PENDAHULUAN
disebabkan oleh virus polio yang berasal dari Enterovirus dan family Picorna
pada kaki, otot-otot dan bahkan kematian.1 Sampai saat ini tidak ada obat untuk
mengobati penyakit ini, tetapi tersedia vaksin yang aman dan efektif untuk
mencegaj penyakit ini. Karenanya, upaya yang paling penting dalam mengatasi
penyakit ini dengan memberikan vaksin yang untuk mecegah polio. Dikenal dua
jenis vaksin polio yaitu, oral polio vaccines (OPV) dan inactivated polio vaccines
(IPV).2
kejadian luar biasa (KLB) terjadi di Eropa pada abad ke-19, angka kejadian polio
terus meningkat hingga menjadi pandemi pada awal abad ke-20. Saat ini, gerakan
inisiatif global yang dibentuk World Health Organization (WHO) telah berhasil
menurunkan angka insidensi polio sampai 80%, berkat pemberian vaksin yang
didukung oleh program pemerintah dan sistem pengawasan yang baik, melalui
Lanao del Sur, Filipina Selatan. Kasus kedua dilaporkan pada 19 September 2019
pada anak laki-laki berusia 5 tahun yang berasal dari provinsi Laguna.3
melaporkan telah terjadi kasus polio setelah 27 tahun terbebas dari polio, yaitu
pada tahun 1992.4 Kasus ini terjadi pada anak laki-laki usia 3 bulan dengan gejala
demam dan kelumpuhan pada 26 Oktober 2019 di Sabah dan pada 6 Desember
2019 telah dikonfirmasi penyakit ini disebabkan oleh virus polio. Hasil
pemeriksaan menunjukkan bahwa virus ini berhubungan dengan virus polio yang
adanya 1 kasus polio di daerah Provinsi Papua.Kasus ini terjadi pada anak dengan
gejala acute flaccid paralysis (AFP) atau lumpuh layu akut pada 27 November
negara Papua Nugini, wabah ini tidak terkait dengan wabah polio yang saat
dimana pintu masuk adalah tempat masuk dan keluarnya alat angkut, orang,
dan/barang, baik berbentuk pelabuhan, bandar udara, maupun pos lintas batas
darat negara.7 Salah satu pintu masuk di Provinsi Riau adalah Bandara Sultan
pencegahan masuk dan keluarnya penyakit dan penyakit potensial wabah.8 Polio
merupakan salah satu penyakit infeksi emerging yang ditetapkan sebagai
yang ditimbulkan dari munculnya penyakit infeksi emerging tidak hanya dapat
menimbulkan kematian, tetapi juga dapat membawa dampak sosial dan ekonomi
yang besar.9 Salah satu langkah efektif untuk mengantisipasi terjadinya penularan
virus polio pada calon penumpang dan penumpang di Bandara Sultan Syarif
Kasim II Pekanbaru.
Kasim II Pekanbaru.
c. Menyusun Plan of Action sosialisasi tentang virus polio pada penumpang
Kasim II Pekanbaru.
Kasim II Pekanbaru.
Kasim II Pekanbaru.
dan calon penumpang pelabuhan di wilayah kerja Bandara Sultan Syarif Kasim II
Pekanbaru.
polio.
menyeleksi setiap orang yang datang dari negara Filipina dan Malaysia
polio.
c. Dokter muda
TINJAUAN PUSTAKA
(UPT) dari Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
upaya mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor
negara, dimana pintu masuk adalah tempat masuk dan keluarnya alat angkut,
orang, dan/atau barang, baik berbentuk pelabuhan, bandar udara, maupun pos
lintas batas darat negara. Pada pintu masuk inilah peran dari Kantor Kesehatan
Provinsi Riau dan beralamat di jalan Rajawali Sakti Panam Pekanbaru. Kantor
1. Kepala KKP
6. Instalasi
7. Wilayah kerja
perincian 6 wilayah kerja adalah pelabuhan laut dan sungai, serta 1 wilayah kerja
tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, maka
terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur
biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan
a. Pelaksanaan kekarantinaan
kimia;
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan
penduduk;
(PHEIC).
conseling and testing (VCT) untuk deteksi dini HIV/AIDS dan sosialisasi
(ICV), pengawasan dan pengangkutan orang sakit dan jenazah, kesehatan matra,
kemitraan dan teknologi, serta pelatihan teknis bidang kesehatan wilayah kerja
seluruh pintu masuk (bandara, pelabuhan, pos lintas batas negara) melalui:
Prophylaxis (ICV).
ditemukan.
penundaan keberangkatan.
dan masyarakat.
kesehatan setempat.
2. Segera melaporkan kepada Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI bila
2.4.1.1 Definisi
permanen bahkan kematian.12Polio berasal dari bahasa Yunani yang berarti abu-
abu dan saraf tulang belakang (myelin).Predileksi virus polio pada sel kornu
anterior medula spinalis, inti motorik batang otak dan area motorik korteks otak,
menyebabkan kelumpuhan, maka polio menjadi salah satu penyakit yang penting
2.4.1.2 Epidemiologi
Pada tahun 1988, Menteri Kesehatan dari berbagai negara World Health
adalah menurunya insiden polio lebih daru 99% pada tiga regional WHO
(Amerika, Pasifik Barat dan Eropa) dan mendapat sertifikasi bebas polio. Program
Tahun 2012 disebut sebagai titik balik bagi negara-negara endemis polio.
Kasus baru infeksi virus polio berkurang dari perkiraan 350.000 kasus di 125
negara pada tahun 1988 menjadi hanya 748 kasus di tahun 2000 dan kurang dari
250 kasus di lima negara pada tahun 2012.2Sejak dilaksanakan Pekan Imunisasi
Nasional pada tahu 1995, 1996 dan 1997, virus polio asli Indonesia dinyatakan
musnah. Kasus polio terakhir dilaporkan tahun 1995.Sejak saat itu tidak pernah
seorang anak yang menderita polio.Virus tersebut berasal dari Afrika dan sampai
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dengan total 305 kasus dan kasus polio di
tahun di Lanao del Sur, filipina selatan. Kasus kedua dilaporkan pada 19
September 2019 pada anak laki-laki berusia 5 tahun yang berasal dari provinsi
Laguna.3
setelah 27 tahun terbebas dari polio, yaitu pada tahun 1992.4 Kasus ini terjadi pada
anak laki-laki usia 3 bulan dengan gejala demam dan kelumpuhan pada 26
Oktober 2019 di Sabah dan pada 6 Desember 2019 telah dikonfirmasi penyakit ini
disebabkan oleh virus polio. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa virus ini
kontak dari kasus positif cVDPV1 yang terjadi di Papua.13Kasus ini terjadi pada
anak dengan gejala acute flaccid paralysis (AFP) atau lumpuh layu akut pada 27
November 2018 dan dikonfirmasi kejadian tersebut disebabkan oleh circulating
2.4.1.3 Etiologi
jenis strain terletak pada segmen nukleotida. Virus serotipe 1 adalah antigen yang
2.4.1.4 Patogenesis
tenggorokan dan feses sebelum onset penyakit.Satu minggu setelah onset, virus
aliran darah dan kemudian menginfeksi sel-sel sistem saraf pusat.14 Virus dari
aliran darah akan menyerang sistem saraf pusat kecuali bila terdapat antibodi
penetral yang cukup tinggi untuk memblokirnya. Di dalam sistem saraf pusat,
spesifik seperti demam, fatigue, sakit kepala, muntah, sakit tenggorokan dan
letargi.Jika penyakit ini berkembang dapat menimbulkan nyeri otot yang berat,
kaku pada leher dan punggung, serta nyeri pada tungkai dan lumpuh layu atau
dari 200 infeksi dapat menyebabkan lumpuh layu terutama kelumpuhan pada kaki
2.4.1.6 Diagnosis
laboratorium yaitu:
1. Isolasi virus
Isolasi virus dapat diambil dari feses, swab tenggorokan maupun cairan
serebrospinal. Jika isolasi virus berasal dari orang yang memiliki gejala
lumpuh layu, maka untuk membedakan antara “wild virus” (virus yang
2. Serologi
3. Cairan serebrospinal
2.4.1.7 Penatalaksanaan
fungsi otot.
Vaksin trivalen oral poliovirus vaccine (tOPV) adala vaksin hidup yang
dilemahkan (live-attenuated virus vaccine) yang terdiri dari 3 jenis virus polio
yaitu virus tipe 1,2 dan 3.2Vaksin ini diberikan 4 kali yaitu pada usia 1 bulan atau
saat bayi meninggalkan fasilitas kesehatan bagi yang lahir di fasilitas kesehatan,
pada usia 2 bulan, usia 3 bulan dan usia 4 bulan.12 Vaksin polio oral lebih efektif
untuk pemberantasan poliomielitis karena virus yang dilemahkan akan
menutup replikasi virus sehingga virus lain tidak dapat menempel. Namun vaksin
OPV adalah virus yang dilemahkan yang dapat mengalami mutasi sebelum dapat
bereplikasi dalam usus dan dieksresikan keluar. Hal ini menimbulkan kerugian
VAPP disebabkan oleh strain virus polio yang berubah secara genetik saat
berada di saluran cerna yang berbeda dengan strain vaksin yang dilemahkan yang
berada di vaksin polio oral. VDPV adalah strain polio yang beubah secara genetik
dari strain yang beradaa dalam vaksin polio oral. Bentuk strain yang baru dapat
(circulating VDPV/cVDVP).19 Oleh karena itu, sejak April 2016, dunia sepakat
untuk tidan lagi menggunakan komponen tipe 2 dari OPV dan vaksin polio
Inactivated poliovirus vaccine (IPV) adalah vaksin yang berisi 3 tipe virus
polio liar inaktif. Vaksin yang disuntikkan akan memunculkan imunitas yang
dimediasi IgG dan mencegah terjadinya viremia serta melindungi motor neuron.
netralisasi yang tinggi.2 Vaksin ini diberikan pada anak usia 4 bulan bersamaan
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode Plan, Do,
Check, dan Action (PDCA) cycle didasari atas masalah yang akan dihadapi ke
3.1 Plan
concern (PHEIC)
b. Nilai 2 penting
2. Solusi
b. Nilai 2 mudah
c. Nilai 3 sangat mudah
3. Kemampuan merubah
b. Nilai 2 mudah
4. Biaya
a. Nilai 1 tinggi
b. Nilai 2 sedang
c. Nilai 3 rendah
dengan total paling tinggi sebagai rangking pertama dan menjadi prioritas masalah
Kriteria Masalah
1. Belum
optimalnya
sosialisasi
tentang
penyakit polio
pada calon
penumpang 3 2 3 3 54 I
penerbangan
Internasional
di Bandara
sultan syarif
kasim II
Pekanbaru
b. Belum
optimalnya
sosialisasi
tentang
penyakit
PHEIC kepada
calon
2 2 2 3 24 II
penumpang
keberangkatan
internasional
di Bandara
sultan syarif
kasim II
Pekanbaru
Berdasarkan perhitungan total skor masing-masing kriteria untuk setiap
dilakukan analisis penyebab masalah dari berbagai aspek yaitu material, market
dan method yang masih diperoleh melalui observasi serta wawancara. Adapun
Man Material
Terbatasnya jumlah petugas kesehatan yang belum adanya penyediaan media informasi
melaksanakan sosialisasi tentang penyakit tentang penyakit polio di bandara sultan
polio yang kembali mewabah syarif kasim II pekanbaru Belum
optimalnya
sosialisasi
tentang penyakit
polio pada calon
penumpang
penerbangan
Internasional di
Bandara sultan
syarif kasim II
Market Pekanbaru
Gambar 3.1 Diagram analisis tulang ikan Ishikawa (Ishikawa fishbone analysis)
3.1.5 Plan of action (PoA)
Selanjutnya setelah didapatkan analisis penyebab masalah, maka disusunlah beberapa plan of action untuk mendapatkan solusi
terbaik dalam pelaksanaan sosialisasi tentang penyakit polio pada calon penumpang pesawat keberangkatan internasional di bandara
Berikut ini adalah definisi dari beberapa istilah yang digunakan dalam
Pekanbaru.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.who.int/csr/don/24-september-2019-polio-outbreak-the-
philippines/en/.
https://www.who.int/westernpacific/emergencies/polio-outbreak-in-malaysia
12-2019-whounicef-support-malaysia-s-response-to-case-of-polio
indonesia/en/
Jakarta. 2018.
https://kemlu.go.id/manila/id/news/2544/peringatan-penyebaran-wabah-virus-
polio-di-filipina.
12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Mari jaga indonesia bebas polio.
http://origin.searo.who.int/entity/indonesia/topics/immunization/polio_advocac
y_folder_v3.pdf.
Available at https://www.kemkes.go.id/article/view/19122100001/kemenkes-
luncurkan-dokumen-penting-pencegah-penyebaran-penyakit-yang-meresahkan-
dunia.html
http://www.paho.org/immunization-toolkit/spanish/wp-
content/uploads/2017/05/Chapter17-Poliomyelitis.pdf
15. World Health Organization. Poliomyelitis. Global Programme for Vaccines and
diunduh di http://www.nicd.ac.za/wp-content/uploads/2017/03/Diseases-A-Z-
Poliomyelitis-FAQ_20170126_final.pdf.
17. Centers for Disease Control and Prevention. Diagnostic Methods. 2019.
Available at https://www.cdc.gov/polio/what-is-polio/lab-
testing/diagnostic.html
conditions/polio/diagnosis-treatment
https://www.who.int/immunization/diseases/poliomyelitis