Panduan Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran
Panduan Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran
DEFINISI
5. Teori terjadinya api : api merupakan suatu reaksi kimia (reaksi oksidasi) yang
bersifat oksotermis dan diikuti pengeluaran cahaya dan panas serta dapat
menghasilkan nyala, asap dan bara. Terjadinya api disebabkan oleh bersatunya
tiga unsur yaitu bahan bakar yang mudah terbakar, udara dan panas. Api dapat
dipadamkan dengan cara menghilangkan salah satu unsur tersebut.
6. Menurut NFPA (National Fire Protection Association), api dibagi menurut
kelasnya menjadi :
A : Kebakaran pada benda yang mudah terbakar yang menimbulkan
arang/karbon (contoh: kayu, kertas, kardus, kain, kulit, plastik)
B : Kebakaran pada benda cair dan gas yang mudah terbakar, contoh :
bahan bakar, lilin, gemuk, minyak tanah, thinner.
C : Kebakaran pada plastik atau yang mengandung aliran listrik
D : Kebakaran pada logam mudah terbakar (contoh ; sodium, lithium,
radium)
7. Menurut SAA (Standard Australian Association) api dibagi menurut kelasnya
menjadi :
A : Kebakaran pada benda yang mudah terbakar yang menimbulkan
arang/karbon (contoh : kayu, kertas, kardus, kain, kulit, plastik)
B : Kebakaran pada benda cair mudah terbakar (contoh : bahan bakar,
bensin, lilin, minyak tanah, thinner)
C : Kebakaran pada benda gas (contoh : LPG, LNG, metan, dll)
D : Kebakaran pada logam mudah terbakar (contoh : sodium, lithium,
radium)
E : Kebakaran pada peralatan yang menggunakan tenaga listrik/
menimbulkan tenaga listrik)
8. Kebakaran dibagi menjadi :
a. Bahaya kebakaran ringan adalah ancaman bahaya kebakaran yang
mempunyai nilai dan kemudahan terbakar rendah, apabila kebakaran
melepaskan panas rendah, sehingga perjalanan api lambat.
b. Bahaya kebakaran sedang I adalah ancaman bahaya kebakaran yang
mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang; penimbunan bahan
yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 (dua setengah) meter
dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga
perjalanan api sedang.
c. Bahaya kebakaran sedang II adalah ancaman bahaya kebakaran yang
mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang; penimbunan bahan
yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 meter dan apabila
terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga kebakaran api
sedang.
d. Bahaya kebakaran sedang III adalah ancaman bahaya kebakaran yang
mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar agak tinggi, menimbulkan
panas agak tinggi serta penjalaran api agak cepat apabila terjadi kebakaran.
e. Bahaya kebakaran berat I adalah ancaman bahaya kebakaran yang
menpunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, menimbulkan panas
tinggi serta penjalaran api cepat apabila terjadi kebakaran.
f. Bahaya kebakaran berat II adalah ancaman bahaya kebakaran yang
mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sangat tinggi, menimbulkan
panas tinggi serta penjalaran api cepat apabila terjadi kebakaran.
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATA LAKSANA
1. Identifikasi daerah paling beresiko terjadi bahaya kebakaran dirumah sakit, yaitu:
Instalasi Gizi
Bagian Pemeliharaan Sarana
Tempat Penyimpanan O2
Ruang panel, ruang mesin dan tangki BBM generator
Instalasi Farmasi
Instalasi Laboratorium
Instalasi Kamar Operasi
Instalasi Pusat Sterilisasi (KST & Binatu)
Instalasi Radiologi
Daerah/tempat beresiko inti perlu mendapatkan tanda/rambu sebagai
kawasan beresiko/ mudah meledak/mudah terbakar, sehingga petugas dan
karyawan yang melihat, akan mengetahui bahwa tempat tersebut rawan
bahaya.
2. Pencegahan bahaya kebakaran
Adanya Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG)
Melakukan pengecekan rutin dan teliti pada instalasi dan peralatan listrik,
regulator dan tabung LPG
Jangan membebani listrik terlalu berlebihan/melebihi kapasitas yang ada
(contoh: stop kontak isi 3 sudah terisi semua masih ditambahi sambungan T
listrik hingga bertumpuk-tumpuk)
Tidak melakukan penggantian sekering arus induk tanpa sepengetahuan
petugas yang berwenang
Cabut kabel peralatan elektronik jika tidak dipakai/hendak ditinggal pulang,
jangan dibiarkan terus menancap di stop kontak (contoh: komputer, printer,
dll)
Pastikan seluruh jaringan kabel dan peralatan elektronik tidak ada yang
rusak/terkelupas kabelnya
Pastikan agar semua pintu keluar bebas dari bahan-bahan mudah terbakar
Simpan cairan yang mudah terbakar ditempat yang aman dan jauh dari nyala
api atau aktivitas manusia yang padat, gudang penyimpanan logistik, dll
Jauhkan tabung LPG/O2/gas yang mudah meledak dari nyala api/listrik,
sebaiknya ditempatkan di ruangan terbuka/memiliki ventilasi lebar & banyak
Gunakan wadah yang tepat untuk menyimpan atau menuangkan bahan cair
mudah terbakar
Jangan menempatkan tabung APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang telah
terpakai/kosong pada tempat semula. Segera laporkan tabung APAR yang
telah terpakai kepada petugas terkait untuk dilakukan pengisian ulang
Untuk mengatasi kebakaran, pasanglah APAR cukup sesuai peraturan yang
telah ada
Rawat dan periksa APAR secara berkala
Jika terlihat puntung rokok yang masih ada apinya, segera matikan dan
pastikan tidak ada puntung rokok di ruangan/area yang mudah terbakar
3. Penanggulangan jika terjadi bahaya kebakaran
a. Jangan panik. Ingat ! setiap kepanikan akan mengurangi daya pikir dan
ruang gerak
b. Sesuai dengan MKKG (Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung) maka
dalam setiap shift/dinas jaga, setiap kepala unit kerja/koordinator shift wajib
untuk membagi/membuat daftar jaga petugas KKG (Keselamatan Kebakaran
Gedung) di tempat kerja masing-masing. Di setiap shift/dinas jaga harus ada
regu pemadam, regu P3K dan regu evakuasi (regu evakuasi dibagi menjadi
rescue & salvage). Semua petugas yang dinas wajib untuk mendapat salah
satu peran tersebut. Jika karena keterbatasan tenaga maka satu orang bias
merangkap beberapa peran sekaligus. Untuk lingkup seluruh rumah sakit
juga dibutuhkan peran sebagai Kepala Keselamatan Kebakaran Gedung
(oleh Manajer Rawat Inap/KP jaga), satpam area (oleh satpam), PMK
setempat (oleh satgas kebakaran P2K3)/petugas BPS yang jaga dan
satpam) serta P3K (oleh petugas IRJ atau IGD yang jaga). Ini adalah standar
minimal dari struktur organisasi Keselamatan Kebakaran Gedung (KKG),
gunanya adalah agar saat terjadi bencana kebakaran, setiap petugas di unit
masing-masing telah mengetahui peran mereka sebagai apa.
c. Adapun rincian tugas dari masing-masing peran adalah sebagai berikut :
1) Tugas Kepala/Wakil Keselamatan Kebakaran Gedung
Pastikan bahwa Dinas Pemadam Kebakaran sudah dihubungi
Menuju ke posko kebakaran (IGD) untuk memimpin operasional
Pastikan bahwa pemberitahuan kewaspadaan tingkat pertama
telah dilaksanakan
Pastikan bahwa peran kebakaran lantai telah melaksanakan
tugasnya
Tetap siaga untuk menerima status laporan dan memperkirakan
harus evakuasi bertahap atau evakuasi total
2) Tugas Operator Telepon/Informasi
Secepatnya menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran dan
Instansi terkait
Jangan memutuskan hubungan telepon sampai Dinas Pemadam
Kebakaran mengulangi berita
Mengendalikan system pemberitahuan umum
3) Tugas Teknisi
Mengatur dan mengontrol peralatan mekanik maupun elektrik
(lift, pompa kebakaran, hydrant, lampu darurat, peralatan
evakuasi, dll)
Membantu kelancaran tugas bantuan yang dating di tempat
kejadian kebakaran
4) Tugas Kepala/Wakil peran kebakaran
lantai/ruangan/ruangan/instalasi
Apabila kebakaran tidak berada pada lantainya, yakinkan bahwa
lantainya siap di evakuasi
Apabila kebakaran di lantainya, segera laporkan ke ext yang
telah ditentukan/khusus :
- Nama Pelapor : ……………..
- Jenis yang terbakar : ……………
- Lokasi kebakaran : ……………..
- Situasi terakhir : ……………….
Memimpin pelaksanaan opersional di lantainya
Pada saat mendengar pemberitahuan evakuasi :
- Periksa semua ruangan dan pastikan setiap penghuni di
lantainya untuk melaksanakan evakuasi
- Pada saat evakuasi, berikan perhatian khusus pada orang
cacat, hamil, anak-anak, dll
- Pada saat tiba di titik berkumpul, laksanakan inventarisasi
terhadap penghuni (pasien, pengunjung, pegawai)
lantainya
- Laporkan tentang situasi terakhir dan status evakuasi
kepada Kepala Keselamatan Kebakaran Gedung
5) Tugas Regu Pemadam Kebakaran lantai/ruangan/instalasi
Memadamkan dan melokalisir kebakaran serta menekan
kerugian sekecil-kecilnya
Memadamkan kebakaran dengan menggunakan APAR (Alat
Pemadam Api Ringan) secara efektif dan efisien
Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain
6) Tugas P3K lantai
Melaksanakan pertolongan pertama seperlunya dengan cepat
dan tepat apabila ditemukan korban yang mengalami gangguan
kesehatan
Mentransportasikan korban ke tempat yang aman
Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain
7) Tugas Regu Evakuasi Lantai
Mengevakuasi penghuni ke titik berkumpul terdekat
Memberi petunjuk, mengarahkan dan mencarikan jalan keluar
kepada penghuni
Selalu mengingatkan penghuni agar tidak menggunakan lift
sekaligus mengarahkan agar menuju tangga darurat terdekat
Selalu mengingatkan kepada ibu-ibu yang memakai sepatu
berhak tinggi harap dilepas
Menginformasikan ke regu P3K apabila ditemukan penghuni
yang perlu mendapatkan pertolongan
Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain
8) Tugas Regu Salvage/Penyelamat barang
Menyelamatkan barang berharga atau dokumen penting
ketempat lain yang aman yang telah ditentukan
Menyerahkan barang atau dokumen tersebut ke bagian
pengamanan
Selalu memonitor situasi terakhir kebakaran
Selalu berprinsip bahwa keselamatan jiwa lebih penting dari
harta benda
Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain
Kebakaran hubungi ext. 101 (kode red) Padamkan Api dengan APAR Api
Padam Lapor Bila Api tidak padam evakuasi Menuju titik kumpul tunggu
arahan petugas