba :
o Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif
utama yang ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem
saraf pusat untuk menghilangkan sakit. Efek samping morfin antara lain
adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan
kabur. Morfin juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan
meyebabkan konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan tinggi
dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien morfin juga dilaporkan menderita
insomnia dan mimpi buruk. Kata "morfin" berasal dari Morpheus, dewa mimpi
dalam mitologi Yunani.
BAHAYA ROKOK
NIKOTIN
Zat nikotin merupakan zat yang dapat meracuni saraf tubuh,
meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah
tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya.
Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa
membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang
beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di
Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.
Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat
meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan
merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan
frekuensi denyut jantung, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan
gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan
banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat
timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.
Nikotin mempunyai sifat mempengaruhi dopamin otak dengan proses
yang sama seperti obat-obatan. Dalam urutan sifat ketagihan zat
psikoaktif, nikotin lebih menimbulkan ketagihan dibanding heroin, kokain,
alkohol, kafein dan marijuana. Menurut Flemming, Glyn dan Ershler merokok
merupakan tingkatan awal untuk menjadi penyalahguna obat-obatan (drug
abuse).
TAR
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen
padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar
masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan
menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan
gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara
3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 –
45 mg. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan
menempel pada paru-paru.