Anda di halaman 1dari 16

TUGAS BESAR

STATISTIKA INDUSTRI - 01

Kelompok 14:
Azmi Jundan Taqiy 1806196314
Gwyneth Christina 1806196724
Kirana Sekarlili 1806196150
Muhammad Andra Febrian 1806196415
Theodorus Bryant Lim 1806196371

Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Depok
2020
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 3

BAB I 4
1.1 Latar Belakang 4
1.3 Tujuan Praktikum 4

BAB II 5
2.1 Analysis of Variance 5
2.2 Factorial Design 5
2.3 2k Factorial Design 5
2.4 Vernonia Amygdalina 5
2.5 Proses Ekstraksi 5

BAB III 6
3.1. Desain Eksperimen 6
3.2. Perhitungan Faktor Signifikan 6
3.3. Simplifikasi Model 9

BAB IV 13
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas besar mata kuliah Statistika Industri
tentang Factorial Design. Terima kasih kami ucapkan kepada asisten laboratorium Statistics
and Quality Engineering (SQE) Teknik Industri Universitas Indonesia yang telah membantu
kami baik secara moral dan secara teknis dalam menyelesaikan tugas ini. Kami juga
berterima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung pengerjaan tugas besar ini
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Kami menyadari bahwa tugas besar
ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
termasuk asisten lab agar menjadi lebih baik di masa mendatang. Semoga, tugas besar ini
dapat menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk pengembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan yang berkaitan.

Depok, 12 Mei 2020

Penulis
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Daun Vernonia amygdalina banyak diminati untuk dikonsumsi karena potensinya
sebagai sumber yang baik antioksidan. Vernonia amygdalina adalah tanaman yang dikenal di
daerah Asia dan Afrika karena terbukti berkhasiat untuk dikonsumsi manusia. Para peneliti
telah mengisolasi dan mengkarakterisasi beberapa senyawa bioaktif dari tanaman, termasuk
flavonoid, steroid glikosida, seskuiterpen lakton, tanin, terpenoid dan saponin. Namun,
ekstraksi fenolik dari matriks pabrik biasanya dicapai melalui metode konvensional atau
non-konvensional menggunakan pelarut (solvents) yang berbeda.
Ekstraksi merupakan hal yang sangat penting dalam recovery fitokimia dari matriks
tanaman. Ekstraksi yang dibantu oleh microwave akan lebih efektif dalam hal recovery dari
phenolic yang berkualitas lebih tinggi dan flavonoid dari matriks tanaman dalam waktu yang
lebih singkat dibandingkan dengan metode konvensional lainnya seperti soxhlet, maceration
dan metode lainnya. Metode ini sedang dipengaruhi oleh parameter ekstraksi yang berbeda,
yaitu, iradiasi waktu, suhu, level daya microwave, rasio feed-to-solvent, dan konsentrasi
pelarut (ketika campuran pelarut digunakan). Untuk meminimalkan biaya, kontribusi
parameter ekstraksi perlu dikaji kembali. Percobaan satu faktor pada satu waktu adalah
metode yang paling banyak digunakan, namun metode ini membutuhkan biaya besar,
memakan waktu dan kemungkinan hasilnya tidak akurat karena tidak mempertimbangkan
parameter interaktif.
Untuk mengatasi masalah ini, two-level factorial design dapat digunakan pada proses
statistical screening. Pendekatan ini berguna untuk mengevaluasi efek utama dan interaktif
selama ekstraksi dengan tanpa perlu melakukan banyak pengulangan percobaan. Tujuan dari
ini studi ini untuk melakukan screening dan mengamati faktor independen, yaitu irradiation
time (1-5 menit), microwave power level (500-700 W), temperature (60– 80 C),
feed-to-solvent ratio (1: 8–1: 12 g/ml), dan ethanol concentration (40-80%) untuk hasil
recovery ekstrak, kandungan total phenolic, kandungan total flavonoid, dan aktivitas
antioksidan dari daun Vernonia amygdalina menggunakan two-level factorial design.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah ada keterkaitan di antara faktor-faktor pada percobaan ini?
2. Faktor manakah pada percobaan ini yang memiliki pengaruh yang signifikan pada
respons?
3. Interaksi antar faktor manakah pada percobaan ini yang berpengaruh signifikan
terhadap respons?
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengevaluasi efek utama dan efek interaktif pada proses ekstraksi
2. Melakukan screening dan mengamati faktor-faktor independen pada proses ekstraksi
3. Mengaplikasikan two-level factorial design
4. Menentukan faktor dan interaksi antar faktor yang paling berpengaruh signifikan
terhadap respons
BAB II
Landasan Teori
2.1 Analysis of Variance
ANOVA atau analysis of variance digunakan untuk menentukan apakah ada
perbedaan statistik yang signifikan antara mean dari tiga atau lebih grup independen
(yang tidak berkaitan). ANOVA satu arah membandingkan varians antara dua
populasi untuk mengetahui apakah varians-varians tersebut secara statistik berbeda
satu dengan yang lain, dengan demikian ANOVA berkaitan dengan f test karena hasil
pengolahan data akan menghasilkan f score.
2.2 Factorial Design
Dalam kehidupan sehari-hari, kata eksperimen tidak asing bagi kebanyakan
orang. Kebanyakan eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh beberapa
faktor maupun dampaknya. Factorial Design adalah suatu percobaan yang terdiri dari
seluruh kemungkinan level dari setiap faktor dari beberapa kali percobaan atau
eksperimen. Factorial Design dipercaya menjadi teknik eksperimen yang paling
efisien karena juga menguji setiap kombinasi dari faktor dan level yang ada.
2.3 2k Factorial Design
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, mengenai Factorial Design, terdapat
beberapa metode dalam pelaksanaannya salah satunya adalah 2k Factorial Design. 2k
Factorial design merupakan metode factorial design dengan k faktor yang diuji
dengan 2 level untuk setiap faktornya. Level tersebut dapat berupa kuantitatif maupun
kualitatif dan replikasi ideal yang sebanyak 2k. Metode ini berguna untuk eksperimen
awal ketika banyak faktor yang ingin diselidiki.
2.4 Vernonia Amygdalina
Belakangan ini sedang banyak sekali penelitian tentang komponen bioaktif
seperti fenol dan flavonoid yang banyak terdapat di tumbuhan dan merupakan
senyawa berupa antioksidan. Penelitian mengatakan bahwa senyawa bioaktif dapat
mengurangi penyakit kronis karena disebutkan bahwa penyakit kronis berasal dari
aktivitas radikal bebas di tubuh. Salah satu tumbuhan yang memiliki senyawa
flavonoid yang tinggi adalah Vernonia Amygdalina. Vernonia Amygdalina merupakan
tumbuhan yang hidup di Afrika atau biasa disebut daun Afrika. Tumbuhan ini
termasuk famili Asteraceae dan genus Vernonia. Tumbuhan ini dipercaya memiliki
kemampuan untuk menurunkan gula darah dan lemak, antikanker, antelmentik
(mematikan cacing pada manusia dan hewan), anti-tumorigenic, antimikroba,
antimalaria, antioksidan dan anti-inflammatory. Beberapa peneliti telah melakukan
ekstraksi dan mendapatkan bahwa Vernonia Amygdalina mengandung beberapa
senyawa seperti flavonoids, steroids glycosides, sesquiterpenes lactones, tannins,
terpenoids dan saponins.
2.5 Proses Ekstraksi
Proses ekstraksi dilakukan berdasarkan faktor yang diuji, terdapat 5 faktor
yang akan diuji dengan masing masing levelnya yaitu irradiation time (1–5 min),
microwave power level (500–700 W), temperature (60–80 C), feed-to-solvent ratio
(1:8–1:12 g/ml), dan ethanol concentration (40–80%). Pertama, 10g bubuk daun
Vernonia Amygdalina dilarutkan pada cairan aqueous ethanol di dalam ethos reflux
microwave extractor tertutup. Terdapat 3 tahap pemanasan, preheating selama 2 menit
dalam suhu ekstraksi, kemudian irradiation pada suhu ekstraksi dan pendinginan
hingga 30 derajat selama 2 menit. Kedua, setelah ekstraksi ekstrak difilter dan
dipekatkan hingga kering menggunakan rotary evaporator. Terakhir, ekstrak
didinginkan pada suhu 4 derajat hingga analisis selanjutnya.
BAB III
Hasil & Pembahasan
3.1. Desain Eksperimen
Dalam eksperimen yang dilakukan peneliti digunakan fractional factorial design.
Generator dari factorial design tersebut yaitu I = -ABCD dengan famili 2⁵⁻¹ design sehingga
terdapat 16 kombinasi treatment yang dijalankan. Terdapat 5 buah faktor: irradiation time,
microwave power, temperature, feed-to-solvent ratio, dan ethanol concentration.
Adapun alias dari fractional factorial design masing-masing faktor adalah sebagai
berikut:

Response yang digunakan peneliti merupakan salah satu dari lima jenis respons yang
dikaji di penelitian O.R. Alara et al. (2020) yaitu total phenolic content (kandungan fenolik
total) dalam mg GAE/g d.w.

3.2. Perhitungan Faktor Signifikan


Kelima faktor diuji menggunakan fungsi DOE > Analyze Factorial Design pada software
Minitab. Penelitian yang dilakukan oleh O.R. Alara et al. (2020) menyebutkan main effect
yang signifikan terhadap respons adalah faktor A, B, D, dan E. Namun diketahui dari normal
probability plot dan ANOVA bahwa hanya faktor E (konsentrasi etanol) yang signifikan.
Peneliti tetap melakukan pengujian terhadap faktor A,B,D,E menggunakan full 2⁴
factorial design tanpa replikasi (n=1). Namun, perhitungan ANOVA 2-level factorial dengan
interaksi sampai order kedua menunjukkan hanya faktor A, B, dan E serta interaksi AB dan
AE yang signifikan (P-value < 0,05). Karena faktor-faktor dalam eksperimen ini confounded
maka efek yang ditimbulkan adalah A-BCDE, B-ACDE, E-ABCD, AB-CDE, dan AE-BCD.
Namun menurut Montgomery (2017), interaksi dengan order tiga faktor ke atas dapat
diabaikan, sehingga dapat diambil kesimpulan hanya tiga main effect dan dua interaksi
tersebut sajalah yang berpengaruh secara signifikan.
3.3. Simplifikasi Model
Peneliti menemukan faktor A (irradiation time), B (microwave power), dan E (ethanol
concentration) memiliki pengaruh yang signifikan pada respons. Oleh karena itu, untuk
menghitung seluruh main effect dan interaksi dengan empat replikasi (n=2), peneliti
menjadikan faktor C (temperature) dan D (feed-to-solvent ratio) sebagai komponen error.
Adapun perhitungan ANOVA yang diperoleh adalah sebagai berikut:

3.3.1. Model Adequacy Checking


Peneliti melakukan Model Adequacy Checking terhadap DOE dengan fungsi general
factorial design pada Minitab menghasilkan residual plot dalam empat macam: normal
probability plot, versus fits, histogram, dan versus order. Pada residual plot titik-titik residual
relatif mengikuti garis lurus, dan ditemukan P-value pada normal probability plot residual
senilai 0,358 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model ini memiliki distribusi
normal. Histogram dari residual berbentuk bell-shaped dengan batang pada angka 0 yang
tinggi, membuktikan bahwa residual terdistribusi secara normal.
Selanjutnya pada versus fits dari residual tidak terdapat pola tertentu, residual relatif
tersebar secara acak dari garis 0, yang menandakan varians konstan dan randomisasi pada
model (model terdistribusi secara acak). Demikian halnya dengan versus order, di mana
residual naik turun, tidak beraturan dan tidak mengikut i suatu pola tertentu,
menunjukkan bahwa data residual dari model independen. Residual yang independen tidak
menunjukkan suatu pola atau tren ketika diplot dalam urutan waktu.

3.3.2. Model Interpretation


Untuk menginterpretasikan model, peneliti menggunakan main effect plot untuk
mengetahui dampak masing-masing faktor terhadap respons. Karena eksperimen yang
dilakukan bertujuan untuk memperoleh/mengekstrak konten fenolik total (TPC) yang
tertinggi, maka dari main effect plot diketahui faktor A dan B level rendah dan faktor D dan E
level tinggi. Maka untuk memperoleh konten fenolik total (TPC) yang optimal dibutuhkan
waktu iradiasi 1, kekuatan microwave 500, rasio padatan dan larutan 1:12, dan konsentrasi
etanol 80.
Main effect plot juga menunjukkan mean dari respons, di mana garis yang terbentuk
menghubungkan mean dari respons dengan treatment yang melibatkan faktor pada level
rendah dan pada level tinggi. Ketika garis mendekati horizontal, maka tidak ada main effect
yang mempengaruhi respons, sehingga mean respons relatif tetap pada setiap level faktor.
Ketika garis yang terbentuk tidak horizontal/curam maka main effect semakin berpengaruh
signifikan terhadap respons.
Pada main effect plot dari eksperimen ini terlihat bahwa faktor konsentrasi etanol
membentuk garis dengan kemiringan paling curam, dan faktor rasio padatan dan larutan
membentuk garis yang paling landai. Kemiringan tersebut mendukung bahwa faktor
konsentrasi etanol paling signifikan dalam mempengaruhi respons. Namun demikian dalam
mengetahui signifikansi faktor juga perlu diketahui interaksi antarfaktor.

Untuk mengetahui hubungan antara satu faktor dengan respons berdasarkan nilai faktor
lain atau dengan kata lain apakah interaksi antarfaktor mempengaruhi respons digunakan
interaction plot pada Minitab. Apabila garis yang mengindikasikan mean respons dari satu
faktor terhadap sumbu x yang mengindikasikan faktor lainnya relatif sejajar, maka tidak ada
interaksi signifikan antara kedua faktor. Namun apabila garis tidak sejajar atau berpotongan,
maka terjadi interaksi antarfaktor, semakin tidak sejajar kedua garis semakin signifikan
interaksi yang terjadi.
Evaluasi terhadap interaction plot eksperimen ekstraksi fenolik tersebut menunjukkan
interaksi yang signifikan faktor AB (Irradiation Time*Microwave Power) dan AD
(Irradiation Time*Ethanol Concentration). Dapat dilihat bahwa pasangan garis pada
masing-masing interaksi berpotongan.
BAB IV
Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Pada jurnal penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa faktor E (ethanol concentration)
sangat berpengaruh terhadap penelitian berdasarkan uji normalitas, namun ketika
dilaksanakan uji keseluruhan, terdapat 3 faktor yang berpengaruh dan juga 2 interaksi yang
signifikan yaitu A ( irradiation time), B (microwave power) dan E serta AB dan AE.
Setelah itu kami memutuskan untuk menjadikan data C (temperature) dan D
(feed-to-solvent) sebagai faktor error dan menghitung main effect serta interaksi antara faktor
dengan menggunakan faktor A, B dan E. Hasil yang kami dapatkan adalah sebagai berikut:
● Faktor E (ethanol concentration) memiliki pengaruh yang sangat signifikan dengan
P-Value mendekati 0
● Faktor A dan B memiliki pengaruh yang cukup signifikan dengan P-Value
masing-masing adalah 0.009 dan 0.005
● Interaksi antara faktor yang signifikan adalah antara AB (Irradiation
Time*Microwave Power) dan AD (Irradiation Time*Ethanol Concentration).
Selain itu, kita dapat menyimpulkan bahwa melakukan log transformation dengan mengubah
beberapa faktor yang tidak berpengaruh secara signifikan menjadi komponen error, akan
menghasilkan kesimpulan yang sama dengan metode awal.
4.2 Limitasi

4.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapat, faktor E (ethanol concentration) merupakan
faktor yang paling berpengaruh terhadap response, yang dalam penelitian ini adalah total
phenolic content (kandungan fenolik total) dalam mg GAE/g d.w.. Karena itu peneliti
menyarankan, untuk mendapatkan total phenolic content (kandungan fenolik total) yang
signifikan, maka
Daftar Pustaka
Alara, O., Abdurahman, N., & Olalere, O. (2020). Ethanolic extraction of flavonoids,
phenolics and antioxidants from Vernonia amygdalina leaf using two-level factorial design.
Journal of King Saud University - Science, 32(1), 7–16. doi: 10.1016/j.jksus.2017.08.001

Montgomery, D. C. (2012). Design and analysis of experiments. Hoboken, NJ: Wiley.

Anda mungkin juga menyukai