Anda di halaman 1dari 8

Aplikasi Response Surface Methodology (RSM) Pada Optimasi Ekstraksi Antosianin Kulit Kakao

(Theobroma cacao L)

Istiqomah Rahmawati1*, Boy Arief Fachri1, Yakub Hendrikson Manurung1, Nurtsulutsiyah1, Muhammad Reza2
1Chemical Engineering Department, University of Jember, Jember, Indonesia
2Chemistry Departement, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia
*Corresponding author: istiqomah.rahmawati@unej.ac.id

ABSTRACT Kata kunci: Antosianin, Ethanol, Response Surface


Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Methodology
hubungan variabel input dan mengembangkan PENDAHULUAN
model prediksi yang digunakan untuk Indonesia adalah negara urutan ketiga sebagai
mengoptimalkan kondisi saat proses antosianin. penghasil kakao dibawah Pantai Gading dan Ghana.
Ekstraksi antosianin dari limbah kulit kakao Tahun 2010/2011 jumlah hasil panen kakao
dilakukan dengan metode maserasi dengan ethanol
mencapai 450.000 ton dan mengalami kenaikan
96% sebagai pelarut. Response surface
methodology merupakan sekumpulan teknik pada tahun 2011/2012 hingga 500.000 ton (World
matematika dan statistika yang digunakan untuk Cocoa Foundation, 2019). Besarnya produksi kakao
menganalisa permasalahan dimana beberapa Indonesia mendorong nilai ekspor kakao Indonesia
variabel independen mempengaruhi variabel respon menghasilkan devisa terbesar ketiga subsektor
yang bertujuan untuk mengoptimalkan respon. perkebunan dibawah komoditi kelapa sawit ataupun
Variabel yang digunakan dalam proses ekstraksi karet (Dirjen Bina Produksi Perkebunan, 2019).
yaitu ukuran partikel, bahan / pelarut ratio (w / v),
Kakao dengan nama latin Theobroma cacao
dan waktu ekstraksi optimum. Program Desain
Expert vs11 dengan Response Surface L, Theobroma merupakan genus dari yang pohon
Methodology (RSM) Box-Behnken Desain buah-buahan yang ditanam berbagai kawasan
digunakan untuk kondisi penelitian dan pilih proses tropitermasuk family dari Malvacae. Kakao
dari kombinasi faktor-faktor yang menghasilkan (Theobroma cacao L.) merupakan tumbuhan
respon yang optimal. Berdasarkan Box-Behnken berdaun lebar dengan buah berwarna kuning
RSM Desain diketahui bahwa efek utama dari kemerahan. Kakao memiliki kandungan senyawa
ukuran partikel, bahan / pelarut rasio, dan waktu
aktif yang dapat dipergunakan sebagai antiseptik,
ekstraksi optimum dalam proses ekstraksi adalah
faktor yang sangat mempengaruhi respon antioksidan, antiinflamasi, dan diuretik. Kakao juga
konsentrasi antosianin yang dihasilkan. hubungan dimanfaatkan sebagai obat tradisional yang
antara variabel respon konsentrasi antosianin berfungsi untuk mengobati luka bakar, gigitan ular,
dimodelkan demam, bibir kering, batuk, rematik, dan kelelahan
Y=0,000217-7,25468E-07A-0,001522B-
(Albertini et al., 2015; Arlorio et al., 2005).
0,000048C+0,000035AB+2,88104E-07AC+0,000729BC Struktur buah kakao terbagi menjadi empat
bagian utama yakni biji, plasenta, pulp, dan kulit.
(A adalah ukuran partikel, B adalah rasio kakao Kulit kakao adalah komponen limbah dari pengolah
kulit / etanol; dan C adalah waktu ekstraksi) biji kakao dengan jumlah yang paling besar. Massa
kulit kakao mencapai 75% dari total keseluruhan
Nilai respon optimal konsentrasi antosianin adalah
0,479 mM, dengan kondisi ukuran partikel pada massa buah. Kulit buah kakao belum dimanfaatkan
proses ekstraksi adalah 0,25 mm; rasio kakao kulit / secara optimal karena hanya dipergunakan sebagai
etanol adalah 0,0625 w / v, dan waktu ekstraksi 3 pakan ternak, dibakar, atau bahkan dibuang
hari. sehingga menjadi limbah pertanian. Kulit kakao
banyak mengandung zat aktif yakni senyawa
feenolik seperti pirogalol, tanin, kuersetin, epitekin-
3-galat, resorsinol, serta lignin. Polifenol yang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
terkandung dalam kulit kakao memiliki komponen mengidentifikasi hubungan antara variabel input
utama katekin, proantosianidin, dan antosianin. dan mengembangkan model prediksi yang
Kandungan antosianin dalam 600 gram kulit buah digunakan dalam mengoptimalkan kondisi proses
kakao mencapai 39,82% (Lubis et al., 2018; ekstraksi antosianin.
Corcuera et al., 2012). METODE
Pada penelitian ini digunakan Program Metode Penelitian ini diawali dengan
Design Expert 11 dengan Response Surface ekstraksi zat warna. Tahap kedua penelitian ini
Methodology (RSM) Box-Behnken Design adalah optimasi kondisi ekstraksi antosianin pada
digunakan untuk penelitian dan memilih kondisi kulit kakao, dimana terdii dari 3 tahap, yaitu
proses dari kombinasi faktor-faktor yang pembuatan rancangan formulasi dan respon;
menghasilkan respons optimal. Berdasarkan Desain analisis respon; dan optimasi. Kemudian
RSM Box-Behnken diketahui bahwa efek utama dilanjutkan ke tahap verifikasi, sebagai pembuktian
dari ukuran partikel, rasio bahan / pelarut, waktu terhadap prediksi dari nilai respon solusi formula
ekstraksi yang optimal, dan daya gelombang mikro optimum.
dalam proses ekstraksi adalah faktor-faktor yang
sangat mempengaruhi respons konsentrasi Ekstraksi zat warna kulit kakao
anthocyanin yang dihasilkan. Variabel yang akan dianalisis meliputi ukuran
Program Design Expert 11 dengan partikel (0,105; 0,125; 0,149; 0,177; 0,25 mm),
Response Surface Methodology (RSM) Box- rasio kulit kakao:pelarut (1:2; 1:4; 1:6; 1:8 b/v),
Behnken Design dalam penelitian digunakan untuk waktu maserasi (1,2,3 hari untuk metode maserasi
menganalisa pemodelan dari suatu permasalahan dan pelarut etanol. Tahapan ekstraksi zat warna
dengan satu atau lebih perlakuan (Montgomery, kulit kakao terdiri atas:
2001; Bas & Boyaci, 2007; Raissi & Farsani, 1. Kulit kakao dengan halus dimaserasi dalam
2009). Menurut Radojkovic et al. (2012), RSM campuran pelarut (Lubis et al., 2018).
adalah kumpulan statistik dan matematika teknik 2. Sampel dimaserasi secara konvensional
yang berguna untuk mengembangkan, 3. Hasil rendaman disaring
meningkatkan, dan mengoptimalkan proses, di 4. Supernatan dikarakterisasi dengan
mana respon dipengaruhi oleh beberapa faktor spektrofotometri UV-Vis (Supernatan disimpan
(variabel independen). Response Surface dalam wadah tertutup dan tidak tembus cahaya
Methodology (RSM) tidak hanya mendefinisikan di dalam freezer).
pengaruh variabel independen, tetapi juga
menghasilkan model matematis, yang menjelaskan Optimasi Kondisi ekstraksi antosianin pada
proses kimia atau biokimia. Gagasan utama dari kulit kakao
metode ini adalah mengetahui pengaruh variabel Dalam mengaplikasikan metode Response
bebas terhadap respon, mendapatkan model Surface Methodology RSM ada 3 tahap, yaitu :
hubungan antara variabel bebas dan respon serta a). Tahap pembuatan rancangan formulasi dan
mendapatkan kondisi proses yang menghasilkan respon
respon terbaik. Di samping itu, keunggulan metode Rancangan formulasi penelitian dan analisa
RSM ini di antaranya tidak memerlukan data-data respon dilakukan dengan menggunakan program
percobaan dalam jumlah yang besar dan tidak Desain-Expert v11. Pada penelitian ini yang
membutuhkan waktu lama (Iriawan & Astuti, menjadi variabel terikat adalah konsentrasi dari
2006). antosianin hasil ekstraksi sementara variabel
bebasnya adalah A. ukuran partikel (0,105; 0,125; b). Tahap analisis respon
0,149; 0,177; 0,25 mm), B. rasio kulit kakao:pelarut Respon dari nilai variabel terikat dianalisa
(1:2; 1:4; 1:6; 1:8 b/v), C. waktu maserasi (1,2,3 dengan ANOVA. Model ANOVA yang digunakan
hari untuk metode maserasi), Hasil rancangan dapat dipilih sesuai yang disarankan oleh program
formulasi penelitian dari program desain expert yaitu model yang memiliki tingkat tertinggi dan
diterapkan dalam pelarut etanol tertera pada Tabel menghasilkan nilai signifikan ANOVA. Model
1. untuk metode maserasi. ANOVA yang terdapat pada design ini adalah
Ukuran Rasio Waktu Linear, Quadratic, Special Cubic, dan Cubic. Model
Formula (Mesh) (b/v) (hari) yang memberikan signifikansi pada ANOVA dan
1 100 0.0375 2 non signifikansi pada Lack of fit dipilih untuk
2 100 0.0375 2 menganalisis variabel. Selain itu, program DX v11
3 100 0.0375 2 juga memberikan fasilitas plot kenormalan residual
4 60 0.0625 1 (normal plot of residual) yang mengindikasikan
5 60 0.0125 1 apakah residual (selisih antara respon aktual dengan
6 100 0.0795 2 nilai respon yang diprediksikan) mengikuti garis
7 100 0.0375 3.7 kenormalan (garis lurus). Titik-titik data yang
8 140 0.0125 3 semakin mendekati garis kenormalan menunjukkan
9 140 0.0625 1 data yang menyebar normal, yang berarti hasil
10 100 0.0375 2 aktual akan mendekati hasil yang diprediksikan
11 140 0.0625 3 oleh program (Kumari et al., 2008).
12 100 0.0045 2
13 100 0.0375 2 c). Tahap optimasi
14 160 0.0375 2 Respon (konsentrasi antioksidan) ditentukan
15 60 0.0125 3 optimasinya dalam program Desain Expert v11.
Optimasi program tersebut dilakukan sesuai data
16 140 0.0125 1
variabel dan data pengukuran respon yang
17 30 0.0375 2 dimasukkan. Keluaran dari tahap optimasi adalah
18 100 0.0375 0.32 rekomendasi beberapa formula baru yang optimal
19 60 0.0625 3 menurut program. Formula paling optimal adalah
20 100 0.0375 2 formula dengan nilai desirability maksimum. Nilai
Nilai batas minimum dan maksimum desirability merupakan nilai fungsi tujuan optimasi
yang menunjukkan kemampuan program untuk
dimasukkan ke dalam program Desain-Expert v11
memenuhi keinginan berdasarkan kriteria yang
Response Surface Methodology (RSM) Box- ditetapkan pada produk akhir. Kisaran nilainya dari
Behnken Design untuk diacak. Setelah dilakukan 0 sampai 1,0. Nilai desirability yang semakin
pengacakan kombinasi, didapatkan 20 perlakuan mendekati nilai 1,0 menunjukkan kemampuan
yang akan dianalisis untuk ekstraksi dengan metode program untuk menghasilkan produk yang
maserasi dalam setiap pelarut yang dipergunakan, dikehendaki semakin sempurna. Tujuan optimasi
bukan untuk memperoleh nilai desirability 1,0,
kadar air dibawah 7,5% tergantung pada intesitas
namun untuk mencari kondisi terbaik yang
sinar matahari (Ariyanti, 2017). mempertemukan semua fungsi tujuan (Raissi &
Kulit kakao kering selanjutnya dihaluskan Farzani, 2009).
dan diayak menggunakan ayakan yang sesuai
dengan ukuran partikel (60, 80, 100, 120, dan 140
mesh) yang diperlukan untuk eksperimen.
Alat dan bahan yang digunakan dalam aktif berdasarkan sifat kelarutannya dalam suatu
penelitian ialah sebagai berikut : pelarut (like dissolved like). Pengikatan zat aktif
Alat yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia
meliputi peralatan gelas, hot plate dan anak dalam pelarut yang sesuai pada temperatur kamar.
stirrer,spatula, neraca analitik, pemotong kaca, Pelarut akan masuk ke dalam sel melewati dinding
pencacah bahan, screen printing, sonikator, sel, isi sel akan larut karena adanya perbedaan
sentrifuge, oven, furnace, pinset, multimeter, konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di
gunting, penjepit kertas, spektrofotometer UV-VIS, luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan
dan solar simulator. Sedangkan, bahan yang terdesak keluar dan diganti oleh pelarut dengan
digunakan dalam penelitian ini meliputi Kulit kakao konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa
yang berasal dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan
Indonesia, Asam sitrat (pa), Metanol (pa), Isopropil konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam
alkohol (pa), Akuades, TiO2(pa), Kaca Indium Tin sel.
Oxide (ITO), Bubuk grafit, Synthetic graphite film,
Larutan elektrolit (KI, Polietilen glikol, I2), Kaca Antosianin dalam kulit kakao dimaserasi
preparat, Asetonitril (pa), Cetyltrimethylammonium dengan pelarut etanol 96%. Proses ekstraksi dengan
bromide (CTAB) (pa), dan Asam asetat (pa). metode maserasi meninjau pengaruh beberapa
variabel yakni A. ukuran partikel (0,105; 0,125;
0,149; 0,177; 0,25 mm), B. rasio kulit kakao:pelarut
HASIL DAN PEMBAHASAN (1:2; 1:4; 1:6; 1:8 b/v), C. waktu maserasi (1,2,3
hari) dalam setiap pelarut yang dipergunakan untuk
Ekstraksi antosianin kulit kakao ekstraksi.. Hasil dari proses maserasi dianalisa
Preparasi kulit kakao yang akan diekstraksi dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS
diawali dengan proses pengeringan untuk untuk menentukan kadar antosianin yang terdapat
memperoleh kulit kakao kering. Kulit kakao kering pada sampel kulit kakao. Kondisi sampel pada saat
selanjutnya dihaluskan dan diayak menggunakan maserasi untuk setiap pelarut yang digunakan
ayakan (60, 80, 100, 120, dan 140 mesh) yang tertera pada Gambar 2.
sesuai dengan ukuran partikel yang diperlukan .
untuk eksperimen. Proses preparasi bahan baku
kulit kakao tertera pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses pengeringan dan pengayakan


bahan baku ekstraksi kulit kakao
Gambar 2. Kondisi sampel ekstraksi maserasi
Kulit kakao yang sudah halus dan dalam pelarut etanol
dipisahkan berdasarkan ukuran partikelnya dapat
dipergunakan untuk proses selanjutnya yakni Analisa Penentuan Panjang Gelombang
ekstraksi antosianin. Ekstraksi antosianin Antosianin adalah senyawa polifenol yang
menggunakan metode maserasi. memberikan warna merah-biru pada tumbuhan.
Ekstraksi dengan menggunakan metode Warna terbentuk karena adanya absorpsi cahaya
maserasi didasarkan pada pengikatan/pelarutan zat pada panjang gelombang tertentu. Absorpsi cahaya
dengan panjang gelombang tertentu pada senyawa
organik terjadi karena adanya transisi п → п* dan n
→ п*. Struktur dari senyawa organik yang dapat
menghasilkan warna harus memiliki gugus tak
jenuh yang dapat mengalami transisi п → п* dan n
→ п* atau yang disebut kromofor. Jenis antosianin
yang terkandung pada kulit kakako adalah
Pelargonidin (Pg) dengan warna kuning kecoklatan.
Struktur kimia Pelargonidin (Pg) tertera pada
Gambar 3.
H

OH Gambar 4. Penentuan panjang gelombang


optimum ekstrak antosianin kulit kakao
HO O+ Penentuan konsentrasi pigmen yang setara dengan
H
antosianin dari ketan hitam dilakukan dengan
OH menggunakan persamaan Lambert-Beer yaitu :
H
A= ɛ b c
Gambar 3. Struktur kimia Pelargonidin (Pg) Dengan,
Ekstrak antosianin dikarakterisasi dengan A : Absorbansi
spektrofotometer UV-Vis, untuk menentukan nilai ɛ : koefisiensi absorptivitas molar (Lmol-1cm-1)
absorbansi dari ekstrak untuk dikonversikan b : tebal kuvet (cm)
menjadi konsentrasi antosianin yang ada pada c : konsentrasi (M)
setiap sampel. Dengan mengukur absorbansi dari larutan ekstrak
Karakterisasi antosianin diawali dengan antosianin dapat dihitung konsentrasi larutan,
penentuan panjang gelombang optimum dari dengan syarat nilai koefisien absorptivitas molarnya
ekstrak antosianin untuk metode ekstraksi maserasi diketahui. Berdasarkan literatur koefisien
serta berbagai pelarut yang digunakan dalam proses absorbansi molar (ɛ) untuk Pelargonidin (Pg) dari
ekstraksi. Panjang gelombang yang digunakan pada ekstrak kulit kakao adalah 26900 Lmol-1cm-1.
rentang 400 - 800 nm. Panjang gelombang Optimasi Kondisi Proses Pengolahan
maksimum antosianin yang diekstrak dari kulit dengan RSM
kakao adalah 494 nm. Hasil ini sesuai dengan Hasil analisa konsentrasi ekstraksi kuit
warna ekstrak kulit kakao yakni kuning kecoklatan kakao terhadap respon dapat dilihat pada Tabel 2.
(warna komplementer) dengan analisa warna yang Hasil pengukuran pengaruh kondisi ekstraksi
diserap adalah biru-hijau. Hasil spektrum analisa terhadap respon konsentrasi antosianin tertera pada
panjang gelombang optimum dari antosianin Tabel 2. Berdasarkan pada Tabel 2 dapat dilihat
ekstrak kulit kakao tertera pada Gambar 4. nilai respon konsentrasi antosianin untuk metode
maserasi, konsentrasi antosianin adalah 0,000080-
0,000479 M untuk pelarut etanol. Hasil analisis
ragam (ANOVA) tertera pada Tabel 3. Model
persamaan matematika untuk memprediksi
konsentrasi antosianin signifikan dengan nilai p
lebih kecil dari 0,05. Hasil ANOVA juga
menunjukkan bahwa masing-masing komponen
yaitu ukuran partikel, rasio kulit kakao:pelarut, dan Persamaan RSM untuk optimasi kondisi
waktu maserasi, berpengaruh nyata (signifikan) proses ekstraksi antosianin dengan metode maserasi
terhadap respon konsentrasi antosianin. Lack of menggunakan pelarut etanol terhadap respon
konsentrasi antosianin adalah sebagai berikut:
Fit F-Value respon rendemen dengan nilai p lebih
besar dari 0,05 menunjukkan Lack of fit yang tidak Y=0,000217-7,25468E-07A-0,001522B-
signifikan. Nilai Lack of fit yang tidak signifikan 0,000048C+0,000035AB+2,88104E-07AC+0,000729BC
merupakan syarat untuk model yang baik karena
menunjukkan adanya kesesuaian data respon Keterangan:
konsenntrasi antosianin dengan model (Keshani et al., A: ukuran partikel
2010). B: rasio kulit kakao:pelarut
C: waktu maserasi
Ukuran Konsentrasi
Rasio Waktu
RUN partikel
(gr/ml) (day)
antosanin Persamaan tersebut menunjukkan bahwa
(mesh) Larutan Induk
respon konsentrasi antosianin akan meningkat
KE 1 100 0,0375 2 0,0002439 berbanding lurus dengan peningkatan ukuran
KE 2 100 0,0375 2 0,0002335 partikel dan rasio kulit kakao:pelarut serta rasio
KE 3 100 0,0375 2 0,0002349 kulit kakao:pelarut dan waktu maserasi. Grafik
KE 4 60 0,0625 1 0,0002587 normal plot of residual yang mengindikasikan
KE 5 60 0,0125 1 0,0001145 hubungan antara nilai aktual dan nilai yang
KE 6 100 0,0795 2 0,0002677 diprediksikan pada Gambar 5., mendekati garis
KE 7 100 0,0375 3,7 0,000281 kenormalan yang menunjukkan data untuk respon
KE 8 140 0,0125 3 0,0001234 rendemen menyebar normal. Hal ini berarti bahwa
KE 9 140 0,0625 1 0,0003494
hasil aktual akan mendekati hasil yang
KE 10 100 0,0375 2 0,0002959
diprediksikan oleh Program DX vs11. Bentuk
KE 11 140 0,0625 3 0,0004788
permukaan dari hubungan interaksi antar komponen
KE 12 100 0,0045 2 8,03E-05
variabel dapat dilihat lebih jelas pada grafik tiga
KE 13 100 0,0375 2 0,0002394
dimensi yang ditunjukkan pada Gambar 6.
KE 14 160 0,0375 2 0,00029
KE 15 60 0,0125 3 0,0001249
KE 16 140 0,0125 1 0,0001636
KE 17 60 0,0375 2 0,000174
KE 18 100 0,0375 0,3 0,0002691
KE 19 60 0,0625 3 0,0002454
KE 20 100 0,0375 2 0,0002439
Gambar 5. Plot kenormalan residual respon
Tabel 3. Analisa model untuk respon konsentrasi antosianin
Respon Persamaan Matematika Signifikan Lack of R2
(p<0,05) fit
(p<0,05)
Konsentrasi Y=0,000217-7,25468E-07A- 0,0058 0,1142 0,8582
antosianin 0,001522B-
ekstraksi 0,000048C+0,000035AB+2,88104E-
maserasi 07AC+0,000729BC
etanol

Analisis respon konsentrasi antosianin ekstraksi


maserasi dengan etanol
Faktor yang mempengaruhi ekstraksi
antosianin pada kulit kakao adalah adanya pengaruh
rasio dapat meningkatkan hasil ekstraksi disinyalir
terjadi karena semakin besar jumlah kulit kakao
yang ada dalam media ekstraksi mengindikasikan
sumber zat aktif yang dapat diekstraksi juga
semakin tinggi, sehingga hasil antosianin yang
diperoleh juga semakin besar dengan meningkatnya
Gambar 6. Grafik tiga dimensi hasil uji respon rasio b/v dar dari kulit kakao/pelarut. Namun, saat
konsentrasi antosianin jumlah kulit kakao ditingkatkan secara signifikan
kondisi jenuh akan terbentuk sehingga proses
ekstraksi balik terjadi yang mengakibatkan
konsentrasi antosianin di produk menurun.
Faktor kedua yaitu waktu ekstraksi juga
menunjukkan pengaruh terhadap konsentrasi
antosianin dimana semakin lama waktu ekstraksi
maka konsentrasi produk semakin tinggi. Hal ini
dianalisa karena lamanya proses kontak antara
antosianin dengan pelarut menyebabkan jumlah zat
aktif yang dihasilkan meningkat.
Faktor lain yang dianalisa dalam proses
ekstraksi antosianin adalah ukuran partikel kulit
kakao. Semakin kecil ukuran partikel kulit kakao
Gambar 7. Grafik contour plot nilai desirability
formula optimum. (ukuran mesh semakin besar) mengindikasikan
adanya peningkatan konsentrasi antosianin.
Gambar 6 dan 7, menjelaskan hasil optimasi Penurunan ukuran partikel akan menyebabkan luas
dalam bentuk tiga dimensi (3D) dan bentuk contour permukaan partikel kulit kakao semakin tinggi
(2D). Contour plot merupakan gambaran dua sehingga probabilitas kontak antara antosianin yang
dimensi dari respon yang disajikan dengan terkandung dalam kulit kakao dengan pelarut
menggunakan model prediksi untuk nilai menjadi meningkat, hal ini mendorong peningkatan
konsentrasi. Garis-garis yang terdiri atas titik-titik laju ekstraksi sehingga kuantitas antosianin yang
pada grafik contour plot menunjukkan kombinasi dihasilkan menjadi besar.
dari ketiga komponen dengan jumlah berbeda yang
menghasilkan nilai konsentrasi tertentu yang sama. KESIMPULAN
Berdasarkan Desain RSM Box-Behnken diketahui
Titik prediksi pada gambar tersebut menunjukkan bahwa ukuran partikel rasio bahan/pelarut, dan
kombinasi waktu 3 hari yang menghasilkan nilai waktu ekstraksi adalah faktor-faktor yang
konsentrasi 0.001365M. Grafik tiga dimensi (3-D) mempengaruhi respon konsentrasi antosianin kulit
menunjukkan proyeksi dari grafik contour plot. kakao yang dihasilkan. Hubungan antara variabel
Area yang rendah pada grafik tiga dimensi dengan respon konsentrasi antosianin yang
menunjukkan nilai konsentrasi yang rendah, dimodelkan:
Y=0,000217-7,25468E-07A-0,001522B-
sedangkan area yang tinggi menunjukkan nilai
0,000048C+0,000035AB+2,88104E-
konsentrasi yang tinggi. 07AC+0,000729BC
DAFTAR PUSTAKA Montgomery, D.C. 2001. Design and Analysis of
Albertini, Schoubben, Guarnaccia, Pinelli, Vecchia, Experimental. John Wiley & Sons Inc, New
York.
Ricci, Renzo, and Blasi. 2015.Effect of
Radojkovic, M., Zekovic, Z., Jokic, S., and
Fermentation and Drying on Cocoa Vidovic, S. 2012. Determination of optimal
extraction parameters of mulberry leaves
Polyphenols. Journal of Agricultural and
using Response Surface Methodology
Food Chemistry. 63 (45) : 9948-9953. (RSM). Romanian Biotechnological Letters.
17(3): 7295–7308.
Ariyanti, D., Catarina, S.B., dan Cahyo, A. 2014.
Raissi, S., and Farzani, R.E. 2009. Statistical
Modifikasi Tepung Umbi Talas Bogor
(Colocasia esculenta L Schott) dengan process optimization through multi-response
Teknik Oksidasi sebagai Bahan Pangan surface methodology. World Academy of
Pengganti Tepung Terigu. Jurnal Reaktor. Science, Engineering and Technology. pp.
(on line), vol. 15 nomor 8, 267–271.
(http://ejournal.undip.ac.id, diakses 13
Maret 2016). World Cocoa Foundation. 2019.
Bas, D. and Boyaci, I.H. 2007. Modelling and
optimization I: usability of response surface
methodology. J. Food Eng. 78: 836–845.

Corcuera, L. A., S. Amézqueta, L. Arbillaga, A.


Vettorazzi, S. Touriño, J. L. Torres, and A.
López de Cerain. 2012. A Polyphenol-
Enriched Cocoa Extract Reduces Free
Radicals Produced by Mycotoxins. Food
and Chemical Toxicology 50 (3–4). Elsevier
Ltd: 989– 95. doi:10.1016/j.fct.2011.11.052.
Dirjen Bina Produksi Perkebunan. 2019.
Iriawan, N., dan Astuti, S.P. 2006. Mengolah Data
Statistik dengan Mudah Menggunakan
Minitab 14. Yogyakarta. Penerbit ANDI.
Kumari, K.S., Babu, I.S., and Rao, G.H. 2008.
Process optimization for citric acid
production from raw glycerol using
response.
Lubis, S.S., Sulastri, E., dan Zubair, M.S. 2018.
Mikroenkapsulasi Antosianin Kulit Buah
Kakao (Theobroma cacaoL.) dengan
Metode Koaservasi Kompleks. Jurnal
Farmasi Galenika. 4(2): 106-112.

Anda mungkin juga menyukai