Anda di halaman 1dari 4

PAPER KP DTE 31 Juli 2019 1

Rancangan Feedback Inlet Guide Vane pada Turbin Gas


Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
Dimas A. Prabowo1, Gaung Jagad2

Abstract— Variable Inlet Guide Vane (VIGV) is a system that


regulates the volume of airflow entering the compressor. The II. KAJIAN PUSTAKA
incoming air will be used for sealing, cooling, and combustion. Sistem Feedback IGV ini memanfaatkan jenis sensor
To improve combustion efficiency, VIGV aperture opening LVDT. Output sensor LVDT akan diolah di dalam arduino
scheduling is applied according to the cycle used. With the use of
dan ditransformasikan menjadi data derajat bukaan dari sirip-
the IGV Feedback that is designed will provide feedback to the
system so that it can maintain VIGV openings according to the sirip IGV untuk mempercepat membantu identifikasi bila
schedule applied. terjadi temuan gangguan pada aktuator IGV. Data derajat
bukaan IGV tersebut akan dikirimkan menuju Centralize
Control Room (CCR).
Intisari— Variable Inlet Guide Vane (VIGV) merupakan suatu
sistem yang mengatur volume aliran udara yang masuk ke A. Sensor LVDT
dalam kompresor. Udara yang masuk akan digunakan untuk
sealing, cooling dan pembakaran. Untuk meningkatkan efisiensi Sensor linear variable differential transformers merupakan
pembakaran diterapkan penjadwalan bukaan VIGV sesuai sensor yang berfungsi untuk membaca pergeseran linear
dengan siklus yang digunakan. Dengan penggunaan Feedback melalui pergerakan garis lurus atau pergeseran inti magnet
IGV yang dirancang akan memberikan feedback kepada sistem secara linear. LVDT merupakan salah satu contoh sensor
sehingga mampu menjaga bukaan VIGV sesuai dengan jadwal posisi, yang bekerja berdasarkan pada ada tidaknya medan
yang diterapkan. magnet yang terjadi.

Kata Kunci— IGV (Inlet Guide Vane) , Deviasi, Feedback, Cycle.

I. PENDAHULUAN
IGV merupakan peralatan utama GTG yang terletak pada
inlet casing compressor, IGV berfungsi sebagai pengatur laju
aliran udara yang masuk ke dalam compressor guna keperluan
udara pembakaran. Gangguan yang terjadi pada IGV dapat
menyebabkan penurunan kinerja dari GTG bahkan dapat
membuat GTG Trip, karena dengan terganggunya Inlet Guide
Vane akan menyebabkan terhentinya pasokan udara ke dalam Gambar 1 Linear Variable Differential Transformer
ruang pembakaran, oleh karena itu sistem akan menghentikan
proses pembakaran dengan menyetop aliran bahan bakar yang Suatu LVDT pada dasarnya terdiri dari sebuah kumparan
masuk ke dalam ruang bakar dan mengetripkan GTG. Aliran primer, dua buah kumparan sekunder dan inti dari bahan
bahan bakar harus dihentikan karena hilangnya pasokan udara feromagnetik. Kumparan-kumparan tersebut dililitkan pada
pembakaran sehingga tanpa adanya pasokan udara, proses suatu selongsong, sedangkan inti besi ditempatkan di dalam
pembakaran tidak akan terjadi, hal ini harus dilakukan untuk rongga selongsong tersebut. Selongsong ini terbuat dari bahan
menghindari berakumulasinya bahan bakar di dalam ruang non-magnetik. Kumparan primer dililitkan di tengah
bakar yang dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya selongsong, sedangkan kedua kumparan sekunder dililitkan di
ledakan saat pembakaran kembali terjadi, untuk itu sistem setiap sisi kumparan primer. Kedua kumparan sekunder ini
proteksi akan otomatis mengetripkan GTG bila terjadi dihubungkan seri secara berlawanan dengan jumlah lilitan
gangguan pada system Inlet Guide Vane.[1] yang sama.

Pada saat ini, di GTG PLTGU Grati, feedback yang


diberikan sistem IGV kepada operator menggunakan limit
switch dan hanya memberikan feedback berupa full open dan
full close.[5] Penjadwalan IGV memiliki variasi bukaan sirip
tidak hanya full open dan full close. Untuk meningkatkan
efisiensi pemeliharaan diperlukan sistem feedback untuk
mengetahui bila terjadi deviasi pada aktuator IGV dengan
input yang diberikan Centralize Control Room (CCR). Alat Gambar 2 Skema LVDT
yang dirancang akan memberikan feedback berupa derajat
bukaan IGV dengan memanfaatkan gerakan linier piston
aktuator IGV. Dengan memanfaatkan sensor LVDT gerakan Secara skematik LVDT dapat digambarkan seperti pada
linier IGV dapat dibaca dan dikirimkan ke Centralize Control Gambar di atas Pada ujung-ujung kumparan primer diberikan
Room (CCR) sebagai komponen feedback. tegangan eksitasi yang berupa sinyal yang dihasilkan oleh

ITS Press
2 PAPER KP DTE 31 Juli 2019

oscilator. Keluaran dari sensor ini diambil dari ujung-ujung


kumparan sekunder. Besar tegangan keluaran LVDT • Bebas Gesekan
bergantung kepada posisi inti. Pada saat posisi inti besi di Sensor LVDT memiliki fitur bebas gesekan, fitur ini sangat
tengah, GGL yang diinduksi oleh kumparan sekunder 1 dan 2 bermanfaat untuk menjaga bagian inti agar terhindar dari
sama besar. Tetapi karena kedua kumparan sekunder sentuhan atau gesekan LVDT sehingga tetap bekerja secara
dihubungkan seri secara berlawanan maka tegangan keluaran maksimal. Biasanya fitur ini digunakan untuk mengukur
akan sama dengan nol. Jika inti besi kita geser kearah kiri getaran perindahan dan pengujian material.
maka kumparan sekunder 1 akan mendapat rapat fluks yang
lebih tinggi dibandingkan dengan kumparan sekunder 2. • Resolusi Tidak Terbatas
Akibatnya GGL induksi pada kumparan sekunder 1 akan lebih Sensor LVDT memiliki resolusi yang tidak terbatas
besar daripada kumparan sekunder 2. Tegangan keluaran yang sehingga mampu memberikan hasil yang jelas. Namun,
dihasilkan merupakan selisih tegangan kedua kumparan kinerja sensor LVDT dapat terpengaruh jika terjadi kebisingan
sekunder. Hubungan antara tegangan keluaran dan pergesaran pada sinyal kondisioner LVDT dan juga output pada resolusi
inti LVDT adalah linier pada selang jarak tertentu. Hubungan layar. Gangguan tersebut juga memberikan pengaruh berupa
antara tegangan keluaran U dengan posisi inti besi x linier saat repeat atau pengulangan secara terus menerus.
inti berada ditengah selongsong, dan tidak linier saat inti
berada di pinggir selongsong. LVDT dapat digunakan untuk • Memberikan Respon yang Cepat
mengukur pergeseran/perubahan jarak. Untuk keperluan ini Karena pada sensor LVDT tidak ada gesekan maka ketika
kita hubungkan pegangan inti LVDT ke bagian yang akan sensor ini dioperasikan pada suatu proyek pengerjaan dapat
diukur pergerakannya. memberikan respon dengan cepat ketika terjadi perubahan dan
pergerakan.
B. Aktuator
• Memiliki Sistem Output yang Aman
Aktuator dari sistem feedback ini merupakan koreksi dari Pada saat kehilangan daya secara mendadak maka semua
deviasi bukaan sirip-sirip Inlet Guide Vane dengan Inlet data posisi yang sudah diterima dan dikirim sensor tetap aman
Guide Vane Control Singal Output (IGVCSO). Aktuator dan tidak akan hilang, hal ini dikarenakan pada sensor LVDT
didapat dengan menghubungkan output analog dari arduino ke memiliki sistem output yang mutlak sehingga data tetap
Direct Digital Control (DDC). Dengan demikian operator tersimpan.
dapat mengetahui jika terjadi deviasi pada bukaan sirip-sirip
IGV dengan IGVCSO. IGVCSO didapatkan dari output Dengan memanfaatkan prinsip kerja sistem sensor LVDT,
sistem feedback yang dirancang. sensor akan digunakan untuk mendeteksi pergeseran piston
dari batang penggerak. Deteksi pergeseran piston ini
+ DDC D/A Bukaan Sirip dilakukan dengan memanfaatkan prinsip kerja dari sensor
CCR ∑ IGV linear variable differential transformers (LVDT). Dengan
menghubungkan ujung batang penggerak ke ujung inti besi
- LVDT, maka dapat dilakukan pengukuran pergeseran dari
A/D Sistem
batang penggerak yang berbanding lurus dengan persen
Feedback IGV bukaan dari IGV.

Gambar 3 Diagram Sistem Feedback IGV

Sistem feedback IGV juga dapat dimanfaatkan sebagai


feedback kendali close loop untuk pengendalian bukaan IGV
dengan sistem pengendalian seperti pada Gambar 3 dimana
data feedback yang diperoleh akan dimanfaatkan untuk
koreksi pengendalian bukaan sirip IGV.

Gambar 4 Skema LVDT


III. HASIL PERANCANGAN
Paragraf harus teratur. Semua paragraf harus rata, yaitu Inti berada di tengah-tengah maka :
sama-sama rata kiri dan dan rata kanan. − Flux S1 = S2
− Tegangan induksi E1 = E2
A. Konsep Perancangan Feedback IGV − Enetto = 0
Pada perancangan feedback IGV akan menggunakan sensor Inti bergerak ke arah S1 maka :
LVDT. Penggunaan sensor LVDT dikarenakan dengan − Flux S1 > S2
mempertimbangkan keuggulan dari sensor LVDT, yaitu: − Tegangan induksi E1 > E2,

ITS PRESS
PAPER KP DTE 31 Juli 2019 3

− Enetto = E1 – E2 Selain output pada lokal, instrumen juga akan memberikan


Inti bergerak ke arah S2 maka : output yang dapat disambungkan ke Direct Digital Control
− Flux S1 < S2 (DDC). Sehingga dapat digunakan untuk koreksi dari deviasi
− Tegangan induksi E1 < E2 IGV.
− Enetto = E2 – E1
C. Mekanisme Sistem Feedback IGV
Kalibrasi dilakukan dengan metode trial and error method
(TEM). Dimana akan dilakukan percobaan untuk menguji
berapa persen pergeseran dari batang penggerak yang dibaca
sensor LVDT dengan persen bukaan aktual dari IGV. Data Piston
Penggerak IGV
tersebut dapat dimanfaatkan untuk menjadi parameter
perhitungan dalam transformasi besaran jarak menjadi besaran
derajat bukaan sirip IGV.
B. Schematic Feedback IGV

Arduino LVDT

Gambar 6 Sistem Sensor Feedback IGV

Linear Variable Differential Transformators (LVDT)


Sensor akan dihubungkan dengan piston penggerak Inlet
Guide Vane (IGV). Piston akan bergerak maju-mundur dan
pergeseran tersebut akan dibaca LVDT. Hasil pembacaan
sensor akan menjadi input arduino.
Pemasangan LVDT memerhatikan panjang peregangan dari
piston IGV. Dengan memastikan panjang pergeseran dapat
Gambar 5 Rangkaian Schematic Feedback IGV pada lokal sesuai dengan output yang diinginkan. Sehingga didapatkan
hasil pengukuran yang relatif akurat. Output dari LVDT
berkisar antara 0 – 10 V dan akan dikonversi menjadi 0 – 5 V
Pergeseran Linear dari batang penggerak IGV akan
sebelum masuk ke arduino.
dihitung menggunakan Sensor LVDT. Sensor LVDT
(Dengan merek dagang: Temposonics E-Series Model ER D. Mekanisme Sistem Feedback IGV
Sensor) [6] akan memberikan output dari 0 sampai 10 V untuk
forward acting dan 10 sampai 0 V untuk reverse acting.
Arduino hanya mampu menangkap sinyal dengan rentang 0
sampai 5 V, maka diperlukan rangkaian pembagi tegangan
dengan persamaan:

𝑅1
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝑖𝑛 ( )
𝑅1 + 𝑅2

Dengan menggunakan nilai 𝑅1 = 500Ω dan 𝑅2 = 1𝑘Ω .


Output LVDT yang semula dengan rentang 0 sampai 10 V
akan dikondisikan menjadi 0 sampai 5 V dan dapat digunakan
untuk menjadi input analog dari arduino.
Untuk menambah daya guna dari instrumen, maka akan
digunakan layar LCD dengan resolusi 2×16 karakter yang
akan menampilkan persen bukaan aktual dari IGV sesuai
dengan konversi dari perhitungan gerak linear batang
penggerak untuk memudahkan operator lokal mengetahui nilai
bukaan aktual Inlet Guide Vane (IGV). Fungsi ini juga akan
membantu pada tahap kalibrasi pada saat dilakukan
Preventive Maintenance (PM) dan Corective Maintenance Gambar 7 Program Arduino
(CM) berkala pada instrumen.

ITS Press
4 PAPER KP DTE 31 Juli 2019

Kode program sistem feedback IGV dimulai dengan switch dimana hanya memberikan output berupa full open
mendefinisikan library LCD dengan command #include. dan full close. Memiliki kekurangan pada pengecekan
Library LCD yang digunakan membutuhkan input berupa operator Centralize Control Room (CCR) tidak
alamat pin yang digunakan untuk memasukan besaran sensor. mendapatkan data derajat bukaan aktual IGV secara akurat.
Selanjutnya menginisiasi variabel dengan menggunakan jenis 3. Sistem Feedback Inlet Guide Vane yang dirancang
variabel integer. Pada function void setup dilakukan inisiasi dapat mengatasi kekurangan dari sistem feedback IGV yang
jenis LCD yang digunakan. Dengan command lcd.setCursor sudah ada dengan memberikan data derajat bukaan secara
dapat mengatur lokasi output yang akan ditampilkan pada aktual dari lokal ke Centralize Control Room (CCR).
LCD. 4. Sistem Feedback Inlet Guide Vane yang dirancang
Pada function void loop kode program akan dieksekusi dapat membantu efisiensi dari proses identifikasi masalah
secara looping atau berulang sesuai dengan spesifikasi clock (troubleshoot) pada generator jika terjadi masalah yang
dari arduino yang digunakan. Dimulai dari akuisisi data berhubungan dengan bukaan pada Inlet Guide Vane (IGV).
analog dengan command analogRead. Selanjutnya nilai output
dari LVDT yang masuk melalui analog input berupa nilai V. SARAN
dengan rentang 0 - 1023 dan akan dikonversi menjadi 00 - 370. Untuk pengembangan dari sistem feedback Inlet Guide
Sistem feedback IGV memiliki dua output. Output yang Vane pada masa mendatang, penulis menyarankan untuk
pertama berupa LCD yang akan membantu operator lokal melakukan proses survei area yang akan menjadi tempat
membaca instrumen. Dan output yang kedua adalah output instrumen bekerja dan mengambil data guna
yang akan disambungkan dengan Direct Digital Control memperhitungkan penempatan (mounting) instrumen yang
(DDC). Output kedua diperoleh dengan menggunakan optimal. Pemilihan komponen instrumen juga perlu dikaji
command analogWrite. ulang dengan mempertimbangkan vibrasi dan suhu yang
relatif tinggi.
IV. KESIMPULAN
Dari kerja praktek yang telah dilakukan dapat ditarik REFERENSI
kesimpulan sebagai berikut: [1] Prayudi, Arie Wicaksono, “Analisa Gangguan Inlet Guide Vane pada
Gas Turbine Generator Tambak Lorok Menggunakan Metode Root
Cause Failure Analysis,” Jurnal Power Plant: 2015.
1. Inle Guide Vane merupakan salah satu sistem yang [2] Marsudi, Djiteng. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta: Erlangga.
memengaruhi efisiensi dari keseluruhan proses 2005.
pembangkitan. Dengan optimalisasi performa Inlet Guide [3] Saadat, Hadi. Power System Analysis. Singapore. 1999
Vane dapat meningkatkan efisiensi dari PLTGU PT [4] Robert F. Hoeft, Schenectady, NY. USA, Heavy Duty Turbin gas
Operating and Maintenance Consideration.
Indonesia Power. [5] Annual Report PT. Indonesia Power tahun 2018.
2. Sistem Feedback pada Inlet Guide Vane yang [6] MTS Sensor, “Temposonic E-Series Model ER”, MTS Data
digunakan PT Indonesia Power dengan menggunakan limit Sheet:2013

ITS PRESS

Anda mungkin juga menyukai