0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
104 tayangan8 halaman
Gardu induk berperan penting dalam sistem transmisi listrik dengan mentransformasikan tegangan, mengatur aliran listrik, dan melindungi sistem. Gardu induk hadir untuk menaikkan tegangan dari pembangkit ke jaringan transmisi dan menurunkannya ke jaringan distribusi. Jenis gardu induk beragam, tergantung tegangan, peralatan, dan sistem busbar. Operasi gardu induk meliputi pengawasan, kontrol, dan pemeliharaan peralatan untuk
Gardu induk berperan penting dalam sistem transmisi listrik dengan mentransformasikan tegangan, mengatur aliran listrik, dan melindungi sistem. Gardu induk hadir untuk menaikkan tegangan dari pembangkit ke jaringan transmisi dan menurunkannya ke jaringan distribusi. Jenis gardu induk beragam, tergantung tegangan, peralatan, dan sistem busbar. Operasi gardu induk meliputi pengawasan, kontrol, dan pemeliharaan peralatan untuk
Gardu induk berperan penting dalam sistem transmisi listrik dengan mentransformasikan tegangan, mengatur aliran listrik, dan melindungi sistem. Gardu induk hadir untuk menaikkan tegangan dari pembangkit ke jaringan transmisi dan menurunkannya ke jaringan distribusi. Jenis gardu induk beragam, tergantung tegangan, peralatan, dan sistem busbar. Operasi gardu induk meliputi pengawasan, kontrol, dan pemeliharaan peralatan untuk
Setelah sebelumnya kita telah membahas tentang sistem Transmisi Tenaga
Listrik (Disini) sekarang saya akan membahas salah satu komponen penting dalam penyaluran listrik yaitu Gardu Induk atau stasiun transmisi dimana dalam gardu induk listrik di transformasikan juga diatur tegangannya apabila terjadi drop tegangan atau tegangan turun akibat saluran yang panjang. Gardu induk bisa di ibaratkan sebagai stasiun atau terminal dalam transportasi listrik. Gardu induk memiliki peranan penting dalam sistem transmisi, gardu induk mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah, Mentransformasikan tegangan (sebagai penaik dan penurun tegangan) Untuk mengatur aliran daya listrik dari saluran transmisi ke saluran transmisi lainnya yang kemudian didistribusikan ke konsumen Pengukur, Pengawas Operasi serta pengaman sistem tenaga listrik Pengaturan pelayanan beban ke Gardu Induk lain dan ke Gardu Distribusi Sebagai tempat untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi Sarana telekomunikasi Fungsi utama dari gardu induk adalah untuk mentransformasikan tegangan, jadi di gardu induk ini atau saya sebut GI berfungsi untuk menaikan tegangan dari pembangkitan, karena untuk penyaluran listrik membutuhkan tegangan yang besar agar tidak terjadi rugi daya, sedangkan pembangkitan hanya bisa membangkitkan listrik sekitar 6 – 20 kV dan itu harus dinaikkan agar tidak habis (drop) dalam perjalananya. Setelah melalui penyaluran dengan tegangan tinggi pada sisi transmisi, tegangan harus diturunkan kembali pada tegangan standar yang bisa dipakai oleh konsumen untuk dapat dipakai oleh pelanggan. Jadi GI ini ibarat stasiun-stasiun listrik maka dari itu disebut substation. Jadi secara sederhana saya jelaskan seperti ini :
Nah pada proses tegangan dinaikan dan diturunkan pada proses diatas diperlukan Gardu Induk. Sedangkan untuk proses penurunan tegangan dari Distribusi (tegangan diturunkan sesuai standar yang dipakai masyarakat)ke konsumen. Proses ini dilakukan di Gardu Distribusi.
Jenis-jenis Gardu Induk
Berdasarkan besaran tegangannya Berdasarkan pemasangan peralatan Berdasarkan fungsinya Berdasarkan isolasi yang digunakan Berdasarkan sistem rel (busbar) Berdasarkan besar tegangan ada GI 70 kV, 150 kV dan 500 kV. Kode di PLN untuk GI 70 kV adalah GI “4”, 150 kV adalah GI “5”, dan GI 500 kV adalah GI “7”. Berdasarkan pemasangan peralatan ada GI pasangan luar dan GI pasangan dalam, GI pasangan luar adalah GI konvensional yang membutuhkan lahan yang luas karena ada switcyard di luar, sedangkan GI pasangan dalam dalah GI GIS (Gas Insulated Substation) dimana kompartemennya atau penyalurannya ada di dalam gedung (tidak di switchyard dan tidak ada switchyard, disebut switchgear) kecuali transformer atau trafo nya, dan dilindungi oleh gas SF6. Berdasarkan sistem rel ada GI 1 breaker, 1 setengah breaker, single busbar, double busbar dan lain-lain.
Gardu Induk berdasarkan Rel / Busbar
Busbar atau rel adalah titik pertemuan/hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT, SKTT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik. Berdasarkan busbar gardu induk dibagi menjadi: Gardu Induk dengan sistem ring busbar Gardu Induk dengan busbar tunggal / single busbar Gardu Induk dengan busbar ganda / double busbar Gardu Induk dengan satu setengah / one half busbar Di Gardu induk ada beberapa ruangan yang mempunyai fungsinya masing- masing diantaranya adalah Switchyard, berupa lahan terbuka (pada GI konvensional) tempat dimana semua alat kelistrikan seperti Pemutus Tenaga (PMT), Pemisah (PMS), Lighnting Arrester (LA), Current Transformer (CT), Potensial Transformer (PT) hingga transformer atau trafo daya disimpan, maka dari itu wilayah switchyard GI adalah wilayah terbatas dan terlarang untuk umum karena berbahaya jika sembarangan dimasuki oleh orang awam. Control Room atau Ruang kontrol, dilihat dari namanya saja kita pasti sudah tau fungsinya yaitu untuk mengkontrol atau mengendalikan semua yang ada di gardu induk diantaranya adalah mengendalikan kompartemen yang ada di Switchyard, seperti membuka tutup PMT dan PMS dan lain-lain. Walau sebenarnya untuk mekanisme SOP pembebasan tegangan dan beban dengan membuka PMT/PMS ada tersendiri yang bisa dilakukan oleh PLN pengaturan beban. Selain itu biasanya di ruang kontrol ada operator GI yang menjaga dan mengawasi apabila terjadi sesuatu juga dilengkapi dengan sarana komunikasi. Ruang Proteksi, adalah ruang dimana terdapat relai-relai proteksi, apa sih relai itu? relai adalah proteksi atau pengaman peralatan listrik, ada banyak jenis relai sesuai dengan kegunaan fungsinya, contoh OCR atau Over Current Relay yaitu untuk melindungi peralatan dari arus lebih lalu ada Ground Fault Relay (GFR) melindungi dari gangguan arus tanah atau grounding, ada Distance Relay, Differential Relay dan masih banyak lagi sesuai fungsinya masing-masing, relai berfungsi dengan membaca arus yang sudah diturunkan oleh CT, jika terjadi penyimpangan arus atau tegangan maka relai yang bersangkutan akan bekerja dan membuka PMT yang bersangkutan (yang terjadi gangguan). Ruang Baterai dan Ruang Inverter (Ruang DC), dalam ruang ini ada terdapat beberapa baterai atau sumber listrik dengan arus DC. Sumber arus DC ini berfungsi sebagai sumber arus bagi relai karena relai memerlukan sumber daya DC, sedangkan sumber arus listrik di GI yang dihasilkan adalah arus AC, dan Inverter diperlukan untuk merubah arus AC ke DC yang dipakai dan dihasilkan GI untuk mengisi baterai atau sumber DC. Ruang Cell 20 kV, dari namanya pada ruangan ini adalah ruangan dengan tegangan menengah 20 kV dimana pada ruangan ini jaringan listrik dari trafo penurun tegangan ke 20 kV atau biasa disebut trafo distribusi masuk ke ruangan ini dan biasanya membentuk rel untuk membagi-bagi jaringan ke beberapa penyulang atau feeder. Pada ruangan ini terdapat kubikel-kubikel yang masing-masing kubikel terdapat PMT, relai proteksi, meter untuk pembacaan dari satu penyulang.
Gardu induk listrik yang ada di PT. PLN (Persero) ada dua jenis yaitu : 1. GI Konvensional Gardu induk ini menggunakan udara sebagai media isolasi antar peralatan yang bertegangan. Contoh GI konvensional terdapat pada foto ilustrasi di bawah.
2. GIS (Gas Insulated Switchgear)
Gardu induk ini menggunakan gas SF6 sebagai media isolasi pada peralatan yang bertegangan. Manfaat Gardu Induk dalam sistem tenaga yaitu berguna untuk mentransformasikan daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan menengah atau sebaliknya dari tegangan menengah ke tegangan tinggi. Di sekitar pembangkit tenaga listrik terdapat GI step up, sedang di dekat pusat beban terdapat GI step down. Di samping itu GI juga dapat digunakan untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan sistem tenaga listrik. Sebagai sarana komunikasi digunakan SCADA yang terhubung antar GI dan Pusat Pengatur Beban. Di Indonesia terdapat GI tegangan 150 kV/20 KV, sedang GITET 500 kV/150 kV. Di Jawa Tengah masih terdapat GI jaman Belanda yaitu di Timo dan Jelok masuk wilayah Area Salatiga. Sedang GIS untuk wilayah Area Semarang terdapat di Kalisari, Tambak Lorok, Simpang Lima, Randu Garut, dan Pudak Payung. Operasi Gardu Induk Sejalan dengan kemajuan teknologi, maka peralatan dalam gardu induk mengalami modernisasi dan otomatisasi, dalam rangka meningkatkan ke andalannya dalam menyediakan tenaga listrik. Untuk itu diperlukan teknik-teknik khusus bertingkat tinggi. Oleh karena jenis pekerjaannya yang makin luas, dewasa ini tanggung jawab operasi dan pemeliharaan dipisahkan untuk memungkinkan peningkatan system dan tekniknya. Operasi gardu induk menyangkut supervise, pencatatan, control dan penyetelan kondisi operasi dari semua peralatan; demikian pula patroli harian, perbaikan kecil dan tindakan-tindakan darurat waktu ada gangguan. Tujuan akhir dari tugas-tugas ini adalah untuk mempertahankan pelayanan dengan cara mencegah interupsi penyediaan tenaga listrik dan mempertahankan tegangan sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Interupsi dicwgah dengan cara menghindarkan terjadinya gangguan. Bila gangguan tetap terjadi, maka gangguan itu harus dihilangkan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Untuk memungkinkan tercapainya tujuan operasi perlu disusun pedoman operasi (operating manual) yang harus ditaati opeh setiap pekerja (operator) gardu. Pedoman ini berisi pokok-pokok berikut: Umum : antara lain menyangkut tujuan, peraturan umum dan riwayat operasi. Peraturan umum menyinggung masaalah pembacaan instrument, pengertian dan penaatan terhadap peraturan, kemajuan teknik, pengadaan tempat kerja yang memadai, pengamanan pertama dan sebagainya. Tugas-tugas operasi: menyangkut organisasi, pencatatan data operasi, peralatan yang ada, control terhadap peralatan, operasi peralatan, operasi dalam keadaan tidak normal, patroli, inspeksi, perbaikan, dan sebagainya. Peraturan lain; antara lain mengenai cara pencegahan bahaya kebakaran dan peralatan yang diperlukan serta penampatannya dalam gardu, pertolongan pertama, pencegahan pencurian, cara merubah buku petunjuk dan sebagainya. Gambar-gambar, table-tabel dan formulir-formulir: antara lain mengenai diagram system tenaga, system pipa minyak, system udara tekan, lintasan patroli, buku harian, formulir patroli dan ispeksi, dan sebagainya. Operasi dalam keadaan tidak normal; bila peralatan dalam gardu mengalami beban lebih karena gangguan, maka perlu diadakan tindakan pencegahan dalam waktu sesingkat mungkin. Ganggua segera dilaporkan kepada petugas yang bertanggung jawab. Karena hal ini sering terjadi, kapasitas beban-lebih dari setiap peralatan perlu dipelajari dan dijelaskan dalam buku petunjuk kerja