Analisis Finansial Usaha Agroindustri Gula Aren
Analisis Finansial Usaha Agroindustri Gula Aren
Ester D. Leatemia
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Ambon
ABSTRAK
Pohon aren atau enau (Arenga pinnata) merupakan pohon yang banyak menghasilkan
bahan-bahan industri yang sudah lama dikenal. Hampir semua bagian atau produk dari tanaman ini
dapat dirnanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Salah satu produk pengolahan yang berasal dari
pohon aren yaitu air nira yang diolah menjadi gula aren (gula merah). Desa Tuhaha merupakan
salah satu desa di Kecamatan Saparua yang sebagian penduduknya bermata pencaharian tetap
sebagai pengusaha gula aren yang bersifat home industry.
Penelitian ini bertujuari untuk mengetahui keragaan pengolahan gula aren di Desa
Tuhaha, biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan gula aren untuk memperoleh
keuntungan kelayakan usaha dan titik impas (BEP = Break Event Point) yang dicapai oleh
pengusaha gula aren. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Penentuan
sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random samping) untuk pengusaha gula aren
sebesar 30 persen dari jumlah keseluruhan pengusaha (100 KK). Sehingga jumlah pengusaha
gula aren yang diambil sebagai sampel adalah 30 KK.
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa Proses pembuatan gula aren masih bersifat
sederhana dan belum mempergunakan teknologi moderen. Rata-rata biaya yang dikeluarkan
dalam proses produksi gula aren adalah Rp. 84.577. Besamya penerimaan yang diperoleh
adalah Rp. 132.099, dengan rata-ratajumlah produksi gula aren 12,54 kg dan rata-rata harga jual
Rp. 10.555. Sehingga keuntungan yang diperoleh pengusaha adalah Rp. 47.521. Nilai R/C lebih
dari satu (1,63), ini berarti bahwa usaha gula aren layak untuk diusahakan. Nilai Break Even
Point (BEP) untuk produksi (7,52 kg.) dan penjualan gula aren (Rp. 78.738) lebih kecil bila
dibandingkan dengan rata-rata produksi dan penerimaan gula aren yang diterima oleh
pengusaha, sehingga usaha ini layak untuk diusahakan dan memperoleh keuntungan.
Kata Kunci: Analisis Penerimaan, Keuntungan, Break Event Point (BEP). Agroindustri
I. PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian haruslah dilakukan melalui pendekatan agribisnis secara
keseluruhan. Agribisnis yang didalamnya terdapat berbagai subsistem usaha yang saling
terkait, saling tergantung dan saling berpengaruh mulai dari subsistem hulu, usahatani dan
hilir serta jasa penunjang. Semua subsistem tersebut harus dikembangkan secara simultan,
serasi dan seimbang untuk menghasilkan berbagai produk pertanian yang memiliki nilai
tambah dan daya saing yang tinggi, baik di pasar domestik maupun pasar internasional.
Agroindustri merupakan salah satu subsistem agribisnis yang srategis, dimana dari
pengembangannya diharapakan terjadi peningkatan nilai tambah hasil pertanian melalui
pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan teknologi pengolahan. Agroindustri dapat
dipandang sebagai langkah awal menuju industrialisasi dengan tujuan untuk meningkatkan
pendapatan dan peningkatan kapasitas produksi berbagai pengolahan hasil pertanian.
Pohon aren atau enau (Arenga pinnata) merupakan pohon yang banyak menghasilkan
bahan-bahan .industri yang sudah lama dikenal. Hampir semua bagian atau produk dan
tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Salah satu produk pengolahan
yang berasal dari pohon aren yaitu air nira yang diolah menjadi gula aren (gula merah).
Kabupaten Maluku Tengah merupakan salah satu daerah di Provinsi Maluku yang
memiliki potensi besar dalam pengembangan usaha gula aren. Kapasitas produksi gula aren
yang dihasilkan di Kabupaten Maluku Tengah adalah 848.252 kg/tahun. Kecamatan Saparua
merupakan penghasil gula aren terbesar di Kabupaten Maluku Tengah, dengan kapasitas
produksi per tahun adalah 504.900 kilogram. Desa Tuhaha merupakan salah satu desa di
Kecamatan Saparua yang sebagian penduduknya bermata pencaharian tetap sebagai
pengusaha gula aren yang bersifat home industry. Dalam memproduksi gula aren di Desa
Tuhaha, pengusaha masih mempergunakan teknologi yang sederhana. Produksi gula aren yang
dihasilkan dengan mempergunakan sumberdaya yang dimiliki oleh pengusaha untuk memperoleh
keuntungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman pengolahan gula aren di
Desa Tuhaha, biaya-biaya yang dikelurkan dalam pembuatan gula aren untuk memperoleh
keuntungan, kelayakan usaha dan titik impas yang dicapai oleh pengusaha gula aren.
Untuk mengetahui besamya titik impas pada usaha agroindustri gula aren di Desa
Tuhaha Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah digunakan analisis titik impas
(BEP = Break Event Point) sebagai berikut :
TFC
BEP (unit) =
Py−VC
TFC
BEP(Rp) = TVC
1−
S
III. PEMBAHASAN
3.1. Keragaman Usaha Agroindustri Gula Aren
Usaha agroindustry gula aren di Desa Tuhaha Kecamatan Saparua Kabupaten
Maluku Tengah merupakan usaha rumah tangga yang dikelola oleh keluarga. Banyaknya
keluarga yang mengusahakan gula aren di Desa Tuhaha dengan alasan usaha gula aren
sangat menguntungkan dan ketersediaan nira sebagai bahan baku pembuatan gula aren
mudah diperoleh.
Untuk melihat apakah tongkol yang sudah dipukul dan diayun sudah atau belum
menghasilkan nira, maka tongkol ditoreh (dilukai) dengan mengunakan pisau. Jika
torehan belum mengeluarkan cairan maka tongkol tersebut kembali dipukul dan diayun lagi.
Bekas torehan pada tongkol ditutupi dengan kain lombar atau plastik untuk menghindari
serangga, air hujan dan kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi kualitas nira yang
dihasilkan. Jika torehan sudah mengeluarkan cairan maka sudah siap disadap niranya.
Nira ditampung dengan mempergunakan gen atau tabung bambu atau buah
kalabasa yang sebelumnya dibersihkan terlebih dahulu dan diberikan potongan kulit
pohon manggis dalam ukuran yang kecil. Pemberian potongan kulit pohon manggis
bertuj uan agar nira yang dihasilkan tidak masam dan tidak mempengaruhi wama gula aren.
Penyadapan Nira
Nira ditampung
Tabel 1. Rata-Rata Biaya yang Dikeluarkan dalam Proses Produksi Gula Aren di Desa
Tuhaha Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah.
Jenis Jumlah
Biaya Biaya
Rp %
A. Biaya Variabel
1. Tenaga Kerja 8.658 10,24
2. Kayu Bakar 5,694 6,73
Jumlah Biaya Variabel 14.352 16,97
B. Biaya Tetap
1. Sewa Pohon 27.877 32,96
2. Penyusutan Alat 18.022 21,31
3. Tali 3.722 4,40
4. Tempurung 3.160 3;74
5. Atap Walang 17.444 20,62
Jumlah Biaya Tetap 70.225 83,03
Total Biaya 84.577 100,00
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah biaya yang dikeluarkan dalam
satu kali proses produksi gula aren di Desa Tuhaha Kecamatan Saparua Kabupaten
Maluku Tengah adalah Rp. 84.577, yang berasal dari biaya variabel Rp. 14.352 dan biaya
tetap Rp. 70.225. Jumlah biaya terbesar yang dikeluarkan dalam proses produksi adalah
biaya sewa pohon Rp. 27.877 (32,96 %). Dimana pengusaha gula aren juga merupakan
petani yang memiliki pohon enau atau aren, tetapi nira yang dihasilkan oleh pohon enau atau
aren milik mereka tidak mencukupi untuk menghasilkan gula aren sehingga mereka hams
menyewa lagi pohon arena Biaya yang dikeluarkan dalam jumlah kecil pada produksi gula
aren adalah biaya tempurung Rp. 3.160 (3,74 %). Tempurung kelapa sebagai alat
untuk mencetak gula aren biasanya dibeli oleh pengusaha apabila jumlahnya tidak
mencukupi. Ukuran tempurung kelapa yang digunakan oleh pengusaha untuk mencetak gula aren
(gula merah) sangatlah bervariasi.
Tabel 2. Rata-Rata Produksi, Harga Jual dan Penerirnaan Usaha Agroindustri Gula
Aren di Desa Tuhaha Kecamatan saparua Kabupaten Maluku Tengah.
URAIAN NILAI
1. Produksi (kg) 12,54
2. Harga J ual (Rp/kg) 10.555
3. Penerimaan (Rp) 132.099
Berdasarkan Tabel 2 dapat diIihat bahwa rata-rata jumlah produksi gula aren
ya:ng dihasilkan oleh pengusaha di Desa Tuhaha Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku
Tengah adalah 12,54 kg. Produksi gula aren yang dihasilkan tergantung dari banyaknya
nira yang diperoleh. Rata-rata harga jual gula aren adalah Rp. 10.555 dengan variasi
harga jual Rp 8.333 - Rp 13.333. Harga jual yang bervariasi tergantung dari besar kecilnya
gula aren yang dijual dan warna gula aren. Perbedaan harga jual juga disebabkan dari cara
memasarkan gula aren. Harga jual gula aren tinggi pada saat musim cengkeh, dirnana
dapat mencapai Rp. 23.333/kg. Rata-rata penerimaan yang diperoleh dari penjualan gula aren
adalah Rp 132.099. Penerimaan yang diperoleh bukanlah merupakan pendapatan bersih karena
belum dikurangi dengan jumlah biaya yang dikeluarkan pada saat produksi gula aren.
URAIAN NILAI
1. Keuntungan (Rp) 47.521
2. R/C Ratio 1,63
Tabel 4. Analisis Break Even Point (titik impas) pada Usaha Agroindustri Gula Aren di
Desa Tuhaha Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah.
URAIAN NILAI
1. BEP (kg) 7,52
2. BEP (Rp) 78.738
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah produksi yang harus dihasilkan oleh
pengusaha gula aren agar impas atau tidak mengalami kerugian maupun keuntungan
adalah 7,52 kg. Rata-rata produksi gula aren yang dihasilkan oleh pengusaha dalam satu kali
produksi adalah 12,54 kg. Hal ini menunjukkan bahwa produksi gula aren yang dihasilkan
oIeh pengusaha di Desa Tuhaha di atas titik impas, sehingga layak untuk diusahakan.
Break Even Point (titik imp as) untuk penjualan gula aren adalah Rp. 78.738. Rata-rata
penerimaan yang diperoleh pengusaha gula aren adalah Rp. 132.099.
Hal ini menunjukkan bahwa ni1ai titik imp as untuk penjulan gula aren lebih kecil
bila dibandingkan dengan penerimaan, sehingga pengusaha memperoleh keuntungan dengan
mengusahakan gula aren.
4.2. Saran
1. Perlu adanya standardisasi mutu gula aren yang dihasilkan oleh pengusaha di Desa
Tuhaha Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah
2. Untuk pengembangan usaha agroindustri gula aren di Desa Tuhaha, perIu adanya
kerjasama berbagai pihak dalam hal pelatihan, penyuluhan dan pembimbingan dari
instansi terkait.
DAFTAR PUSTAKA